Anda di halaman 1dari 4

Selamat siang Pak Kristan

Izin menyampaikan pendapat mengenai interaksi budaya dari sumber yang didapatkan,

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang setiap aktivitasnya tidak akan pernah
terlepas dari adanya interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi antar manusia yang memiliki
hubungannya dengan seni, kebiasaan, adab, adat, moral masyarakat dinamakan sebuah interaksi
budaya. Budaya terbentuk dari adanya kristalisasi sebuah nilai dan makna yang memiliki
keterkaitan emosional dan keyakinan bagi manusia. Budaya memberikan identitas kepada
sekelompok orang, diantaranya dapat di identifikasi dari komunikasi dan bahasa. Sistem
komunikasi, verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya.
Karakteristik budaya yang berbeda yang dibawa saat keduanya berinteraksi juga dapat
menimbulkan konflik (Mulyana dan Rakhmat, 2003:58). Latar belakang dalam terbentuknya
suatu budaya didasari oleh adanya pengalaman historis yang berkaitan dengan kebiasaan dan
kondisi lingkungan sekitar berdasarkan aspek sosial, politik, dan ekonomi.

Interaksi antar budaya merupakan suatu hal yang lumrah terjadi, karena adanya arus transmigrasi
dan globalisasi. Pertemuan antara kelompok budaya yang berbeda pada suatu wilayah
menciptakan interaksi dan pengaruh timbal-balik satu sama lainnya. Tak jarang adanya interaksi
budaya tersebut memunculkan stereotip, yaitu sikap generalisasi atas kelompok orang, objek atau
peristiwa. Sehingga memunculkan konsekuensi atas perbedaan sikap masing-masing orang baik
bernilai positif maupun negatif.
Terima kasih.

Referensi
1) Lararenjana, Edelweis. 2021. Apa Itu Interaksi Sosial Budaya dan Manfaatnya dalam
Kehidupan, Wajib Tahu. https://www.merdeka.com/jatim/apa-itu-interaksi-sosial-budaya-dan-
manfaatnya-dalam-kehidupan-wajib-tahu-kln.html?page=5. Diakses pada 20 April 2021.
2) Materi Pendidikan Karakter Pancasila Minggu ke 8 - Interaksi Budaya.
3) Salsabila, Hanum. 2011. Akomodasi Komunikasi dalam Interaksi Antarbudaya (Kasus
Perantau yang Berasal dari Daerah Banyumasan dalam Mengomunikasikan Identitas Kultural).
Semarang: Universitas Diponegoro.

Salam
Rayhan Bagir
Selamat siang Pak Kristan
Izin menyampaikan pendapat mengenai tantangan interaksi antar budaya dari sumber yang
didapatkan,

Laju dari perubahan dinamika kehidupan selalu membawa suatu keadaan dimana akan terjadi
interaksi budaya yang berbeda dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kemudahan dalam
melakukan mobilisasi, saling ketergantungan ekonomi, berkembangnya teknologi komunikasi,
pola imigrasi, dan kesejahteraan politik (Devito, 1991), membuat interaksi antar individu akan
menjadi lebih sering dan semakin vital dibandingkan dari masa-masa sebelumnya. Karakteristik
budaya dari masyarakat Indonesia yang heterogen (keberagaman) ras, etnik, agama, bahasa dan
adat istiadat menjadi salah satu faktor mendasar yang membuat Indonesia berada dalam zona
rawan akan sikap etnosentrisme, egosentrisme, dan eksklusivisme terhadap kelompok tertentu.

Sikap negatif terhadap kondisi multikulturalisme di Indonesia menyababkan disintegrasi bangsa


yang timbul dari adanya interaksi budaya disebabkan oleh berbagi faktor antara lain;
1). Fisik – Hambatan yang berasal dari waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan media.
2). Budaya – Hambatan yang berasal dari etnis, agama, dan sosial yang berbeda.
3). Persepsi – Hambatan yang timbul karena perbedaan dalam mengartikan atau memaknakan
sesuatu.
4). Motivasi – Hambatan yang berkaitan dengan tingkat motivasi seseorang dalam menjalani
kehidupan.
5). Pengalaman – Hambatan yang disebabkan oleh pengalaman masa lalu, menyebabkan
perbedaan dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu.
6). Emosi – Hambatan yang berkaitan dengan reaksi atas perasaan seseorang akibat buruknya
manajemen pengendalian emosi.
7). Bahasa – Hambatan komunikasi yang terjadi dalam penyampaian informasi, sehingga terjadi
perubahan makna dan arti.
8). Nonverbal – Hambatan komunikasi yang berupa isyarat atau gerakan tubuh.
9). Kompetisi – Hambatan dalam melakukan kegiatan ditengah persaingan antar individu atau
kelompok.

Guna mengatasi adanya masalah dalam konteks interaksi antar budaya, perlu dilakukan
penguatan pendidikan multikultur untuk membuat seorangan memiliki cara pandang yang sama
dalam menghadapi perbedaan budaya sehingga terbentuk sikap saling menghormati, saling
toleransi, dan saling memahami.
Terima kasih.

Referensi
1) Harianto, S., Tandyonomanu, D., Prabawati, I. And Susilowati, I.F., 2017. Menggagas
“Indonesia Baru” Melalui Pendidikan Multikultur dan Interaksi Antarbudaya. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
2) Karim, A., 2015. Komunikasi Antar Budaya Di Era Modern. Kudus: IAIN Kudus.
3) Materi Pendidikan Karakter Pancasila Minggu ke 8 - Interaksi Budaya.
4) Salsabila, Hanum. 2011. Akomodasi Komunikasi dalam Interaksi Antarbudaya (Kasus
Perantau yang Berasal dari Daerah Banyumasan dalam Mengomunikasikan Identitas Kultural).
Semarang: Universitas Diponegoro.

Salam
Rayhan Bagir
Selamat pagi Pak Kristan
Izin menyampaikan pendapat mengenai jalan kultural menuju interaksi budaya dari sumber yang
didapatkan,

Indonesia sebagai negara yang multikultur, dimana memiliki keanekaragaman budaya yang
menjadi identitas bangsa, sehingga diperlukan suatu pemahaman wawasan nusantara sebagai
nilai dasar dalam terbentuknya persatuan dan kesatuan dari ragam budaya bangsa. Pendidikan
budaya mengenai wawasan nusantara mendoktrin setiap individu untuk memiliki cara pandang
dan sikap yang sama dalam memaknai perbedaan budaya melalui sebuah pengenalan
keberagaman kultur dan lingkungannya. Sehingga membuat seseorang menjadi lebih dapat
menerima perbedaan nilai-nilai budaya yang dianut. Selain itu, pendidikan budaya menjadi
penting dalam menahan benturan budaya dalam negeri maupun dari dunia internasional. Jalan
budaya membuat kita mampu bertahan dalam kepungan arus pertemuan dan komunikasi
antarbudaya dunia tanpa meninggalkan budaya lokal yang sudah mengakar sejak dulu kala.

Jalan kultural menuju interaksi antarbudaya dapat dilakukan dengan pola-pola pendekatan;
A) Menyiasati tantangan interaksi budaya dengan menamkan pola pikir, pola sikap dan pola
tindakan yang toleran.
B) Pengolahan identitas lokal menjadi identitas nasional dengan pengolahan identitas suku,
agama dan golongan yang pluralis sebagai sebuah bangsa dalam proses budaya bhineka.
C) Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalan pendidikan kultur, merubah mentalitas terjajah
menjadi mentalitas merdeka yang bermartabat dalam konteks kehidupan bermasyarakat.
Diharapkan setiap individu pemilik budaya mengelolah identitas lokalitas (subjektivitas) menuju
nasionalitas (objektivitas).

Terima kasih.

Referensi
1) Julvian. 2012. Pentingnya Belajar Interaksi Antar Budaya.
http://vianflamers.blogspot.com/2012/11/pentingnya-belajar-interaksi-antar.html. Diakses pada
21 April 2021.
2) Materi Pendidikan Karakter Pancasila Minggu ke 8 - Interaksi Budaya.

Salam
Rayhan Bagir

Anda mungkin juga menyukai