Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENELITIAN KUALITATIF

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian


dan Biostatistika Dasar

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Intan FN
Melly NB
Nitilasmi T
Nurul Azmi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. dengan segala
rahmat, petunjuk dan karunia-Nya akhirnya, tugas makalah Metodologi Penelitian
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dikerjakan dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
menambah referensi baru tentang pengumpulan data pada penelitian kualitatif
bagi dosen maupun mahasiswa-mahasiswi.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena,
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
 

Garut, Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif .............................................................2

B. Karakteristik Penelitian Kualitatif ...............................................................3

C. Pendekatan Kualitatif...................................................................................9

D. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif...........................................................8

E. Pengumpulan Data.....................................................................................12

BAB III KESIMPULAN........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas
sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka
seorang peneliti kualitatif seharusnya haruslah orang yang memiliki sifat open
mended. Karenanya,  melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar,
berarti telah memiliki jendela untuk memahami dunia realitas sosial. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif adalah instrumen kunci.
Oleh karena itu penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkontruksi objek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya
memiliki kemampuan brain, skill, keberanian, da selalu menjaga networking, dan
memiliki rasa ingin tahu yang besar atau open mended.
Jadi atas dasar pemaparan di atas, maka pada kesempatan ini pemakalah
akan membahas tentang penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep dasar penelitian kualitatif ?
2. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif ?
3. Apa saja pendekatan kualitatif?
4. Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
5. Apa saja pengumpulan data?
 
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar penelitian kualitatif.
2. Mengetahui karakteristik penelitian kualitatif.
3. Mengetahui pendekatan kualitatif.
4. Mengetahui teknik pengumpulan data kualitatif.
5. Mengetahui pengumpulan data.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif


Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada
mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan
pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan
suatu ciri tertentu. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk penelitian
kualitatif, yaitu penelitian atau inkuiri naturalistik atau alamiah, etnografi,
interaksionis simbolik, perspektif ke dalam, etnometodologi, Chicago School,
fenomenologis, studi kasus, interpretatif, ekologis, dan diskusi (Bogdan dan
Biklen, 1982: 3). Pemakai istilah inkuiri naturalistik atau naturaliah pada
dasarnya kurang menggunakan istilah penelitian kualitatif karena menganggap
penelitian kualitatif merupakan istilah yang terlalu disederhanakan, bahkan sering
dipertentangkan dengan penelitian kuantitatif. Sebenarnya alasan yang
dikemukakan oleh para pengarang buku inkuiri alamiah ini adalah merupa- kan
alasan pembenaran istilah inkuiri alamiah yang digunakan oleh mereka.
Dilihat dari sisi lain, pada komposisi istilah inkuiri alamiah menekankan
pada kealamiahan sumber data. Dengan kata lain, alasan yang digunakan oleh
mereka sama saja dengan yang digunakan oleh peneliti yang masih menggunakan
penelitian kualitatif. Dalam buku ini, istilah penelitian kualitatif akan diterbitkan,
dan dalam hal-hal istilah khusus inkuiri atau penelitian alamiah atau naturalistik
akan digunakan juga, terutama pada saat menjelaskan resolusi dan paradigma
alamiah. Untuk melaksanakan pengkajian selanjutnya terhadap.
Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011) bahwa metode penelitian
kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme,
sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah, diaman peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi
(gabungan). Analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
lebih menekankan makna daripada generalilsasi.

2
Menurut Danial dan Nanan pendekatan kualitatif berdasarkan
penomenologis menuntut pendekatan yang holistik, mendudukan suatu kajian
dalam suatu konstruksi ganda. Melihat suatu objek dalam suatu konteks ‘natural’
alamiah apa adanya bukan parsial

B. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis
penelitian lainnya. Dari hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan
dan Biklen (1982: 27-30) meminta lima buah ciri, sedang Lincoln dan Guba
(1985: 30-44) mengulas tambahan buah ciri penelitian kualitatif. Uraian di bawah
ini merupakan hasil pengkajian dan sintesis kedua versi tersebut.
1. Latar Alamiah
Penelitian kualitatif melakukan penelitian di latar alamiah atau pada
konteks dari suatu keutuhan (entitas). Hal ini dilakukan, menurut Lincoln
dan Guba (1985: 39), karena ontologi alamiah menghendaki perbedaan
realitas sebagai keutuhan yang tidak dapat dipertanyakan jika membahas
dari konteksnya. Sesuai dengan hal-hal tersebut sebagaimana adanya di
atas: (1) tindakan pengamatan memprovokasi apa yang dilihat, karena
hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam
konteks untuk keperluan pemahaman; (2) Konteks sangat menentukan
dalam suatu penemuan memiliki makna bagi konteks lain, yang dimaksud
dengan fenomena yang harus dibahas dalam seluruh perbedaan lapangan;
dan (3) sebagian struktur nilai kontekstual berlawanan determinatif
terhadap apa yang akan dicari.
2. Manusia Sebagai Alat (instrumen)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan
karena, jika menggunakan alat yang bukan manusia dan dipersiapkan
terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klanik,
maka sangat tidak mungkin untuk melakukan penelitian mengenai
kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat

3
sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lain, dan
hanya manusialah yang dapat memfasilitasi kompleksitas di lapangan.
Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat mempertimbangkan
apakah menjadi faktor pengganggu sehingga terjadi hal yang demikian
maka ia pasti dapat menyadarinya dan dapat mengatasinya. Oleh karena
itu, pada saat pengumpulan data di lapangan, peneliti berperan serta di
situs penelitian dan ikut aktif kegiatan kemasyarakatan. Penulis
menamakan cara pengumpulan data dengan demikian observasi-observasi
atau partisipan observasi. (Catatan: Kuncaraningrat dan Emmerson, ed.,
1982, menggunakan istilah pengamatan yang digunakan jika dilihat dari
segi pengertiannya masih kurang dinamis). Uraian lebih lanjut tentang
pengumpulan diskusi peran serta.
3. Metode Kualitatif
Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini
digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
jamak. Kedua, mete ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antar lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
4. Analisis Data Secara Induktif
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.
Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan.
Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
jamak sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih
dapat membuat hubungan peneliti responden menjadi eksplisit, dapat
dikenal dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan
latar secara penuh dan dapat membuat keputusan keputusan tentang dapat
tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif
lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-

4
hubungan Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai
secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.
5. Teori dari Dasar (grounded theory)
Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan
teori substantif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal. Pertama, tidak ada teori yang dapat mencakupi kenyataan-kenyataan
jamak yang mungkin akan dihadapi. Kedua, penelitian ini mempercayai
apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin menjadi
netral. Ketiga, teori dari dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai
kontekstual. Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti bahwa
upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis
yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih
merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah
dikumpulkan, kemudian dikelompok-kelompokkan. Jadi, penyusun teori
disini berasal dari teori grounded), yaitu dari kumpulan data yang
dikumpulkan dan saling berhubungan. Jika peneliti merencanakan untuk
menyusun teori, arah pengumpulan teori ini akan menjadi jelas setelah
dikumpulkan. Jadi, peneliti dalam hal ini menyusun atau membuat
gambaran yang membuat menjadi jelas sementara data dikumpulkan dan
bagian-bagiannya dikutip. Dalam hal ini penelitian tidak berasumsi bahwa
sudah cukup yang diketahui untuk dibahas bagian-bagian yang penting
sebelum diadakan penelitian.
6. Data Deskriptif
Data Deskriptif yang dikumpulkan terdiri dari kata-kata, gambar, dan
bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode
kualitatif. Selain itu, semua yang terkumpul berkemungkinan menjadi
kunci terhadap apa yang sudah disetujui. Dengan demikian, laporan
penelitian akan memberikan kutipan-kutipan data untuk memberi
penilaian penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman video, dokumen
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada saat

5
membahas demikian, peneliti menganalisis data yang sangat kaya ini dan
melampaui mungkin dalam bentuk yang didukung. Hal itu perlunya
dilakukan seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah satu demi
satu. Pertanyaan dengan kata yang mempertanyakan, alasan apa dan
bagaimana menggunakan akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.
Dengan demikian, peneliti tidak akan melihat sesuatu yang memang
demikian keadaannya.
7. Lebih Mementingkan Proses dari Hasil
Penelitian Kualifikasi lebih banyak mementingkan segi prosa dari
hasil. Hal ini disebabkan oleh bagian-bagian yang sedang dibahas akan
jauh lebih jelas diamati dalam proses. Bogdan dan Biklen (1982:29)
memberikan contoh seorang peneliti yang menelaah sikap guru terhadap
jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinya dalam hubungan kegiatan
sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan
kata lain, peranan proses dalam penelitian kualitatif besar sekali.
8. Adanya Batas
Batas yang Ditentukan oleh Fokus Penelitian kualitatif menghendaki
ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul
sebagai masalah dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
hal. Pertama, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian
mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat
dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. Dengan kata lain,
bagaimana pun, penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting
artinya dalam usaha menemukan batas penelitian. Dengan hal itu dapatlah
peneliti menemukan lokasi penelitian.
9. Adanya Kriteria Khusus
Untuk Keabsahan Data Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas,
reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang
lazim digunakan dalam penelitian klasik. Menurut Lincoln dan Guba
(1985:43) hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama. validitas internal cara
lama telah gagal karena hal itu menggunakan isomorfisme antara hasil

6
penelitian dan kenyataan tunggal di mana penelitian dapat
dikonvergensikan. Kedua, validitas eksternal gagal karena tidak taat asas
dengan aksioma dasar dari generalisasinya. Ketiga, kriteria reliabilitas
gagal karena mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak
dan keduanya tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan
atas desain yang dapat berubah-ubah. Keempat, kriteria objektivitas gagal
karena penelitian kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi antara
peneliti responden dan peran nilai. Karena itu maka memeriksa keabsahan
data ada kriteria khusus yang.
10. Desain yang Bersifat Sementara
Penelitian kualitatif menyusun desain yang terus-menerus disesuaikan
dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah
dibuat ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal itu disebabkan
oleh beberapa hal. Pertama, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang
kenyataan nyata jamak di lapangan. Kedua, tidak dapat diramalkan
sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam
interaksi antara peneliti dengan realitas. Ketiga, bermacam-macam sistem
nilai yang terkait dengan cara yang tidak dapat diramalkan. Dengan
demikian, desain khusus masalah yang telah ditentukan sebelumnya
disetujui peneliti ke lapangan dapat diubah.
11. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disetujui Bersama
Penelitian kualitatif lebih lanjut meminta izin dan hasil interpretasi
yang diperoleh dirundingkan dan disetujui oleh manusia yang dibuat
sebagai sumber data. Hal ini terjadi oleh beberapa hal. Pertama, susunan
tantangan dari merekalah yang akan diangkat oleh peneliti. Kedua, hasil
penelitian yang sesuai dengan hakikat dan kualitas hubungan antara
pencarian dengan yang dicari. Ketiga, konfirmasi hipotesis kerja akan
menjadi lebih baik diverifikasi oleh yang diakui dan dikonfirmasikan oleh
orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.

7
C. Pendekatan Kualitatif
1. Pendekatan umum
Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Melalu penelitian manusia dapat
menggunakan hasilnya untuk memahami memecahkan uep mengantisipasi
masalah Menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah, "prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau
lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh)". Sejalan dengan definisi tersebut Kirk dan Miler mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah, tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang
tersebut dalam bahasa dan peristilahannya sendiri.
2. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang
terjadi pada beberapa dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak
ada batasan memaknai atau memahami fenomena mencoba individu.
Penelitian ini dalam yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan ditemukan dasar tertentu. wilayah data (subjek) dengan
interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti
menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa responden. dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman individu, untuk tujuan sejumlah pendekatan grounded theory
adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang
berhubungan dengan situasi Situasi di mana individu saling tertentu

8
berhubungan, bertindak, atau terlibat proses sebagai respon peristiwa. Inti
dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
terkait peristiwa dipelajari. erat untuk konteks
4. Etnografi
Etnografi penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok ini dan pola
kebiasaan, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan
hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan diskusi
yang cukup panjang terhadap kelompok, di mana adalah uraian dan sosial.
Peneliti berpartisipasi dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam
keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan
anggota kelompok tersebut Peneliti percakapan makna atau makna dari
setiap interaksi, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

D. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif


Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan
beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu, wawancara, observasi,
dokumentasi, dan diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan
ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami
(Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara
rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh
setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai,
untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang
memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana
yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis
informasi yang diperoleh.
1. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan
informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa

9
tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya
wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai
metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan
penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai
partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu
proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara. Menurut
Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan
dalam melakukan wawancara, yaitu
a. The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang
sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data.
Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan
pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan
lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b. The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di
dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat
pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam
melakukan pendekatan.
c. The events, menyusun protokol wawancara Setidaknya, terdapat dua
jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview),
di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara
terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara
bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga
suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah
(guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-
hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara
mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana
tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah

10
disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih
memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap
muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku. Observasi Selain
wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.
2. Observasi
Hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,
bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi
yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,
dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi,
yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3).
observasi kelompok. Berikut penjelasannya: Observasi partisipasi adalah
(participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek
penelitian.
3. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian,
arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data
berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang
terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk

11
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang
tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).
4. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi
terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna
sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri
pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok
peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada
mata pelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan
secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi
terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji
sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

E. Pengumpulan Data
1. Masalah pada peneliti.
Interaksi Peneliti kurang dapat melakukan interaksi dengan baik
kepada subjek,sehingga informasi akurat. Kurangnya Keterampilan
Kurangnya keterampilan ataupun pengalaman dalam pengumpulan data
berdampak terhadap data yang dikumpulkan. Hal ini bisa dilihat pada
peneliti pemula yang biasanya hanya menekankan pada data-data yang
diliat tanpa adanya upaya untuk menggali/ menghubungkan dengan data
lain. Sebenarnya dibalik semua data yang di berikan terdapat informasi
yang sangat di perlukan untuk menjawab pertanyaan peneliti. Konplik
peran dari peneliti Sebagai seorang peneliti kadang kita merasa seorang
petugas di lapangan, sehingga pada waktu melakukan pengumpulan data
kita melakukan intervensi keperawatan secara emosional. Akibatnya hasil
yang kita harapkan akan bias,karena kita terlalu dominan memengaruhi
pendapat dari klien(subjek).
2. Pertanyaan
Merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

12
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu
apa yang bisa diharapkan dari responden(Iskandar, 2008: 77). Uma sekaran
(1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket
yaitu sebagai berikut:
Prinsip penulisan angket
a. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan
tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif
dan negatif.
d. Pertanyaan tidak mendua
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
f. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang
umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal
yang sulit
Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah
merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel
yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus daapat
digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel variabel yang
diukur. Penampilan fisik angket, penampilan fisik angket sebagai alat

13
pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden
dalam mengisi angket.
3. Proposisi
Merupakan kalimat logika yang mana pernyataan tentang hubungan
antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Ada yang
mengartikan proposisi sebagai ekspresi verbal dari putusan yang berisi
pengakuan atau pengingkaran sesuatu (predikat) terhadap sesuatu yang
lain (subjek) yang dapat dinilai benar atau salah. Unsur-unsur proposisi:
Term subjek; hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
Term subjek dalam sebuah proposisi disebut subjek logis. Ada perbedaan
antara subjek logis dengan subjek dalam sebuah kalimat. Tentang subjek
logis harus ada penegasan/ pengingkaran sesuatu tentangnya.
Term predikat; isi pengakuan atau pengingkaran. Kopula;
menghubungkan term subjek dan term predikat, Terdapat beberapa jenis
proposisi, yakni:
Penjelasan:
a. Proposisi Berdasarkan Bentuknya, Proposisi tunggal, merupakan
proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Misalnya,
saya makan; Andi bermain. Proposisi majemuk, merupakan proposisi
yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat. Misalnya,
Anna belajar fisika dan mendengarkan musik; Bekham tur ke Asia dan
bermain di Indonesia.
b. Proposisi Berdasarkan Sifatnya, Proposisi Kategorial, proposisi yang
hubungan subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apapun.
Misalnya, semua orang akan mati; semua hewan membutuhkan makan.
Proposisi Kondisional, proposisi yang pada hubungan subjek dan
predikatnya memerlukan syarat tertentu. Misalnya, jika hari mendung
maka akan turun hujan; jika Dina bangun kesiangan maka akan
terlambat masuk ke sekolah. Dalam proposisi kondisonal terbagi
menjadi dua macam, yakni: proposisi kondisional hipotesis dan
proposisi kondisional disjungtif atau mempunyai 2 pilihan alternatif.

14
Contohnya : jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya
(hipotesis). Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas.
Proposisi Berdasarkan Kualitasnya, Proposisi Positif, atau Afirmatif,
merupakan proposisi yang predikatnya membenarkan subjek. Misal,
semua profesor adalah orang pintar. Proposisi Negatif, merupakan
proposisi yang predikatnya tidak mendukung/ membenarkan subjek.
Misalnya, tidak satu pun tumbuhan memiliki kaki.
4. Pedoman wawancara
Alur pertanyaan Panduan ini seyogianya dikembangkan terlebih dahulu
oleh peneliti bekerjasama dengan para peneliti yang terlibat. Untuk itu
perlu dibuat jadwal untuk diskusi agar arah diskusi dapat dibimbing oleh
moderator. Pertanyaan nantinya akan berkembang dengan sendirinya
melalui pengajuan pertanyaan wawancara, para ahli menyarankan bahwa
hal hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Pertanyaan diurutkan dari yang umum ke yang khusus
b. Pertanyaan penting harus didahulukan pada awal diskusi dan yang
dipandang kurang penting anti dikemukakan kemudian pada bagian
akhir.
Jika kedua prinsip ini tampak bertentangan sebaiknya peneliti memulai
dengan pertanyaan umum ke arah yang khusus dan kemudian mengajukan
banyak pertanyaan yang cara yang menarik perhatian peserta secara cepat.
Pertanyaan awal bisa mengarahkan diskusi pada hal yang terlalu terfokus
dan terlalu sempit Dengan sendirinya moderator berusaha menghindari hal
yang demikian.
5. Jumlah Pertanyaan
Disarankan agar wawancara terfokus pada upaya mengajukan kurang
dari 10 pertanyaan atau sekitar 6-7 pertanyaan saja. Namun ada
penulis/ahli yang menyarankan agar pertanyaan sebaiknya kurang dari 12
buah banyaknya.

15
a. Jenis Pertanyaan
Pertanyaan tidak terstruktur atau pertanyaan terbuka membuka
pemikiran para peserta diskusi sehingga dapat menanggapinya dari
berbagai dimensi. Pertanyaan harus dipilih secara berhati-hati dan
dirumuskan sebelumnya dengan harapan banyak jawaban yang dapat
dibereskan peserta.
Pertanyaan yang menggunakan kata tanya bagaimana. mengapa, di
dalam kondisi apakah, dan pertanyaan semacamnya, menyarankan
kepada peserta bahwa peneliti menghendaki persoalan yang kompleks
dalam memfasilitasi diskusi. Dipihak lain, ada ahli yang menganjurkan
agar pertanyaan mengapa' agar tidak banyak digunakan karena pada
wawancara kelompok fokus yang diinginkan adalah jawaban cepat
namun rasional atau yang sesuai dengan situasi.
Beberapa contoh pertanyaan:
1) Apa yang Anda pikirkan tentang program yang sedang berjalan'?
2) Bagaimana yang Anda rasakan tentang konferensi itu?
3) Dari mana Anda dapatkan informasi baru itu?
4) Apa yang Anda sangat sukai tentang program yang diusulkan itu?
Moderator/Pewawancara Teknik sebagai moderator pada kelompok
fokus memerlukan keterampilan dimana moderator boleh
menggunakan berbagai peranan selama diskusi berlangsung sewaktu
mengarahkan diskusi harus tanggap memahami perilaku dan sikap
peserta yang muncul sewaktu diskusi dan harus terampil mengatasi
hal-hal yang muncul sewaktu diskusi dengan jalan mengarahkan sikap
dan perilaku mereka, memberi tantangan dan bisa menengahi pendapat
yang bertentangan dan juga bisa mengatasi emosi yang muncul.
Memulai Diskusi Moderator berusaha membangun 'rapport' dalam
kelompok. Merupakan permulaan yang baik apabila para peserta saling
berkenalan terlebih dahulu dan sedikit menceritakan tentang
pengalamannya. Hal ini dapatlah membangun suasana yang baik
daripada diam dan kaku. Moderator terlebih dahulu menyatakan

16
selamat datang, kemudian memberi gambaran umum tentang topik
diskusi, tujuan diskusi, aturan yang digunakan dalam diskusi dan
sesudah itu langsung mengajukan pertanyaan pertama.
b. Ciri-ciri
Ciri-ciri pewawancara bisa mendorong keberhasilan diskusi.
Moderator selaku pewawancara hendaknya tanggap dan sigap secara
mental dan menjaga jangan sampai diskusi terhenti di tengah jalan,
karena adanya ketakutan dan tekanan. Pewawancara/moderator
hendaknya sudah terlatih mendengarkan dan menghadapi situasi
kelompok. Sebaiknya moderator hafal urutan pertanyaan dan harus
mendengarkan dan setiap saat berpikir tentang tentang hal-hal yang
terjadi selama diskusi berlangsung
Pewawancara yang baik haruslah memiliki daya antisi- pasi,
memiliki kemampuan membangun 'rapport', paradoks bilateral
(dominan tetapi submisif), tidak reaktif, non-direktif, teurapetik, dan
sabar dalam mengajukan 'pertanyaan menjajagi' (probing questions),
Moderator harus pula memiliki kemampuan mengelola waktu,
khususnya apabila topik banyak dipersoalkan dan didiskusikan lebih
lanjut namun hasil yang diperoleh barulah sedikit.
c. Tape Recorder
Tape recorder tidak banyak dapat digunakan dalam diskusi
kelompok namun diperlukan juga untuk menampung suara-suara yang
muncul selama diskusi. Mikrofon dan alat perekamnya perlu dipasang
terlebih dahulu agar dapat dilihat dan dimanfaatkan oleh peserta
diskusi untuk berbicara satu demi satu guna menghindari suara berisik
dan gaduh yang tidak terdengar melalui 'tape'.
d. Pembuatan Catatan
Moderator atau asisten moderator sebaiknya membuat catatan
tentang frasa dan pernyataan yang dikemukakan oleh peserta. Catatan
harus dilengkapi dan bisa digunakan dengan kelengkapan dari 'tape
recorder'. Ada ahli yang menyarankan agar moderator membuat

17
'catatan lapangan' pada setiap sesi diskusi guna dimanfaatkan pada
analisis data
e. Analisis Data Kelompok Fokus
Informasi yang dikumpulkan dari diskusi kelompok fokus
merupakan data mentah. Tugas peneliti adalah menyiapkan pernyataan
berkaitan dengan pengumpulan data. Langkah pertama yang harus
dilakukannya adalah membuat transkrip dari keseluruhan wawancara.
Hal tersebut akan menyediakan catatan hasil pembicaraan dalam
diskusi secara lengkap dan akan memfasilitasi analisis data.
Langkah berikutnya ialah menganalisis isi/konten diskusi. Tujuan
mengadakan analisis ialah mencari kecenderungan- kecenderungan
dan pola-pola yang sering muncul baik pada kelompok maupun pada
berbagai kelompok. Analisis isi/ sebagai jawaban. Juga peneliti harus
mempertimbangkan penekanan atau intensitas yang diberikan oleh
para peserta. Pertimbangan lainnya berkaitan dengan konsistensi dari
tanggapan-tanggapan dan kekhususan jawaban dalam menindaklanjuti
pertanyaan-pertanyaan menggali. Analisis data dapat memanfaatkan
analisis data dengan komputer yang dalam hal ini dinamakan
NUD'IST misalnya.
Sebagai kesimpulan umum dapatlah dikemukakan bahwa
wawancara kelompok fokus dapat digunakan pada berbagai latar.
Selain wawancara kelompok tersebut di atas berikut ini ada beberapa
teknik penelitian kualitatif yang dikemukakan yaitu: teori dari dasar
(grounded theory), etnografi, penelitian tindakan (action research).

18
BAB III
KESIMPULAN

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau
kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan
data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner
(angket), observasi.
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan
beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi,
3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada

19
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami. Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu
ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap
peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk
memperoleh informasi apa dan pada bagian fokus masalah mana yang
memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana
yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis
informasi yang diperoleh.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Moloeng J Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

21

Anda mungkin juga menyukai