20 34 1 SM
20 34 1 SM
Abstract
Technology diffusion and the application of Technetium-99m Methoxy Isobutyl Isonitrile
(99mTc-MIBI) for detection of coronary artery diseases (CAD) has been carried out in patients with
diabetes mellitus (DM). MIBI was prepared in the form of liquid phase radiopharmaceutical kit,
consisting of two separated formulas with the pharmaceutical requirements. Biological test was
performed on rat to evaluate the accumulation of the radiopharmaceutical in heart compared with the
surrounding organ, while the screening test of CAD on several diabetic patients has been carried out using
electrocardiograph (ECG) and myocardial perfusion imaging (MPI) performed with Single Photon
Emission Tomography (SPECT) using 99mTc-MIBI. From the 24 research subjects, the MPI data indicate
17 people (71%) showed myocardial defect and 7 people in normal conditions, while the ECG data
indicate only two people (8%) showed abnormalities, 21 people in normal conditions, and one person
stated still doubted (equi-vocal). The result showed that MPI is clearly emerging as a valuable/screening
tool for improving management of coronary artery disease, and become an early detection modality,
especially in patients with diabetes mellitus.
Keywords : MIBI, Diabetes Mellitus, CAD, ECG, MPI.
penderita diabetes mencapai 20%, minimal invasif, dan bahkan sudah diakui
sedangkan pada penderita non diabetes sebagai “uji tapis” (screening test) untuk
hanya sebesar 3,5%. Sebanyak 80% menentukan adanya PJK Frans J., 2005;
penderita diabetes meninggal akibat Narendra, et al., 2005; Shaw LJ., 2006).
penyakit kardiovaskular, dan 75% Akan tetapi, pemeriksaan SPM sebagai uji
diantaranya menderita PJK (Beckman, et tapis adanya PJK, khususnya pada
al., 2002). penderita DM, belum menjadi bagian dari
standar pemeriksaan rutin saat pemantauan
Adanya komplikasi PJK tersebut
klinik. Penelitian yang menilai manfaat
akan meningkatkan angka morbiditas dan
SPM pada penatalaksanaan penderita DM
mortalitas penderita DM. Kejadian PJK
di Indonesia perlu dilakukan.
pada penderita DM seringkali tidak
Inovasi teknologi dari mulai
menunjukkan keluhan yang khas, atau
sintesis hingga pembuatan kit radiofarmaka
bahkan tidak menunjukkan keluhan sama
99m
Tc-MIBI telah dikuasai para peneliti, dan
sekali (silent angina). Gangguan perfusi
bahkan sediaan inipun dalam jumlah
jantung pada penderita sering tidak disertai
terbatas telah mulai digunakan di beberapa
rasa sakit ((Frans, J., 2005; Munawar,
unit kedokteran nuklir di Indonesia
2008; Wiersman, et al., 2009). Hal ini
(Hanafiah, et al., 1997; Nurlaila, et al.,
dimungkinkan karena adanya gangguan
2000). Terbatasnya kemampuan maupun
neuropati otonom (diabetic neuropathy),
pengetahuan para pemasok di bidang ini,
sehingga sering mengakibatkan
dan ketergantungan terhadap produk impor,
terlambatnya penanganan PJK pada
termasuk harga, sering menjadi kendala
penderita DM.
dalam menangani permasalahan ini.
Berbagai cara dan metode
Sangat diharapkan bahwa teknik
diagnosis kedokteran telah ditegakkan.
nuklir dengan menggunakan radiofarmaka
Dengan perkembangan teknologi, berbagai
99m
Tc-MIBI ini mampu menunjukkan peran
jenis dan komplikasi penyakit yang
signifikan, memberikan solusi dan mampu
sebelumnya sulit dipetakan dengan cara-
mengungkap kelainan penyakit jantung
cara konvensional, saat ini dapat terungkap
koroner lebih dini dan akurat, bahkan
lebih akurat, dan dapat ditemukan lebih
modalitas ini dapat dijadikan moda uji tapis
dini. Pemeriksaan dengan teknik
PJK unggulan, sehingga dapat dilakukan
kedokteran nuklir di bidang kardiologi yang
pencegahan agresif untuk mengurangi
dikenal dengan nama sidik perfusi miokard
angka morbiditas ataupun mortalitas,
(SPM), menjadi salah satu modalitas
khususnya bagi penderita DM.
pencitraan fungsional yang tidak, atau
47
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.I, No.2, Juli 2012
47
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.I, No.2, Juli 2012
ditemukan adanya kelainan pada segmen sediaan disiapkan dalam 2 wadah terpisah,
”ST” yang terlihat pada beberapa sadapan, masing-masing terdiri dari formula (a)
dan negatif apabila tidak ditemukan adanya mengandung Cu(I)-MIBI-BF4, L-sistein
kelainan pada semua sadapan, sedangkan dan manitol, serta formula (b) mengandung
hasilnya dinyatakan ragu-ragu apabila natrium sitrat dan reduktor SnCl2.2H2O.
ditemukan kelainan pada segmen ”ST” Kedua formula (a) dan (b) kemudian
pada hanya satu sadapan. disimpan di dalam lemari pendingin
(freezer) sebagai stock sediaan.
Bahan
Uji kemurnian radiokimia dan stabilitas
Bahan kimia yang digunakan
sediaan
berstandar pro analysis. Sediaan larutan
Untuk mengetahui tingkat
suntik radionuklida perteknetat dihasilkan
kemurnian dan stabilitas sediaan, ke dalam
dari sistem generator tipe kolom produksi
campuran formula (a) dan (b) ditambahkan
PT Batan Teknologi, sedangkan untuk uji
larutan perteknetat hasil elusi dari sistem
preklinis digunakan hewan percobaan tikus
generator. Campuran kemudian dikocok
putih (Rattus novergicus) yang diperoleh
dan dipanaskan pada suhu 1000C di dalam
dari Sekolah Farmasi ITB.
penangas air selama ±10 menit. Kemurnian
Alat
sediaan ditetapkan berdasarkan jumlah
Uji kemurnian sediaan dilakukan
pengotor yang terdeteksi pada kromatogram
dengan menetapkan jumlah pengotor
menggunakan fase diam alumina dan fase
radiokimia setelah proses penandaan
gerak etanol absolut dengan menghitung
(labelling) dengan radionuklida Teknesium-
jumlah cacahan radioaktif pada daerah Rf
99m menggunakan peralatan kromatografi 99m
TcO2, 99mTcO4-, dan 99mTc-MIBI.
dan sistem pencacah sintilasi, sedangkan
Uji biologis
untuk uji biodistribusi digunakan Animal
Pemeriksaan sterilitas sediaan
Scanner dan beberapa peralatan bedah.
dilakukan sesuai dengan prosedur yang
Untuk penatalaksanaan EKG dan SPM di
tertera dalam Farmakope Indonesia,
rumah sakit dilengkapi alat bantu treadmill
sedangkan uji biodistribusi baik dengan
dan kamera gamma.
proses pencitraan menggunakan animal
Penyiapan dan pembuatan sediaan
scanner maupun pembedahan untuk
radiofarmasi dalam bentuk kit
melihat penimbunan pada organ-organ
Pembuatan kit dilakukan secara
tertentu di dalam tubuh hewan coba (tikus
aseptis di ruang steril dengan menimbang
putih), dilakukan 30 menit pasca pemberian
setiap komponen formula sesuai jumlah
sediaan secara intra vena.
yang akan dibuat. Untuk menjaga stabilitas,
48
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.I, No.2, Juli 2012
99m
Pembuatan radiofarmaka Tc- cukup lama apabila menggunakan peralatan
MIBI dengan menggunakan metode dan tersebut. Sebagai solusi pembuktian, hewan
tata kerja seperti disampaikan di atas, uji harus dibedah, dan kemudian dihitung
memberikan hasil dengan tingkat besarnya distribusi penimbunan sediaan
kemurnian radiokimia di atas 90% dan pH pada organ jantung dan organ sekitarnya,
sediaan akhir 5,5 – 6, steril, serta memenuhi khususnya seperti pada hati, paru dan ginjal
persyaratan farmasetika. Dari sisi stabilitas, yang diperkirakan dapat mengganggu
sediaan yang dibuat dalam bentuk kit cair selama proses pencitraan.
masih menunjukkan kestabilan walaupun Dari hasil uji biodistribusi dengan
disimpan selama 6 minggu. Hal ini terlihat hewan coba, terlihat bahwa rasio
dari persentase kemurnian yang masih tetap penimbunan sediaan pada organ jantung
memenuhi persyaratan di atas 90% seperti terhadap hati cukup tinggi berkisar pada
terlihat pada Tabel 1. angka (6,96 ± 1,29) : 1, pada paru (4,19 ±
Penyidikan (imaging) dengan 0,35) : 1, sedangkan pada ginjal (0,88 ±
animal scanner yang dilakukan pada tikus 0,20) : 1. Rasio yang ditunjukkan pada
percobaan tidak menunjukkan gambaran Tabel 2 memberikan arti bahwa gambaran
yang signifikan untuk dapat disimpulkan. jantung selama proses pencitraan (imaging)
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya SPM, tidak akan terganggu walaupun
sensitivitas, dan sebagai akibat dari proses terdeteksi adanya timbunan radioaktif di
penyidikan yang membutuhkan waktu organ-organ sekitarnya.
46
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.I, No.2, Juli 2012
Tabel 2. Rasio penimbunan sediaan pada beberapa organ hewan coba (n=5)
Gb.1a. Animal scanning pada tikus percobaan pasca penyuntikan i.v. 99mTc-MIBI
tidak terkontaminasi dengan keberadaan paru ataupun ginjal seperti diterakan pada
penimbunan radioaktif di organ sekitarnya. Tabel 2 tidak berpengaruh ataupun
Gambaran ini sekaligus membuktikan mengganggu pencitraan dan pembacaan
bahwa timbunan radioaktif di hati, paru- hasil.
47
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.I, No.2, Juli 2012
Total 17 7 24
Keterangan Tabel 3: jumlah pasien dengan tanda (*) tidak diperhitungkan pada penetapan nilai
sensitivitas di antara EKG dan SPM
47
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.I, No.2, Juli 2012
penyakit jantung koroner, khususnya pada Nurlaila Z., Nanny Kartini, A.Hanafiah
Ws., Mimin R.S. Pengembangan formulasi
kasus penderita DM memungkinkan untuk
dan aplikasi klinis 99mTc-metoksi isobutil
dapat terdeteksi lebih dini. isonitril (99mTc-MIBI), Prosidings Seminar
Sains dan Teknologi Nuklir; 2000;
Di sisi lain, pembuatan dan
Bandung. 328-340.
reformulasi radiofarmaka Teknesium-99m
Pollock SG, Abbott RD, Boucher CA,
Metoksi Isobutil Isonitril (99mTc-MIBI) Beller GA, Kaul S. Independent and
dalam bentuk kit cair menunjukkan hasil incremental prognostic value of test
performed in hierarchical order to evaluate
yang memenuhi persyaratan farmasetika, patients with suspected coronary artery
baik secara fisik, kimia, maupun biologis, disease. Validation of models based on
these test. Circulation 1992; 85: 237-248.
sehingga sediaan ini layak digunakan
sebagai sediaan diagnostik. Pusponegoro HD, Wirya IGNW, Pudjiadi
AH, Bisanto J, Zulkarnain SZ. Uji
DAFTAR PUSTAKA diagnostik. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael
S, editor. Dasar-dasar metodologi penelitian
Beckman JA, Creager M.A. and Libby P. klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto;
Diabetes and atherosclerosis, epidemiology, 2008.p.193-215.
Pathophysiology, and Management. JAMA.
2002; 287: 2570-2581. Shaw LJ. The role of myocardial perfusion
imaging in special population. In: Dilsizian
Frans J. Wackers TH. Diabetes and V, Narula J, Brawnwald E, editors, Atlas of
coronary artery disease: the role of stress nuclear cardiology, 2nd ed. Philadelphia:
myocardial perfusion imaging. Cleveland Current Medicine LLC,2006; 161-172.
Clinic J. of Med. 2005; 72(1):21-33.
Walpole RE, Myers RH. Ilmu peluang dan
Hanafiah A., Ws., Nanny Kartini, Nurlaila statistika untuk insinyur dan ilmuwan. Edisi
Z. Metode alternatif sintesis 2-metoksi ke 2. Bandung: Penerbit ITB; 1986.p.256-
isobutil isonitril. Prosidings Seminar Sains 299.
dan Teknologi Nuklir; 1997; Bandung. 276-
280. Wiersma JJ, Verberne HJ, Holf WL,
Radder IM, Dijksman LM, Eck Smit BLF,
Masjhur JS, Kartamihardja AHS, Buku et.al. Prognostic value of myocardial
Pedoman tata-laksana diagnostik dan terapi perfusion scintigraphy in type 2 diabetic
kedokteran nuklir. RSUP dr. Hasan Sadikin patients with mild, stable angina pectoris.
1999; 14 – 18. J.Nucl.Cardiol.2009; 16(4): 524-532.
48