Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian


Dosen Pengampu: Yenni Cahyani S.E. , M.M.
( Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Sektor Property & Real Estate Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2016-2018 )

Disusun Oleh:

Adinia Pitaloka Putri 181011201719


Rizky Ripaldi 181011202150
Siti Indah Silviyani 181011200066
Tria Fenika 181011201796

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
ABSTRAK
The Effect of Tax Planning and Good Corporate Governanceon Firm
Value
(Empirical study on companies listed on the Indonesian stock exchange
period. This study aims to examine the influence of tax planning and Good
Corporate Governanceon firm value.
This research uses quantitative research methods. company. The type of
data used is secondary data obtained from www.idx.co.id and the company
website. The analytical method used is multiple regression analysis using SPSS
version 22 software. The population in this study are manufacturing companies
listed on the Indonesia Stock Exchange during the period. While the research
sample was determined by purposive sampling method in order to obtain a total
of 30 data that can be processed.
Based on the results of regression analysis of tax planning and good
corporate governance which is proxied by independent commissioners and audit
quality has an effect on firm value.
Keywords: tax planning, good corporate governance, firm value
ABSTRAK
Pengaruh Perencanaan Pajak dan Good Corporate GovernanceTerhadap
Nilai Perusahaan
( Studi empiris Pada Perusahaan Jasa Sektor Property & Real Estate Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2016-2018 )
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perencanaan pajak dan
Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kuantitatif.
perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id dan website perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS versi 22. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode Jasa Sektor Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Selama Periode 2016-2018. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan
dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh total 30 data yang dapat
diolah.
Berdasarkan hasil analisis regresi perencanaan pajak dan Good Corporate
Governanceyang di proxy oleh komisaris independen dan kualitas audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : perencanaan pajak, Good Corporate Governance, nilai perusahaan.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas metodelogi penelitian ini. Shalawat
serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta para sahabatnya.

Proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Perencanaan Pajak dan Good


Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan “ ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metodologi Penelitian, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pamulang. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
tela membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.

Tangerang Selatan, 21 Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................................4
1.3 Perumusan Masalah.................................................................................................5
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................................5
1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................................................6
BAB 2..................................................................................................................................7
KERANGKA TEOROTIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS..................................................7
2.1 Kerangka Pemikiran.................................................................................................8
2.2 Pengembangan Hipotesis.........................................................................................8
2.3 Penelitian Terdahulu..............................................................................................11
BAB III............................................................................................................................14
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................14
3.1 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................14
3.2 Metode Penentuan Sampel.....................................................................................14
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................................15
3.4 Metode Analisis Data.............................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................................................25
4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................................25
4.2 Analisi dan Pembahasan...................................................................................26
BAB V.............................................................................................................................45
PENUTUP.......................................................................................................................45
5.1 Kesimpulan............................................................................................................45
5.2 Saran......................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................47

iv
DAFTAR TABEL

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi pemerintah pajak merupakan sumber terpenting dalam
penerimaan negara dan penyumbang terbesar dalam APBN. Pajak yang
ada di Indonesia terdapat bermacam-macam yaitu Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan nilai (PPN), Pajak Pertambahan
Nilai Barang Mewah (PPnBM), Pajak Penghasilan (PPh). Setiap daerah di
Indonesia pun memiliki pajak tersendiri untuk dipungut kepada warganya
seperti pajak restoran, pajak reklame, pajak hiburan, pajak penerangan
jalan dan lain-lain. Pajak tidak hanya sebagai kewajiban tetapi sebuah
keharusan bagi masyarakat untuk menyetorkannya kepada negara. Tak
heran jika pajak memiliki manfaat yang cukup luas bagi pembangunan di
Indonesia melihat banyaknya pajak yang dikenakan kepada setiap wajib
pajak individu maupun badan. Pajak merupakan sumber penerimaan
tertinggi yang sangat diharapkan pada saat ini dengan kontribusi lebih
kurang 70% bila dibanding sumber penerimaan lain. Sebagai pendapatan
utama negara, pajak menjadi beban tambahan bagi perusahaan karena
dapat mengurangi nilai laba bersih perusahaan. Mengingat pajak
merupakan beban yang harus ditanggung oleh perusahaan, maka
perusahaan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meminimalisir
beban pajak, dengan melakukan perencanaan pajak ( Hetti dan Ekawati,
2016)

Perencanaan Pajak atau yang sering disebut dengan Tax planning


merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi
potensi pajak, yang penekanannya pada pengendalian setiap transaksi yang

1
ada konsekuensi pajak dengan tujuan mengefisienkan jumlah pajak yang
akan di transfer ke pemerintah (Zain, 2006). Pajak memiliki dua sisi yang
berbeda jika dilihat dari pemerintah dan perusahaan. Adanya perbedaan
kepentingan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan perusahaan
sebagai wajib pajak membuat jarak antara keduanya. Pemerintah
menginginkan penerimaan pajak yang tinggi untuk membiayai
penyelenggaran pemerintahan sedangkan perusahaan menginginkan untuk
membayar pajak sekecil mungkin. Sebagai wajib pajak, perusahaan tidak
mau rugi dengan adanya pengenaan pajak, karena pajak dianggap sebagai
beban yang dapat mengurangi jumlah pendapatan. Perusahaan melakukan
perencanaan pajak dengan tujuan untuk meminimalkan pajak yang
dibayarkan supaya tidak lebih bayar dan dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Pajak yang kecil memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Anggaran yang seharusnya digunakan untuk membayar pajak dapat
dialokasikan untuk peningkatan aset, pembayaran piutang atau hal lain
yang menunjang kinerja perusahaan. Persaingan yang begitu pesat antar
perusahaan telah mewarnai era globalisasi saat ini, setiap perusahaan akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan
nilai perusahaan. manajemen perusahaan berusaha keras agar tujuan dapat
tercapai karena, baik atau buruknya kinerja manajemen diukur dari
besarnya laba yang diperoleh. Disisi lain perusahaan melihat bahwa
penghindaran pajak dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi
perusahaan (Christoper, 2015). Tidak hanya perusahaan yang diuntungkan
tetapi pemegang saham selaku pemilik perusahaan merasakan dampak
positif dengan adanya perencanaan pajak. Pemegang saham membutuhkan
perencanaan pajak dalam jumlah yang tepat dengan memperhatikan cost
dan benefitnya supaya tidak menurunkan risiko perusahaan. Pada dasarnya
yang menjadi motivasi atau tujuan suatu perusahaan melakukan
perencanaan pajak adalah untuk dapat meminimalisir beban pajak yang
harus dibayarkan, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan laba setelah
pajak, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu

2
sendiri (Hetti dan Diah, 2016). Menurut Fama (1978) nilai perusahaan
akan tercermin salah satunya dari harga saham. Harga saham terbentuk
oleh adanya transaksi di pasar saham. Faktor yang mempengaruhi harga
saham yaitu kemampuan perusahaan membayar dividen. Untuk
mendapatkan harga saham yang tinggi dapat diperoleh dengan laba yang
tingi. laba yang besar membuat dividen yang dibagikan juga akan besar
dan harga saham akan naik. Oleh sebab itu nilai perusahaan akan tinggi
seiring meningkatnya laba perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi
mampu membuat nilai perusahaan juga akan tinggi. Nilai perusahaan
sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti
oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham,1996). Nilai
perusahaan yang tinggi dapat menarik investor untuk menanamkan modal
sahamnya ke dalam perusahaan. Investor melihat sebuah nilai perusahaan
dari cerminan laba bersih. Laba yang tinggi membuat citra yang positif
dan memberikan sinyal informasi yang baik bagi investor untuk
melakukan investasi.

Hasnawati dalam Wijaya dan Wibawa (2010) menyatakan bahwa


fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa nilai
perusahaan yang diproksikan melalui nilai pasar saham mengalami
perubahan meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang dilakukan
perusahaan. Nilai perusahaan dapat berubah dikarenakan adanya informasi
lain seperti situasi sosial dan politik, dikarenakan informasi tersebut dapat
berpengaruh terhadap kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Tujuan
yang diharapkan melalui penerapan Good Corporate Governance (GCG)
adalah memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.
Tujuan ini dicapai melalui upaya perusahaan dalam memberikan kinerja
yang maksimal, baik kinerja keuangan maupun kinerja usaha lainnya
melalui aspek-aspek kewajaran, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung
jawab.

3
Penelitian ini dilakukan untuk melanjutkan penelitian terdahulu.
Penelitian ini menggunakan variabel Good Corporate Governance dan
perencanaan pajak karena peneliti menganggap faktor ini paling mampu
mendeskripsikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan pengaruh perencanaan pajak terhadap nilai
perusahaan mempunyaai hasil yang berbeda. Vidoyana (2017)
menemukan hasil bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh
perencanaan pajak sedangkan dari Nanik Lestari (2014) yang berjudul
Pengaruh Tax Planning Terhadap Nilai Perusahaan yang menunjukan
bahwa Hasil penelitian membuktikan hubungan positif antara perencanaan
pajak dan nilai perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan tidak
dipengaruhi olehtinggi rendahnya perencanaan pajak. Berdasarkan latar
belakang tersebut, mendorong peneliti untuk mengambil judul “Pengaruh
Perencanaan Pajak dan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas, penulis dapat


mengidentifikasi beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Pemerintah menginginkan penerimaan pajak yang tinggi untuk
membiayai penyelenggaran pemerintahan sedangkan perusahaan
menginginkan untuk membayar pajak sekecil mungkin.
2. Perusahaan tidak mau rugi dengan adanya pengenaan pajak, karena
pajak dianggap sebagai beban yang dapat mengurangi jumlah
pendapatan.
3. Pemegang saham membutuhkan perencanaan pajak dalam jumlah yang
tepat dengan memperhatikan cost dan benefitnya supaya tidak
menurunkan risiko perusahaan.

4
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Apakah Perencanaan Pajak Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan?
2. Apakah Good Corporate Governance Berpengaruh Terhadap Nilai
Perusahaan?
3. Apakah Perencanaan Pajak Dan Good Corporate Governance
Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Nilai Perusahaan?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah
a) Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahan.
b) Pengaruh Good Corporate Governance Terhadao Nilai Perusahaan.
c) Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Good Corporate Governance
Secara Simultan Terhadap Nilai Perusahaan.

2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis berharap bahwa
penelitian ini akan memiliki manfaat bagi :
a) Pengembang Akademik.
Agar dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik dan dengan
actora-variabel yang berbeda, sehingga diperoleh pemahaman baru
yang lebih baik dan lebih luas bagi pengetahuan mahasiswa.
b) Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan, khususnya para pemakai laporan keuangan dan

5
manajemen perusahaan dalam memahami perencanaan pajak dan
Good Corporate Governance

c) Calon Investor
Dapat memberikan gambaran tentang laporan keuangan tahunan
sehingga dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan investasi.
d) Pembaca dan Publik
Sebagai referensi kepustakaan, dan untuk penelitian berikutnya
kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan
memberikan kesempurnaan dalam penelitian yang berkaitan
dengan pengaruh perencanaan pajak dan Good Corporate
Governance terhadap nilai perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian


Kegunaan Penelitian ini adalah
1.1.1.1 Kegunaan Teoritis
a) Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat menambah
pemahaman serta memperluas ilmu pengetahuan yang
berhubungan tentang sejauh mana perencanaan pajak
&Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan.
b) Sebagai pengemban ilmu pengetahuan agar dapat kesesuaian
antara teori dengan praktek khususnya terkait dengan nilai
perusahaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.1.1.2 Kegunaan Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, antara lain:

6
A. Bagi Penulis
a) Manajemen laba digunakan penulis untukmelihat seberapa
besar upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi laporan keuangan.
b) Perencanaan pajak digunakan penulis untukmengetahui jenis
tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
B. Bagi Perusahaan
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki Nilai
Perusahaan.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada perusahaan untuk lebih
memperhatikan indicator Good Corporate Governance
dan perencanaan pajak yang akan meningkatkan nilai
perusahaan di perusahaan tersebut.
c) Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak
manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan.
C. Bagi Pihak Lain
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang konsep nilai
perusahaan.
b) Diharapkan hasil penelitian skripsi ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
c) Hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangasih
pemikiran bagi pengembangan ilmu akuntansi.
d) Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang kelebihan dan kekurangan dari perencanaan
pajak dan Good Corporate Governance.

7
BAB 2

KERANGKA TEOROTIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Pemikiran

Uma Sekarang (1992) dalam Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa,


kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel
atau lebih (Sapto Haryoko, 1999 dalam Sugiyono, 2016). Penelitian yang
berkenaan dengan 2 (dua) variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Dalam penelitian
ini, kerangka berpikir yang digunakan untuk merumuskan hipotesis adalah
sebagai berikut:

Perencanaan Pajak H H1

H2 Nilai Perusahaan

Good corporate
governance H3

8
2.2 Pengembangan Hipotesis
Menurut Sugiyono (2017) dalam Suryani (2019) hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara,
maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul.
Hipotesis ini memperlihatkan hubungan antara beberapa variabel. Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan, kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:

a) Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Nilai Perusahaan


Menurut Chairil Anwar (2013:18) perencanaan pajak sebagai
berikut: “...proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi
maupun badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai
celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam
koridor ketentuan peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan
dapat membayar pajak dalam jumlah minimum”.
Menurut Sartika (2015) menyatakan bahwa “Dalam praktek bisnis
umumnya pengusaha mengidentifikasikan pembayaran pajak sebagai
beban. Sehingga pengusaha akan berusaha untuk meminimalkan
pembayaran pajak tersebut, untuk mengoptimalkan besarnya laba.
Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk
mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai
perusahaan”.
Didukung oleh penelitian Hidayat dan Hairi (2016) menemukan
hubungan negative antara perencanaan pajak terhadap nilai
perusahaan. Pengaruh negative ini didasari bahwa pihak investor
menginginkan pengembalian yang tinggi yang didapatkan dari hasil
investasi mereka. Salah satu hasil investasi mereka adalah pembagian
deviden yang dihitung dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Salah satu perencaan pajak yang dilakukan adalah dengan
memperhatikan biaya-biaya yang dapat dikurangi dalam perhitungan
fiscal pajak. Menyebabkan laba yang didapatkan akan berkembang.

9
Sehingga menimbulkan agency cost yang berdampak pada tingkat
kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan.

Dalam perencanaan pajak dilakukan pengumpulan dan penelitian


terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Sehingga kepentingan untuk
memaksimalkan laba tercapai.Maka penulis memiliki hipotesis sebagai
berikut:
H1 Perencanaan pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

b) Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan

Hasnawati dalam Wijaya dan Wibawa (2010) menyatakan bahwa


fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa nilai
perusahaan yang diproksikan melalui nilai pasar saham mengalami
perubahan meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang dilakukan
perusahaan. Nilai perusahaan dapat berubah dikarenakan adanya informasi
lain seperti situasi sosial dan politik, dikarenakan informasi tersebut dapat
berpengaruh terhadap kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
Menurut Susanti et al. (2010) menemukan bahwa mekanisme corporate
governance yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H2 Good Corporate Governance berpengaruh pada nilai perusahaan.

c) Pengaruh perencanaan pajak dan Good Corporate Governance terhadap


nilai perusahaan

Menurut Chairil Anwar (2013:18) perencanaan pajak sebagai berikut:


“...proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi maupun badan
usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah

10
kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor
ketentuan peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat
membayar pajak dalam jumlah minimum”.Menurut Susanti et al. (2010)
menemukan bahwa mekanisme corporate governance yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.

Nilai perusahaan adalah suatu entitas yang didalamnya terdapat


sekelompokorang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan
utama perusahaan adalahmeningkatkan nilai perusahaan secara
berkelanjutan (sustainable) dengan memperhatikan aspek ekonomi, actor,
dan lingkungan hidup. Nilai perusahaan yangtinggi dapat meningkatkan
kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga parapemegang saham
akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut.

Penelitian yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh Hidayat dan


Hairi (2016),Susanti et al. (2010)yang meneliti tentang pengaruh
perencanaan pajak dan Good Corporate Governance terhadap nilai
perusahaan. Maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut:

H3 Perencanaan perusahaan dan Good Corporate Governance berpengaruh


terhadap nilai perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu


Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Berikut adalah rincian
dari penelitian tersebut:

11
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1 Nanik Lestari Pengaruh Tax Planning Terhadap Nilai Hasil penelitian
(2014) Perusahaan membuktikan hubungan
positif antara perencanaan
pajak dan nilai
perusahaan.
2 Citra Ayuning Pengaruh Perencanaan Pajak dan Perencanaan pajak
Sari Yuono Corporate Governance Terhadap Nilai berpengaruh terhadap nilai
(2016) Perusahaan perusahaan pada
perusahaan otomotif yang
terdaftar di BEI terbukti
(diterima).

Komite audit berpengaruh


terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan otomotif
yang terdaftar di BEI
terbukti (diterima).
3 Nor Shaipah Tax Planning, Corporate Penelitian menunjukan
Abdul Wahab Governance and Equity Value hasil yang konsisten
dan Kevin hubungan antara
Holland perencanaan pajak dan
(2012) nilai perusahaan muncul
yang umumnya kuat
terhadap sejumlah
spesifikasi danspesifikasi

12
yang berbeda.
4 Ida dan Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Variabel perencanaan
Naniek Nilai Perusahaan dengan Transparansi pajak berpengaruh pada
(2017) Perusahaan sebagai Variabel Moderasi nilai perusahaan

Variabel transparansi
perusahaan dapat
memoderasi pengaruh
perencanaan pajak
terhadap nilai perusahaan.
6 Vidoyana Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Nilai perusahaan tidak
(2017) Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh
perencanaan pajak.

7 Utami Putri Pengaruh Good Corporate Governance Good Corporate


Permatasari dan Perencanaan Pajak terhadap Nilai Governance dan
( 2019) Perusahaan dengan Corporate perencanaan pajak
Governance sebagai Variabel Moderasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
nilai perusahaan, serta
corporate governance
mampu memoderasi Good
Corporate Governance dan
perencanaan pajak
terhadap nilai perusahaan.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas


yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
Perencanaan Pajak danGood Corporate Governance terhadap variabel
dependen yaitu Nilai Perusahaan. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan berupa
angkaangka yang diperoleh dengan mengakses website Bursa Efek
Indonesia di www.idx.co.id.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan


tahunan perusahaan jasa sektor Property & Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2018.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
menggunakan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Dengan metode tersebut, sampel dipilih berdasarkan
karakteristik yang akan ditentukan. Adapun kriteria pemilihan sampel
adalah sebagai berikut:

14
1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 49
2. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap sesuai dengan
variabel yang diteliti dan menerbitkan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen dari 2016-2018.
3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah
4. Perusahaan dengan pre tax income selama 3 tahun yang positif

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan


metode dokumentasi, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-
dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan
penelusuran dan pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder
berupa laporan keuangan auditan perusahaan sampel. Data sekunder
adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data
sekunder dari penelitian ini mengambil dari:

1. Buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian.


2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan judul
penelitian.
3. Data yang dipublikasikan di BEI dari tahun 2016-2018 dan annual report yang
dikeluarkan oleh perusahaan.

3.4 Metode Analisis Data

15
Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel independen, dengan
metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda
(multiple linear regression). Regresi linier berganda merupakan teknik
analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh dari dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil ini dikatakan valid dan tidak
bias jika asumsi klasik terpenuhi. Berikut merupakan penjelasan mengenai
tahapan pengujian dalam penelitian ini.

1. Analisis Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemelencengan
distribusi) (Ghozali, 2016). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk
mengetahui gambaran ringkas atas variabel yang digunakan dalam
penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Syaratsyarat yang harus dipenuhi agar sebuah data dikatakan layak
adalah data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak
mengandung autokorelasi, multikolonieritas dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal . Data
yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki
distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara,
diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal P-Plot dan uji statistik
non-parametik One Sample Kolmogorov Smirnov. Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang

16
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2016).

b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi atar variabel bebas (Independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel
ini tidak ontogonal. Variabel ontogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dengan membuat
hipotesis:

Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolenearitas


Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi
multikolenearitas

c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara
suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana
adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi
antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Uji autokorelasi
hanya dilakukan pada data time series (runtun waktu) dan tidak perlu
dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana
pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang
bersamaan. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.
Guna menguji keberadaan autocorrelation dalam penelitian ini
digunakan metode runtest.

d. Uji Heteroskedastisitas

17
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan
adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi)
dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika
tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,
menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian
menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser , uji
Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi
asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke
dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data
bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua
variabel dengan variabel yang mengalami gangguan
heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda yaitu
metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Perencanaan Pajak, Good
Corporate Governance dan Good Corporate Governance Sedangkan
variabel dependenya adalah Nilai Perusahaan. Adapun persamaan
untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tobin’s Q= 𝛼+𝛽1ETR+ 𝛽3KI + 𝛽4KM + 𝛽5KOMI+ 𝛽6DKA + 𝜀


Dimana:

18
Tobin’s Q = Nilai Perusahaan
ETR = Perencanaan Pajak
KI = Kepemilikan Institusional
KM = Kepemilikan Manajerial
KOMI = Komisaris Independen
DKA = Kualitas Audit
a = Konstanta
𝛽1,...,𝛽5 = koefisien regresi
𝜀 = Error
A. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan


variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya.
Mempunyai nilai antara 0 – 1 di mana nilai yang mendekati 1 berarti
semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians
variabel terikatnya. Koefisien determinasi pada regresi linear sering
diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas
dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara sederhana
koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien
Korelasi (R).

Koefisien determinasi (R2 ) merupakan pengujian untuk mengukur


seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu.
Nilai R 2 yang kecil berarti menunjukkan kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti
menunjukkan bahwa variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016).

19
4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat.
Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap
variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain itu konstan. Uji t
dapat dilakukan dengan 55 membandingkan t hitung dengan t hitung >
t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom
signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya suatu variabel
independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan
lebih besar dari nilai alpha. Artinya suatu variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016).

5. Operasionalisasi Variabel
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi
nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran
dari variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran rasio.
Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan,
yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi (Winanto dan Widayat,
2013). Tujuan utama perusahaan saat ini adalah meningkatkan nilai
perusahaan yang tercermin dari kemakmuran pemilik atau
pemegang saham perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan dapat
menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan, sehingga
pemilik perusahaan berupaya untuk bekerja lebih keras dengan

20
menggunakan berbagai intensif untuk memaksimalkan nilai
perusahaan dengan cara mendorong manajer (Herdiyanto, 2015).
Perusahaanmenjalankan usahanya dengan tujuan agar dapat terus
beroperasi dan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang sudah go public tercermin dari harga saham yang terdapat di
bursa. Nilai perusahaan merupakan variabel dependen yang diukur
dengan menggunakan Tobin’s Q (Herawaty, 2008) yang dihitung
dengan menggunakan rumus:

𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠𝑄 = 𝐌𝐕𝐄+𝐃
𝐁𝐕𝐄+𝐃
Keterangan :
Tobin’s Q = Nilai perusahaan
MVE =Nilai Pasar Ekuitas (Market Value of Equity),
merupakan perkalian antara nilai pasar saham diakhir periode
dengan jumlah saham yang beredar diakhir periode.
BVE = Nilai Buku Ekuitas (Book Value of Equity),
merupakan selisih antara total aset perusahaan dengan total
kewajiban.
D = Nilai buku dari total utang perusahaan dikhir
periode.

2. Perencanaan Pajak
Menurut Suandy (2011) perencanaan pajak adalah upaya melakukan
penghematan dan minimalisasi pajak, yang secara legal yang dapat
dilakukan melalui manajemen pajak. Tarif pajak efektif (Effective
Tax Rate/ETR) dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
penghematan pajak atau penundaan pajak yang diperoleh. Semakin
rendah Effective Tax Rate (ETR) maka tax planning semakin
efektif. Effective Tax Rate (ETR) dihitung sebagai beban pajak
penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak penghasilan (Earning

21
Before Taxes/EBT) Effective Tax Rate (ETR) berguna untuk
mengetahui seberapa besar penghematan pajak atau penundaan
pajak yang diperoleh (Samrotun & Suhendro, 2014). Kusumayani
dan Suardana (2017) juga menyatakan ETR ialah menunjukkan
seberapa efektif pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
Rumus tax planning yang mengandung unsur ETR: ETR=BEBAN
PAJAK
Laba sebelum pajak

ETR : Effective Tax Rate (Tarif Pajak Efektif)

3. Good Corporate Governance


Good corporate governance (GCG)merupakan prinsip yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, shareholder pada khususnya dan stakeholder pada
umumnya. Dalam penelitian ini GCG diproksikan dengan Komite
Audit, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris.

a) Komite Audit
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016) Komite Audit yaitu
seorang yang menjalankan pendapat profesional yang
independen kepada dewan komisaris terhadap laporan atau
halhal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris.
Dalam strukturnya komite audit harus mempunyai anggota
komite audit minimal terdiri dari satu orang komisaris
independen sebagai ketua, satu orang yang mengerti dibidang
keuangan, dan satu orang yang meimiliki pengetahuan tentang
hukum dan perbankan. Berdasarkan penjelasan di atas indikator
dari komite audit pada penelitian ini sebagai berikut:

22
Komite Audit = Jumlah Komite Audit

b) Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham oleh investor dari pihak manajemen
berperan untuk memonitor kinerjamanajemen perusahaan
dengan lebih efektif dan mempengaruhi manajer
dalampengambilan keputusan agar manajemen perusahaan
tidak bertindak sesuaikeinginannya sendiri (Iqbal, 2007) dalam
(Muhsyi, 2014). Adanya kepemilikanmanajerial dapat
memantau secara profesional perkembangan investasinya,hal
ini akan membuat tingkat pengendalian terhadap manajemen
sangat tinggi sehingga potensikecurangan dapat ditekan.
Rumus Struktur Kepemilikan Institusional menurutSugiarto
(2009: 59) adalah sebagai berikut :

Jumlah saham yang dimiliki manajemen  


KM =
Jumlah saham yang beredar akhir tahun  

Sumber: Thesarani (2016)

c) Ukuran Dewan Komisaris


Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik
dewan, salah satunyaadalah komposisi keanggotaannya. Dewan
komisaris bertanggung jawab danberwenang mengawasi
tindakan manajemen, dan memberikan nasehat
kepadamanajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris
(KNKG, 2006). Dalam mengukur dewan komisaris dapat
ditentukan dengan menghitung jumlah anggota dewan
komisaris (Thesarani, 2016).

23
Dewan Komisaris = Jumlah Dewan Komisaris
Sumber: (Thesarani, 2016)

Tabel
Operasionalisasi Variabel Penelitian

VARIABEL INDIKATOR SKALA


Nilai Perusahaan Tobin’s Q = MVE+D RASIO
Herawaty (2008) MVE+D
erencanaan Pajak RASIO
(Kusumayani & ETR = Beban Pajak
Suardhana, 2017) Laba sebelum pajak
(Samrotun &
Suhendro, 2014)
Good Corporate Komite Audit = Jumlah Komite Audit RASIO
Governance Darwis
(2012) Utami KM =Jumlah saham yang dimiliki
(2005) Jumlah yang beredar akhir tahun

Dewan Komisari = Jumlah Dewan Komisaris

24
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Data penelitian ini menggunakan populasi perusahaan jasa sektor


property &Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2016, 2017, dan 2018. Sampel perusahaan yang berhasil
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 perusahaan jasa
sektor property &Real Estate dengan total data 30 laporan keuangan
perusahaan. Perusahaan tersebut telah terdaftar di BEI dan selama
periode penelitian. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat
pengaruh Perencanaan Pajak dan Good Corporate Governance
terhadap nilai perusahaan.

4.1.2 Proses Seleksi Sampel


Sampel yang digunakan dalam penelitian saat ini dipilih secara
purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini dapat
merepresentasikan tujuan penelitian. Adapun kriteria sampel yang
dipilih pada penelitian ini adalah :

25
Tabel 4.1
Kriteria Penentuan Sampel

No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah


.
1. Perusahaan Jasa Sektor Property &
Real Estate
2. Data tidak tersedia dengan lengkap
3. Data tidak disajikan dalam mata uang
rupiah
4. Data tidak memiliki pre-tax income
positif
Jumlah Perusahaan yang masuk kedalam 10
sampel
Jumlah sampel 10 perusahaan x 3 Tahun 30
(2016 – 2019)

Sumber: Data sekunder yang diolah

4.2 Analisi dan Pembahasan

4.2.1 Uji Satistik Deskriptif


Statistik deskriptif merupakan metode dimana semua data yang
berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan
untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif dengan
membandingkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum dari sampel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perencanaan


pajak, Komite audit, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komsaris
dan nilai perusahaan. Berikut tabel 4.2 merupakan hasil analisis
statistic deskriptif untuk varibel yang digunakan dalam penelitian ini.

26
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimu Maximu Mean Std.
m m Deviation
Komite Audit 30 2 3 2.93 .254
Kepemilikan
30 .0000 .6682 .068551 .2033701
Manajerial
Ukuran Dewan
30 2 5 3.73 1.015
Komisaris
Tax Planning 30 -1.0343 2.8758 .122639 .7971227
Nilai Perusahaan 30 .5158 2.1695 .914672 .3700362
Valid N (listwise) 30
Sumber: Output SPSS yang diolah

a. Variabel Independen
1) Perencanaan Pajak

Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa perencanaan


pajakdengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai minimum sebesar
-1,0343 yang diperoleh dari Cowell Development Tbk. pada tahun
2017. Sedangkan nilai maksimum sebesar2.8758 yang diperoleh dari
Cowell Development Tbk. pada tahun 2016. Nilai rata-rata (mean)
perencanaan pajak 0.122639 dan standar deviasi sebesar 0.7971227.

2) Komite Audit

Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa komite audit
dengan dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai minimum sebesar

27
2 yang diperoleh dari Bekasi Asri Pemula Tbk. pada tahun 2017
&2018. Sedangkan nilai maksimum sebesar 3 yang diperoleh dari …

3) Kepemilikan Manajerial
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa Kepemilikan
Manajerial dengan dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai
minimum sebesar 2 dan memiliki nilai maksimum 5 dengan rata-rata
total 3.73 dan standar deviasi sebesar 1.015

4) Ukuran Dewan Komisaris


Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa Ukuran Dewan
Komisaris dengan dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai
minimum sebesar 0,0000 dan memiliki nilai maksimum 0.6682, dengan
rata-rata total 0.068551 dan standar deviasi sebesar 0.2033701.

b. Variabel Dependen
Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Hasil
uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa Nilai perusahaan
dengan jumlah sampel (N) 30 memiliki nilai minimum sebesar 0,5158
yang diperoleh dari Bhuwanatala Indah Permai Tbk. pada tahun 2017.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 2.1695 yang diperoleh dari Cowell
Development Tbk. pada tahun 2016. Nilai rata-rata (mean) nilai
perusahaan adalah 0,914672 dan standar deviasi sebesar 0,3700362.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
4.2.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Kalau asumsi ini

28
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2016). Ada dua cara untuk
mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan P-Plot dan uji statistik One Sample Kolmogorov
Smirnov.

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas P-Plot

Sumber : Output SPSS yang diolah

Dari gambar 4.1 menunjukan bahwa data penelitian memiliki


penyebaran dan distribusi yang normal karena menyebar disekitar
garis diagonal dan penyebarannya tidak menjauh dari garis
diaogonal. Hal tersebut menunjang pola distribusi normal.

29
Untuk lebih meningkatkan uji normalitas data, maka peneliti
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila hasil uji
Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai asymp. Sig > 0,05 maka
data terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilai asymp. Sig <
0,05 maka data tersebut terdistribusi tidak normal. Hasil uji dari
KolmogorovSmirnov dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 30
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b Std.
.33144394
Deviation
Most Extreme Absolute .220
Positive .220
Differences Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z 1.203
Asymp. Sig. (2-tailed) .110
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig


memiliki nilai > 0,05, Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian
ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai
untuk memprediksi semua variabel independen.

4.2.4 Uji Multikolinearitas


Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap

30
variabel independen. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
multikolinearitas.

Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas yang terjadi pada Tabel
4.4.

Tabel 4.4
Hasil uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
Komite Audit .940 1.064
Kepemilikan
.914 1.094
Manajerial
1
Ukuran Dewan
.886 1.128
Komisaris
Tax Planning .991 1.009
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0.10 untuk semua
variabel independen, serta nilai VIF < 10 untuk semua variabel, maka
variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat
masalah multikolinearitas, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4.2.5 Uji Autokorelasi


Uji Autokorelasi adalah korelasi antara anggota observasi yang disusun
menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test). Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

31
kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya.

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu


(first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen (Gozhali, 2016). Pengambilan keputusan ada
atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

- DW < dL = Terdapat autokorelasi positif


- dL < DW < dU = Tidak dapat disimpulkan (inconclusive)
- DU < DW < 4 - dU = Tidak terdapat autokorelasi
- 4 – DU < DW < 4 - dL = Tidak dapat disimpulkan (inconclusive)
- DW > 4 - dL = Tidak autokorelasi negative.

Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi ((DurbinWatson Test)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 ,426a ,181 ,050 ,36476 ,895

32
a. Predictors: (Constant), Tax Planning, Komite Audit, Kepemilikan
Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan


Dari hasil table 4.5 diatas dapat diketahuai bahwa nilai DW dengan
tingkat signifikansinya 0.05 dengan n= 30 dan K=4 diperoleh nilai DW
sebesar 1.310. Berdasarkan tabel durbin watson didapatkan nilai dL=
0,941 dan dU = 1.510 Nilai DW 0.895 lebih kecil dari dL 0,941 dan lebih
kecil dari nilai dU 1.510. Hasil autokorelasi dengan uji durbin watson
digambarkan sebagai berikut DW < dL = 0.895 < 0,941. Maka terdapat
autokorelasi positif. Uji autokorelasi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan metode lain yaitu menggunakan uji Run-Test. Menurut
Ghozali (2016) Run-Test sebagai bagian dari statistik non – parametik
dapat pula digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat
korelasi yang tinggi, jika antara residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random atau tidak
sistematis.

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi (Run Test)
Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
a
Test Value -,05344

33
Cases < Test Value 15
Cases >= Test
15
Value
Total Cases 30
Number of Runs 13
Z -,929
Asymp. Sig. (2-
,353
tailed)
a. Median

Berdasarkan tabel 4.6 nilai Sig. Res_1 sebesar 0.353 , yang artinya
0.353 > 0.05 maka H0 di terima, Ha di tolak. Sehingga dapat
disimpulkan data tersebut tidak terdapat masalah autokorelasi.

4.2.6 Uji Heterokedastisitas


Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawahangka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). Berikut hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat dalam Gambar 4.2.
Gambar 4.2.
Hasil Uji Heterokedastisitas

34
Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi hubungan antara perencanaan pajak, good
corporate governance dan nilai perusahaan.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup


signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil
ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit
menginterprestasikan hasil grafik plot. Oleh karena itu diperlukan uji
statistik lain yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil (Ghozali,
2016).

4.2.7 Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi


Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian
ini digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel independen

35
(Perencanaan Pajak dan Good Corporate Govenance) terhadap variabel
dependen Pengungkapan Nilai Perusahaan.

Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .445 .198 .069 .3569761
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Tax Planning,
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar


0,198 atau 19,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
variabel dependen nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen
tax planning dan good corporate governance sebanyak 19,8%. Sedangkan
sisanya sebesar 80,2% (100%-19,8%) dipengaruhi oleh variabel lain di
luar penelitian seperti ukuran perusahaan.

b. Hasil Uji Regresi secara Parsial (Uji t)


Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel 4.8
Dibawah ini

Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Parsial t

36
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .063 .776 .082 .935
Tax Planning .157 .084 .338 1.880 .072
Ukuran Dewan
.065 .069 .179 .943 .355
1 Komisaris
Kepemilikan
-.103 .341 -.057 -.302 .765
Manajerial
Komite Audit .203 .270 .139 .752 .459
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui hasil pengaruh secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu sebagai berikut :

1. Tax Planning memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level
signifikan (0.072 > 0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai perusahaan.
2. Good corporaete governance yang di proksikan oleh Ukuran Dewan
Komisaris memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level
signifikan (0.355 > 0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa Good corporaet governance yang di proksikan oleh
Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Good corporate governance yang di proksikan oleh kepemilikan
manajerial memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level
signifikan (0.765 > 0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa Good corporaet governance yang di proksikan oleh
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.

37
4. Good corporate governance yang di proksikan oleh Komite Audit
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Level signifikan (0.459 <
0.05) maka H0 diterima dan menolak Ha. Hal ini menunjukkan bahwa
Good corporaet governance yang di proksikan oleh Komite Audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

. Hasil Uji Statistik F


Hasil uji statistik F (uji F) dapat dilihat pada tabel 4.9 Dibawah ini :

Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression .785 4 .196 1.540 .221b
1 Residual 3.186 25 .127
Total 3.971 29
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan
Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris

Berdasarkan tabel diatas , menunjukan bahwa hasil uji statistik F


memiliki nilai probabiility sebesar o,221 lebih besar dari 0,005, Hal ini
berarti bahwa seluruh variabel Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan
Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris secara simultan atau bersama sama
tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. Maka da[at
disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen yaitu
Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan
Komisaris secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependennya
yaitu nilai perusahaan

PEMBAHASAN
Pengaruh perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan

38
Menurut Chairil Anwar (2013:18) perencanaan pajak sebagai berikut:
“...proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi maupun badan usaha
sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang
dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan
perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah
minimum”.

Nilai perusahaan adalah suatu entitas yang didalamnya terdapat sekelompok orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan
memperhatikan aspek ekonomi, actor, dan lingkungan hidup. Nilai perusahaan
yangtinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham,
sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada
perusahaan tersebut.

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil uji hipotesis H1 menunjukan bahwa variabel


perencanaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel
4.8 menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,157 dengan tingkat
signifikansi 0,072 (lebih besar dari α = 0,05). Dengan demikian, maka hipotesis
H1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Oleh sebab itu, dapat diasumsikan secara teori
bahwa investor atau kreditor memandang perencanaan pajak yang dilakukan oleh
perusahaan tidak akan meningkatkan atau menurunkan nilai dari perusahaan
tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena perencanaan pajak merupakan tindakan
yang legal untuk dilakukan oleh perusahaan, sehingga praktik tersebut tidak akan
mengurangi ketertarikan investor dan kreditor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut tanpa memperhatikan praktik-praktik yang dilakukan oleh
perusahaan.

39
Pengaruh GCG (ukuran dewan komisaris) terhadap nilai perusahaan

Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik dewan, salah


satunyaadalah komposisi keanggotaannya. Dewan komisaris bertanggung jawab
danberwenang mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan nasehat kepada
manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris (KNKG, 2006). Dalam
mengukur dewan komisaris dapat ditentukan dengan menghitung jumlah anggota
dewan komisaris (Thesarani, 2016).

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.8
menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,065 dengan tingkat
signigfikansi sebesar 0,355 lebih besar dari & 0,05 yang ditunjukan pada tabel
4.8. Dengan demikian maka hipotesis H2 ditolak dan menunjukkan bahwa Good
corporate governance yang di proksikan oleh Ukuran Dewan Komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Banyak nya dewan komisaris
dapat berdampak akan adanya permasalahan internal baik dikarenakan miss
komunikasi dan permasalahan lainnya sehingga konflik tersebut menurunkan nilai
perusahaan.

Pengaruh GCG (kepemilikan manajerial) terhadap nilai perusahaan

Kepemilikan saham oleh investor dari pihak manajemen berperan untuk


memonitor kinerjamanajemen perusahaan dengan lebih efektif dan mempengaruhi
manajer dalampengambilan keputusan agar manajemen perusahaan tidak
bertindak sesuaikeinginannya sendiri (Iqbal, 2007) dalam (Muhsyi, 2014).
Adanya kepemilikanmanajerial dapat memantau secara profesional perkembangan
investasinya,hal ini akan membuat tingkat pengendalian terhadap manajemen
sangat tinggi sehingga potensikecurangan dapat ditekan.

40
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.8
menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -0,103 dengan tingkat
signigfikansi sebesar 0,765 lebih besar dari & 0,05 yang ditunjukan pada tabel
4.8. Dengan demikian maka hipotesis H2 ditolak dan menunjukkan bahwa Good
corporate governance yang di proksikan oleh kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya kepemilikan saham
yang dimiliki oleh komisaris atau direksi kurang dari rata-rata sehingga
kepemilikan manajerial tidak mendapat respon dari para investor sehingga tidak
dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Pengaruh GCG (komite audit) terhadap nilai perusahaan

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016) Komite Audit yaitu seorang yang
menjalankan pendapat profesional yang independen kepada dewan komisaris
terhadap laporan atau halhal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan
komisaris. Dalam strukturnya komite audit harus mempunyai anggota komite
audit minimal terdiri dari satu orang komisaris independen sebagai ketua, satu
orang yang mengerti dibidang keuangan, dan satu orang yang meimiliki
pengetahuan tentang hukum dan perbankan.

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tabel 4.8
menunjukan nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,203 dengan tingkat
signigfikansi sebesar 0,459 lebih besar dari & 0,05 yang ditunjukan pada tabel
4.8. Dengan demikian maka hipotesis H2 ditolak dan menunjukkan bahwa Good
corporate governance yang di proksikan oleh komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jumlah komite audit tidak
menyebabkan perusahaan memiliki nilai tambah investor oleh sebab banyak nya
komite audit tidak bisa menjamin secara pasti apakah perusahaan tersbut dikelola
dengan baik dan benar.

41
Pengaruh perencanaan pajak, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
manajerial dan komite audit terhadap nilai perusahaan

Menurut Sartika (2015) menyatakan bahwa “Dalam praktek bisnis


umumnya pengusaha mengidentifikasikan pembayaran pajak sebagai
beban. Sehingga pengusaha akan berusaha untuk meminimalkan
pembayaran pajak tersebut, untuk mengoptimalkan besarnya laba.
Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk
mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai
perusahaan”. Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik dewan,
salah satunyaadalah komposisi keanggotaannya. Dewan komisaris
bertanggung jawab danberwenang mengawasi tindakan manajemen, dan
memberikan nasehat kepadamanajemen jika dipandang perlu oleh dewan
komisaris (KNKG, 2006). Dalam mengukur dewan komisaris dapat ditentukan
dengan menghitung jumlah anggota dewan komisaris (Thesarani, 2016).
Kepemilikan saham oleh investor dari pihak manajemen berperan untuk
memonitor kinerjamanajemen perusahaan dengan lebih efektif dan
mempengaruhi manajer dalampengambilan keputusan agar manajemen
perusahaan tidak bertindak sesuaikeinginannya sendiri (Iqbal, 2007) dalam
(Muhsyi, 2014). Adanya kepemilikanmanajerial dapat memantau secara
profesional perkembangan investasinya,hal ini akan membuat tingkat
pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi sehingga potensikecurangan
dapat ditekan. Rumus Struktur Kepemilikan Institusional menurutSugiarto
(2009: 59). Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016) Komite Audit yaitu
seorang yang menjalankan pendapat profesional yang independen kepada
dewan komisaris terhadap laporan atau halhal yang disampaikan oleh direksi
kepada dewan komisaris. Dalam strukturnya komite audit harus mempunyai
anggota komite audit minimal terdiri dari satu orang komisaris independen
sebagai ketua, satu orang yang mengerti dibidang keuangan, dan satu orang
yang meimiliki pengetahuan tentang hukum dan perbankan.

42
Nilai perusahaan adalah suatu entitas yang didalamnya terdapat
sekelompokorang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama
perusahaan adalahmeningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan
(sustainable) dengan memperhatikan aspek ekonomi, actor, dan lingkungan
hidup. Nilai perusahaan yangtinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi
para pemegang saham, sehingga parapemegang saham akan menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan tersebut.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar


0,198 atau 19,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
variabel dependen nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen
perencanaan pajak dan good corporate governance sebanyak 19,8%.
Sedangkan sisanya sebesar 80,2% (100%-19,8%) dipengaruhi oleh variabel
lain di luar penelitian seperti ukuran perusahaan. Tabel 4.9 menunjukan bahwa
hasil uji statistik F memiliki nilai probabiility sebesar o,221 lebih besar dari
0,005, Hal ini berarti bahwa seluruh variabel Komite Audit, Tax Planning,
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris secara simultan atau
bersama sama tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. Maka
dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen yaitu
Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan
Komisaris secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependennya yaitu
nilai perusahaan.

43
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

44
1. Variabel perencanaan pajak tidak berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Oleh sebab itu, dapat diasumsikan secara teori bahwa investor
atau kreditor memandang perencanaan pajak yang dilakukan oleh
perusahaan tidak akan meningkatkan atau menurunkan nilai dari
perusahaan tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena perencanaan pajak
merupakan tindakan yang legal untuk dilakukan oleh perusahaan, sehingga
praktik tersebut tidak akan mengurangi ketertarikan investor dan kreditor
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut tanpa
memperhatikan praktik-praktik yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Variabel Good Corporate Governance yang di proksikan oleh Ukuran
Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Banyaknya dewan komisaris dapat berdampak akan adanya permasalahan
internal baik dikarenakan miss komunikasi dan permasalahan lainnya
sehingga konflik tersebut menurunkan nilai perusahaan.
3. Variabel Good Corporate Governance yang di proksikan oleh kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya
kepemilikan saham yang dimiliki oleh komisaris atau direksi kurang dari
rata-rata sehingga kepemilikan manajerial tidak mendapat respon dari para
investor sehingga tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
4. Variabel Good corporate governance yang di proksikan oleh komite audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya jumlah
komite audit tidak menyebabkan perusahaan memiliki nilai tambah
investor oleh sebab banyak nya komite audit tidak bisa menjamin secara
pasti apakah perusahaan tersbut dikelola dengan baik dan benar.
5. Seluruh variabel Komite Audit, Tax Planning, Kepemilikan Manajerial,
Ukuran Dewan Komisaris secara simultan atau bersama sama tidak
berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.

45
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran-
saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor sebaiknya memperhatikan perencanaan pajak dan
komposisi komite audit suatu perusahaan sebagai informasi untuk
pengambilan keputusan investasi, karena menggambarkan prospek
sebuah perusahaan di masa depan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel perusahaan
yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih lama agar hasil
pengujian lebih lengkap. Jumlah sampel yang lebih besar akan dapat
mengeneralisasi semua jenis industri. Dan periode yang lebih lama
akan memberikan hasil valid atau hasil yang mendekati sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/42982/

http://repository.unpas.ac.id/42982/2/Bab%20I.pdf
http://repository.unpas.ac.id/12637/5/Bab%20II.pdf

46
47

Anda mungkin juga menyukai