Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

STANDAR SISTEM MANAJEMEN KEADAAN DARURAT


“Erupsi gunung sinabung ”

DOSEN MATA KULIAH: Supirno.,S.Kep.Ns.M.Kes.M.Kep.

DISUSUN OLEH:

Jumriana (PO7120318043)

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
KATA PENGANTA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TUHAN, bahwa kami telah menyelesaikan
tugasindividu standar system manajemen keadaan darurat dengan membahas “ erupsi
gunung sinabung ”

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan berbagai media, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terimah kasih yang tak
terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga
kedepanya akan lebih baik lagi Amin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang...............................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah .........................................................................................................2

1.3. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Mengidentifikasi Kebutuhan Warga..............................................................................3

2.2. Rancangan Struktur Komando .....................................................................................4

2.3.mengidentifikasi Instansi- dan perencanaan .............................................................5

2.4. Peran perawat dalam penanggulangan bencana erupsi gunung..........................7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...................................................................................................................8

3.2. Saran .............................................................................................................................8

LAMPIRAN
2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pasca erupsi Gunung Merapi ini memang banyak menimbulkan berbagai


dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif yang memicu perubahan sosial
dan ekonomi. Korban erupsi Merapi tidak hanya mengalami kerugian berupa material
saja tetapi banyak diantara mereka yang merasa sedih bahkan tertekan akibat harus
kehilangan orang-orang yang disayanginya karena meninggal akibat terkena awan
panas. Selain itu banyak anak-anak yang harus ketinggalan mata pelajaran karena
sekolah diliburkan.

Dampak positif akibat erupsi gunung Merapi yaitu adanya batu dan pasir dari
erupsi gunung Merapi yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan bangunan
atau untuk dijual. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dimana warga yang
dahulunya bekerja sebagai petani kini mereka harus menjadi penambang pasir.
Adapun dampak negatif dari erupsi Merapi ini diantaranya adalah membuat orang-
orang yang tinggal disekitar Merapi harus kehilangan lapangan pekerjaan, rumah
tempat tinggal, dan perlengkapan hidup lainnya. Rumah beserta barangbarangnya rata
dengan tanah akibat terjangan awan panas Merapi.

Keadaan erupis Gunung Merapi menuntut masyarakat berjuang keras memutar


otak untuk mencukupi kebutuhan hidup di tengah mahalnya biaya hidup saat ini.
Tidak hanya itu, lapangan pekerjaan dan sumber penghidupan lainnya juga semakin
sempit termakan besarnya tingkat populasi penduduk Indonesia. Hal ini membuat
orang menempuh berbagai cara yang bahkan kadang tidak lazim untuk tetap bertahan
hidup (survive) di tengah himpitan ekonomi. Chipo (2011) menjelaskan semangat dan
etos kerja yang tinggi menjadi andalan mereka untuk bertahan hidup (survive)
ditengah sulitnya kondisi perekonomian negara saat ini.

1
1.2. Rumusan masalah

1. Apa saja kebutuhan warga?

2. Bagaimana rancangan struktur komandonya ?

3. Instansi apa saja yang berperan serta begaimana perencanaanya?

4. Bagaimana peran perawat dalam membantu dalam penanggulangan bencana


erupsi gunung berapi ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui kebutuhan warga

2. Merancang struktur komando

3. Mengetahui instansi apa saja yang berperan serta perencanaanya

4. Mengetahu peran perawat dalam membantu menghadapi penanggulangan bencana


erupsi penanggulangan bencana.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mengidentifikasi kebutuhan warga

Permintaan Bantuan Logistik

No Jenis Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan


logistic

Masker berjumlah 1.000 dos


dibagikan ke masing-masing
1 Masker Masker 1.000 Dos
keluarga

Sembako berjumlah 1.000


karung dibagikan ke masing2
2 sembako Beras 1.000 Karung 5
keluarga
kg

Paracetamol, 500 Dus Di Setiap kecamatan telah


minyak telon, disediakan posko kesehatan
3 Obat-
angina, dll
obatan

Air minum diberikan pada


setiap posko
4 Air Air minum 1.000 Dus

Mie instan, ikan kaleng


diberikan pada setiap posko
5 Makanan Mi instan, ikan 1.000 Dus
kaleng

2.2. Rancangan struktur komando

3
4
2.3. Mengindentifika instansi-instansi dan perencanaan

1. NAMA KEJADIAN 2. TANGGAL/JAM 3. PERIODE 4. DISETUJUI OLEH


LEMBAR KERJA PERENCANAAN DARURAT. DISIAPKAN OPERASI/PENU
Banjir dan tanah GASAN
KEJADIAN DARURAT longsp Selasa 2 maret Pukul 16.30
2021 KEPALA OPS
KPL
5. 6. TUGAS 7. SUMBER DAYA B P M 8. LOKASI 9. 10.
CABANG/DIVISI/ U U I PELAPORAN PERMIN STATUS
GRUP T N TAAN
U Y N WAKTU
H A T TIBA
Kelompok  Menutup akses lalulintas  Petunjuk dilarang Pangkalan AJU 07.00 WITA OTW
pengamanan lokasi menuju daerah bencana masuk 4 4 -
dan isolasi  Melakukan pengamanan dan Pangkalan AJU 07.00 WITA OTW
keliling patroli  Papan kuda-kuda 4 2 2
(2 meter) Pangkalan AJU 07.00 WITA SIAP PAKAI
4 10 -
 TNI Pangkalan KPL 07.00 WITA SIAP PAKAI
4 15 -
 Polri Pangkalan AJU 07.00 WITA OTW
 TNI dengan senpi 2 5 - Pangkalan AJU 08.00 WITA OTW
lengkap OTW
2 5 - Pangkalan KPL 08.00 WITA
 Polri dengan senpi
lengka

5
Kelompok evakuasi  Meninjau, melakukan  Relawan 5 - 5 Pangkalan AJU 07.00 WITA OTW
dan penyelamatan mengevaluasi terhadap lokasi
kejadian bencana apakah akan  TNI 3 10 - Pangkalan PKL 07.00 WITA OTW
menimbulkan kemungkinan  Polri
terjadi bererupsi susulan 3 10 - Pangkalan KPL 07.00 WITA SIAP PAKAI
 Melakukan pencarian dan  Tandu
2 4 - Pangkalan AJU 07.00 WITA SIAP PAKAI
penyelamatan korban hidup
dan evakuasi korban luka

Satgas membuka  Menilai lokasi kejadian dan  Ahli geologi 2 - 2 Pangkalan KPL 10.00 WITA OTW
akses jalan memutuskan terhadap akses lingkungan dan
yang aman dan efektif Pangkalan KPL 05.00 WITA OTW
alat yg
 Melakukan pengerukan dan dibutuhkanya
pembersihan jalan dari sisa 2 - 2 Pangkalan KPL 07.00 WITA OTW
abu  Pengawas

Tim medis Melakukan evakuasi pada daerah  Dokter 1 - 1 Pangkalan KPL 08.00 WITA OTW
yang terdampak erupsi  Perawat
4 - 4 Pangkalan KPL 08.00 WITA OTW
 relawan
07.00 WITA

6
2.4. Peran perawat dalam penanggulangan bencana erupsi gunung

Perawat kesehatan bencana melakukan tindakan awal penangan korban pada


upaya triage dan evakuasi dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan cara yang
dilakukan di RS. Perawat melakukan upaya triage dan evakuasi secara simultan
dengan memprioritaska penanganan pada kelompok rentan.

Selain itu perawat berkoordinasi dengan petugas bencana yang lain. Perwat
melakukan kerja sama lintas program kepada dinas kesehatan setempat, puskesma,
dan RS rujukan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

8
LAMPIRAN

JAKARTA - Gunung Sinabung kembali bererupsi dan mengeluarkan awan panas


guguran (APG) akibat kubah lava membeku dengan jarak luncuran hingga 4.500 meter ke
arah tenggara dan terpantau tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter pada Selasa (2/3).

Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional


Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa APG terjadi selama 3 kali masing-masing pada
pukul 07.07 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter, kemudian pukul 07.11 WIB dengan jarak
luncur 3.000 meter dan pada pukul 07.15 WIB dengan jarak luncuran 4.500 meter.

Sementara itu, sebanyak 17 desa di Kecamatan Tiganderket, 8 desa di Kecamatan


Kutabuluh dan 15 desa di Kecamatan Tigabinaga terdampak abu vulkanik dari aktivitas
erupsi Gunung Sinabung. Guguran juga dapat berdampak ke masyarakat, baik permukiman
maupun pertanian. Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan terkait korban jiwa

Dalam hal ini, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Karo masih terus melakukan patroli.

Satgas Tanggap Darurat Bencana Gunung Sinabung telah melaksanakan apel


kesiapan dilanjutkan patroli dan pembersihan wilayah yang terkena dampak abu

Tim gabungan baik dari BPBD Kabupaten Karo, unsur TNI dan Polri, instansi dan
lembaga terkait serta Satgas TD Bencana Gunung Sinabung telah mengimbau dan
membagikan masker kepada masyarakat.

Untuk mengurangi dampak risiko yang bisa ditimbulkan dari aktivitas erupsi Gunung
Sinabung, masyarakat diimbau keluar dari zona merah Kawasan Rawan Bencana (KRB).
Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas di daerah zona merah dengan alasan
keselamatan.

Kegiatan pembersihan abu vulkanik masih terus dilakukan oleh personel dari TNI,
Polri, BPBD dan Damkar Kabupaten Karo sebanyak 100 personel di 3 Kecamatan
terdampak.

Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Karo, Natanail Paranginangin menjelaskan bahwa
potensi ancaman yang masih dapat terjadi dalam kaitan erupsi Gunung Sinabung meliputi
awan panas guguran akibat kubah lava yang tidak stabil, potensi terjadinya erupsi kembali,
terjadinya hujan abu di sekitar gunung Sinabung sesuai dengan arah dan kecepatan angin dan
potensi terjadinya laharan tergantung curah hujan di sekitaran Gunung Sinabung.

Hingga saat ini, Gunung Sinabung masih dalam status Siaga atau Level III.

https://bnpb.go.id/berita/kembali-bererupsi-gunung-sinabung-luncurkan-awan-panas-sejauh-
4-500-meter

Anda mungkin juga menyukai