13-Article Text-367-3-10-20200530

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

EKSISBANK Vol. 3 No.

2 Desember 2019

MANAJEMEN RISIKO REPUTASI


PERBANKAN SYARIAH
Dodi Eka Nugraha
Prodi Perbankan Syariah STIE Syariah Indonesia Purwakarta
Jln. Veteran no 150-152 Purwakarta 41118 Jawa Barat INDONESIA
dodiekanugraha15@gmail.com

Intisari— Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank syariah, baik
yang dapat dikuantiflkasikan maupun yang tidak, yang berpotensi memengaruhi posisi keuangan
bank Penerapan manajemen risiko, khususnya risiko reputasi bagi bank syariah, baik secara
individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling tidak mencaku
pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS, kebijakan, prosedur, dan penetapan limit,
dan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta SIM risiko. Risiko
ini timbul, antaralain karena adanya pemberitaan media dan rumor mengenai bank yang bersifat
negatif serta adanya strategi komunikasi bank yang kurang efektif. Publikasi negatif terhadap salah
satu bank islam akan mencemari reputasi bank islam lainya, meskipun bank islam lain tidak
terlibat dalam tindakan yang bertanggung jawab tersebut. Cara pengendalian risiko reputasi yang
terbaik adalah dengan melakukan program antisipasi/preventive action dan program pemeliharaan
reputasi. Risiko Reputasi adalah suatu risiko yang abstrak dan berbentuk intangible asset bagi
perusahaan. Penanganan risiko reputasi sebaiknya secara preventive karena biaya penyelesaian
risiko ini sangatlah besar dan akibatnya dapat merusak serta membunuh perusahaan.
Kata kunci— Risiko Reputasi, Risiko Inheren, Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum, dan Penerapan
Manajemen Risiko Bank Umum Syariah

Abstract— Inherent risk is the risk inherent in the business activities of islamic banks, both of which
can dikuantiflkasikan or not, which could potentially affect the financial position of the bank risk
management, particularly reputational risk for the islamic banks, either individually or for banks in
consolidation with the subsidiaries most involved the active supervision of the board of
commissioners, directors, and DPS, policies, procedures, and limits, and the process of
identification, measurement, monitoring, and control of the risk and SIM risk. The risk of this
arising, mostly because of the media coverage and rumors about the banks that are negative as well
as the communication strategy of the bank are less effective. The negative publicity against one of
the islamic banks would contaminate the reputation of the bank the islamic other, although islamic
banks other not to engage in responsible action. How to control reputation risk is best with the
anticipation/preventive action and maintenance program reputation. Reputation risk is a risk which
is abstract and shaped the intangible asset for the company. The handling of reputation risk should
be preventive because of the cost of the completion of this risk is large and as a result can damage
and kill the company.
Keywords— Reputation Risk, Inherent Risk, Implementation of Commercial Bank Risk Management, and
Implementation of Islamic Commercial Bank Risk Management.

I. PENDAHULUAN Reputasi dapat diakui sebagai risiko itu sendiri


Sebagai unit usaha yang bergerak di bidang jasa atau sebagai konsekuensi yang diakibatkan risiko
yang highly regulated maka kepercayaan nasabah lain (risiko kredit, risiko pasar, risiko liquiditas,
terhadap bank merupakan faktor fundamental yang risiko operasional, risiko hukum dan risiko
menentukan kesinambungan bisnis bank. strategik) atau keduanya. Risiko reputasi muncul
Kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut sangat sebagai akibat dari aktivitas operasional yang
tergantung persepsi nasabah terhadap citra dan memiliki konsekuensi operasional dan keuangan
reputasi bank. Dengan demikian salah satu risiko itu. Bagaimanapun, setiap risiko bisnis dan
yang dihadapi oleh perusahaan dan penting untuk prosesnya dapat mempengaruhi reputasi, namun
dikelola adalah risiko reputasi (reputation risk). risiko reputasi secara umum meliputi peluang dan
100
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
tantangan yang memiliki dimensi etis dan sosial Menurut regulasi, risiko reputasi adalah risiko
(emosional) lebih besar dibandingkan dengan hanya akibat menurunnya tingkat kepercayaan para
risiko keuangan dan operasional semata. pemangku kepentingan yang bersumber dari
Apabila risiko reputasi tidak dikelola dengan baik persepsi negatifterhadap bank syariah. Risiko ini
dan efektif, pada gilirannya akan berdampak luas timbul antara lain karena adanya pemberitaan
pada kinerja bisnis. Reputasi bank yang buruk akan media dan/atau rumor mengenai bank syariah yang
mendorong nasabah untuk beralih ke bank lain bersifat negatif, serta adanya strategi komunikasi
dengan reputasi yang lebih bersih. Dengan bank syariah yang kurang efektif.
demikian, ancaman terhadap reputasi, baik nyata Hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap
maupun persepsi, dapat menghancurkan nama baik reputasi antara lain manajemen, pemegang saham,
pelayanan yang disediakan, penerapan prinsip-
perusahaan yang telah dibangun bertahun-tahun.
prinsip syariah, dan publikasi. Apabila manajemen
Tidak berlebihan bila dikatakan risiko reputasi
dalam pandangan para pemangku kepentingan
adalah persoalan hidup dan mati bank. dinilai baik, risiko reputasi menjadi rendah.
Dengan dasar pemikiran diatas dan tekad Bank Begitupun perusahaan dimiliki oleh pemegang
untuk mengimplementasi- kan tata kelola saham yang kuat, maka risiko reputasi juga rendah.1
perusahaan yang sehat (good corporate Risiko reputasi menjadi tinggi ketika pelayanannya
governance) dan melaksanakan fungsi identifikasi, kurang baik. Penerapan prinsipprinsip syariah
pengukuran, pemantauan serta pengendalian risiko haruslah dilaksanakan secara konsekuen agar tidak
sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 timbul penilaian negatif terhadap penerapan sistem
tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan manajemen syariah yang dapat mengakibatkan timbulnya
Risiko Bagi Bank Umum termasuk didalamnya publikasi negatif sehingga akan menaikkan tingkat
manajemen risiko reputasi, maka disusunlah tulisan risiko reputasi. Oleh karena itu, seluruh bank
Manajemen Risiko Reputasi. Hal tersebut syariah harus mewaspadai hal-hal yang bisa
dimaksudkan agar aktivitas usaha Bank tidak menyebabkan turunnya reputasi antara lain:
menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan kesalahan manajemen. melanggar peraturan,
Bank atau yang dapat mengganggu kelangsungan melanggar fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN),
usaha Bank. Untuk itu maka Bank harus mengambil skandal keuangan, kurang kompeten. baik dalam
langkah-langkah persiapan pelaksanaan pengelola- pengelolaan maupun pelayanan, integritas yang
an risiko reputasinya. diragukan, dan performa keuangan yang kurang
baik.
II. TELAAH/KRITIK TERHADAP KONSEP
RISIKO INHEREN REPUTASI
A. PENGERTIAN RISIKO REPUTASI
Risiko Reputasi Reputasi suatu bank
(banking reputation) adalah kumpulan citra bank di
benak khalayak atau stakeholders. Reputasi
mencerminkan persepsi publik terkait mengenai
tindakan-tindakan suatu bank. Risiko reputasi
disebabkan adanya publikasi negatif yang
berhubungan dengan kegiatan bank atau persepsi
negatif terhadap suatu bank. Risiko reputasi suatu
bank syariah biasanya terjadi ketika nasabah merasa
kecewa kepada bank syariah lalu melakukan protes,
Gambar 1. Dasar Reputasi
baik secara langsung (kepada bank syariah tersebut)
maupun tidak langsung (lewat word-to-mouth dan Selain atribut tersebut, beberapa hal yang juga
media massa). Kejadian yang dapat mendatangkan dapat menjadi dasar reputasi, yaitu komunikasi,
risiko reputasi misalnya pelayanan bank syariah sikap profesional, kepercayaan publik, inovasi
yang tidak becus, marjin yang mencekik leher, produk, tanggung jawab sosial, kualitas layanan
pegawai yang berbusana seksi, pegawai yang tidak konsumen, responsif terhadap umpan balik publik
mengetahui akad-akad syariah dan sebagainya. sebagai dasar reputasi.2
Yang paling parah jika risiko reputasi itu muncul
karena pelanggaran aspek syariah. 1
Adriawan karim, 2004.
2
Firsan nova, 2011
101
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
Kegagalan manajemen risiko reputasi dapat Jangan sampai bank syariah cuek, buntutnya
menimbulkan penarikan besar-besaran dana pihak nasabah mengadu ke pihak lain bahkan hingga ke
ketiga, menimbulkan masalah likuiditas, ditutupnya media massa (Misalnya: lewat kolom Surat
bank oleh otoritas, dan bahkan bisa mengalami Pembaca). Karena pada dasarnya pengaduan yang
kebangkrutan. Oleh karena itu, tujuan utama tidak digubris akan seperti bom waktu, suatu saat
Manajemen Risiko Reputasi adalah untuk akan meledak atau seperti teori getok ular, mudah
mengantisipasi dan meminimalkan dampak menyebar. Kedua, Optimalisasi peran Public
kerugian dari risiko reputasi bank syariah. Risiko Relation (PR). Peran PR adalah untuk merancang
reputasi dalam bisnis dapat bersumber dari berbagai dan mengorganisir strategi komunikasi yang berisi
aktivitas bisnis bank syariah yang meliputi hal-hal pesan-pesan yang tepat untuk audience untuk
sebagai berikut. menjaga reputasi dan meminimalisir risiko reputasi.
1. Kejadian-kejadian yang telah merugikan Ketiga, Menjunjung tinggi kaidah syariah.
reputasi bank syariah, misalnya pemberitaan Penerapan kaidah syariah tidak hanya pada produk
negatif di media massa, pelanggaran etika dan layanan. Tetapi juga pada perilaku (attitude)
bisnis, dan keluhan nasabah. SDM bank syariah. Risiko reputasi tidak akan
2. Hal-hal lain yang dapat menyebabkan risiko hinggap ke bank syariah jika bank syariah
reputasi, misalnya kelemahan-kelemahan pada menerapkan prinsip Good Corporate Govenance
tata kelola, budaya perusahaan, dan praktik dengan serius. Prinsip-prinsip GCG adalah
bisnis bank syariah. keadilan, transparansi, akuntabilitas dan
Dalam jangka pendek, risiko reputasi responsibilitas. 3
memang tidak menimbulkan dampak langsung Penerapan GCG akan melengkapi prinsip
secara finansial. Tapi dalam jangka panjang akan kehati-hatian (prudential banking). Termasuk juga
sangat terasa. Pelan-pelan menghanyutkan. Derajat pemenuhan kaidah-kaidah syariah (sharia
yang sangat dihindari adalah ketika risiko reputasi principle) yang berorientasi pada fatwa-fatwa
mengikis tingkat kepercayaan nasabah. Karena Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu SDM
pada umumnya, bank termasuk industri yang bank syariah sebagai penggerak mesin bank syariah
memiliki sensitivitas tinggi terhadap kepercayaan juga harus memiliki profesionalisme dan integritas
publik atau masyarakat umum. Saking pentingnya, yang tinggi. SDM bank syariah harus melaksanakan
risiko reputasi juga dimasukkan dalam Peraturan budaya kerja dan kode etiknya (code of conduct).
Bank Indonesia (PBI) No.5 tahun 2003 tentang Dan yang utama , SDM syariah ikut
Penerapan manajemen risiko bagi bank umum. mengawal kesyariahan bank syariah dengan
Bahkan sebuah penelitian menyatakan 84% memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik di
responden setingkat presiden direktur industri bidang perbankan syariah. Terakhir langkah-
keuangan dalam lima tahun terakhir fokus pada langkah bank syariah untuk memitigasi risiko
pengelolaan risiko reputasinya. reputasi harus di back up dengan corporate
Seperti yang sudah digambarkan di awal, communication yang efektif. Reputasi bank syariah
Bank syariah memiliki risiko reputasi yang lebih dibangun juga oleh nilai-nilai keislaman. Jangan
berat bobotnya dibandingkan dengan bank sampai terjadi risiko reputasi pada bank syariah
konvensional. Karena masyarakat tidak hanya karena risiko reputasi itu tidak hanya akan
melihat pada aspek operasional tetapi juga spiritual. merobohkan image bank syariah tersebut tetapi juga
Apalagi umur industri perbankan syariah masih industri perbankan syariah. Oleh karena itu
muda, belum sampai dua dasawarsa. Ditambah lagi manajemen reputasi harus diterapkan bank syariah
pangsa pasarnya yang masih buncit di arena baik pada lembaganya maupun pada SDMnya.
perbankan nasional. Bahkan dengan size industri
yang masih kecil, reputasi negatif bisa berdampak B. Risiko Inheren
sistematik kepada industri keuangan syariah. Oleh Risiko inheren merupakan risiko yang melekat
karena itu bank syariah harus memiliki manajemen pada kegiatan bisnis bank syariah, baik yang dapat
reputasi yang baik. Mengelola Risiko Reputasi dikuantiflkasikan maupun yang tidak, yang
Pengelolaan risiko reputasi dalam bank syariah berpotensi memengaruhi posisi keuangan bank.
setidaknya ada tiga hal yakni; Pertama, Optimalkan
unit pengaduan nasabah. Setiap pengaduan nasabah
harus segera ditindak lanjuti. 3
Herman Darmawi,.Manajemen Perbankan, Bumi aksara,
2011
102
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
Pengaruh reputasi dari pemilik bank dan Bank syariah wajib menerapkan manajemen
perusahaan terkait, kredibilitas pemilik dan risiko melalui pengawasan aktif dewan komisaris,
perusahaan terkait serta kejadian reputasi pada direksi, dan DPS untuk risiko reputasi. Selain
pemilik dan perusahaanterkait. Pengaruh reputasi/ melaksanakan pengawasan aktif, bank syariah perlu
berita negatif dari pemilik bank dan atau juga menambahkan penerapan beberapa hal dalam
perusahaan terkait dengan bank syariah merupakan tiap aspek pengawasan aktif oleh dewan komisaris,
salah satu faktor yang dapat menyebabkan direksi, dan DPS, yang mencakup hal-hal sebagai
peningkatan risiko reputasi pada bank syariah. berikut.
Pelanggaran etika bisnis, pelanggaran etika a. Kewenangan dan tanggung jawab dewan
terlihat antara lain melalui hal-hal yaitu komisaris dan direksi
taransparansi informasi keuangan dan kerjasama 1) Dewan komisaris dan direksi harus
bisnis dengan para pemangku kepentingan lainnya. memberikan perhatian terhadap
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan apabila bank pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko
syariah melakukan pelanggaran terhadap etika/ reputasi oleh unit-unit terkait (corporate
norma-norma bisnis yang berlaku secara umum.4 secretary, humas, dan unit bisnis terkait).
Kompleksitas produk dan kerja sama bisnis bank 2) Dewan komisaris dan direksi harus
syariah, parameter atau indikator yang mempenga- berperilaku secara profesional dan menjaga
ruhinya adalah jumlah dan tingkat penggunaan etika bisnis sehingga dapat menjadi contoh
nasabah atas produk bank syariah yang kompleks. bagi seluruh elemen organisasi bank
Serta jumlah dan materialitas kerja sama bank syariah dalam upaya membangun dan
syariah dengan mitra bisnis. Produk yang kompleks menjaga reputasi.
dan kerja sama dengan mitra bisnis dapat terekspos 3) Direksi harus menetapkan satuan
pada risiko reputasi apabila terdapat kesalahan kerja/fungsi yang memiliki kewenangan
pahaman penggunaan produk/ jasa atau pemberita- dan tanggung jawab untuk memberikan
an negatif pada mitra bisnis, antara lain pada informasi kepada nasabah dan para
produk bancaassurance dan reksa dana. pemangku kepentingan bank terkait
Frekuensi memiliki parameter/indikator seperti dengan aktivitas bisnis bank dalam rangka
frekuensi dan materialitas permberitaan, jenis mengendalikan risiko reputasi.
media dan ruang lingkup pemberitaan. Frekuensi 4) Dewan Pengawas Syariah harus
dan jenis media dan materialitas pemberitaan melakukan evaluasi (review) atas
negatif bank syariah meliputi juga pengurus bank kebijakan manajemen risiko khususnya
syariah, yang diukur selama periode penilaian. aspek reputasi yang terkait dengan
Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah pemenuhan Prinsip Syariah.
memiliki parameter/indikator seperti frekuensi 5) Dewan Pengawas Syariah harus
keluhan nasabah dan materialitas keluhan nasabah. mengevaluasi pertanggungjawaban direksi
Keluhan nasabah diukur selama periode penilaian. atas pelaksanaan kebijakan manajemen
risiko khususnya evaluasi (review) atas
III. TELAAH/KRITIK TERHADAP KONSEP kebijakan manajemen risiko khusuan
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO aspek reputasi yang terkait dengan
A. Penerapan Manajemen Risiko pemenuhan Prinsip Syariah.
Penerapan manajemen risiko, khususnya risiko 6) Dewan Pengawas Syariah harus
reputasi bagi bank syariah, baik secara individual mengevaluasi pertanggungjawaban direksi
maupun bagi bank secara konsolidasi dengan atas pelaksanaan kebijakan manajemen
perusahaan anak paling tidak mencakup hal-hal risiko khususnya aspek reputasi yang
sebagai berikut. terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan yang terkait dengan pemenuhan Prinsip
DPS Syariah.
b. Sumber daya insani
Kecukupan SDI untuk risiko reputasi
mengacu pada cakupan penerapan manajemen
4
Veithzal Rival dan Rifki Ismal, Islamic Risk risiko secara umum.
Management for Islamic Bank. PT Gramedia Pustaka Utama.
2013.
c. Organisasi Manajemen Risiko Reputasi

103
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
1) Seluruh pegawai termasuk manajemen 2) Bank syariah harus memiliki dan
unit bisnis dan aktivitas pendukung bank melaksanakan kebijakan komunikasi yang
syariah harus menjadi bagian dari struktur tepat dalam rangka menghadapi
pelaksana manajemen risiko untuk risiko berita/publikasi yang bersifat negatif atau
reputasi, mengingat reputasi merupakan mencegah informasi yang cenderung
hasil dari seluruh aktivitas bisnis bank kontraproduktif, antara lain dengan cara
syariah. Peran manajemen unit bisnis menerapkan strategi penggunaan media yang
adalah mengidentifikasi risiko reputasi efektif untuk menghadapi berita negatif.
yang terjadi pada bisnis atau aktivitas unit 3) Bank syariah harus mempunyai protokol
tersebut dan sebagai front liner dalam khusus untuk pengelolaan reputasi pada saat
membangun dan mencegah risiko krisis sehingga dapat dengan cepat
reputasi, khususnya terkait hubungan mengantisipasi peningkatan risiko reputasi di
dengan nasabah. saat krisis. Penilaian atas faktor ini mencaku
2) Satuan kerja yang melaksanakan a) struktur manajemen krisis
manajemen risiko untuk risiko reputasi b) prosedur manual manajemen krisis.
seperti corporate secretary, humas, d. Limit
investor relation, antara lain bertanggung Limit risiko reputasi secara umum bukan
jawab yang mencakup hal-hal berikut. merupakan limit yang dapat dikuantiiikasi secara
a) Menjalankan fungsi kehumasan dan finansial. Sebagai contoh, limit waktu merespons
merespons pemberitaan negatif atau keluhan nasabah dan batasan waktu menunggu
kejadian lainnya yang memengaruhi dalam antrean untuk mendapat pelayanan.
reputasi bank syariah dan dapat
menyebabkan kerugian bank syariah. 3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
b) Mengomunikasikan informasi yang dan pengendalian risiko serta SIM risiko
dibutuhkan para pemangku Bank syariah perlu menambahkan penerapan
kepentingan: investor, nasabah, beberapa hal dalam melakukan penerapan
kreditur, asosiasi, dan masyarakat. manajemen risiko melalui proses identifikasi,
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
Bank syariah perlu menambahkan penerapan serta SIM risiko untuk risiko reputasi dalam tiap
beberapa hal dalam tiap aspek kebijakan, prosedur, proses dimaksud, sebagai berikut:
dan penetapan limit dalam melaksanakan kebijakan, a. Identifikasi dan pengukuran risiko reputasi
prosedur, dan penetapan limit untuk risiko reputasi 1) Bank syariah harus mencatat dan
yang mencakup hal-hal sebagai berikut. menatausahakan setiap kejadian yang terkait
a. Strategi manajemen risiko Penyusunan strategi dengan risiko reputasi termasuk jumlah
manajemen risiko untuk risiko reputasi mengacu potensi kerugian yang diakibatkan kejadian
pada cakupan penerapan secara umum dimaksud dalam suatu administrasi data.
khususnya tentang kebijakan, prosedur, dan Pencatatan dan penatausahaan data tersebut
penetapan limit. disusun dalam suatu data statistik yang
b. Tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dapat digunakan untuk memproyeksikan
dan toleransi risiko (risk tolerance). Penetapnn potensi kerugian pada suatu periode dan
tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi aktivitas tertentu bank syariah.
risiko untuk risiko reputasi mengacu pada 2) Bank syariah dapat menggunakan beberapa
cakupan penerapan secara umum. . sumber informasi untuk mengidentifikasi
c. Kebijakan dan prosedur dan mengukur dampak dari risiko reputasi
1) Bank syariah harus mempunyai kebijakan dan antara lain: pemberitaan media massa; situs
prosedur tertulis yang memenuhi prinsip- bank dan hasil analisis jejaring sosial;
prinsip transparansi dalam rangka pengaduan nasabah melalui layanan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah; dan kuesioner kepuasan nasabah.
nasabah dan para pemangku kepentingan b. Pemantauan risiko reputasi
lainnya untuk mengendalikan risiko reputasi. Pelaksanaan pemantauan untuk risiko reputasi
Kebijakan tersebut juga harus sejalan dengan mengacu pada cakupan penerapan secara umum.
peraturan perundang-undangan yang berlaku c. Pengendalian risiko reputasi
mengenai perlindungan kepada konsumen.
104
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
1) Bank syariah harus segera menindaklanjiti sistem elektronik termasuk pembahasan
dan mengatasi adanya keluhan nasabah dan dalam board/ management meeting.
gugatan hukum yang dapat meningkatkan 2) Bank syariah harus memiliki mekanisme
eksposur risiko reputasi. sistem peringatan dini untuk memberikan
2) Bank syariah harus mengembangkan sinyal kepada manajemen sehingga dapat
mekanisme yang andal dalam melakukan melakukan respons -respons dan mitigasi
tindakan pengendalian risiko reputasi yang yang dibutuhkan.
efektif. Secara umum, pengendalian risiko B. Akibat Terjadinya Risiko Reputasi
reputasi dapat dilakukan melalui dua hal, Risiko reputasi terjadi akibat menurunnya
yaitu sebagai berikut. tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang
a) Pencegahan terjadinya kejadian yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
menimbulkan risiko reputasi. yang Pemangku kepentingan bank meliputi nasabah,
secara umum dilakukan melalui debitur, investor, regulator, dan masyarakat umum,
serangkaian aktivitas sebagai berikut. meskipun belum menjadi nasabah bank. Hal-hal
1) Tanggung jawab sosial perusahaan yang berpengaruh pada reputasi bank adalah
(profit equalisation reserve-PER), manajemen, pelayanan, ketaatan pada aturan,
merupakan serangkaian aktivitas kompetensi, dan sebagainya.
yang dilakukan bank syariah untuk Risiko ini timbul, antaralain karena adanya
pemberdayaan masyarakat dalam pemberitaan media dan rumor mengenai bank yang
bentuk kegiatan ekonomi/sosial yang bersifat negatif serta adanya strategi komunikasi
diharapkan dapat membangun bank yang kurang efektif. Publikasi negatif
reputasi positif dari para pemangku terhadap salah satu bank islam akan mencemari
kepentingan terhadap bank syariah. reputasi bank islam lainya, meskipun bank islam
2) Komunikasi/edukasi secara rutin lain tidak terlibat dalam tindakan yang bertanggung
kepada para pemangku kepentingan jawab tersebut. Dampak dari publikasi negatif juga
dalam rangka membentuk reputasi berpengaruh terhadap keuntungan yang akan
positif dari para pemangku diperoleh, likuiditas, dan mempengaruhi harga
kepentingan. saham bank islam yang bersangkutan.
b) Pemulihan reputasi bank syariah setelah Penyebab munculnya risiko reputasi bisa dari
terjadi kejadian yang menimbulkan mana saja, namun yang terparah jika perusahaan
risiko reputasi, yaitu segala respons mengalami kasus hokum dan penyimpangan.
bank syariah untuk memulihkan Reputasi merupakan intangible assets, yang berasal
reputasi dan mencegah terjadinya
dari akumulasi tindakan, nilai-nilai dan kinerja
pemburukan reputasi bank syariah.
perusahaan secara bertahap dan dalam jangka
3) Mitigasi risiko reputasi maupun kejadian
waktu yang lama. Risiko ini mengalami ujian, dari
yang menimbulkan risiko reputasi dilakukan
dengan mempertimbangkan materialitas waktu ke waktu, dan dapat disebabkan oleh risiko
permasalahan dan biaya. Meskipun lain, yaitu: risiko hukum, risiko kredit, risiko pasar,
demikian, dapat saja risiko reputasi tersebut risiko likuiditas, risiko operasional, risiko stratejik,
diterima sepanjang masih sesuai dengan risiko kepatuhan. Dengan demikian, untuk
tingkat risiko yang akan diambil. mengendalikan dan menjaga risiko reputasi, harus
4) Tindakan pencegahan dan pemulihan risiko menerapkan dan menjaga risiko lainnya agar tidak
reputasi dalam rangka pengendalian risiko mengenai perusahaan.5
reputasi yang lebih besar pada masa depan,
yang telah dilakukan perlu diikuti dengan C. Faktor yang Mempersulit Reputasi Risiko
perbaikan pada kelemahan pengendalian dan Kesulitan dalam mengelola risiko reputasi
prosedur yang memicu terjadinya risiko disebabkan oleh empat faktor berikut:
reputasi. 1. Risiko reputasi dapat datang dari berbagai
d. Sistem infomasi Manajemen Risiko Reputasi sumber, baik dari dalam perusahaan maupun
1) Bank syariah harus memiliki prosedur supply chain yang lebih luas, sehingga
reguler dan mekanisme pelaporan risiko
reputasi/kejadian yang menimbulkan risiko
5
reputasi, baik secara tertulis maupun melalui Rahmani Timorita Yulianti, Manajemen Risiko
Perbankan Syari’ah. Jurnal Ekonomi Islam. Vol. III, No. 2.
2009.
105
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
membuat risiko ini sulit untuk dipantau dan Motivasi pekerja. Salah satu pendorong
dicari penyebabnya; motivasi pekerja adalah reputasi perusahaan.
2. Sulitnya mendefinisikan dan mengkategorikan Reputasi perusahaan yang baik dapat
risiko reputasi. Risiko reputasi memiliki menumbuhkan rasa bangga dan mendorong pekerja
keunikan tersendiri, dimana risiko ini tidak untuk memiliki etos kerja yang lebih baik.
berdiri sendiri, melainkan merupakan efek dari Pentingnya reputasi menuntut organisasi untuk
kejadian-kejadian operasional bisnis. Hal ini dapat membangun dan mempertahankan reputasi
menyebabkan perusahaankesulitan untuk yang baik. Menurut Louisot J.P. dan Rayner J.
merancang dan mengambil tindakan lanjut Reputasi mencakup persepsi dari stakeholders
terhadap risiko; mengenai seluruh aspek organisasi. Mereka
3. Panduan dan masukan mengenai cara mengajukan sebuah teori sederhana mengenai
pengelolaan risiko reputasi masih relatif bagaimana cara membentuk reputasi yang baik.
langka; Teori tersebut menyatakan bahwa reputasi yang
4. Risiko reputasi sulit untuk diukur. Hal ini baik dapatdiperoleh organisasi apabila organisasi
disebabkan reputasi merupakan aset tak tersebut berhasil memenuhi atau melebihi
berwujud yang mempengaruhi pencapaian ekspektasi stakeholdersnya, sedangkan reputasi
tujuan perusahaan secara langsung, tetapi yang buruk akan diperoleh organisasi apabila
melalui transmisi tertentu. mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi
stakeholders.6
D. Faktor yang Dipengaruhi Risiko Reputasi
Reputasi merupakan aset penting bagi perusahaan E. Cara Pengendalian Risiko Reputasi
karena reputasi dapat mempengaruhi: Cara pengendalian risiko reputasi yang terbaik
1. Pertimbangan shareholders dalam membeli, adalah dengan melakukan program
menjual, dan menahan saham perusahaan. antisipasi/preventive action dan program
Reputasi juga akan dijadikan dasar pemeliharaan reputasi. Risiko Reputasi adalah
pertimbangan dalam menentukan nilai yang suatu risiko yang abstrak dan berbentuk intangible
wajar untuk harga saham perusahaan; asset bagi perusahaan. Penanganan risiko reputasi
2. Keinginan konsumen untuk membeli produk sebaiknya secara preventive karena biaya
atau jasa dari organisasi. Hal ini nantinya akan penyelesaian risiko ini sangatlah besar dan
mempengaruhi pangsa pasar dan bargaining akibatnya dapat merusak serta membunuh
power perusahaan yang nantinya akan perusahaan. Contoh tanda-tanda reputasi yang telah
mempengaruhi profitabilitas perusahaan; terkena adalah apabila nama perusahaan yang
3. Keinginan supplier untuk membangun tercemar telah dimuat di sebuah headline surat
partnership. Reputasi menggambarkan kabar atau media masa lainnya. Sebelum risiko
kredibilitas perusahaan. Reputasi yang baik terjadi secara keseluruhan dan bersamaan,
dapat membuka peluang bisnis baru bagi perusahaan perlu melakukan suatu analisis simulasi
perusahaan, melalui datangnya pihak-pihak dengan metode what if analysis.
yang menawarkan kejasama; Bila parameter yang dominan mempengaruhi
4. Pertimbangan kompetitor untuk masuk ke terjadinya risiko, maka dibuat suatu analisis dengan
pasar. Kedatangan kompetitor seringkali metode stress test. Risiko dihitung berdasarkan
membawa tekananterhadap profitabilitas kerugian yang akan ditimbulkannya, apakah akan
perusahaan. Reputasi perusahaan yang kuat menggerogoti cadangan pembentukan risiko kredit,
dapat menimbulkan keengganan bagi pasar dan operasional, ataukah sampai
kompetitor untuk masuk kedalam industri; menghapuskan keuntungan dan yang paling parah
5. Biaya modal. Reputasi akan mempengaruhi adalah bila dampak risiko telah mengurangi modal
kemudahan perusahaan dalam memperoleh hingga menghabiskan modal perusahaan. Hal ini
dana baru untuk menjalankan atau disebut dengan timbulnya unex pectedrisk, yang
mengembangkan operasi usaha; antara lain disebabkan karena cara strophicrisk
6. Perekrutan individu yang memiliki potensi. sehingga perusahaan gagal. Tidak jarang
Reputasiyang baik dapat menumbuhkan
keinginan individu-individu unggul untuk 6
Ikatan Bankir Indonesia, Manajemen Risiko 1. PT
berkarya di perusahan tersebut; Gramedia Pustaka Utama. 2012

106
EKSISBANK Vol. 3 No. 2 Desember 2019
perusahaan yang demikian dinyatakan berstatus antisipasi/preventive action dan program
bank cruptcy. pemeliharaan reputasi.

IV. KESIMPULAN REFERENSI


Risiko Reputasi adalah risiko akibat [1] Darmawi, Herman,.Manajemen Perbankan,
menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang Bumi aksara, Jakarta. 2011
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. [2] Wahyudi, Imam, Manajemen Risiko Bank
Risiko reputasi juga dimasukkan dalam Peraturan Islam. Salemba Empat.Jakarta 2013.
Bank Indonesia (PBI) No. 5 tahun 2003 tentang [3] Hardanto, Manajemen Risiko Bagi Bank
penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Pada Umum. Jakarta. PT Elex Media Komputindo
dasarnya bisnis yang dilakukan oleh bank Islam 2006.
adalah bisnis kepercayaan. Sebagai lembaga yang [4] Rival, Veithzal dan Rifki Ismal, Islamic Risk
mengelola dana masyarakat, bank harus bisa Management for Islamic Bank. Jakarta. PT
mengelola resiko yang dihadapinya dengan baik. Gramedia Pustaka Utama 2013.
Bank perlu menerapkan strategi manajemen resiko [5] Yulianti, Rahmani Timorita, Manajemen
yang andal dalam menghadapi seluruh resiko agar Risiko Perbankan Syari’ah. Jurnal Ekonomi
tidak mengalami kegagalan. Dalam memegang Islam. Vol. III, No. 2. 2009.
amanah dana masyarakat, bank Islam harus mampu [6] Ikatan Bankir Indonesia, Manajemen Risiko 1.
meyakinkan nasabah bahwa dana yang telah Jakarta Pusat. PT Gramedia Pustaka Utama.
dititipkan atau diinvestasikan akan dikelola dengan 2012.
baik. Apabila tidak mampu mengelola resiko yang
dihadapinya, bank berpotensi mengalami kerugian.
Kerugian ini akan berdampak pada tergerusnya
modal bank, kemampuan bank memberikan imbal
hasil investasi, dan bahkan berpotensi tidak mampu
mengembalikan dana nasabah. Pengawasan Praktik
Manajemen Risiko Berdasarkan PBI Nomer
13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen
Resiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah. Terdapat sepuluh jenis risiko yang
dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
hukum, risiko reputasi, risiko strategis, risiko
kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko investasi.
Delapan risiko pertama merupakan risiko umum
yang juga dihadapi oleh bank konvensional.
Sedangkan dua risiko terakhir merupakan risiko
unik yang khusus dihadapi oleh bank Islam
Dalam penerapan manajemen risiko, khususnya
risiko reputasi bagi bank syariah, baik secara
individual maupun bagi bank secara konsolidasi
dengan perusahaan anak paling tidak mencakup
hal-hal sebagai berikut yaitu
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan
DPS,
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
dan pengendalian risiko serta SIM risiko
Risiko reputasi terjadi akibat menurunnya tingkat
kepercayaan pemangku kepentingan yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
Adapun cara pengendalian risiko reputasi yang
terbaik adalah dengan melakukan program
107

Anda mungkin juga menyukai