Disusun Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................................4
1.3 Perumusan Masalah.................................................................................................5
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................................5
1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................................................6
BAB 2..................................................................................................................................7
KERANGKA TEOROTIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS..................................................7
2.1 Kerangka Pemikiran.................................................................................................8
2.2 Pengembangan Hipotesis.........................................................................................8
2.3 Penelitian Terdahulu..............................................................................................11
BAB III............................................................................................................................14
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................14
3.1 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................14
3.2 Metode Penentuan Sampel.....................................................................................14
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................................15
3.4 Metode Analisis Data.............................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................................................25
4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................................25
4.2 Analisi dan Pembahasan...................................................................................26
BAB V.............................................................................................................................45
PENUTUP.......................................................................................................................45
5.1 Kesimpulan............................................................................................................45
5.2 Saran......................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................47
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
ada konsekuensi pajak dengan tujuan mengefisienkan jumlah pajak yang
akan di transfer ke pemerintah (Zain, 2006). Pajak memiliki dua sisi yang
berbeda jika dilihat dari pemerintah dan perusahaan. Adanya perbedaan
kepentingan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan perusahaan
sebagai wajib pajak membuat jarak antara keduanya. Pemerintah
menginginkan penerimaan pajak yang tinggi untuk membiayai
penyelenggaran pemerintahan sedangkan perusahaan menginginkan untuk
membayar pajak sekecil mungkin. Sebagai wajib pajak, perusahaan tidak
mau rugi dengan adanya pengenaan pajak, karena pajak dianggap sebagai
beban yang dapat mengurangi jumlah pendapatan. Perusahaan melakukan
perencanaan pajak dengan tujuan untuk meminimalkan pajak yang
dibayarkan supaya tidak lebih bayar dan dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Pajak yang kecil memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Anggaran yang seharusnya digunakan untuk membayar pajak dapat
dialokasikan untuk peningkatan aset, pembayaran piutang atau hal lain
yang menunjang kinerja perusahaan. Persaingan yang begitu pesat antar
perusahaan telah mewarnai era globalisasi saat ini, setiap perusahaan akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan
nilai perusahaan. manajemen perusahaan berusaha keras agar tujuan dapat
tercapai karena, baik atau buruknya kinerja manajemen diukur dari
besarnya laba yang diperoleh. Disisi lain perusahaan melihat bahwa
penghindaran pajak dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi
perusahaan (Christoper, 2015). Tidak hanya perusahaan yang diuntungkan
tetapi pemegang saham selaku pemilik perusahaan merasakan dampak
positif dengan adanya perencanaan pajak. Pemegang saham membutuhkan
perencanaan pajak dalam jumlah yang tepat dengan memperhatikan cost
dan benefitnya supaya tidak menurunkan risiko perusahaan. Pada dasarnya
yang menjadi motivasi atau tujuan suatu perusahaan melakukan
perencanaan pajak adalah untuk dapat meminimalisir beban pajak yang
harus dibayarkan, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan laba setelah
pajak, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu
2
sendiri (Hetti dan Diah, 2016). Menurut Fama (1978) nilai perusahaan
akan tercermin salah satunya dari harga saham. Harga saham terbentuk
oleh adanya transaksi di pasar saham. Faktor yang mempengaruhi harga
saham yaitu kemampuan perusahaan membayar dividen. Untuk
mendapatkan harga saham yang tinggi dapat diperoleh dengan laba yang
tingi. laba yang besar membuat dividen yang dibagikan juga akan besar
dan harga saham akan naik. Oleh sebab itu nilai perusahaan akan tinggi
seiring meningkatnya laba perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi
mampu membuat nilai perusahaan juga akan tinggi. Nilai perusahaan
sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti
oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham,1996). Nilai
perusahaan yang tinggi dapat menarik investor untuk menanamkan modal
sahamnya ke dalam perusahaan. Investor melihat sebuah nilai perusahaan
dari cerminan laba bersih. Laba yang tinggi membuat citra yang positif
dan memberikan sinyal informasi yang baik bagi investor untuk
melakukan investasi.
3
Penelitian ini dilakukan untuk melanjutkan penelitian terdahulu.
Penelitian ini menggunakan variabel Good Corporate Governance dan
perencanaan pajak karena peneliti menganggap faktor ini paling mampu
mendeskripsikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan pengaruh perencanaan pajak terhadap nilai
perusahaan mempunyaai hasil yang berbeda. Vidoyana (2017)
menemukan hasil bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh
perencanaan pajak sedangkan dari Nanik Lestari (2014) yang berjudul
Pengaruh Tax Planning Terhadap Nilai Perusahaan yang menunjukan
bahwa Hasil penelitian membuktikan hubungan positif antara perencanaan
pajak dan nilai perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan tidak
dipengaruhi olehtinggi rendahnya perencanaan pajak. Berdasarkan latar
belakang tersebut, mendorong peneliti untuk mengambil judul “Pengaruh
Perencanaan Pajak dan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan”
4
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Apakah Perencanaan Pajak Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan?
2. Apakah Good Corporate Governance Berpengaruh Terhadap Nilai
Perusahaan?
3. Apakah Perencanaan Pajak Dan Good Corporate Governance
Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Nilai Perusahaan?
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis berharap bahwa
penelitian ini akan memiliki manfaat bagi :
a) Pengembang Akademik.
Agar dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik dan dengan
actora-variabel yang berbeda, sehingga diperoleh pemahaman baru
yang lebih baik dan lebih luas bagi pengetahuan mahasiswa.
b) Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan, khususnya para pemakai laporan keuangan dan
5
manajemen perusahaan dalam memahami perencanaan pajak dan
Good Corporate Governance
c) Calon Investor
Dapat memberikan gambaran tentang laporan keuangan tahunan
sehingga dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan investasi.
d) Pembaca dan Publik
Sebagai referensi kepustakaan, dan untuk penelitian berikutnya
kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan
memberikan kesempurnaan dalam penelitian yang berkaitan
dengan pengaruh perencanaan pajak dan Good Corporate
Governance terhadap nilai perusahaan.
6
A. Bagi Penulis
a) Manajemen laba digunakan penulis untukmelihat seberapa
besar upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi laporan keuangan.
b) Perencanaan pajak digunakan penulis untukmengetahui jenis
tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
B. Bagi Perusahaan
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki Nilai
Perusahaan.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada perusahaan untuk lebih
memperhatikan indicator Good Corporate Governance
dan perencanaan pajak yang akan meningkatkan nilai
perusahaan di perusahaan tersebut.
c) Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak
manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan.
C. Bagi Pihak Lain
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang konsep nilai
perusahaan.
b) Diharapkan hasil penelitian skripsi ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
c) Hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangasih
pemikiran bagi pengembangan ilmu akuntansi.
d) Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang kelebihan dan kekurangan dari perencanaan
pajak dan Good Corporate Governance.
7
BAB 2
Perencanaan Pajak H H1
H2 Nilai Perusahaan
Good corporate
governance H3
8
2.2 Pengembangan Hipotesis
Menurut Sugiyono (2017) dalam Suryani (2019) hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara,
maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul.
Hipotesis ini memperlihatkan hubungan antara beberapa variabel. Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan, kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
9
Sehingga menimbulkan agency cost yang berdampak pada tingkat
kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan.
10
kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor
ketentuan peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat
membayar pajak dalam jumlah minimum”.Menurut Susanti et al. (2010)
menemukan bahwa mekanisme corporate governance yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
11
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
12
yang berbeda.
4 Ida dan Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Variabel perencanaan
Naniek Nilai Perusahaan dengan Transparansi pajak berpengaruh pada
(2017) Perusahaan sebagai Variabel Moderasi nilai perusahaan
Variabel transparansi
perusahaan dapat
memoderasi pengaruh
perencanaan pajak
terhadap nilai perusahaan.
6 Vidoyana Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Nilai perusahaan tidak
(2017) Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh
perencanaan pajak.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
14
1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 49
2. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap sesuai dengan
variabel yang diteliti dan menerbitkan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen dari 2016-2018.
3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah
4. Perusahaan dengan pre tax income selama 3 tahun yang positif
15
Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel independen, dengan
metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda
(multiple linear regression). Regresi linier berganda merupakan teknik
analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh dari dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil ini dikatakan valid dan tidak
bias jika asumsi klasik terpenuhi. Berikut merupakan penjelasan mengenai
tahapan pengujian dalam penelitian ini.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal . Data
yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki
distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara,
diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal P-Plot dan uji statistik
non-parametik One Sample Kolmogorov Smirnov. Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
16
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2016).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi atar variabel bebas (Independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel
ini tidak ontogonal. Variabel ontogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dengan membuat
hipotesis:
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara
suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana
adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi
antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Uji autokorelasi
hanya dilakukan pada data time series (runtun waktu) dan tidak perlu
dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana
pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang
bersamaan. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.
Guna menguji keberadaan autocorrelation dalam penelitian ini
digunakan metode runtest.
d. Uji Heteroskedastisitas
17
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan
adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi)
dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika
tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,
menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian
menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser , uji
Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi
asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke
dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data
bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua
variabel dengan variabel yang mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda yaitu
metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Perencanaan Pajak, Good
Corporate Governance dan Good Corporate Governance Sedangkan
variabel dependenya adalah Nilai Perusahaan. Adapun persamaan
untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
18
Tobin’s Q = Nilai Perusahaan
ETR = Perencanaan Pajak
KI = Kepemilikan Institusional
KM = Kepemilikan Manajerial
KOMI = Komisaris Independen
DKA = Kualitas Audit
a = Konstanta
𝛽1,...,𝛽5 = koefisien regresi
𝜀 = Error
A. Koefisien Determinasi (R2 )
19
4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat.
Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain itu konstan. Uji t
dapat dilakukan dengan 55 membandingkan t hitung dengan t hitung >
t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom
signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya suatu variabel
independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan
lebih besar dari nilai alpha. Artinya suatu variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016).
5. Operasionalisasi Variabel
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi
nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran
dari variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran rasio.
Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan,
yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi (Winanto dan Widayat,
2013). Tujuan utama perusahaan saat ini adalah meningkatkan nilai
perusahaan yang tercermin dari kemakmuran pemilik atau
pemegang saham perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan dapat
menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan, sehingga
pemilik perusahaan berupaya untuk bekerja lebih keras dengan
20
menggunakan berbagai intensif untuk memaksimalkan nilai
perusahaan dengan cara mendorong manajer (Herdiyanto, 2015).
Perusahaanmenjalankan usahanya dengan tujuan agar dapat terus
beroperasi dan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang sudah go public tercermin dari harga saham yang terdapat di
bursa. Nilai perusahaan merupakan variabel dependen yang diukur
dengan menggunakan Tobin’s Q (Herawaty, 2008) yang dihitung
dengan menggunakan rumus:
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠𝑄 = 𝐌𝐕𝐄+𝐃
𝐁𝐕𝐄+𝐃
Keterangan :
Tobin’s Q = Nilai perusahaan
MVE =Nilai Pasar Ekuitas (Market Value of Equity),
merupakan perkalian antara nilai pasar saham diakhir periode
dengan jumlah saham yang beredar diakhir periode.
BVE = Nilai Buku Ekuitas (Book Value of Equity),
merupakan selisih antara total aset perusahaan dengan total
kewajiban.
D = Nilai buku dari total utang perusahaan dikhir
periode.
2. Perencanaan Pajak
Menurut Suandy (2011) perencanaan pajak adalah upaya melakukan
penghematan dan minimalisasi pajak, yang secara legal yang dapat
dilakukan melalui manajemen pajak. Tarif pajak efektif (Effective
Tax Rate/ETR) dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
penghematan pajak atau penundaan pajak yang diperoleh. Semakin
rendah Effective Tax Rate (ETR) maka tax planning semakin
efektif. Effective Tax Rate (ETR) dihitung sebagai beban pajak
penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak penghasilan (Earning
21
Before Taxes/EBT) Effective Tax Rate (ETR) berguna untuk
mengetahui seberapa besar penghematan pajak atau penundaan
pajak yang diperoleh (Samrotun & Suhendro, 2014). Kusumayani
dan Suardana (2017) juga menyatakan ETR ialah menunjukkan
seberapa efektif pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
Rumus tax planning yang mengandung unsur ETR: ETR=BEBAN
PAJAK
Laba sebelum pajak
a) Komite Audit
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016) Komite Audit yaitu
seorang yang menjalankan pendapat profesional yang
independen kepada dewan komisaris terhadap laporan atau
halhal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris.
Dalam strukturnya komite audit harus mempunyai anggota
komite audit minimal terdiri dari satu orang komisaris
independen sebagai ketua, satu orang yang mengerti dibidang
keuangan, dan satu orang yang meimiliki pengetahuan tentang
hukum dan perbankan. Berdasarkan penjelasan di atas indikator
dari komite audit pada penelitian ini sebagai berikut:
22
Komite Audit = Jumlah Komite Audit
b) Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham oleh investor dari pihak manajemen
berperan untuk memonitor kinerjamanajemen perusahaan
dengan lebih efektif dan mempengaruhi manajer
dalampengambilan keputusan agar manajemen perusahaan
tidak bertindak sesuaikeinginannya sendiri (Iqbal, 2007) dalam
(Muhsyi, 2014). Adanya kepemilikanmanajerial dapat
memantau secara profesional perkembangan investasinya,hal
ini akan membuat tingkat pengendalian terhadap manajemen
sangat tinggi sehingga potensikecurangan dapat ditekan.
Rumus Struktur Kepemilikan Institusional menurutSugiarto
(2009: 59) adalah sebagai berikut :
23
Dewan Komisaris = Jumlah Dewan Komisaris
Sumber: (Thesarani, 2016)
Tabel
Operasionalisasi Variabel Penelitian
24
BAB IV
25
Tabel 4.1
Kriteria Penentuan Sampel
26
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimu Maximu Mean Std.
m m Deviation
Komite Audit 30 2 3 2.93 .254
Kepemilikan
30 .0000 .6682 .068551 .2033701
Manajerial
Ukuran Dewan
30 2 5 3.73 1.015
Komisaris
Tax Planning 30 -1.0343 2.8758 .122639 .7971227
Nilai Perusahaan 30 .5158 2.1695 .914672 .3700362
Valid N (listwise) 30
Sumber: Output SPSS yang diolah
a. Variabel Independen
1) Perencanaan Pajak
2) Komite Audit
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa komite audit
dengan dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai minimum sebesar
27
2 yang diperoleh dari Bekasi Asri Pemula Tbk. pada tahun 2017
&2018. Sedangkan nilai maksimum sebesar 3 yang diperoleh dari …
3) Kepemilikan Manajerial
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa Kepemilikan
Manajerial dengan dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai
minimum sebesar 2 dan memiliki nilai maksimum 5 dengan rata-rata
total 3.73 dan standar deviasi sebesar 1.015
b. Variabel Dependen
Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Hasil
uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa Nilai perusahaan
dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai minimum sebesar 0,5158
yang diperoleh dari Bhuwanatala Indah Permai Tbk. pada tahun 2017.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 2.1695 yang diperoleh dari Cowell
Development Tbk. pada tahun 2016. Nilai rata-rata (mean) nilai
perusahaan adalah 0,914672 dan standar deviasi sebesar 0,3700362.
28
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2016). Ada dua cara untuk
mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan P-Plot dan uji statistik One Sample Kolmogorov
Smirnov.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas P-Plot
29
Untuk lebih meningkatkan uji normalitas data, maka peneliti
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila hasil uji
Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai asymp. Sig > 0,05 maka
data terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilai asymp. Sig <
0,05 maka data tersebut terdistribusi tidak normal. Hasil uji dari
KolmogorovSmirnov dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 30
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b Std.
.33144394
Deviation
Most Extreme Absolute .220
Positive .220
Differences Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z 1.203
Asymp. Sig. (2-tailed) .110
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
30
variabel independen. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
multikolinearitas.
Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas yang terjadi pada Tabel
4.4.
Tabel 4.4
Hasil uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
Komite Audit .940 1.064
Kepemilikan
.914 1.094
Manajerial
1
Ukuran Dewan
.886 1.128
Komisaris
Tax Planning .991 1.009
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0.10 untuk semua
variabel independen, serta nilai VIF < 10 untuk semua variabel, maka
variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat
masalah multikolinearitas, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
31
kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi ((DurbinWatson Test)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 ,426a ,181 ,050 ,36476 ,895
32
a. Predictors: (Constant), Tax Planning, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi (Run Test)
Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
a
Test Value -,05344
33
Cases < Test Value 15
Cases >= Test
15
Value
Total Cases 30
Number of Runs 13
Z -,929
Asymp. Sig. (2-
,353
tailed)
a. Median
Berdasarkan tabel 4.6 nilai Sig. Res_1 sebesar 0.353 , yang artinya
0.353 > 0.05 maka H0 di terima, Ha di tolak. Sehingga dapat
disimpulkan data tersebut tidak terdapat masalah autokorelasi.
34
Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi hubungan antara perencanaan pajak, good
corporate governance dan nilai perusahaan.
35
(Perencanaan Pajak dan Good Corporate Govenance) terhadap variabel
dependen Pengungkapan Nilai Perusahaan.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .445 .198 .069 .3569761
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Tax Planning,
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Parsial t
36
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .063 .776 .082 .935
Tax Planning .157 .084 .338 1.880 .072
Ukuran Dewan
.065 .069 .179 .943 .355
1 Komisaris
Kepemilikan
-.103 .341 -.057 -.302 .765
Manajerial
Komite Audit .203 .270 .139 .752 .459
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui hasil pengaruh secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu sebagai berikut :
1. Tax Planning memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level
signifikan (0.072 > 0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai perusahaan.
2. Good corporaete governance yang di proksikan oleh Ukuran Dewan
Komisaris memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level
signifikan (0.355 > 0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa Good corporaet governance yang di proksikan oleh
Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Good corporate governance yang di proksikan oleh kepemilikan
manajerial memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level
signifikan (0.765 > 0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa Good corporaet governance yang di proksikan oleh
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
37
4. Good corporate governance yang di proksikan oleh Komite Audit
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level signifikan (0.459 <
0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini menunjukkan bahwa
Good corporaet governance yang di proksikan oleh Komite Audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression .785 4 .196 1.540 .221b
1 Residual 3.186 25 .127
Total 3.971 29
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan
Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris
PEMBAHASAN
Pengaruh perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan
38
Menurut Chairil Anwar (2013:18) perencanaan pajak sebagai berikut:
“...proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi maupun badan usaha
sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang
dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan
perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah
minimum”.
Nilai perusahaan adalah suatu entitas yang didalamnya terdapat sekelompok orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan
memperhatikan aspek ekonomi, actor, dan lingkungan hidup. Nilai perusahaan
yangtinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham,
sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada
perusahaan tersebut.
39
Pengaruh GCG (ukuran dewan komisaris) terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.8
menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,065 dengan tingkat
signigfikansi sebesar 0,355 lebih besar dari & 0,05 yang ditunjukan pada tabel
4.8. Dengan demikian maka hipotesis H2 ditolak dan menunjukkan bahwa Good
corporate governance yang di proksikan oleh Ukuran Dewan Komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Banyak nya dewan komisaris
dapat berdampak akan adanya permasalahan internal baik dikarenakan miss
komunikasi dan permasalahan lainnya sehingga konflik tersebut menurunkan nilai
perusahaan.
40
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.8
menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -0,103 dengan tingkat
signigfikansi sebesar 0,765 lebih besar dari & 0,05 yang ditunjukan pada tabel
4.8. Dengan demikian maka hipotesis H2 ditolak dan menunjukkan bahwa Good
corporate governance yang di proksikan oleh kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya kepemilikan saham
yang dimiliki oleh komisaris atau direksi kurang dari rata-rata sehingga
kepemilikan manajerial tidak mendapat respon dari para investor sehingga tidak
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016) Komite Audit yaitu seorang yang
menjalankan pendapat profesional yang independen kepada dewan komisaris
terhadap laporan atau halhal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan
komisaris. Dalam strukturnya komite audit harus mempunyai anggota komite
audit minimal terdiri dari satu orang komisaris independen sebagai ketua, satu
orang yang mengerti dibidang keuangan, dan satu orang yang meimiliki
pengetahuan tentang hukum dan perbankan.
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.8
menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,203 dengan tingkat
signigfikansi sebesar 0,459 lebih besar dari & 0,05 yang ditunjukan pada tabel
4.8. Dengan demikian maka hipotesis H2 ditolak dan menunjukkan bahwa Good
corporate governance yang di proksikan oleh komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jumlah komite audit tidak
menyebabkan perusahaan memiliki nilai tambah investor oleh sebab banyak nya
komite audit tidak bisa menjamin secara pasti apakah perusahaan tersbut dikelola
dengan baik dan benar.
41
Pengaruh perencanaan pajak, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
manajerial dan komite audit terhadap nilai perusahaan
42
Nilai perusahaan adalah suatu entitas yang didalamnya terdapat
sekelompokorang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama
perusahaan adalahmeningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan
(sustainable) dengan memperhatikan aspek ekonomi, actor, dan lingkungan
hidup. Nilai perusahaan yangtinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi
para pemegang saham, sehingga parapemegang saham akan menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan tersebut.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
44
1. Variabel perencanaan pajak tidak berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Oleh sebab itu, dapat diasumsikan secara teori bahwa investor
atau kreditor memandang perencanaan pajak yang dilakukan oleh
perusahaan tidak akan meningkatkan atau menurunkan nilai dari
perusahaan tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena perencanaan pajak
merupakan tindakan yang legal untuk dilakukan oleh perusahaan, sehingga
praktik tersebut tidak akan mengurangi ketertarikan investor dan kreditor
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut tanpa
memperhatikan praktik-praktik yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Variabel Good Corporate Governance yang di proksikan oleh Ukuran
Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Banyaknya dewan komisaris dapat berdampak akan adanya permasalahan
internal baik dikarenakan miss komunikasi dan permasalahan lainnya
sehingga konflik tersebut menurunkan nilai perusahaan.
3. Variabel Good Corporate Governance yang di proksikan oleh kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya
kepemilikan saham yang dimiliki oleh komisaris atau direksi kurang dari
rata-rata sehingga kepemilikan manajerial tidak mendapat respon dari para
investor sehingga tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
4. Variabel Good corporate governance yang di proksikan oleh komite audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jumlah
komite audit tidak menyebabkan perusahaan memiliki nilai tambah
investor oleh sebab banyak nya komite audit tidak bisa menjamin secara
pasti apakah perusahaan tersbut dikelola dengan baik dan benar.
5. Seluruh variabel Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan Manajerial,
Ukuran Dewan Komisaris secara simultan atau bersama sama tidak
berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.
45
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran-
saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor sebaiknya memperhatikan perencanaan pajak dan
komposisi komite audit suatu perusahaan sebagai informasi untuk
pengambilan keputusan investasi, karena menggambarkan prospek
sebuah perusahaan di masa depan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel perusahaan
yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih lama agar hasil
pengujian lebih lengkap. Jumlah sampel yang lebih besar akan dapat
mengeneralisasi semua jenis industri. Dan periode yang lebih lama
akan memberikan hasil valid atau hasil yang mendekati sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/42982/
http://repository.unpas.ac.id/42982/2/Bab%20I.pdf
http://repository.unpas.ac.id/12637/5/Bab%20II.pdf
46
47