Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH ENDORSMENT INFLUENCER

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN


(Studi pada konsumen Bittersweetbynajla)

Penulis Utama1, Penulis Pendamping


1posisi penulis pada institusi pendukung pertama
alamat email penulis utama

Abstrak

Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan endorsement, yang didalamnya biasa terdapat kegiatan mereview
suatu produk dengan mencobanya terlebih dahulu atau bahkan hanya sekedar
mempromosikan tanpa mencoba. Promosi sendiri bisa dilakukan dalam berbagai macam
bentuk seperti teks, audio, grafik, video, dan sebagainya sesuai kreativitas masing–masing
endorser. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif.
Populasi yang diteliti adalah konsumen Bittersweetbynajla. Sampel yang digunakan sebanyak
45 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah menggunakan kusioner
(angket) yang nantinya, hasil dari kuisioner tersebut akan di uji menggunakan uji t.

Kata kunci: Endorsment, Influencer, Minat Beli


PENDAHULUAN
Kegiatan promosi saat ini sudah menjadi kegiatan sehari – hari di kalangan
masyarakat khususnya pada digital influencer, yang dilakukan melalui berbagai macam
media sosial. Menurut Tjiptono, promosi bisa disebut dengan sebuah komunikasi yang
dipakai pada aspek pemasaran yang bertujuan untuk menyebarkan informasi, membujuk,
memperkenalkan, dan memberikan ingatan pada sasaran agar produk yang kita keluarkan
dapat diterima oleh masyarakat luas. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi
bertujuan untuk memberi tahu informasi mengenai suatu produk, menarik perhatian, bahkan
meyakinkan masyarakat untuk segera mencoba produk yang dipromosikan. Promosi
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan endorsement, yang didalamnya
biasa terdapat kegiatan mereview suatu produk dengan mencobanya terlebih dahulu atau
bahkan hanya sekedar mempromosikan tanpa mencoba. Promosi sendiri bisa dilakukan
dalam berbagai macam bentuk seperti teks, audio, grafik, video, dan sebagainya sesuai
kreativitas masing – masing endorser.
Dalam melakukan endorsement terhadap suatu produk, tidak sembarang orang bisa
dipercaya untuk melakukannya. Kredibilitas menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan
endorse ini. Seperti yang yang kita ketahui bahwa kredibilitas merupakan suatu kualitas,
kapabilitas, atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk menimbulkan kepercayaan. Oleh
karena itu, demi terjalannya kegiatan endorse secara efektif, maka sangat diperlukan
kredibilitas pada diri seorang endorser. Kebanyakan penjual lebih memilih selebriti atau
digital influencer yang lebih terkenal dan memiliki citra atau reputasi yang baik untuk
mempromosikan produk mereka. Karena dengan mentransfer citra positif tersebut ke dalam
produk mereka, maka akan menambah nilai pada produk tersebut juga pasti akan
memicu/menarik minat masyarakat untuk membeli dan bahkan menggunakan produk yang
dipromosikan dengan segera mungkin. Selain itu, minat beli masyarakat juga dapat
meningkat ketika seorang endorser atau bahkan produk yang dipromosikan sesuai dengan
hobi dan kesukaan masyarakat, mungkin seperti para wanita yang gampang tergoda ketika
disuguhi review skincare dan lain sebagainya.
Endorser dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (a) Selebriti Pendukung: berupa
karakter (aktor, artis, atau atlet) yang dikenal publik karena prestasinya di bidang selain
kelompok produk yang didukung. (b) Endorser tipikal: orang biasa (bukan selebriti) yang
digunakan untuk mempromosikan produk atau layanan tertentu oleh suatu perusahaan.
Memilih jenis endorser ini biasa digunakan sebagai bentuk periklanan. ulasan untuk
mendapatkan kepercayaan konsumen. Contoh paling umum adalah iklan layanan masyarakat,
yang biasanya menggunakan jenis endorser ini agar pesan yang disampaikan mudah
dipahami dan dipahami audiens, karena audiens diharapkan merasa bahwa penyaji pesan
adalah salah satunya.
Menurut Schiffman dan Kanuk, daya tarik selebriti digunakan dengan sangat efektif
oleh pengiklan untuk terhubung dengan pasar mereka. Selebriti dapat menjadi kekuatan yang
kuat dalam membentuk minat atau aktivitas yang berkaitan dengan pembelian atau
penggunaan barang dan jasa tertentu. Identifikasi tersebut didasarkan pada kekaguman
(seorang atlet), aspirasi (selebriti atau gaya hidup), empati (untuk seseorang atau situasi), atau
pengakuan (untuk seseorang - benar atau meniru - atau situasi). Perusahaan perlu memiliki
strategi periklanan yang kreatif untuk menarik konsumen, salah satunya dengan
memanfaatkan para selebriti. Atribut yang terkait dengan dukungan selebriti disebut
“TEARS” (Shimp), yang terbagi menjadi dua bagian yaitu faktor kepercayaan yang meliputi
(1) reliabilitas (reliabilitas), (2) kualifikasi (pengalaman) dan faktor daya tarik, yang mana
meliputi (3) daya tarik (daya tarik fisik), (4) rasa hormat (respek), dan (5) kesamaan
(kesamaan dengan audiens yang dituju).

TUJUAN
Tujuan penelitian ini dibuat untuk mengetahui bagaimana pengaruh endorsement
influencer terhadap minat beli konsumen.

METODE
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif.
Populasi yang diteliti adalah konsumen Bittersweetbynajla. Sampel yang digunakan sebanyak
45 responden. Penentuan sampel ini telah memenuhi pendapat pakar statistik Roscoe yang
dikutip oleh Sugiyono, yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak digunakan untuk
melakukan penelitian adalah 30-500 responden. Peneliti menggunakan nonprobability
sampling dengan teknik sampel insidental. Sampel insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data. (Sugiyono, 2016) Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah
menggunakan kusioner (angket) yang disebarkan kepada 45 responden. Nantinya, hasil dari
kuisioner tersebut akan di uji menggunakan uji t.
Word of mouth H1 Keputusan Pembelian
(X1) (Y)

Tabel 1. Hipotesis penelitian

H1 : Endorsment Influencer memiliki pengaruh terhadap Minat Beli


H0 : Endorsment Influencer tidak memiliki pengaruh terhadap Minat Beli
Adapun penggunaan kuisioner pada penelitian ini untuk melihat pengaruh yang diberikan
oleh variabel X terhadap variabel Y.

Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
Endorse Celebrity Influencer (X)
1. Saya mempercayai suatu merk bila akan
membeli produk
2. Saya mempercayai review yang dilakukan
model suatu merk bila akan membeli
produk
3. Saya menyukai bila influencer review
sesuai pengalaman
4. Saya menyukai influencer menjelaskan
secara jujur dan profesional
5. Saya menyukai influencer yang
menjelaskan packagingnya
6. Influencer seringkali memberikan daya
tarik pada penjelasan mengenai packaging
7. Saya sering memanfaatkan re-view
influencer sebagai meningkatkan “niat
beli”
8. Saya sangat senang bila ada influencer
yang menjelaskan kualitas pada produk
9. Bila review cukup baik saya menjadi
tertarik untuk membeli
10. Saat membeli sesuatu saya bergantung
pada influencer siapa yang menjelaskan
Purchase Intention (Y)
1. Saya berminat melakukan pembelian
terhadap produk
BITTERSWEETBYNAJLA setelah
melihat review
2. Saya akan merekomendasikan kepada
orang lain untuk membeli produk
BITTERSWEETBYNAJLA
3. Saya merasa mebeli
BITTERSWEETBYNAJLA sama saja
mengikuti trend
4. Saya menyukai
BITTERSWEETBYNAJLA dibanding
produk sejenis lainnya

PEMBAHASAN

Analisis Bittersweetbynajla melalui manajemen pemasaran

Kotler dan Keller mengemukakan bahwa kegiatan pemasaran memiliki 4 konsep, yaitu :

1. Konsep Produksi

Konsep ini mencakup pada bagaimana pengoperasian produksinya dan memberikan


keyakinan bagi konsumen karena konsumen hanya akan membeli produk yang murah dan
mudah didapatkan, dalam hal ini biasanya manajer memberikan asumsi kepada konsumennya
untuk menarik perhatian konsumen dengan memberikan harga yang relative rendah karena
ini mengorientasikan untuk memperluas pasarnya.

2. Konsep Produk

Konsep ini mencakup pada bagaiman produsen memfokuskan pada pembuatan produk yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang baik, termasuk pada aspek fitur dan penampilannya,
dalam hal ini biasanya manajer menarik perhatian konsumen dengan memberikan dan
menghasilkan produk yang unggul dan berkembang dalam perbaikan kualitas disetiap
waktunya.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini mengorientasikan pada tingkat penjualannya, dalam hal ini produsen akan
mempengaruhi konsumennya dengan peroduk yang dijual agar dapat meningkatkan
penjualannya. Biasanya penjualannya dengan agak memaksa agar konsumen dapat mencoba
dan membeli produk yang dipasarkan.

4. Konsep Pemasaran

Konsep ini mengorientasikan dengan beranggapan bahwa konsumennya akan dapat membeli
produk yang dipasarkan karena produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan sekaligus
keinginan serta kepuasan konsumennya, jadi terdapat banyak manfaat dalam satu produk.
Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran terpadu atau terintagrasi dan berkemampuan menghasilkan laba.

Implementasi konsep pemasaran terhadap bittersweetbynajla

1. Konsep Produksi

Pada produk “bittersweetbynajla” ini relative memberikan harga yang cukup tinggi,
namun ini tidak menyurutkan minat beli para konsumen, karena najla memfokuskan terhadap
rasa kue, bahan-bahan yang dipakai pun premium, hal ini yang membuat konsumen tertarik
dengan kue nya karena menurut konsumen penentuan harga dan terciptanya rasa kue yang
najla buat cukup seimbang.

2. Konsep Produk

Sama hal nya dengan konsep produksi, dalam konsep produk ini “bittersweetbynajla”
juga memprioritaskan kualitas produknya, bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan kue-
nya adalah bahan yang premium, selain itu najla juga selalu memberikan kreasi baru terhadap
produknya sesuai dengan berkembangnya jaman, seperti milkbath, bobba, tiramisu, redvelvet,
dll. hal ini juga bertujuan agar konsumen tidak jenuh dengan varian kue yang dijual.

3. Konsep Penjualan

Pada awalnya, najla hanya menjual kepada lingkungannya saja, namun seiring dengan
permintaan yang semakin meningkat, najla memutuskan untuk memperbesar usahanya, najla
mulai membuka store “bittersweetbynajla” di jakarta, hal ini bertujuan agar konsumen lebih
mudah melihat dan memilih sendiri varian kue secara langsung, ini yang menjadi segmentasi
pasar najla, dengan konsumen datang melihat secara langsung, ini akan menambah perhatian
dan ketertarikan untuk meningkatkan minat beli konsumen.

4. Konsep Pemasaran

“Bittersweetbynajla” memfokuskan sasaran terhadap semua kalangan, dari anak kecil


hingga anak dewasa, terlihat dari produk-produk yang dikeluarkan najla beberapa kali ia
menargetkan anak kecil dan orang dewasa, misalnya najla mencoba membuat kue rasa klepon
dan cendol, ini ditargetkan kepada orang dewasa khususnya yang menyukai rasa tradisional,
lalu lanjut kembali najla bekerjasama bersama produk walls dengan mengeluarkan kue
bertema unicorn, penjualan kue musiman ini laku keras dan rata-rata konsumennya adalah
anak kecil. hal ini membuktikan bagaimana najla menerapkan konsep pemasarannya terhadap
semua kalangan, dari anak kecil hingga anak dewasa.

5. Konsep Marketing

Dalam konsep marketing, najla mempromosikan produknya melalui social media,


salah satunya dengan meng endorse terhadap influencer dan artis, karena menurutnya dampak
promosi yang dilakukan oleh influencer dan artis dalam social media sangatlah besar. salah
satu influencer yang sering sekali mempromosikan “bittersweetbynajla” adalah rachel
vennya, pada story instagram nya najla mengaku saat rachel mempromosikan produknya,
kenaikan pada penjualan sangatlah signnifikan, selain itu produknya semakin dikenali oleh
masyarakat luas, maka dari itu najla selalu mempromosikan produknya melalui social media.
selain itu, agar menarik perhatian konsumen najla selalu memberika promo berupa potongan
harga dan give away, hal ini bertujuan agar konsumen selalu antusias dengan produknya, ini
juga dapat memberikan dampak dalam kenaikan penjualannya selama ini.

Dapat disimpulkan bahwa teori pemasaran beserta konsep yang dikemukakan oleh
kotler dan keller dapat memberikan dampak terhadap suatu penjualan dan dapat menarik
minat beli konsumen, karena pada saat mengeluarkan suatu produk, perusahaan harus paham
bagaimana konsep dan segmentasi pasarnya, kepada siapa kita akan memasarkannya, dan
bagaimana cara kita memperkenalkannya kepada masyarakat luas. Maka dari itu, materi dari
konsep dan segmentasi harus selalu diterapkan pada setiap perusahaan, guna menstabilkan
dan meningkatkan penjualan. Selain dari pembahasan diatas, adapun factor yang dapat
mempengaruhi minat beli yaitu dengan memasarkan produk melalui endorsement influencer,
hal ini akan kita bahas pada hasil berikut :

HASIL

Tabel 1.1 Hasil Uji t


ANOVA
B Std. Error Beta t Sig

(Constant) 6.204 2.827 2.195 .034

Endorse .243 .069 .474 3.528 .001


Influencer
Sumber : Peneliti (2021)

Dalam melihat hubungan antar dua variabel yaitu variabel X endorse influencer dan
variabel Y minta beli, dilakukan uji t. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa t hitung

untuk variabel Endorse Influencer berdasarkan tabel, diperoleh t hitung sebesar 3,528. Pada t
tabel dengan derajat kebebasan (df) t = n-k-1 atau t = 45-1-1=43 dan taraf signifikan 0,05,
maka diperoleh t tabel 2,016. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t
tabel (3,528>2,016), maka H1 dapat diterima. Artinya bahwa Endorse melalui Influencer
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Minat Beli Konsumen terhadap
produk BITTERSWEETBYNAJLA. Dengan hasil yang diperoleh ini, peran dari
endorsement influencer dalam melakukan promosi produk BITTERSWEETBYNAJLA
meningkatkan minat beli konsumen. Ini juga dapat dilihat karena
BITTERSWEETBYNAJLA sendiri menggunakan influencer dengan followers pada platform
mereka yang lumayan banyak, sehingga dapat meraih segmentasi calon pelanggan dengan
satu review dari sang influencer. BITTERSWEETBYNAJLA sendiri menjadi terkenal dan
booming dikarenakan banyak review yang muncul di media sosial seperti instagram.

Pengaruh Endorsment Influencer terhadap Minat Beli Konsumen

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa endorsement influencer memiliki


pengaruh yang cukup signifikan terhadap minat beli konsumen. Selaras dengan apa yang
dikemukakan oleh Suyanto (2007) yaitu selebriti atau influencer akan dapat memberikan
pengaruh yang cukup baik bahkan buruk dalam satu waktu karena dengan promosi yang
dilakukannya akan mempengaruhi sikap dari konsuemn yang direview-nya. Konsumen saat
ini tidak hanya melihat akan kualitas produknya saja, namun juga melihat selebriti yang
mendukung produk tersebut, lebih jauh lagi yaitu bila harga terjangkau konsumen akan lebih
tertarik untuk meningkatkan minat belinya.

Saat ini selebriti atau influencer dijadikan sebagai pendukung suatu produk, biasanya
influencer yang dipilih adalah influencer yang memiliki citra sesuai dengan produk apa yang
akan didukung, karena dengan begitu promosi akan sesuai dengan target pasarnya. Saat
influencer memperkenalkan produk dengan baik, itu akan memunculkan rangsangan yang
diharapkan akan mampu mempengaruhi dan mengubah sikap atau perilaku konsumen itu
sendiri, jadi saat konsumen membeli akan memberikan rasa puas tanpa adanya paksaan,
sehingga konsumen akan terus membeli produk yang dipromosikan dimasa yang akan datang,
hal inilah yang membuktikan bahwa selebriti atau influencer dapat mempengaruhi minat beli
pada konsumen. (Shimp, 2010).

Prabowo menuturkan penggunaan selebritis banyak diminati karena cara


penyampaian pesan yang menarik dapat membangkitkan minat konsumen. Pengiklan dan
biro iklan bersedia membayar harga tinggi untuk selebriti yang dicintai dan dihormati oleh
audiens target dan diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap
produk yang didukung (Shimp & Andrew). Banyak perusahaan yang tertarik
mempromosikan produknya melalui para selebriti karena dianggap lebih efektif. Menurut
Schiffman dan Kanuk, pengiklan sangat efektif dalam menggunakan daya tarik untuk
terhubung dengan pasar mereka. Pengaruh celebrity endorser sangat besar karena terbukti
banyaknya celebrity endorser di media sosial karena prestasinya di bidang tertentu, dan dapat
menyampaikan pesan iklan informatif yang mempengaruhi dan menarik konsumen.

Didukung oleh hasil penelitian dalam jurnal Anggraeni, et al pada tahun 2018 yang
berjudul “Pengaruh Endorsement Beauty Vlogger Terhadap Minat Beli Make Up Brand
Lokal” bahwa Endorsement Beauty Vlogger terhadap Minat Beli memiliki pengaruh yang
sangat signifikan. Hal ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih menyukai iklan melalui
endorsement yang salah satunya di faktori oleh kredibilitas influencer dalam mempromosikan
produk tersebut, yang mana artinya kredibilitas endorse influencer/celebrity memiliki korelasi
yang cukup tinggi terhadap minat beli masyarakat terhadap suatu produk.
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa endorsement influencer memiliki pengaruh yang cukup


signifikan terhadap minat beli konsumen. Dilihat berdasarkan tabel, diperoleh t hitung
sebesar 3,528. Pada t tabel dengan derajat kebebasan (df) t = n-k-1 atau t = 45-1-1=43 dan
taraf signifikan 0,05, maka diperoleh t tabel 2,016. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa t
hitung lebih besar dari t tabel (3,528>2,016), maka H1 dapat diterima. Selaras dengan apa
yang dikemukakan oleh suyanto (2007) bahwa selebriti/influencer dapat mempengaruhi sikap
dan pelanggan terhadap produk yang mereka dukung. Persepsi dan sikap konsumen tentang
kualitas produk meningkat dengan hadirnya selebriti/influencer yang mendukungnya, dan
dengan munculnya selebriti/influencer tersebut maka harga produk pun ikut meningkat.
Selebriti/influencer dapat menjadi pendukung produk, biasanya para selebritis ini memiliki
hubungan dan nilai atau sesuai dengan produk dan pelanggan.

PENUTUP

Penulis berharap nantinya hasil dari penelitian ini selain berguna untuk penulis
sendiri, juga dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan, juga dapat menjadi
rujukan untuk pihak lain dalam meneliti lebih lanjut mengenai variable ini kedepannya.
Penulis juga memohon maaf apabila terdapat banyak ke-keliruan dalam penelitian ini.
Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Schouten, A. P., Janssen, L., & Verspaget, M. (2020). Celebrity vs. Influencer endorsements in
advertising: the role of identification, credibility, and Product-Endorser fit. International
journal of advertising, 39(2), 258-281.

Pelajaran.co.id. (2017). 12 Pengertian Promosi Menurut Para Ahli Terlengkap. Diakses pada 19
November 2020. https://www.pelajaran.co.id/2017/28/pengertian-promosi-menurut-para-
ahli.html

Anggraeni, R. D. Pangestuti, E. &. Devita, L. D. R. (2018). Pengaruh Endorsement Beauty


Vlogger Terhadap Minat Beli Make Up Brand Lokal. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 60,
No. 1

Harly, G. S. Octavia, D. (2014). Pengaruh Endorsement Fashion Blogger Terhadap Minat Beli
Merek Lokal. Jurnal Manajemen Indonesia. Vol. 14, No. 2

Mubarok, D. A. Z. (2016). Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Minat Beli Konsumen.


Jurnal Indonesia Membangun. Vol. 15, No. 3

Prabowo, Yanuar Widi. 2014. Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Minat Beli. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol.14, no.2, hal 2-3

Schiffman, Leon G & Leslie Lazar Kanuk.2007. Perilaku Konsumen terjemahan oleh Zoelkifli
Kasip Edisi 7. Jakarta: PT Indeks.

Shimp. &. Andrew. 2014. Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan dan Promosi edisi
8. diterjemahkan oleh Harya Bhima Sena, Fitri Santi, Annisa Puspita Dewi. Jakarta :
Salemba Empat.

Suyanto, M. (2007).Marketing strategy : Top Brand Indonesia. Yogyakarta : ANDI

Shimp, T.A (2010), Advertising, Promotion, and other aspects of Integrated Marketing
Communications, 8th ed., USA: South Western

Anda mungkin juga menyukai