Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Faktor yang harus diperhatikan dalam mendirikan suatu pabrik adalah

adanya peluang pasar / market share. Berikut tabel untuk menghitung peluang

pasar Sorbitol :

Tabel 1.1 Data untuk menghitung peluang pasar


Tahun Produksi Ekspor Konsumsi Impor
2016 121.108,2 ton 62.097,730 ton 198.658,046 ton 2.761,210 ton
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2017

Data konsumsi dan produksi yang diperoleh merupakan data proyeksi untuk

tahun 2016 yang dihitung dengan menggunakan persamaan masing – masing yaitu

y = 7.547,05x – 15.016.194,704 dan y = 20.999,701x – 42.214.288,989.

Berdasarkan tabel 1.1, maka peluang pasar Sorbitol dapat dihitung dengan rumus :

Peluang Pasar = (Ekspor + Konsumsi) – (Impor + Produksi)

= (62.097,730 + 198.658,046) ton – (2.761,210 + 121.108,2) ton

= 136.886,366 ton/tahun

Sorbitol merupakan gula alkohol dan banyak digunakan oleh berbagai

industri kimia seperti industri makanan, kosmetik, pasta gigi, tembakau, dan

industri tekstil sebagai humektan (pelembab) dan pelembut (Ullmann's, 2003).

Sorbitol merupakan gula rendah kalori sehingga berguna bagi orang-orang

penderita diabetes dan untuk keperluan diet khusus, dan selain itu Sorbitol sering

digunakan sebagai pemanis obat berbentuk sirup (Kirk & Othmer, 1987).
2

1.2 Kapasitas Produksi

Berdasarkan data analisa pasar Sorbitol, peluang pasar / market share

Sorbitol yang diperoleh sebesar 136.886,366 ton/tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa peluang dalam mendirikan pabrik Sorbitol masih sangat tinggi. PT. Budi

Kimia Raya merupakan pabrik serupa yang berdiri di Lampung, Indonesia dengan

kapasitas produksi terkecil sebesar 6.000 ton/tahun (Capricorn Indonesia Consult,

2016). Berdasarkan peluang pasar dan kapasitas BEP (Break Event Point) yang

mengacu pada pabrik serupa serta jumlah bahan baku yang tersedia, maka dapat

ditentukan kapasitas pabrik Sorbitol yang akan didirikan yaitu 50.000 ton/tahun.

1.3 Pemilihan Lokasi

Penilaian terhadap beberapa lokasi yang memungkinkan untuk

digunakan sebagai tempat dalam pendirian pabrik Sorbitol dilakukan

dengan menggunakan metode scoring dengan 4 kategori pokok dengan

nilai 1-5 dan kemudian dikalikan dengan bobotnya masing-masing seperti

yang dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Penilaian alternatif lokasi pabrik Sorbitol dengan metode scoring
Faktor yang diperhatikan Jumlah
Alternati
Bahan Baku Tenaga Transportasi Utilitas
f Lokasi
(40%) Kerja (30%) (20%) (10%)
Semarang 4 x 40 = 160 5 x 30 = 150 5 x 20 = 100  5 x 10 = 50 460
Pati 4 x 40 = 160 4 x 30 = 120 4 x 20 = 80  4 x 10 = 40 400
Cilegon 5 x 40 = 200 4 x 30 = 120 5 x 20 = 100  5 x 10 = 50 470
Keterangan : (1) Sangat buruk, (2) Buruk, (3) Cukup, (4) Baik, (5) Sangat Baik

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, lokasi yang dipilih sebagai tempat

untuk pendirian pabrik Sorbitol adalah Kota Cilegon, Banten. Hal ini
3

ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Untuk faktor (1),

di Kota Cilegon terdapat pabrik penyediaan bahan baku sirup glukosa

yaitu PT. Suba Indah dan bahan baku penunjang gas hidrogen diperoleh

dari PT. Samator Gas Industri. Selanjutnya adalah faktor (2), Cilegon

merupakan kawasan dengan daerah permukiman padat penduduk sehingga

banyak tersedia tenaga ahli karena pendidikan dan ekonominya yang

stabil. Untuk faktor (3), berdasarkan letak geografisnya Kota Cilegon

dekat dengan Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Cigading sehingga akan

mempermudah proses pengantaran bahan baku ataupun pemasaran produk

dengan menggunakan transportasi laut dan transportasi darat yang

memadai. Faktor terakhir yaitu faktor (4), Kota Cilegon merupakan Kota

yang dekat dengan laut, hal itu menyebabkan mudahnya untuk

mendapatkan air dalam jumlah yang besar untuk mengubah air proses

sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan pabrik. Kota Cilegon

mendapat nilai total yang paling tinggi, sehingga Kota Cilegon terpilih

menjadi lokasi untuk mendirikan pabrik Sorbitol.

1.4 Informasi Umum Proses

Proses pembuatan Sorbitol dari sirup glukosa biasanya menggunakan proses

hidrogenasi katalitik. Proses hidrogenasi katalitik adalah suatu proses dimana

suatu zat (sirup glukosa) bereaksi dengan gas hidrogen menggunakan bantuan

katalis (Kirk & Orthmer, 1987). Sirup glukosa dan hidrogen diumpankan melalui
4

atas reaktor melewati tumpukan katalis Raney Nickel sehingga terbentuknya

Sorbitol. Reaksi yang terjadi adalah (Faith, 1975) :

C6H12O6(aq) + H 2(g) ⃗
Raney Nikel C6H14O6(aq) ......................
(1)
Sirup glukosa Hidrogen Sorbitol
Reaksi yang terjadi pada proses hidrogenasi katalitik bersifat eksotermis dan

reaksi akan bergerak ke arah produk pada kondisi operasi yang optimum. Kondisi

operasi pada reaksi ini adalah pada temperatur 130℃ dan pada tekanan 70 atm

dalam waktu 3-10 detik dengan konversi 98% menggunakan bantuan katalis

Raney Nikel (Chao & Huibers, 1980).

Terdapat alternatif lain dalam proses pembuatan Sorbitol yaitu

menggunakan proses reduksi elektrolitik. Proses ini berlangsung sangat lambat

yaitu 3 jam, konversi produk rendah hanya 60%, serta mahal karena

membutuhkan banyak tenaga dan tekanan yang digunakan lebih tinggi yaitu 125

atm dengan suhu sebesar 140oC [ CITATION Fai75 \l 1033 ] . Aplikasi di pabrik

sendiri lebih banyak menggunakan proses hidrogenasi katalitik dibandingkan

reduksi elektrolitik dan semua pabrik Sorbitol diseluruh Indonesia menggunakan

proses hidrogenasi katalitik karena reaksi hidrogenasi katalitik menghasilkan

yield dan kemurnian produk yang tinggi yaitu 98%. Sehingga dalam pemilihan

proses lebih menguntungkan proses hidrogenasi katalitik dibandingkan dengan

proses reduksi elektrolitik baik dari segi teknis maupun ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    sekaristi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    sekaristi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Paraldehyde
    BAB I Paraldehyde
    Dokumen5 halaman
    BAB I Paraldehyde
    sekaristi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    sekaristi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    sekaristi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    sekaristi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    sekaristi
    Belum ada peringkat