Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBINAAN KADER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Disusun oleh :
Risti Herliyanti
KHGB17065

STIKes KARSA HUSADA GARUT


DIII KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas perkenan-
Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah pembinaan kader kemudian tak lupa
shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW,
keluarganya, sahabatnya serta pengikut setianya hingga akhir jaman.
Makalah ini merupakan salah satu tugas Penulis menyadari betul bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak salah dalam penulisannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
Penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat masa yang akan datang
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Garut, Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kader...........................................................................................................3
B. Klasifikasi Materi.......................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia masih sangat tinggi. Hal ini merupakan masalah besar bagi
bangsa Indonesia. Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2002/2003, AKI adalah 301 untuk setiap 100.000 kelahiran hidup, dan AKB
adalah 35 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Ini merupakan angka tertinggi di
ASEAN. Untuk itu kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah yang paling
diprioritaskan dalam penurunan AKI dan AKB.
Departemen kesehatan itu sendiri telah mengeluarkan beberapa program
kesehatan untuk upaya itu. Salah satunya ialah dibentuk desa siaga yang
didalamnya terdapat Poskesdes (Pos kesehatan Desa). Untuk tenaga yang ada
dalam Poskesdes itu sendiri ialah tenaga kesehatan yaitu 1 orang bidan dan tenaga
masyarakat yaitu 2 orang kader.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat itu sendiri, departemen Kesehatan membuat program pelatihan untuk
kader kesehatan agar kader-kader kesehatan didesa siaga nantinya mempunyai
pengetahuan yang lebih. Dengan harapan kader dapat menggerakkkan dan
memperdayakan masayarakat agar tercipta masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat terutama pada Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) guna mencapai penurunan
AKI dan AKB di Indonesia.
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan
pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem
kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.

1
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong
dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di
lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam
pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok
masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
penulis membuat makalah dengan judul “Upaya Pembinaan Pada Kader”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah tentang
upaya pembinaan pada kader meliputi:
a. Bagaimana cara memberitahu ibu hamil agar bersalin di tenaga kesehatan
(Promosi bidan siaga)?
b. Apa saja pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan
rujukan yang diberikan kepada masyarakat ?
c. Bagaimana cara penyuluhan gizi dan KB?
d. Bagaimana cara pencatatan kelahiran dan kematian ibu/bayi?
e. Bagaimana cara promosi tubulin, donor darah berjalan, ambulandesa dan
suami siaga?

C. Tujuan
a. Dapat mengetahui cara memberitahu ibu hamil agar bersalin di tenaga
kesehatan (promosi bidan siaga)
b. Dapat memahami pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas,
dan rujukan
c. Dapat memahami penyuluhan gizi dan KB?
d. Dapat memahami pencatatan kelahiran dan kematian ibu/bayi?
e. Dapat memahami promosi tubulin, donor darah berjalan, ambulandesa dan
suami siaga?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kader
1. Pengertian
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat untuk bekerja dalam hubungan yang
amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat
dengan masyarakat departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai
latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader kesehatan
masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang
cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan
menghitung secara sederhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat
setempat serta pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan
kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang
diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja bekerja secara
fulltime atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak
dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau
oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah
rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh
masyarakat setempat.
2. Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
a. Perilaku hidup bersih dan sehat
b. Pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa

3
c. Upaya penyehatan di lingkungan
d. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
e. Bermasyarakat keluarga sadar gizi
Kader ditunjukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan
tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama
tugasnya dibeberapa Negara yaitu:
a. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang
ringan
b. Melaksanakan pengobatan yang sederhana
c. Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah
melahirkan
d. Menolong persalinan
e. Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak
f. Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
g. Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan
h. Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan
i. Melakukan penyuntikan imunisasi
j. Pemberian motivasi KB
k. Membagikan alat-alat KB
l. Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan,kesehatan perorangan
dan kebiasaan sehat secara umum.
m. Pemberian motivasi tentang penyakit menular,pencegahan dan
perujukan.
n. Pemberian motivasi tentang perlunya fall up pada penyakit menular
dan perlunya memastikan diagnosis.
o. Penanganan penyakit menular.
p. Membantu kegiatan di klinik.
q. Merujuk penderita ke puskesmas atau ke RS
r. Membina kegiatan UKS secara teratur
s. Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu
pencatatan dan pelaporan.

4
3. Pembentukan Kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini
disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus
diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon
kader didesa yang telah ditetapkan. Sebelumnya telah dilaksanakan
kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan
adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut. Calon
kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk
tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:
a. Calon kader yang kan dilatih
b. Waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
c. Tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
d. Adanya perlengkapan yang memadai
e. Pendanaan yang cukup
f. Adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis
bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala
puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang
mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya adalah tenaga kesehatan,
petugas KB (PLKB), pertanian, agama, PKK, dan sektor lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode
yang digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan
peran, penugasan, dan praktik lapangan. Jenis materi yang disampaikan
adalah:
a. Pengantar tentang posyandu
b. Persiapan posyandu
c. Kesehatan ibu dan anak
d. Keluarga berencana
e. Imunisasi
f. Gizi
g. Penangulangan diare

5
h. Pencatatan dan pelaporan
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan
pembinaan atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka,
masalah yang dihadapinya.
Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8
minggu atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya
menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan
kader.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader
adalah :
a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan ( promosi
bidan siaga)
b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
c. Penyuluhan gizi dan keluarga berencana
d. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas
gerakan sayang ibu.

B. Klasifikasi Materi
Berikut adalah klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan
pembinaan dukun:
1. Promosi Bidan Siaga
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan
melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja
sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa
yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke
tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru
lahir. Apabila cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka dengan
kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan

6
persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu dan bayi selamat, derajat
kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.
2. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan
Rujukan
Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan
pada ibu hamil, sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil
yang beresiko tinggi, tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan
rujukan merupakan materi yang harus di berikan, agar dukun bayi dapat
melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda bahaya pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan tepat.
Berikut ini adalah materi-materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun:
a. Pengenalan golongan resiko tinggi
b. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan
c. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinan
d. Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas
3. Pengenalan Dini Tetanus Neonatorum, BBLR, dan Rujukan
Tetanus neonatorum
Tanda-tanda Tetanus Neonatorum :
a. Bayi baru lahir yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tidak
bisa menetek.
b. Mulut mencucu seperti mulut ikan.
c. Kejang terutama bila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan.
d. Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru.
Penyebab terjadinya Tetanus Neonatorum :
a. Pemotongan tali pusat pada waktu pemotongan tidak bersih.
b. Perawatan tali pusat setelah lahir sampai saat puput tidak bersih atau
diberi bermacam-macam ramuan.
4. Penyuluhan Gizi dan KB
a. Gizi pada ibu hamil.
1) Ibu hamil makan makanan yang bergizi yang mengandung empat
sehat lima  sempurna.

7
2) Makan satu piring lebih banyak dari sebelum hamil.
3) Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore
hari seperti kolak, kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.
4) Tidak ada pantangan makan selama hamil.
5) Minum 1 tablet tambah darah selama hamil dan nifas.
b. Gizi pada bayi
5. Pencatatan kelahiran dan kematian
Dukun bayi melakukan pencatatan dan pelaporan dari persalinan yang
ditolongnya kepada Puskesmas atau Desa dan Kelurahan.

8
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (WHO, 1995)
Para kader kesehatan yang bekerja di pedesaan membutuhkan
pembinaan/pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka dan masalah
yang dihadapinya. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan
kader adalah:
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi
bidan siaga)
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan, ambulan desa, suami siaga, satgas
gerakan sayang ibu.

B.     Saran
Kita sebaiknya mengetahui upaya pembinaan kader dan pembinaan peran
serta masyarakat agar nantinya kita bisa melakukan mitra dengan kader
(masyarakat) dalam menjalankan tugas kita sebagai petugas kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Karwati, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans


Info Media.
Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
Runjati. 2010. Asuhan kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan. 2006. Perspektif Gender dan HAM 
dalam Asuhan   Kebidanan Komunitas. Jakarta: Yayasan pendidikan
kesehatan Perempuan.
Yulifah, Rita dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

10

Anda mungkin juga menyukai