Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 35
Mata Pelatihan/Agenda : Manajemen ASN, Pelayanan Publik, WoG /III
Nama Peserta : Hafidz Aditya Pratama
Nomor Daftar Hadir : 28
Lembaga Penyelenggara : BPSDM Jabar

A. Pokok Pikiran

1. Manajemen ASN
Dalam materi Manajemen ASN diajarkan tentang arti dan nilai-nilai yang harus
diterapkan pada saat bekerja melalui nilai Manajemen ASN. Manajemen ASN menurut UU
No 5 tahun 2014 Pasal 1 ayat 5 dapat diartikan, Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam tujuan
pembelajaran pada materi ini ASN juga di harapkan dapat mengerti tentang kedudukan,
peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN, yang mana Pegawai ASN berkedudukan
sebagai unsur aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik. Kemudian untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, Pegawai ASN
wajib memiliki fungsi sebagai:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

Terkait dengan hak dan kewajiban, ASN memiliki hak yang harus di dapat yaitu : a. gaji,
tunjangan, dan fasilitas, b. cuti, c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua, d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi. Kemudian kewajiban dari seorang ASN yaitu :
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian yang terakhir seorang ASN haruslah memahami kode etik dan kode perilaku
yang berisi pengaturan perilaku Pegawai ASN diantaranya :
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
e. melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika
pemerintahan;
f. menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.

Kemudian sebagai seorang ASN dalam UU no 5 th 2014 juga harus menanamkan sitem
merit ke dalam diri kita yang mana system merit ini artinya adalah kebijakan dan Manajemen
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

2. Pelayanan Publik
Dalam Materi Pelayanan Publik ASN diajarkan tentang arti dan nilai-nilai yang harus
diterapkan pada saat bekerja melalui nilai pelayanan publik. Pelayanan public dapat diartikan
secara umum yaitu bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah baik di pusat maupun di daerah termasuk juga di lingkungan BUMN dan BUMD
dalam bentuk barang ataupun jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebijakan
yang mengatur tentang Pelayanan Publik yaitu UU No 25 tahun 2009. Dalam UU No 25
tahun 2009, Pelayanan Publik diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dari definisi tersebut kita bisa melihat
bahwasanya :
1. Pelayanan publik merupakan rangkaian pemenuhan kebutuhan pelayanan
2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan
3. Pelayanan publik di tujukan kepada warga negara dan penduduk
4. Pelayanan yang diberikan yaitu berupa barang dan jasa
5. Penyelenggara pelayanan publik dapat dari instansi pemerintah maupun non
pemerintahan.

Dalam Pelayanan Publik terdapat 3 unsur penunjang berjalanya pelayanan yaitu :


1.) Institusi Penyelenggara Layanan
2.) Masyarakat sebagai penerima layanan
3.) Kepuasan Penerima Layanan

Suatu pelayanan harus diberikan secara maksimal oleh aparat pemerintah hingga
tercapai kepuasaan pelanggan atau dalam hal ini adalah masyarakat umum yang disebut
sebagai pelayanan prima. Sederhananya, pelayanan prima (exellent service) dapat
didefinisikan sebagai pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan dan memuaskan
pelangggan. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memberi kepuasan yang
optimal dan terus-menerus bagi pelanggan.

3. Whole of Government (WoG)


Dalam Materi WoG ini ASN di ajarkan mengenai konsep dari WoG, Penerapan WoG
dalam pemberian pelayanan yang terintegrasi, dan Implementasi WoG dalam perspektif
kebijakan di Indonesia.
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari
seluruh sektor dalam pemerintahan. Dalam prakteknya WoG dapat diterapkan dalam
pelayanan publik pendekatan yang dilakukan yaitu :
1. Pelayanan yang bersifat administratif (KTP, SIUP, Izin Usaha dll)
2. Pelayanan Jasa (pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dll)
3. Pelayanan Barang (jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dll)
4. Pelayanan Regulatif (penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan)

Pola Pelayanan yang diberikan dapat dengan menggunakan :


1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional
2. Pola Pelayanan Satu Atap
3. Pola Pelayanan Satu Pintu
4. Pola Pelayanan Terpusat
5. Pola Pelayanan Elektronik

Kemudian dalam implementasi WoG perlu ASN memahami mengenai asas-asas terkait
Implementasi WoG yaitu :
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Kepentingan Umum;
3. Asas Akuntabilitas;
4. Asas Proporsionalitas;
5. Asas Profesionalitas;
6. Asas Keterbukaan;
7. Asas Efisiensi; dan
8. Asas Efektifitas.
B. Penerapan

B. Penerapan Nilai Agenda III Di Instansi Cabang Dinas ESDM Wilayah VI


Tasikmalaya:

1. Manajemen ASN
Melakukan program Binwasdal untuk membantu mendorong target organisasi dan
juga membantu perusahaan pemilik genset dalam proses perizinan dan laporan
berkala
2. Pelayanan Publik
Melayani perusahaan yang akan melakukan perizinan genset secara cepat dan diikuti
dengan melakukan follow up kepada klien baru yang ingin mengurus perizinan
genset.
3. Whole of Government
Membuat program pendataan satu pintu berbasis online untuk hasil Binwasdal ke
lapangan guna mempermudah proses pendataan dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai