RISET OPERASI
ACARA IV
TEORI ANTREAN
Disusun Oleh :
Siska Elvariana
H0916076
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2018
ACARA IV
TEORI ANTREAN
A. TUJUAN
Tujuan Praktikum Riset Operasi Acara IV “Teori Antrean” ini adalah
sebagai berikut.
1. Memahami permasalahan-permasalahan antrean dalam sistem nyata.
2. Mengetahui data-data yang dibutuhkan untuk permasalahan antrean dalam
sistem nyata.
3. Memahami dan dapat mencari solusi/menyelesaikan permasalahan
menggunakan teori antrean dengan bantuan software WinQSB.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Teori antrian (queuing theory) adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk
antrian yang merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat-alat yang
sangat berharga bagi manajer operasi untuk menentukan strategi (Heizer &
Render, 2011). Teori antrian memiliki tujuan untuk mendesain sistem antrian
yang dapat dibuat oleh organisasi untuk bekerja secara optimal berdasarkan
beberapa kriteria, salah satunya untuk memaksimumkan keuntungan dengan
meminimumkan biaya (Ginting dan rahardjo., 2014). Situasi menunggu untuk
mendapatkan jasa pelayanan akan membentuk suatu garis tunggu. Garis-garis
tunggu ini, sering disebut antrian (queues), karena fasilitas pelayanan (server)
adalah relatif mahal untuk memenuhi permintaan pelayanan dan sangat
terbatas. Rata-rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung
kepada rata-rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of service). Proses antrian
(queueing process) adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan
seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam
suatu baris (antrian) jika semua pelayannya sibuk, dan akhirnya meninggalkan
fasilitas tersebut. Sebuah sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan,
pelayan, dan suatu aturan yang mengatur kedatangan para pelanggan dan
pemroses masalahnya (Wahyuningtiasdkk., 2013).
Teori antrean memiliki ciri dasar atau karakteristik yaitu: Kedatangan ,
populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya,
pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut
ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak
terbatas (infinite). Probabilitas n kedatangan dalam waktu T. bahwa waktu antar
kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi Batasan panjang antrian
bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited). Fasilitas Pelayanan :
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay
out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu
pelayanan.eksponensial . Karakteristik waktu pelayanan: Konstan jika waktu yang
dibutuhkan untuk melayani sama untuk setiap pelanggan. Acak jika waktu yang
dibutuhkan untuk melayani berbeda-beda untuk setiap pelanggan. Biaya meliputi
Biaya karena orang mengantri berupa waktu yang hilang karena menunggu, Biaya
menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga
kerja yang memberi pelayanan (Mulyono, 2007).
Model struktur antrean dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrean
yaitu :
a. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem
pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada
satu pelayanan. Contoh model Single Channel – Single Phase adalah
pembelian tiket kereta api yang dilayani oleh satu loket, pembayaran di toko
oleh satu loket kasir dan cukur rambut dengan pelayanan oleh seorang
tukang cukur.
b. Single Channel – Multi Phase
Multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan
secara berurutan (dalam phase-phase). Tiap dua phase atau lebih dalam satu
sistem mendapatkan satu kali pelayanan. Contohnya pada pengamplasan cat
mobil, proses produksi, pencucian mobil, dan sebagainya.
c. Multi Channel – Single Phase
Multi channel single phase terjadi ketika dua atau lebih fasilitas pelayanan
yang dialiri oleh antrean tunggal. Contohnya pada pembelian tiket yang
dilayani oleh lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut oleh beberapa
tukang potong, pelayanan di supermarket yang dilayani oleh beberapa kasir
dan pelayanan pada bank – bank dengan beberapa teller.
d. Multi Channel – Multi Phase
Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada
setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu yang dapat dilayani pada
suatu waktu. Contohnya pada registrasi para mahasiswa di universitas,
diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran (di rumah sakit).
Distribusi poisson adalah distribusi peluang dari berapa kali kejadian
acak terjadi. Distribusi poisson merupakan salah satu distribusi diskret yang
terapannya sangat luas dan banyak digunakan sebagai model eksperimen.
Sebagai contoh, bila kita memodelkan keadaan ketika kita menanti suatu
peristiwa terjadi misalnya kedatangan bus atau pelanggan, maka jumlah
kedatangan dalam suatu interval waktu dapat dimodelkan dengan distribusi
poisson. Salah satu asumsi dasar yang cocok untuk pembentukan distribusi
poisson adalah untuk interval waktu kecil, probabilititas kedatangan
sebanding dengan waktu penantian.Distribusi poisson dapat digunakan
untuk menggambarkan kejadian yang jarang terjadi (rare events) atau
kejadian yang berhubungan dengan lamanya waktu tunggu (waiting time).
Distribusi Poisson digunakan dalam menghitung probabilitas terjadinya
peristiwa menurut satuan waktu, ruang atau isi, luas, panjang yang bersifat
random atau acak.Selain itu, dengan percobaan distribusi poissondapat
mengetahui proses kedatangan atau proses antrian dalam suatu pelayanan
tertentu, misalnya kedatangan bus, antrian nasabah dalam suatu bank, dan
lain sebagainya (Sugito dan Mukid, 2011).
Sedangkan distribusi eksponensial adalah distribusi untuk
menggambarkan distribusi waktu pada fasilitas jasa pengasumsian bahwa
waktu pelayanan bersifat acak. Waktu untuk melayani pendatang tidak
tergantung pada banyak waktu yang telah dihabiskan untuk melayani
pendatang sebelumnya, dan tidak bergantung pada jumlah pendatang yang
sedang menunggu untuk dilayani. Distribusi eksponensial berperan dalam
mendeskripsikan waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dalam teori
antrean (Robiati, 2015).