Anda di halaman 1dari 13

PROSES KEPERAWATAN DI AREA KEPERAWATAN KRITIS

Dibuat Oleh

Kelompok I :

1. Senthia Sitania ( 12114201180198)


2. Oktovin Riry ( 12114201180224)
3. Gilbert Josse Tomasoa ( 12114201180028 )
4. Vensi Sipaheut ( 12114201180059)
5. Christi N. Soukotta ( 12114201180213)
6. Ggracelia Caterina riry (12114201180044)
7. Rany Olovia Soukotta (12114201180213)
8. Mikhael Usmany ( Tidak Aktif)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, dalam
pembuatan tugas ini jauh dari kata sempurnah karena masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun demikian
banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan memberikan sumber informasi.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mebangun, demi
perbaikan dan kesempurnaan tugas ini di waktu yang akan datang. Semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca atau bagi kami.

Ambon, 01 Juli 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................3
A. Proses Keperawatan.........................................................................................3
B. Tujuan Proses Keperawatan............................................................................3
C. Standar Asuhan Keperawatan Intensif..........................................................3
D. Proses Keperawatan yang Dilakukan Pada Area Keperawatan Kritis.......4
BAB III..........................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 10 tahun


2015 tentang standar pelayanan keperawatan rumah sakit Pasal 2 disebutkan
bahwa Pengaturan Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Khusus
bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit
khusus dan rumah sakit umum yang memiliki pelayanan keperawatan kekhususan
yang disusun berdasarkan kompetensi dan kewenangan perawat dengan
memperhatikan keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan
masa kini dan masa yang akan datang.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan intensif, dimana
pelayanan intensif yang dimaksud adalah pelayanan keperawatan yang diberikan
pada pasien dalam kondisi kritis yang membutuhkan penanganan dan pemantauan
intensif di ruang intensive care unit (ICU).
Intensive care unit (icu) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit akut,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa dengan prognosis dubia yang:diharapkan masih reversibel. ICU
menyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi- fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan, keadaan-keadaan
tersebut.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belekang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu

1. Apa itu proses keperawatan


2. Apa tujuan dari proses keperawatan
3. Bagaimana standar dari Asuhan Keperawatan Intensif
4. Bagaimana proses keperawatan yang dilakukakan pada erea Keperawatan
Kritis

1
C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui ;

1. Proses Keperawatan
2. Tujuan Proses Keperawatan
3. Standar Asuhan Keperawatan Intensif
4. Proses Keperawtan yang Dilakukan Pada Erea Keperawatan Kritis

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Proses Keperawatan
Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik
individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami, baik actual maupun potensial (Deswani, 2011 ).
Menurut Setiadi (2011), pada dasarnya proses keperawatan adalah suatu
metode ilmiah yang sistematis dan terorganisir untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk
pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan
asuhan keperawatan ( Potter & Perry, 2005 ).

B. Tujuan Proses Keperawatan

Potter & Perry (2005) menjelaskan tujuan dari proses keperawatan adalah
mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan klien, menentukan prioritas,
memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
klien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil dan
tujuan klien yang diharapkan. Muhlisin ( 2011 ) menjelaskan bahwa penerapan proses
keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu :

a. Sebagai standar pemberian asuhan keperawatan.

b. Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan.

c. Memperoleh metode yang baku, sistematis, dan rasional.

d. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi.

e. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas tinggi.

C. Standar Asuhan Keperawatan Intensif


Standar asuhan keperawatan intensif adalah acuan minimal asuhan
keperawatan yang harus diberikan oleh perawat di unit/intalasi perawatan intensif.
Asuhan ke perawatan intensif adalah kegiatan praktek keperawatan intensif yang

3
diberikan pada pasien/keluarga. Asuhan keperawatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang merupakan metode ilmiah dan
panduan dalam memeberikan asuhan keperawatan yang berkualitas guna mengatasi
masalah pasien. Langkah- langkah yang harus dilakukan meliputi pengkajian,
masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi (kemenkes, 2006)
D. Proses Keperawatan yang Dilakukan Pada Area Keperawatan Kritis
Proses keperawatan adalah susunan metode pemecahan masalah yang
meliputi pengkajian, analisa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien kritis merupakan tahap awal yang sangat
penting untuk menentukan rencana keperawatan berikutnya mengingat kondisi pasien
yang belum stabil. Ada beberapa model pengkajian yang telah dikembangkan, antara
lain model pengkajian dari the Nort Coast Area Health Service yang
mengelompokkan menurut sistim tubuh, Functional Health Pattern yang
dikembangkan oleh Lewis (2000), Pengkajian kritis yang dikembangkan oleh Bemis
(2001) dan model pengkajian lainnya.
Pengakajian awal di dalam keperawatan intensif sama dengan pengkajian
umumnya yaitu dengan pendekatan sistem yang meliputi aspek bio-psiko-sosio
kultural-spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah menggunakan alat-alat bantu
mekanik seperti alat bantu napas, hemodialisa, pengkajian juga diarahkan ke hal-hal
yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi dan dampak dari penggunaan alat-alat
tersebut. (Kemenkes, 2006)
Pengkajian di ICCU meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera
setelah datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan pengkajian
berkelanjutan. (modul pelatihan intensif, 2015)
a. Pengkajian sebelum pasien datang (pre arrival)
1) Sebelum pasien akan dikirim, dilakukan pengkajian meliputi identitas
pasien, diagnose, tanda vital, alat bantu infasive yang dipakai, modus
ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila pasien mengunakan ventilator.
2) Tujuan pengkajian :
- Untuk persiapan penerimaan pasien saat datang di ICCU.
- Agar saat pasien datang di icu, semua peralatan yang dibutuhkan
tersedia dan siap digunakan.
- Persiapan dokter spesialis terkait yang harus dihubungi.
- Untuk dokumentasi dan data rumah sakit.

4
b. Pengkajian ICCU
1) Pengkajian segera (quick assessment)
- Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICCU meliputi ABCDE yaitu
Airway, breathing, circulation, drugs (obat- obatan yang saat ini
dipakai termasuk apakah alergi terhadap obat atau makanan tertentu)
dan equipment (adakah alat yang terpasang pada pasien. Perawat
penerima pasien segera menilai dan melakukan kajian kondisi pasien
saat itu kemudian perawat melakukan serah terima, hal-hal yang
terkait dengan pasien dan mencatat pada lembar observasi.
- Ada beberapa model pengkajian keperawatan yang dapat digunakan
untuk mengkaji pasien. Barrett, Gretton dan Quinn (2006)
menjelaskan pengkajian primer pada pasien penyakit jantung secara
umum adalah sebagai berikut:
Airway
(1) Apakah jalan nafas paten?
(2) Apakah pasien diam, apakah suara nafas pasien bersih atau tidak
jernih?
(3) Apakah ada darah atau muntahan di sekitar mulut yang berpotensi
terjadi sumbatan jalan nafas?
(4) Apakah ada injuri pada hidung, mulut atau tenggorokan yang
berdampak pada cidera jalan nafas?
(5) Apakah wajah atau tenggorokan pasien kemerahan dan bengkak yang
mengindikasikan adanya infeksi atau peradangan jalan nafas? Jika
tanda-tanda tersbut positif maka harus segera dilakukan upaya
proteksi jalan nafas.
(6) Apakah mulut dapat dibukan dengan aman? Jika ya apakah ada
sumbatan benda asing dan apakah dapat dikeluarkan?
(7) Jika ada cairan pada jalan nafas apakah bisa disuction?
(8) Jika tidak apakah pasien dapat dimiringkan untuk membantu
mengeluarkan cairan pada mulut dan hidung?
(9) Apakah jalan nafas dapat dibuka dengan manuver head- tilt, chin-lift
atau jaw thrust?
(10) Saat terbuka apakah jalan nafas dapat diamankan dengan
oropharyngeal atau nasopharyngeal airway atau laryngeal mask
airway?

5
Breathing
(1) Dengan Look, Listen dan Feel selama 10 detik, apakah
pasien bernafas? Jika tidak bernafas segera cari bantuan
dan mulai RJP
(2) Jika pasien bernafas, bagaimana rata-rata kecepatannya
disbanding sebelumnya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakah pasien takipnea ekstrim (≥
40 kali / menit) atau bradipnea ≤ 6 kali / menit?
(4) Apakah suara nafas pasien gemuruh atau kasar?
(5) Apakah kulit pasien pucat?
(6) Apakah oksigen aliran tinggi perlu segera diberikan?
Circulation (C)
(1) Apakah nadi teraba dengan palpasi nandi karotis 10
detik?
(2) Jika teraba bagaimana karakternya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakan pasien takikasre ekstrim
(≥140 kali / menit atau bradikardia (≤40 kali / menit).
Apakah nadi teratur?
(4) Apakah tekanan darah pasien turun dengan signifkan?
(5) Jika tekanan darah tidak terukur apakah pasien punya
tanda yang
2) Pengkajian lengkap (comprehensive assessment)
Pengkajian riwayat kesehatan lalu, riwayat social, riwayat
psikososial dan spiritual serta pengkajian fisik dari sistem tubuh (sistem
neurologi, respirasi, kardiovaskuler, renal, gartrointestinal, endokrin,
hematologic dan immunologi serta integument) dan pengkajian resiko jatuh
menggunakan humty dumty pada anak, skala morse pada dewasa dan
geriatric pada lansia. Pengkajian nyeri juga dapat dilakukan pada area
kritis. Hasil penelitian Prawesti, Ibrahim, Nursiswati (2016) menyebutkan
bahwa Behavioural pain scales (BPS) dan Critical pain observation tools
(CPOT) adalah alat penilaian nyeri yang dapat digunakan dalam menilai
rasa sakit dan meningkatkan manajemen nyeri pada pasien kritis. CPOT
lebih mudah digunakan dan aplikatif karena memiliki defnisi operasional
yang jelas.
3) Pengkajian berkelanjutan (on going assessment)
Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat
kritis, selanjutnya sesuai kondisi pasien. Hal-hal yang dikaji meliputi

6
hemodinamik, balance cairan dan alat-alat yang dipakai pada saat masuk
icu.
c. Penetapan masalah / diagnose keperawatan
Setelah melakukan pengkajian data dikumpulkan dan diintrepretasikan
kemudian dinanalisa lalu ditetapkan masalah/diagnose keperawatan
berdasarkan data yang menyimpang dari keadaan fisiologis. Kriteria hasil
ditetapkan untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan yang
diformulasikan berdasarkan pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan
realistis (craven & himle, 2000). Contoh diagnose keperawatan yang sering
muncul pada intensif care adalah :
- Bersihan jalan nafas tidak efektif (RC : Sepsis)
- Gangguan pertukaran gas : Airway-Obstruction (RC : Acidosis
metabolic Respiratory)
- Pola nafas tidak efektif (RC : Hypoxemia)
- Gangguan perfusi jaringan (RC : Hypoxemia)
- Nyeri Akut (RC : Syok Neurogenik)
- gangguan intergritas kulit/jaringan (RC : Sepsis)
- Resiko jatuh

d. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnose telah
diproritaskan. Langkah awal adalah :
1) Merumuskan tujuan :
- berfokus pada pasien
- jelas dan singkat
- dapat diukur dan diobservasi
- realistis
- ada target waktu
- melibatkan peran serta masyarakat
2) rencana tindakan :
- tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
- mengarah pada tujuan yang akan dicapai
- realistis
- disusun berurutan dan ada rasionalnya
3) kriteria hasil :
- menggunakan kata kerja yang tepat

7
- dapat dimodifikasi
- spesifik
e. Implementasi Keperawatan
Semua kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mendukung
pencapaian tujuan. Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi,
tindakan prosedur tertentu, tindakan kolaboratif dan pendidikan kesehatan dala
tindakan perlu ada pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk
evaluasi perilaku.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan
merupakan dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan
tindakan keperawatan dan sekaligus merupakan alat untuk melakukan pengkajian
ulang dalam upaya melakukan modifikasi/revisi diagnose dan tindakan. Evaluasi
dapat dilakukan setiap akhir tindakan peberian asuhan yang disebut sebagai
evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk menilai keadaan
kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi dicatat pada catatan
perkembangan klien.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan intensif adalah kegiatan prkatek keperawatan intensif yang
diberikan pada pasien/keluarga. Asuhan keperawatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang merupakan metode ilmiah dan
panduan dalam memeberikan asuhan keperawatan yang berkualitas guna mengatasi
masalah pasien. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi pengkajian,
masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi (kemenkes, 2006)
Pengkajian di icu meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera setelah
datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan pengkajian
berkelanjutan
B. Saran
Peran harus memahami bagaimana konsep proses asuhan
keperawatan di area kritis. Perawat harus memiliki kemampuan untuk melakukan
layanan asuhan keperawatan di area kritis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes Ri. 2006. Standar Pelayanan Keperawatan Di Icu. Direktorat Keperawatan


Dan Keteknisian Medic Dirjen Pelayanan Medik. Jakarta

Kemenkes. 2015. Modul pelatihan icu dasar. Jakarta


Permenkes RI. 2015. Standar peayanan keperawatan di rumah sakit khusus. Jakarta
Talbot, Laura A. 1997. Pengkajian Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai