91 B 7 CF 23
91 B 7 CF 23
TUGAS AKHIR
Oleh
TERRY FERNANDO ROY
NIM: 1516035
TUGAS AKHIR
Oleh
TERRY FERNANDO ROY
NIM: 1516035
Oleh
Terry Fernando Roy
NIM: 1516035
(Program Studi Teknik Kimia Polimer)
Plastik sintetis seperti polipropilena, polietilena, dan akrilonitril butadiena stiren sangat
sering digunakan pada kompenen otomotif baik dalam produk OEM ataupun after
market. Penggunaan plastik dalam berbagai komponen otomotif berbasis plastik perlu
memiliki sifat/karakteristik yang cocok dengan fungsi dari komponen. Pemilihan jenis
plastik daur ulang dan virgin sebagai bahan baku pembuat sheet plastik tentu
merupakan faktor yang diperhitungkan karena berpengaruh terhadap kualitas produk.
Penelitian ini dilakukan dengan mengkarakterisasi berupa uji mekanik dan uji gugus
fungsi yang dilakukan untuk mengetahui karakterisasi plastik PP, HDPE, ABS daur
ulang dan menganalisis senyawa-senyawa yang terkandung dalam plastik tersebut.
Hasil dari analisis data pengujian ditemukan perbedaan puncak serapan gelombang
pada sheet plastik daur ulang dan perbedaan nilai modulus dan elastis dan elongasi
yang disebabkan oleh perubahan lingkungan akibat pemanasan berulang. Analisis
terhadap karakteristik plastik dilakukan dengan uji tarik, elongasi, modulus elastis yang
mengacu pada American Society for Testing and Materials (ASTM D 638) dan uji
gugus fungsi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR).
ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Fitria Ika Aryanti, S.T., M.Eng Dr. Ir. Lintong Sopandi. H, M.Sc
NIP. 198505112014022001 NIP. 195803221986031002
iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI SEMINAR TUGAS
AKHIR
iv
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI SIDANG TUGAS
AKHIR
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Polimer, Politeknik STMI Jakarta,
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia:
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat dengan judul
KARAKTERISASI PLASTIK (HDPE, ABS, PP) UNTUK APLIKASI KOMPONEN
OTOMOTIF PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR:
Dibuat dan diselesaikan sendiri dengan menggunakan literatur hasil kuliah, survei
lapangan, bimbingan dengan dosen pembimbing dan pembimbing penelitian, melalui
tanya jawab maupun asistensi serta buku-buku jurnal acuan yang tertera dalam
referensi pada tugas akhir ini.
Bukan merupakan duplikasi yang sudah dipublikasikan atau yang pernah dipakai
untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas/Perguruan Tinggi lain, kecuali pada
bagian-bagian tertentu digunakan referensi pendukung untuk melengkapi informasi
dan sumber informasi dengan dicantumkan melalui referensi yang semestinya.
Bukan merupakan karya tulis terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan yang
tertera dalam referensi pada tugas akhir ini.
Jika terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah saya nyatakan seperti apa yang diatas,
maka tugas akhir saya ini dibatalkan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“KARAKTERISASI PLASTIK (HDPE, ABS, PP) UNTUK APLIKASI KOMPONEN
OTOMOTIF PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR”. Penyusunan laporan ini
merupakan salah satu syarat penyelesaian akademik Program Studi Teknik Kimia
Polimer, Politeknik STMI Jakarta. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK), Kementerian Perindustrian
R.I, Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei
2020. Pada kesempatan ini penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan mendukung selama pelaksanaan
dan penyusunan laporan ini terutama kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya.
2. Dr. Mustofa, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik STMI Jakarta.
3. Fitria Ika Aryanti, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia
Polimer Politeknik STMI Jakarta.
4. Dr. Ir. Lintong Sopandi Hutahaean, M.Sc., selaku dosen pembimbing penelitian di
Politeknik STMI Jakarta
5. Dosen-dosen STMI yang telah membimbing dan memberikan ilmumnya.
6. Sci-hub, selaku media untuk mengakses jurnal dengan gratis.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari keterbatasan dan kemampuan dalam menyusun laporan ini.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
sehingga berguna bagi penyusun untuk menyempurnakan Laporan Tugas Akhir.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta,
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI SEMINAR TUGAS AKHIR ............. iv
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI SIDANG TUGAS AKHIR ................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
viii
III.3.1 Variabel Tetap .................................................................................... 19
III.3.2 Varianel Bebas .................................................................................... 19
III.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 20
III.4.1 Proses Pembuatan Lembaran Plastik .................................................. 21
III.4.1.2 Cutting ........................................................................................ 21
III.4.1.2 Preparasi Sampel ........................................................................ 21
III.4.1.3 Uji Gugus Fungsi ....................................................................... 21
III.4.1.4 Pengujian Sifat Mekanik ............................................................ 21
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Lembar Bimbingan Tugas Akhir....................................................... 29
LAMPIRAN B Lembar Surat Bimbingan Dosen ....................................................... 30
LAMPIRAN C Catatan Analisis Uji Mekanik ........................................................... 31
LAMPIRAN D Hasil FTIR ......................................................................................... 37
LAMPIRAN E Hasil UTM ......................................................................................... 39
LAMPIRAN F Foto Sheet Plastik .............................................................................. 41
LAMPIRAN G SOP Penggunaan Alat ....................................................................... 42
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Struktur dari Polipropilena ..................................................................... 4
Gambar II. 2 Struktur Rantai Zig-zag Planar Tiga Dimensi PP.................................... 6
Gambar II. 3 Struktur Molekul ABS ............................................................................ 9
Gambar II. 4 Klasifikasi Plastik Daur Ulang ............................................................. 11
Gambar II. 5 Prinsip kerja FTIR ................................................................................. 13
Gambar II. 6 Kurva Tegangan – Regangan ................................................................ 16
Gambar II. 7 Bentuk Spesimen Tipe I, II, III ............................................................. 17
Gambar III. 1 Skema Prosedur Penelitian ..................................................................20
Gambar IV. 1 Spektrum FTIR Sheet PP PT. Laksana Tekhnik Makmur …………...22
Gambar IV. 2 Spektrum FTIR Sheet HDPE PT. Laksana Tekhnik Makmur ............. 23
Gambar IV. 3 Spektrum FTIR Sheet ABS PT. Laksana Tekhnik Makmur ................ 24
xi
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Sifat Mekanik dan Termal Polipropilena .................................................... 5
Tabel II. 2 Sifat Isotaktik Homo-polipropilen............................................................... 6
Tabel II. 3 Sifat Polimer Polietilena.............................................................................. 8
Tabel II. 4 Sifat Mekanik dan Termal Polipropilena .................................................. 10
Tabel II. 5 Ikatan dan adsorpsi inframerah ................................................................. 14
Tabel II. 6 Dimensi Spesimen untuk Berbagai Ketebalan .......................................... 17
Tabel III. 1 Matriks Penelitian Variasi plastik dan Grade ..........................................19
Tabel IV. 1 Referensi Gugus Fungsi PP Murni …………………………………….22
Tabel IV. 2 Referensi Gugus Fungsi HDPE Murni .................................................... 23
Tabel IV. 3 Referensi Gugus Fungsi ABS .................................................................. 24
Tabel IV. 4 Hasil Uji Mekanik sheet HDPE, PP, dan ABS ........................................ 25
xii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan industi otomotif di Indonesia bartambah setiap tahunnya. Data
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat 851.430
unit mobil terjual pada 2018, naik 10,85 % dibanding 2017 (786.120 unit),
sedangankan menurut BPS pada tahun 2017-2018 jumlah kendaraan bermotor
bertambah 10,06 % (BPS, 2019). Produktivitas dan daya saing industri otomotif perlu
sejalan dengan pengembangan industri komponen, hal ini disebabkan produk industri
alat-alat kendaraan bermotor merupakan bagian dari rantai pasok bagi original
equipment manufacturer (OEM) ataupun komponen aftermarket yang memiliki pangsa
pasar sangat luas baik domestik maupun ekspor.
Komponen industri otomotif yang diproduksi secara umum dikatagorikan menjadi dua
jenis sesuai dengan standarisasi teknis dari pemegang merek yaitu komponen Original
Equipment Manufacturer (komponen yang digunakan untuk industri perakitan) dan
komponen after market (komponen yang digunakan untuk perbaikan). Komponen
aftermarket menjadi alternatif penggunaan OEM, kompenen ini diproduksi oleh
perusahaan selain pabrikan asli tetapi dibuat agar sesuai dan berfungsi sebaik aslinya
(Dorbican, 2013).
Penggunaan plastik dalam berbagai komponen otomotif berbasis plastik perlu memiliki
sifat/karakteristik yang cocok dengan fungsi dari komponen. Penggunaan plastik daur
ulang pada industri polimer akan mempengaruhi kekuatan dan kualitas produk
dibanding dengan menggunakan plastik virgin. Penggunaan plastik poplipropilena
yang telah megalami proses daur ulang akan menurunkan nilai kualitasnya dibanding
dengan polipropilena murni (Hiung dan Juwiano, 2010). Sedangkan menurut Scafarro
dkk. (2012), kualitas plastik ABS daur ulang ditentukan oleh banyak proses daur ulang
yang dialami oleh plastik tesebut, semakin banyak jumlah proses daur ulang, akan
menurunkan sifat plastik ABS terutama sifat mekanik setiap bertambahnya jumlah
proses daur ulang.
1
Pengunaan plastik daur ulang merupakan salah satu hal yang harus upayakan dalam
rangka meningkatkan sustainbilitas dan menekan biaya, akan tetapi penting untuk
menganalisis secara ilmiah tetang karakteristiknya. Hal ini disebabkan karena plastik
daur ulang yang dipakai mungkin saja sudah tercampur dengan senyawa-senyawa lain
atau mengalami perubahan sifat yang dapat mengurangi kualitas produk. Hal tersebut
yang kemudian menjadi dasar pertimbangan penelitian sheet plastik daur ulang PT.
Laksana Tekhnik Makmur. Hasil karakterisasi dapat menjadi informasi baru sebagai
acuan dalam mempelajari/memahami fenomena terkait pengaruh proses, komposisi,
interaksi terhadapt sifat bahan yang dihasilkan.
2
I.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik berbagai plastik melalui uji mekanik dan uji gugus fungsi.
2. Optimalisasi penggunaan bahan daur ulang sebagai bahan baku pembuatan
komponen otomotif.
3. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk memilih jenis
dan grade plastik (daur ulang atau virgin) yang sesuai dengan permintaan pasar /
kostumer dari PT. Laksana Tekhnik Makmur.
3
Bab II Tinjauan Pustaka
Polimer adalah suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan
ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak;
mer = bagian). Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang
kecil (monomer), saling berikatan dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling
berikatan membentuk suatu polimer terkadang sama atau berbeda. Sifat-sifat polimer
berbeda dari satu sama lain bergantung pada karakter monomer-monomer yang
menyusunnya. Saat ini polimer sintetis sangat banyak digunakan di industri kompenen
otomotif karena karakteristiknya dan harganya yang terjangkau murah di antaranya
polipropilena, polietilena, polivinil klorida, akrilonitril butadiena stiren, dll.
II.1 Polipropilena
Polipropilena disusun oleh monomer-monomer yang merupakan senyawa dengan
struktur (CH2 = CH-CH3) seperti gambar II.1. Polipropilena dibagi menjadi tiga
bedasarkan letak atom karbon dan gugus metil dalam rantai molekul yaitu isotaktik,
atatik, dan sindiotatik. Sifat-sifat kekuatan polipropilena dipengaruhi oleh berat
molekul dan kristalinitas.
Polipropilena yang hanya mengandung monomer propilena dalam bentuk padat semi-
kristal; yang disebut homo-polimer PP (HPP). Kedua, polipropilen yang mengandung
etilen sebagai ko-monomer dalam rantai PP dalam kisaran 1-8% dan ini disebut sebagai
random copolymer (RCP). Ketiga, HPP yang mengandung RCP co-mixed yang
memiliki kandungan etilen 45-65% disebut sebagai impact copolymer (ICP).
Polipropilen dengan jenis homopolimer dan kompolimer mempunyai perbedaan nilai
sifat yang tidak terlalu signifikan seperti yang tertera pada tabel II.1. Secara umum,
4
polimer yang terdiri dari monomer identik disebut homo-polimer di mana senyawa
polimer dengan lebih dari satu jenis monomer dalam rantainya dikenal sebagai ko-
polimer (Maddah, 2016).
5
Tabel II. 2 Sifat Isotaktik Homo-polipropilen (Sumber: Hismah, 2016)
Sifat Satuan Nilai
Density g/cm3 0,91-0,94
Tensile strength Psi 3200-5000
Water absroption, 24hr % 0,01
Elongation % 3-700
Softening point, Tg C 140-150
Melting point, Tm C 160-166
Specific volume cm3/lb 30,4-30,8
6
II.1.3 Polipropilena dalam Industri Otomotif
Dalam industri otomotif PP sangat sering diaplikasikan sebagai bahan pembuat
bumpers, chemical tanks, cable insulation, battery boxes, Petrol cans, indoor and
outdoor carpets fibers (Patel dkk, 2015). Hal ini disebakan karena ketahanan kimia
terhadap asam, alkohol dan basa, ketahanan yang baik terhadap aldehida, ester,
hidrokarbon alifatik, keton. Akan tetapi PP tidak tahan terhadap hidrokarbon aromatik
dan zat pengoksidasi. Polipropilena memiliki struktur kristal dengan tingkat kekakuan
yang tinggi dan titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan termoplastik komersial
lainnya.
II.2 Polietilena
Polietilena adalah bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih yang
mempunyai titik leleh bervariasi antara 110-137C. Umumnya polietilen bersifat
resisten terhadap zat kimia. Pada suhu kamar, polietilena tidak larut dalam pelarut
organik dan anorganik. Polietilena adalah polimer yang termasuk golongan polyolefin,
dengan berat molekul rata-rata (Mw) = 50.000-30.000. (Curlee, 1991)
Sifat-sifat dari polietilena sangat dipengaruhi oleh struktur rantai dan kerapatannya.
LLDPE (Liniear Low Density Polietilene) merupakan suatu jenis polietilena yang
paling prospektif karena kemudahan proses pembuatan dapat diproduksi dalam
berbagai pembuatan yaitu proses polimerisasi menggunakan berbagai jenis katalis
Zigler Natta. (Mark, 1970).
7
b) Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene / HDPE)
c) Polietilena ''cross-linked'' (Cross-linked polyethylene / PEX atau XLPE)
d) Polietilena berdensitas menengah (Medium density polyethylene / MDPE)
e) Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene / LDPE)
f) Polietilena linier berdensitas rendah (Linear low density polyethylene / LLDPE)
g) Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene / VLDPE)
8
II.3 Akrilonitril Butadiena Stiren
Akrilonitril butadiena stiren atau yang disingkat ABS adalah sejenis kopolimer yang
tersusun dari beberapa monomer pembentuk. ABS berasal dari akronitril, butadiene,
dan stirena seperti pada gambar II.3. Akronitril adalah monomer sintesis yang bersifat
stabil terhadap panas, tahan terhadap bahan kimia dan memiliki kekuatan tinggi.
Butadiene mempunyai sifat ketahanan pukul dan sifat kekerasan (toughness),
sedangkan stirena yaitu bersifat kaku (rigidity) dan mudah untuk diproses.
Pada saat ini plastik ABS adalah salah satu polimer dengan sifat kekuatan dan
kegetasan yang tinggi. Akan tetapi ABS masih memiliki kelemahan diantaranya
kekuatan dielektrik rendah, terbatasnya ketahanan terhadap pelapukan, tidak tahan
gesekan, dan lapisannya mudah terkikis. ABS rentan sinar UV karena akan
menyebabkan ABS sangat rapuh jika dibiarkan terkena sinar UV, hal ini dapat diatasi
dengan penambahan bahan aditif ataupun dengan pelapisan terhadap tahan terhadap
sinar UV, dan apabila terpapar cairan seperti minyak, senyawa alkali dan garam maka
ABS akan menghasilkan jaringan retak halus di permukaan (Scarffo dkk, 2012).
9
II.3.1 Siat-Sifat Akrilonitril Butadiena Stiren
Akrilonitril Butadiena Stiren adalah termoplastik yang memiliki sifat kegetasan dan
kekuatan yang tinggi. Tabel II. 4 menunjukan sifat mekanik dari ABS. Monomor-
monomer penyus ABS memberikan karakter sifat pada ABS. Stiren memberikan
permukaan plastik yang mengkilap dan kedap air. Butadiena, zat karet, memberikan
ketahanan bahkan pada suhu rendah. Berbagai modifikasi dapat dilakukan untuk
meningkatkan ketahanan benturan, ketangguhan, tahan panas, cuaca dan beberapa
ketahanan bahan kimia. Pada industi otomotif, ABS sering diaplikasikan sebagai bahan
dasar bagian bodi otomotif, dashboard, cover ban dan pelapis (Szeteiova, 2010).
Elongation at Break 10 - 50 %
10
II.4 Daur Ulang
Daur ulang adalah proses yang sangat diperhatikan di industri polimer, karena sebagian
besar waste dari hasil produksi atau produk NG (Not Good) dapat didaur ulang. Untuk
mendaur ulang tentu hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan waste atau
material yang ingin didaur ulang dan mengorganisir waste berdasarkan spesifikasinya.
Lembaga plastik dunia memberi ketetapan untuk mempermudah proses daur ulang
dengan mengkatagorikan beberapa jenis waste berdasarakan bahan penyusunnya pada
gambar II. 4.
11
Pada umumnya pada industri kompenen otomotif yang menggunakan injection
molding dan ekstruder akan menghasilkan produk NG ataupun waste, sehingga
dilakukan proses daur ulang. Proses daur ulang melibatkan proses resizing dengan
ukuran pelet hasil daur ulang panjangnya kurang dari 2 cm tergantung dengan tipe
injection dan ekstruder yang digunakan. Pada proses resizing, alat yang biasa
digunakan adalah crusher dengan beragam tipe. Setelah material telah dibentuk sesuai
ukuran kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan, proses ini terjadi di ekstruder
atau injection molding.
Jika menggambar persen absorbansi atau persen transmitansi versus frekuensi maka
akan dihasilkan spektrum inframerah. Spektrum inframerah dibedakan menjadi tiga
daerah yaitu inframerah jauh, inframerah tengah dan inframerah dekat. Fourier
12
Transform Infrared (FTIR) merupakan salah satu teknik identifikasi gugus fungsi, baik
untuk senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Identifikasi setiap absorbsi ikatan yang khas dari setiap gugus fungsi merupakan basis
dari interpretasi spektrum inframerah. Beberapa daerah serapan yang khas dapat dilihat
pada Tabel II.4. Puncak-puncak FTIR untuk PP murni (referensi) mempunyai puncak
vibrasi valensi CH3-CH2 (2957,5 cm-1), puncak vibrasi deformasi CH2 (1452,1 cm-1),
puncak vibrasi deformasi CH3 (1376,5 cm-1), serta lima buah puncak karakteristik PP.
13
Tabel II. 5 Ikatan dan adsorpsi inframerah (Pavia dkk, 2009)
Bilangan Gelombang
Jenis Ikatan Golongan
(cm-1)
Alkana 3000-2850
−CH3− 1450 dan 1375
−CH2− 1465
C−H Alkena 3100-3000
Aromatik 3150-3050
Alkalin 3300
Aldehid 2900-2700
C−C AlkanaZ Tidak terinterpretatif
Alkena 1680-1600
C=C Aromatik 1600 dan 1475
C≡C Alkuna 2250-2100
C=O Aldehid 1740-1720
Keton 1725-1705
Asam Karboksilat 1725-1700
Ester 1750-1730
C=O Amida 1680-1630
Anhidrida 1810 dan 1760
Asam Klorida 1800
Alkohol, Eter, Ester,
C−O Asam 1300-1000
Karboksilat,Anhidida
Alkohol, Fenol 3650-3600
O−H Asam Karboksilat 3400-2400
Amina Amida primer 3500-3100
N−H Amina Amida sekunder 1640-1550
C−N Amina 1350-1000
Nitril 2260-2240
Alkena, Isosianat,
X=C=Y 2270-1940
Isotiosianat
N=O Nitro (R-NO2) 1550 dan 1350
S−H Merkaptan 2550
Sulfoksida 1050
Sulfonat, Sulfonil
S=O 1375-1300 dan 1350-
Klorida, Sulfat,
1140
Sulfoamida
Florida 1400-1000
C−X Klorida 785-540
Bromida, Iodida <667
14
II.6 Uji Mekanik
Sifat mekanik merupakan salah satu karakteristik material yang dapat menentukan kualitas
dari material yang berhubungan dengan sifat elastis dan plastis material terhadap
pembebanan yang diberikan. Sifat mekanik terdiri dari kekuatan, kekakuan, keuletan, dll.
Pengujian sifat mekanik dari material dapat menggunakan Universal Testing Machine
(UTM). Beberapa jenis pengujian di antaranya menguji tegangan tarik dan kekuatan
tekan suatu bahan. Prinsip kerja dari UTM yakni uji Tarik dan uji tekan, namun prinsip
kerja keduanya berbeda kalau uji tarik yaitu dengan memasukan bahan material seperti
bahan plastik kedalam mesin untuk kemudian ditarik oleh mesin, setelah ditarik bahan
plastik tersebut akan putus. Pada penggujian jenis polimer UTM akan mendapatkan
nilai pengujian di antaranya: kuat tarik, elongasi, modulus elastis. Prinsip kerja uji
tekan yaitu dengan memasukan bahan material seperti bahan baja kedalam mesin untuk
kemudian ditekan oleh mesin, setelah ditekan bahan baja tersebut akan hancur, lalu kita
akan mendapatkan parameter baik uji tarik maupun uji tekan yang lengkap yaitu berupa
kurva untuk dapat dianalisis.
15
Regangan spesimen dihitung dengan persamaan:
Δl 𝑙𝑓−𝑙𝑜
ε= =
l0 l0
keterangan:
ε = regangan (%)
Δl = pertambahan panjang spesimen (mm)
l0 = panjang awal spesimen (mm)
lf = panjang akhir spesimen (mm)
Spesimen yang dibuat untuk menguji kuat tarik dengan ketebalan di atas 1,00 mm
menggunakan standar ASTM D 638. Pada ASTM D 638 terdapat beberapa tipe
spesimen yang digunakan. Untuk sampel dengan ketebalan di bawah 7,00 mm dapat
menggunakan spesimen tipe I dan II, sedangkan untuk ketebalan sampel dengan rentan
7,00 – 14,00 mm dapat menggunakan spesimen tipe III, sedangkan tipe IV digunakan
untuk plastic non-rigid dengan ketebalan di bawah 4,00 mm seperti yang dijelaskan
pada tabel II.6 dan gambar II.7:
16
Tabel II. 6 Dimensi Spesimen untuk Berbagai Ketebalan (Sumber: ASTM D 638)
Dimensi 1,00 – 7,00 7,00 – 14,00 Di bawah 7,00
(mm) (mm) (mm)
Tipe 1 Tipe II Tipe III Tipe IV
W-Width of narrow 13 6 19 6
section
L–Length of narrow 57 57 57 33
section
WO-Width overall
LO-Length overall 165 183 249 115
G-Gage length 50 19 29 -
G-Gage length - - - 25
D-Distance between grips 115 125 115 65
R-Radius of fillet 76 76 76 14
RO-Outer radius - - - 25
Gambar II. 7 Bentuk Spesimen Tipe I, II, III (Sumber: ASTM D 638)
17
regangan akan kembali ke keadaan semula. Deformasi elastis ini disebabkan terjadinya
tekukan (bending) dan tarikan (stretching) pada ikatan kovalen sepanjang rantai
polimer. Kemiringan kurva pada daerah O-A’ dapat digunakan untuk menentukan
modulus elastisitas suatu bahan polimer, seperti dinyatakan persamaan :
𝐸=
ε
keterangan:
E = modulus elastisitas
σ = tegangan
ε = regangan
Selanjutnya pada titik A’ (yield point) terjadi kenaikan defleksi tanpa adanya kenaikan
beban. Untuk bahan polimer yang bersifat plastis, adanya yield point mudah
diidentifikasi. Kemudian polimer akan mengalami deformasi yang bersifat permanen.
Adanya deformasi disebabkan slip antarrantai membentuk orientasi yang makin teratur
sampai pada titik B’ yang disebut ultimate stress. Pada titik B’ terjadi tegangan
maksimum tanpa merusak yang disebut kekuatan tarik (tensile strength), akibatnya
spesimen uji mengalami pengecilan penampang dan akhirnya patah (Sutiani, 2009).
18
Bab III Metode Penelitian
III.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Proses pembuatan dan pengambilan sampel di lakukan di PT. Laksana Tekhnik
Makmur. Pengujian dan pengambilan data dilaksanakan di Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK) dimulai pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan April 2020.
Pengujian pada metode ini didasari oleh ASTM D 638 tipe I.
III.3 Variabel
Terdapat beberapa variabel yang digunakan, yaitu: variabel tetap dan variabel bebas.
III.3.1 Variabel Tetap
Variabel tetap yang digunakan selama penelitian ini, yaitu bahan sampel yang terdiri
dari plastik sheet (HDPE, ABS, PP)
III.3.2 Varianel Bebas
Variabel bebas yang digunakan adalah grade plastik virgin dan daur ulang.
Tabel III. 1 Matriks Penelitian Variasi plastik dan Grade
No Jenis Plastik Grade
1 HDPE Murni*
daur ulang
2 ABS Murni*
daur ulang
3 PP Murni
daur ulang
19
III.4 Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini proses melalui beberapa tahapan melalui beberapa tahapan proses
yaitu persiapan sampel, pengambilan sampel, pengujian, analisis data.
Sintesa Lembaran
Plastik
Preparasi sampel
Karakterisasi Sampel
Hasil
Analisis
Kesimpulan
20
III.4.1 Proses Pembuatan Lembaran Plastik
III.4.1.2 Cutting
Proses cutting terjadi setelah lelehan keluar dari die. Ketika keluar dari lelehan,
material kemudian ditarik menuju roll bar sehingga lelehan akan berbentuk tipis seperti
lembaran. Ukuran lembaran dapat diatur sesuai dengan spesifikasi produk. Setelah
lelehan melewati roll bar kemudian material akan dipotong menjadi lembaran dengan
ukuran (21x30x1,0)mm.
III.4.1.2 Preparasi Sampel
Preparasi sampel dilakukan dengan memotong sheet plastik menjadi spesimen dengan
ukuran sesuai dengan ASTM D 638 untuk uji tarik, elongasi, modulus elastis. Jumlah
spesimen adalah 5 sampel untuk masing-masing jenis.
III.4.1.3 Uji Gugus Fungsi
Penggunaan FTIR digunakan untuk meketahui gugus fungsi kimia pada sampel PP,
HDPE, ABS. Metode yang digunakan adalah ATR-FTIR.
III.4.1.4 Pengujian Sifat Mekanik
Pengujiaan sifat mekanik untuk mengetahu kekuatan tarik, elongasi, dan modulus
elastis menggunakan Universal Testing Machine dengan mengacu pada ASTM D 638.
Dengan ketebalan spesimen >1,0 mm
21
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Dari gambar IV.1, hasil pengukuran FTIR memperlihatkan spektrum gelombang yang
memiliki puncak-puncak khas dari PP. Hal ini dibuktikan dengan adanya puncak
serapan pada daerah 2900-3000 cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi valensi CH3-
CH2, puncak vibrasi deformasi CH2 dan CH3 pada daerah 1400-1500 cm-1 dan 1300-
1400 cm-1 hal ini mengindikasikan adanya perubahan lingkungan molekul CH2 dan
CH3 pada PP daur ulang, berkaitan erat dengan kristalinitas dan pemanasan ulang PP
tersebut, berikut ini adalah referensi gugus fungsi dari PP murni:
Tabel IV. 1 Referensi Gugus Fungsi PP Murni (Jun dan Juwono, 2010)
Gugus Fungsi PP Murni* (cm-1)
Vibrasi Valensi Vibrasi Vibrasi
CH3-CH2 Deformasi Deformasi
CH2 CH3
2957,5 1452,1 1376,5
22
IV.1.2 HDPE
Gambar IV. 2 Spektrum FTIR Sheet HDPE PT. Laksana Tekhnik Makmur
Dari gambar IV.2, hasil pengukuran FTIR memperlihatkan spektrum gelombang yang
memiliki puncak-puncak khas dari HDPE, terlihat bahwa terdapat spektrum pada
daerah 2900-3000 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan dari C-CH3, juga terdapat
spektrum pada daerah 1400-1500 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan dari C=C dan
diperkuat dengan spektrum yang terdapat pada daerah 700-800 cm-1 yang menjadi ciri
khas HDPE. Sebagai perbandingan disajikan referensi gugus fungsi dari HDPE murni
sebagi berikut:
Tabel IV. 2 Referensi Gugus Fungsi HDPE Murni)
Gugus Fungsi IR (cm-1)
HDPE Murni*
C-CH3 2905,02
3913,96–3604,48
C=C 2635,94
1470,39–1539,10
C-C 1304,12–1367,50
CH2 11751,16
1081,02
Acatate 718,09
IV.1.3 ABS
23
Gambar IV. 3 Spektrum FTIR Sheet ABS PT. Laksana Tekhnik Makmur
Dari gambar IV.3, spektrum getaran peregangan C-H aromatik dan alifatik pada ABS
terlihat jelas pada kisaran 3200-3000 cm-1 dan 3000-2800 cm-1. Penyerapan
karakteristik unit akrilonitril yang diwakili oleh ikatan C≡N pada spektrum di rentang
2200-2300 cm-1 dan puncak serapan pada 1600-1700 cm-1 menunjukkan getaran
peregangan ikatan rangkap C=C dari butadiena, sementara pucak serapan peregangan
cincin aromatic dari strirene muncul spektrum pada daerah 1400-1500 cm-1 , sebagai
perbandingan disajikan referensi gugus fungsi dari ABS sebagi berikut:
Tabel IV. 3 Referensi Gugus Fungsi ABS
Gugus Fungsi IR (cm-1)
ABS*
C-H 3200-3000
3000-2800
C=C aromatik butadiene 1638
C=C aromatik stirena 1495
C≡N 2237
24
Tabel IV. 4 Hasil Uji Mekanik sheet HDPE, PP, dan ABS
Parameter Uji
No. Komposisi Elongation Modulus Tensile
(%) Young Strength
(N/mm²) (N/mm²)
1 HDPE Murni 599,20 1683,90 27,3
2 Sheet HDPE daur ulang 165,37 1805,14 27, 2
– PT. Laksana
3 PP Murni* 600 700 40
4 Sheet PP daur ulang-PT. 537,35 1874,87 40,2
Laksana
5 ABS* 10 2300 45
6 Sheet ABS daur ulang- 5,50 2912,15 44,5
PT. Laksana
Secara umum dapat dilihat adanya perubahan signifikan dari elongation, modulus
young dari hasil uji sampel PT. Laksana. Nilai persen elongasi pada sheet daur ulang -
PT Laksana menunjukkan penurunan dari 599,20% menjadi 165,37% untuk HDPE,
600% menjadi 537,35% untuk PP, dan 10% menjadi 5,50% untuk ABS. Hasil tersebut
mengidentifikasikan sheet plastik daur ulang memiliki nilai elongasi yang lebih kecil
dibanding dengan sheet plastik bukan hasil daur ulang. Elongasi sendiri adalah panjang
polimer setelah diberi gaya (L) dibagi dengan panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo)
kemudian dikalikan 100.
Nilai modulus elastisitas pada sheet daur ulang mengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan nilai modulus elastisitas sheet bukan daur ulang/refrensi. Nilai modulus
elastisitas mengalami kenaikan pada sheet daur ulang dari 1684 Mpa menjadi 1805
Mpa untuk HDPE, 700 Mpa menjadi 1872 Mpa untuk PP, 2300 Mpa menjadi 2912
Mpa untuk ABS. Hal berhubungan dengan teori modulus elastisitas yang
mengambarkan perbandingan dengan regangan dan tegangan. polimer yang memiliki
nilai elongasi yang besar akan membuat nilai modulus elastisitas rendah.
Hal ini dikarenakan keuletan/ductility bahan polimer sangat tergantung pada proses
pemanasan berulang. Polimer yang sudah mengalami pemanasan berkali-kali akan
cenderung menjadi getas/brittle, karena derajat kristalinitasnya berkurang (Jun dan
Juwono, 2010).
25
BAB V Penutup
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah lakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik plastik daur ulang pada ketiga jenis plastik menunjukkan adanya
perubahan puncak serapan dari ikatan gugus fungsi karena terdeformasi oleh
proses pemanasan plastik secara berulang, tapi tidak mengubah ciri khas puncak
serapan yang dimiliki oleh jenis plastik PP, HDPE, dan ABS. Hal ini juga berlaku
pada plastik daur ulang memiliki kegetasan yang lebih besar dibanding dengan
bukan daur ulang.
2. Kualitias sheet plastik dengan bahan baku plastik daur ulang PP, HDPE, ABS
memiliki nilai elongation turun. laju penurunan kualitas ini dipengerahui oleh
proses pemanasan yang dilakukan yang memungkinkan derajat kristalinitasnya
berkurang. Hal ini juga didukung dengan kenaikan nilai modulus elongasi yang
mengartikan sheet plastik daur ulang menjadi lebih getas/brittle.
V.2 Saran
1. Perlu dilakukan penambahan zat aditif pada sheet HDPE ABS untuk
meningkatkan elongation dan dilakukan pengujian kembali.
2. Perlu dilakukan pengujian mekanik maupun kimia lainnya untuk mengetahui
lebih banyak karakteristik sheet plastik daur ulang yang di produksi oleh PT.
Laksana Tekhnik Makmur
26
DAFTAR PUSTAKA
Alger, M. (1985). Polymer Science Dictionary. London and New York: Elsevier
Applied Science.
Annual Book of ASTM Standars. (2012). ASTM D 638 − Standard Test Method for
Tensile Properties of Plastics. West Conshohocken: ASTM International.
Badan Pusat Statistik. (2019). Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut
Jenis. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Brydson, J. A., & Brydson, A. J. (1999). Plastics Materials (7nd ed.). Butterworth-
Heinemann.
Cowd, M. (1991). Kimia Polimer. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Daugles. A, J. H. (2016). Principles of Instrumental Analaysis 7th. USA: Saunders
College Publising.
Dekker, M. (2003). Polymer Chemistry. New York: Eastern Hemisphere Distribution.
Dominick, R., Donald, R., & Mathhew, R. (2004). Plastic Product Material and
Process Selection Handbook. England: Elsevier Science & Technology Books.
Dorbican, O. (2013). Forecasting Demand for Automotive Aftermarket Inventories.
Informatica Economica, 17, 119-129.
Favaro, S. L., Fernandes, J. R., & Baron, O. (2017). Outstanding Impact Resistance of
Post-Consumer HDPE/Multilayer. Materials Sciences and Applications, 15-25.
Hiung, B. J., & Juwono, A. (2010). Studi Perbandingan Sifat Mekanik Polypropylene
Murni dan Daur Ulang. Makara Sains, 95-100.
Maddah, H. A. (2016). Polypropylene as a Promising Plastic: A Review. American
Journal of Polymer Science, 1-11.
Malau, V. (2010). Karakterisasi Sifat Mekanis dan Fisis Komposit E-glass dan Resin
Eternal 2504 Dengan Variasi Kandungan Serat, Temperatur dan Lama Curing.
Mekanika, Volume 8 Nomor 2, Maret 2010.
Mutiah, & Surdia, N. (2001). Karakteristik Kekuatan Tarik dan Derjat Kristalinitas
Polipropilena Teradiasi. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, 2, 1-11.
Patel, A., Patil, A., & Purohit, R. (2015). An overview of Polymeric Materials for
Automotive Applications. Materials Today: Proceedings 4, 3807-3815.
Pavia, D. L., Lampman, G. M., & Kriz, G. S. (2009). Introduction To Spectroscopy.
Washington: Cengage Learning.
27
Raj, M., Patel, H., & Lata, R. (2013). Studies on Mechanical Properties of Recycled
Polyproppylene Blended with Virgin Polypropylene. Science Inventions Today,
194-203.
Scaffaro, R., Botta, L., & Benedetto, G. (2012). Physical properties of virgin-recycled
ABS blends: Effect of post-consumer content and of reprocessing cycles.
European Polymer Journal, 637-648.
Sutiani, A. (2009). Metoda Karakterisasi Bahan Polimer. Kultura, Volume 10 Nomor
1, Maret 2009.
Szeteiova, K. (2010). Plastics In Automotive Markets Today. Automotive Material, 27-
33.
Zhong, X., Zhao, X., Qian, Y., & Zou, Y. (2017). Polyethylene plastic production
process. Materials Science: Materials Review, 1-11.
28
LAMPIRAN A Lembar Bimbingan Tugas Akhir
Nama :Terry Fernando Roy
Nim :1516035
Judul Tugas Akhir :Karakterisasi Plastik (HDPE, ABS, PP) untuk Aplikasi
Komponen Ototif
Pembimbing :Dr. Ir. Lintong Sopandi Hutahaean, M.Che
Pertemuan
No Tanggal Bimbingan
Ke-
Membahas judul penelitian tugas akhir dan
didapatkan “Karakterisasi Plastik (HDPE, ABS,
1. 03-02-2020 I
PP) untuk Aplikasi Komponen Otomotif di PT.
Laksana Tekhnik Makmur”
Membahas tentang penelitian tugas akhir.
(Tempat Penelitian di Balai Besar Kima dan
2. 12-02-2020 II
Kemasan dengan sampel dari PT. Laksana
Tekhnik Makmur)
Bimbingan mengenai progress proposal
3. 19-02-2020 III penelitian di STMI dengan dosen (Ella Melyana,
ST., MT)
Bimbingan dan revisi proposal penelitian di
4. 11-03-2020 IV
STMI dengan dosen (Ella Melyana, ST., MT)
Pengajuan Proposal Penelitian Tugas Akhir ke e-
learning dengan judul “Karakterisasi Plastik
5. 15-04-2020 V
(HDPE, ABS, PP) untuk Aplikasi Komponen
Otomotif di PT. Laksana Tekhnik Makmur”
Bimbingan Progress Penelitian di BBKK (Ir.
6. 02-05-2020 VI
Parulian Leonard Marpaung, MM.)
Bimbingan Progress Penelitian di BBKK (Ir.
7. 09-05-2020 VII
Parulian Leonard Marpaung, MM.)
Melaporkan perkembangan tugas akhir
8 12-09-2020 VIII penelitian kepada ketua prodi TKP (Fitria Ika
Aryanti, S.T., M.Eng) via zoom.
Bimbingan Progress Penelitian di BBKK dengan
8. 06-10-2020 IX pembimbing utama (Dr. Ir. Lintong Sopandi
Hutahaean, M.Che) via daring.
Melaporkan pekembangan penelitan dengan
melanjutkan topik “Karakterisasi Plastik ABS,
9. 04-01-2021 XI
PP, HDPE untuk Aplikasi Komponen Otomotif
PT. Laksana Tekhnik Makmur”
Bimbingan dan revisi penyusunan laporan tugas
10. 09-02-2021 X
akhir via zoom.
Bimbingan dan persiapan presentasi untuk
11. 14-09-2021 XI seminar via zoom, dan dianjurkan untuk
mendaftar seminar.
29
LAMPIRAN B Lembar Surat Bimbingan Dosen
30
LAMPIRAN C Catatan Analisis Uji Mekanik
Modulus Elastis
31
32
Elongasi
33
34
Kuat Tarik (Tensile Strength)
35
36
LAMPIRAN D Hasil FTIR
HDPE virgin
ABS recycled
37
HDPE recycled
PP recycled
38
LAMPIRAN E Hasil UTM
39
40
LAMPIRAN F Foto Sheet Plastik
41
LAMPIRAN G SOP Penggunaan Alat
Persiapan alat:
1. Periksa status kalibrasi (eksternal/internal) alat
2. Periksa sertifikasi kalibrasi, apakah ada faktor koreksi
3. Hubungkan kabel power alat ke stop kontak dengan baik dan benar
4. Hidupkan power alat UTM dengan menekan tombol power ON pada alat;
Catatan:setelah menekan POWER, UTM dalam status standbydan melakukan
pemanasan selama 15 detik
5. Jika tombol pada crosshead control ditekan dalam status standby, peringatan
dengan tampilan "SERVO OFF" akan tampak, untuk mengaktifkannya tekan
SET
6. Tunggulah sampai beberapa menit, sampai tampilan pada screen tampil dengan
sempurna
7. Jika tampilan pada screen telah sempurna, tekan tombol setting pada alat UTM
8. Tunggu dan biarkan alat menyala sampai 1 jam
9. Lakukan E-CAL (Electrical signal load calibration) jika alat telam terlampau
lama tidak dipakai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tekan E-CAL Tekan
2. Tekan System Tekan load calibration pada nomor satu (1)
3. Tekan E-CAL
4. Tekan YES
5. Tunggu sampai tampil load calibration
6. Tekan END
Pengujian:
1. Setelah kalibrasi selesai, pasang grip atau holder yang sesuai dengan pengujian
yang akan dilakukan
2. Atur jarak fixtures untuk specimen
3. Buka keran klep udara, jika pemasangan jig menggunakan pneumatic
4. Atur tekanan pneumatic sesuai dengan sampel yang dijepit pada grip
5. Hidupkan computer yang terhubung dengan alat UTM
42
6. Zero-kan beban, jika pada display tidak menunjukan nilai 0.0, maka lakukan
kalibrasi C-Bal, jika masih belum nol, maka lakukan kalibrasi R-Bal
7. Jika pengujian dilakukan pada beberapa sampel, tekan "POSITION RESET
pada control panel
8. Buka software dan pilih yang sesuai dengan pengujian yang akan dilakukan,
sebagai berikut :
a) PLATE Tensile
b) BTE print Bending (Flexural)
c) Tekan OK dan pilih directory untuk mengisi nomor order
d) Pilih parameter set untuk pengujian sesuai dengan standar yang digunakan,
tekan OK
e) Untuk mengisi lembar laporan pengujian, klik parameter dan pilih basic
untuk isian nomor order, tanggal, sampel, standar
f) Pilih test untuk mengisi kecepatan uji, specimen untuk isian cross section
sampel dan grip length, realtime grafik untuk menentukan X axis dan Y axis
g) Pilih result untuk memilih hasil uji yang akan ditampilkan
h) Simpan data input
i) Tekan F9, untuk memulai pengujian
j) Masukan dimensi rata-rata specimen
k) Pasang sampel uji pada grip atau holder dengan baik dan benar, untuk uji
tarik,dimulai dengan fixtures bagian atas diikuti fixtures bagian bawah,
dengan menginjak footstep 2 kali (periksa tekanan udara jika fixtures yang
digunakan jenis pneumatic)
43