2. Linda Mayangsari Mata Kuliah : Fiqh Munakahat dan Mawaris Dosen : Ahmad Nurkholis, S.H.I.,M.H. PAI 4B PENGERTIAN SAKSI NIKAH
• Saksi dalam pernikahan merupakan rukun pelaksanaan akad nikah, sehingga
setiap pernikahan harus di hadiri dua orang saksi. Oleh karena itu, kehadiran saksi dalam akad nikah mutlak di perlukan, bila saksi tidak hadir atau tidak ada maka pernikahan tersebut di anggap tidak sah. • Menurut UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 26 (1) menyatakan dengan tegas : “Perkawinan yang dilangsungkan di muka pegawai pencatat perkawinan yang tidak berwenang, wali nikah yang tidak sah atau yang dilangsungkan tanpa dihadiri oleh dua orang saksi dapat dimintakan pembatalan oleh para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami istri, jaksa dan suami atau istri”. SYARAT-SYARAT SAKSI NIKAH 1. Beragama Islam, sudah menjadi kesepakatan para ulama bahwa saksi akad nikah harus beragama islam. Karenanya walau persyaratan lain terpenuhi namun saksi tidak Bergama islam maka dia tidak boleh menjadi saksi 2. Baligh, atau dewasa adalah salah satu syarat wali nikah. Karena itu anak kecil walau sudah tamyiz tidak boleh jadi saksi nikah. Ukuranya adalah kemampuan berpikir dan bertindak secara sadar dan baik. 3. Berakal Sehat, maknanya adalah orang tersebut tidak sedang mengalami penyakit jiwa atau gila, yang menghilangkan akalnya saat itu. 4. Merdeka, maknanya tidak menjadi budak dari orang lain, karena budak tidak bisa bertindak sendiri dan ada di bawah kekuasaan tuanya 5. Laki-laki, jumhur ulama dari madzhab malikiyah, syafi’iyah dan hambali mensyaratkan saksi nikah harus laki-laki. 6. Adil, imam syafi’i meriwayatkan hadis perihal adil ini “tidak sah pernikahan kecuali dengan wali yang mursyid. Deijelaskanya, maksud dari mursyid dalam hadis tersebut adalah adil dan tidak fasik. TUGAS SAKSI NIKAH
1. Mengadiri majelis akad
2. Memberikan kesaksian yang jujur 3. Membubuhkan tanda tangan di formulir akta percatatan nikah