Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB (Keperawatan Medikal Bedah)
DISUSUN OLEH :
NAMA : JUNAEDI
NIM : 20310191
A. PENGERTIAN
Istilah bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang
mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Brunner
& Suddarth, 2015). Bronchopneu monia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu
radang paru- paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan radang paru yang
menyebabkana bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat yang
berbentuk bercak- bercak., kemudian menjadi bagian yang terkonsulidasi atau
membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru.
Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas,
demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.
B. ETIOLOGI
Broncopneumonia dapat disebabkan oleh:
Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza
Virus= legionella pneumonia, virus influenza
Jamur= aspergilus, candida albicons
Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru
Kongesti paru kronik
Flora normal, hidrokarbon.
C. MENIFESTASI KLINIS (tanda dan gejala)
1. Pnemonia bakteri
Gejala :
Rinitis ringan
Anoreksia
Gelisah
Berlanjut sampai:
Demam
Malaise (tidak nyaman)
Nafas cepat dan dangkal.
Ekspirasi berbunyi.
Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
Leukositosis
Foto thorak pneumonia lebar
2. Pnemonia Virus
Gejala awal
Batuk
Rhinitis
Berkembang sampai :
Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi batuk hebat dan
lesu.
Emfisema obstruktif
Ronkhi basah.
3. Pneumonia mikroplasma
Demam
Sakit kepala
Menggigil
Anoreksia
Berkembang sampai :
Rhinitis alergi
Sakit tenggorokan batuk kering berdarah
Area konsolidasi pada pemeriksa thorak.
D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (jamur, bakter,
virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah,
bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran
napas). Awalnmya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet)
infasi ini akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis
dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini
tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin
menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien
akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret akan sampai
ke alveolus paru dan mengganggu system pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna
saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus
menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.
E. PATHWAY
F. PENATALAKSAAN
1. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
2. Terapi oksigen (O2)
3. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian bronkodilator.
4. Istirahat yang cukup
5. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin 4x 500 mg/
hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3
Laju endap darah meningkat 100mm
ASTO meningkat pada infeksi streptococcus.
GDA menunjukkan hipoksemia tanpa hiperkapnea atau retensi CO2
Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urin ringan karena
peningkatan suhu tubuh.
2. Pemeriksaan Radiologi
Terlihat bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN.
1. Identitas.
2. Riwayat Keperawatan.
a) Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan
cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai
muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia
dan muntah.
b) Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian
atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-
40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c) Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d) Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat
menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
e) Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim
hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan
lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit.
Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan
anggota keluarga perokok.
f) Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan
tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
g) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
h) Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
3. Pemeriksaan persistem.
a) Sistem kardiovaskuler. Takikardi, iritability.
b) Sistem pernapasan. Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,
pernapasan cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler,
kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada
sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak
dan pilek.
c) Sistem pencernaan. Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan
menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,
mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan
personde.
d) Sistem eliminasi. Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua
mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi
(ringan sampai berat).
e) Sistem saraf. Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus
pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
f) Sistem lokomotor/muskuloskeletal. Tonus otot menurun, lemah secara umum,
g) Sistem endokrin. Tidak ada kelainan.
h) Sistem integumen. Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis,
pucat, akral hangat, kulit kering, .
i) Sistem penginderaan. Tidak ada kelainan.
4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m
dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi
dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat
menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena
sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari
luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau
beberapa lobur. Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan paru
(perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO 2 menurun, sesak
nafas.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral teraba panas.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu
makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak elastis.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O 2
dengan kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu berpartisipasi dalam
kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa bantuan.
6. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh,kehilangan cairan karena berkeringat banyak, muntah atau diare.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri patogen
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (…x…)
diharapkan jalan nafas pasien efektif dengan criteria hasil : jalan nafas paten, tidak ada
bunyi nafas tambahan, tidak sesak, RR normal (35-40x/menit), tidak ada penggunaan otot
bantu nafas, tidak ada pernafasan cuping hidung
INTERVENSI RASIONAL
Observasi TTV terutama respiratory rate Member informasi tentang pola pernafasan
pasien, tekanan darah, nadi, suhu pasien.
Auskultasi area dada atau paru, catat hasil Crekcels, ronkhi dan mengi dapat terdengar
pemeriksaan saat inspirasi dan ekspirasi pada tempat
konsolidasi sputum
Diagnosa 2
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan (..x..) diharapkan ventilasi pasien tidak
terganggu dengan KH : GDA dalam rentang normal ( PO2 = 80 – 100 mmHg, PCO2 =
35 – 45 mmHg, pH = 7,35 – 7,45, SaO2 = 95 – 99 %), tidak ada sianosis, pasien tidak
sesak dan rileks.
Intervensi Rasional
Kaji frekuensi, kedalaman, kemudahan- Memberi informasi tentang pernapasan
Diagnosa 3
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...) diharapkan
suhu pasien turun atau normal (36,5 – 37,5C) dengan KH: pasien tidak gelisah, pasien
tidak menggigil, akral teraba hangat, warna kulit tidak ada kemerahan.
Intervensi Rasional
Kaji suhu tubuh pasien - Data untuk menentukan intervensi
Pertahankan lingkungan tetap sejuk - Menurunkan suhu tubuh secara radiasi
Anjurkan pasien untuk banyak minum - Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan cairan tubuh meningkat,
sehingga diimbangi dengan intake cairan
yang banyak
Anjurkan mengenakan pakaian yang
minimal atau tipis - Pakaian yang tipis mengurangi penguapan
Berikan antipiretik sesuai indikasi cairan tubuh
- Antipiretik efektif untuk menurunkan
Berikan antimikroba jika disarankan demam
- Mengobati organisme penyebab
Diagnosa 4
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...) diharapkan
kebutuhan nutrisi pasien adekuat dengan KH: nafsu makan pasien meningkat, BB
pasien ideal, mual muntal berkurang, turgor kulit elastis, pasien tidak lemas
Intervensi Rasional
Kaji penyebab mual muntah pasien Untuk menentukan intervensi selanjutnya
Anjurkan untuk menyajikan makanan Membantu meningkatkan nafsu makan
dalam keadaan hangat
Anjurkan pasien makan sedikit tapi Meningkatkan intake makanan
sering
Diagnosa 5:
Tujuan dan K.H : setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…) diharapkan
toleransi pasien terhadap aktifitas meningkat dengan KH : pasien mampu berpartisipasi
dalam kegiatan sehari – hari sesuai kemampuan tanpa bantuan, pasien mampu
mempraktekkan teknik, penghematan energy, TTV stabil (S = 36,5°C – 37,5°C, N = 75 –
100x/menit, RR = 35 -40 x/ menit)
Intervensi Rasional
Evaluasi tingkat kelemahan dan toleransi - Sebagai informsdi dalam menentukan
pasien dalam melakukan kegiatan intervensi selanjutnya
Berikan lingkungan yang tenang dan
periode istirahat tanpa ganguan - Menghemat energy untuk aktifitas dan
penyembuhan
Bantu pasien dalam melakukan aktifitas
sesuai dengan kebutuhannya - Oksigen yang meningkat akibat aktifitas
Kolaborasi :
Berikan oksigen tambahan - Mengadekuatkan persediaan oksigen
Diagnosa 6
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (…x…) diharapkan volume
cairan tubuh pasien seimbang dengan KH : membrane mukosa pasien lembab, turgor kulit
baik, pengisian capiler cepat / < 3detik, input dan output seimbang, pasien tidak muntah.
Pasien tidak diare, TTV normal (S = 36,5°C – 37,5°C, N = 75 – 100x/menit, RR = 35 -40 x/
menit)
Intervensi Rasioanl
- Observasi TTV @ 2- 4 jam, kaji turgor- Peningkatan suhu menunjukkan peningkatan
kulit. metabolic
- Pantau intake dan output cairan - Mengidentifikasi kekurangan volume cairan
Diagnosa 7
Tujuan dan KH : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
infeksi tidak terjadi dengan KH: klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, jumlah leukosit dalam batas normal,
menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi Rasioanl
Kaji suhu badan 8 jam Mendeteksi adanya tanda dari infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik Mempermudah untuk penanganan jika
dan lokal infeksi terjadi
Inspeksi kulit dan membran mukosa Panas, kemerahan merupakan tanda dari
terhadap kemerahan, panas infeksi
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan Dengan melibatkan keluarga tanda infeksi
gejala infeksi lebih cepat diketahui
Kolaborasi
Berikan terapi antibiotik Antibiotik efektif untuk mencegah
penyebaran bakteri
K. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah di buat sebelumnya
L. EVALUASI
1. Diagnosa 1
Jalan nafas pasien efektif
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Jalan nafas pasien paten
Pasien tidak sesak
RR normal (30-40x/menit)
Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Tidak ada pernafasan cuping hidung
2. Diagnosa 2
Ventilasi pasien tidak terganggu
GDA normal
PO2 = 80-100mmHg
PCO2 = 35-45mmHg
pH = 7,35-7,45
SaO2 = 95%-99%
Tidak ada sianosis
Tidak ada sesak
Pasien terlihat rileks
3. Diagnosa 3
Suhu pasien normal (36,5-37,50C)
Pasien tidak gelisah
Pasien tidak menggigil
Akral teraba hangat
4. Diagnosa 4
Kebutuhan nutrisi pasien adekuat
Nafsu makan pasien meningkat
Pasien tidak mual muntah
Turgor kulit elastic
BB pasien ideal
Pasien tidak lemas
5. Diagnosa 5
Toleransi pasien terhadap aktivitas meningkat
Pasien mampu berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari sesuai tingkat
kemampuan tanpa bantuan
Pasien mampu mempraktekkan penghematan energy
TTV stabil : S = 36,5-37,50C
N = 100-120x/menit
RR = 30-40x/menit
6. Diagnosa 6
Volume cairan pasien adekuat/seimbang
Membran mukosa pasien lembab
Turgor kulit elastis
TTV stabil : S = 36,5-37,50C
N = 100-120x/menit
RR = 30-40x/menit
CRT < 3 detik
7. Diagnosa 7
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
1. BIODATA
NAMA : AN.T
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
UMUR : 20 BULAN
STATUS PERKAWINAN : BELUM KAWIN
PEKERJAAN : TANGGUNGAN ORANG TUA
AGAMA : ISLAM
PENDIDIKAN TERAKHIR : BELUM SEKOLAH
ALAMAT :-
TANGGAL/JAM : 12 APRIL 2019 / 08:00
TANGGAL/JAM PENGKAJIAN : 19 MEI 2019/ 08:30
2. DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia, Anemia Hipokromik Mikrositer.
3. KELUHAN UTAMA :
Pasien mengalami batuk dan pilek sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk
disertai dahak namun tidak dapat keluar. Dari hidung keluar cairan berwarna bening
dan diikuti oleh demam. Pada saat diukur dirumah, suhu badan pasien mencapai 380c
4. KELUHAN SEKARANG :
Pasien mengalami sesak nafas dan batuk sehingga membuat pasien menjadi rewel
dan tidak bisa tidur.
5. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU :
Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya pada tahun 2018 dan
sempat dirawat di rumah sakit.
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga pasien mengalami riwayat penyakit jantung hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, asma,tuberculosis.
7. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
NO AKTIVITAS DIRUMAH DI RS
a Makan dan minum ASI 3-4x sehari 1-2x
b Pola eliminasi -BAB 2x sehari -BAB 1x
-BAC 4-5x sehari -BAC 5-6x
c Pola istrahat/tidur 3x sehari Tidak tidur
d Kebersihan diri Bersih Bersih
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
GCS: E4V5M6
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: -
Nadi: 124x/menit
Suhu: 36,70C
Respirasi: 50x/menit
SpO2:97% tanpa O2
c. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala: normocephali
Mata: konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-),reflek pupil (+/+) isokor,
mata cowong (-)
Leher: pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasitrachea (-),
d. Pemeriksaan dada/thorax
1. Pulmo
Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris, massa (-),retraksi dinding dada
(+)subternal,dan intercostal, napas bronkial
Palpasi: nyeritekan (-), vocal fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: vesicular (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (+/+)
2. Cor
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
Palpasi: iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas atas: ICS 2 garissternalis sinistrabatas kanan ICS 5 garis
paraternal dextrabatas kiri: ICS 5 garis midclavikula sinistra.
Auskultasi: S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
e. Abdoment
Inspeksi: datar, massa (-), gerakan sesuai nafas
Auskultasi: bising usus (+) normal.
Perkusi: timpani (+) di seluruh lapang abdomen.
Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-), pembesaran organ (-).
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), sianosis (-).
f. Genetalia
Genetalia pasien bersih
g. Ekstermitas
Ekstermitas atas dan bawah normal
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel.1 : darah lengkap tanggal 12 april 2019
2 12/04/1 Hipertermi Setelah dilakukan askep 1x24 jam pasien O: -untuk mengetahu
9 diharapkan menunjukan termoregulasi -kaji tanda dan gejala penyebab
09:30 dengan indikator : awal hipertermi hipertermi
indikator awal tujuan -pantau dan laporkan -laporkan agar
Penurunan suhu tubuh 2 5 tanda dan gejala awal mengetahui tanda
dalam rentang normal hipertermi dan gejala
Keterangan :
N: hipertermi
1. Gangguan ekstrim
-gunakan termoregulasi -untuk
2. Berat
untuk mengecek suhu mengetahui
3. Sedang
E: rentang suhu
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan -instruksikan kepada -agar keluarga
keluarga untuk melaporkan
mengenali dan kepada perawat
melaporkan tanda dan jika ada
gejala hepertermi perubahan
C: -agar dokter
-laporkan kepada dokter memberikan obat
jika hidrasi adekuat oral untuk
tidak dapat menurunkan
dipertahankan panas pada pasien
3 12/04/1 Nyeri akut Setelah dilakukan askep 1x24 jam pasien O: -agar mengetahui
9 diharapkan menunjukan memperlihatkan -melakukan pengkajian lokasi nyeri
10:00 pengendalian nyeri dengan indikator : kompresif meliputi berada
indikator awal tujuan lokasi nyeri -agar keluarga tau
Mengenali awitan 2 5 N: penyebab dari
nyeri -libatkan keluarga nyeri anaknya
Menggunakan 2 5
dalam modalitas -agar yang pasien
tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri yg 2 5 peredaan nyeri jika alami tidak
dapat dikendali perlu semakin
Keterangan : -kendalikan faktor meningkat karna
1. Gangguan ekstrim lingkungan yang dapat faktor lingkungan
2. Berat mempengaruhi respon -agar keluarga tau
3. Sedang pasien terhadap kapan dan dimana
4. Ringan ketidaknyamanan (suhu penyebab nyeri
5. Tidak ada gangguan ruangan dan dari pasien
pencahayaan) -agar dokter dapat
Menunjukan tingkat nyeri E: menindaklanjuti
indikator awal tujuan -Beritahukan informasi tindakan untuk
Ekspresi nyeri pada 2 5 tentang nyeri, penyebab menghilangkan
wajah nyeri, berapa lama akan rasa nyeri pada
Gelisah ketegangan 2 5
berlangsung kepada pasien.
otot
Durasi episod nyeri 2 5 keluarga pasien
Keterangan : C:
1. Gangguan ekstrim -laporkan kepada dokter
2. Berat jika tindakan tidak
3. Sedang teratasi
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
14. IMPLEMENTASI
15. EVALUASI
NO TGL/JAM DX.KEP KETERANGAN
1 12/04/19 Bersihan jalan nafas tidak efektif S:
15:00 -ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak dan batuk
O:
-pasien terlihat sulit bernafas
-pasien terlihat masih batuk dan masih tampak sputum yang berlebihan
Bersihan jalan nafas tidak efektif :
Indikator awal tujuan
Status pernapasan 2 5
Kepatenan jalan nafas 2 5
Ventilasi tdk 2 5
terganggu
Menunjukan status pernapasan :
Indikator awal tujuan
Frekuensi dan irama 2 2
pernapasan
Kedalaman inspirasi 2 3
Kemampuan untuk 2 3
membersihkan skresi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mngencerkan sekresi
-singkirkan/tangani faktor penyebab seperti nyeri kelebihan dan sekret yang
kental
2 12/04/19 Hipertensi S: Ibu pasien mengatan anaknya masih teraba hangat
15:30 O:
-pasien masih terlihat demam
-suhu 37,9c
-suhu tubuh masih diatas rentan normal
-kulit merah dan terasa hangat
termoregulasi dengan indikator :
Indikator awal tujuan
Penurunan suhu tubuh 2 3
dalam rentang normal
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-pantau dan laporkan jika suhu pasien masih belum dalam rentang normal
-gunakan termometer untuk mengukur suhu
3 12/04/19 Nyeri akut S:-
16:00 O:
-pasien tampak meringis
-pasien tampak masih terlihat gelisah
-pasien tampak sudah sedikit bisa tidur
Memperlihatkan pengendalian nyeri
Indikator awal tujuan
Mengenali awitan 2 3
nyeri
Menggunakan 2 3
tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri yg 2 3
dapat dikendali