Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SUBANG

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KABUPATEN SUBANG

2021
DAFTAR ISI

KRITERIA DESAIN

I. PENDAHULUAN
II. PEDOMAN STANDAR PERENCANAAN STRUKTUR
III. MATERIAL UTAMA
IV. BEBAN DAN KONSEP PEMBEBANAN
V. KOMBINASI PEMBEBANAN
VI. PEMODELAN ANALISIS STRUKTUR
VII. VERIFIKASI HASIL DESAIN

SKEMATIK DESAIN

ANALISA STRUKTUR

REKOMENDASI ENGINEERING
KRITERIA DESAIN

I. PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP / SCOPE DESIGN
Bangunan yang di desain adalah struktur tower sebagai bagian dari
rencana pembangunan infrastruktur broadband data untuk
menghubungkan data center yang berada di Kominfo Subang ke
Kantor-kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan/Desa serta titik lokasi
strategis lainnya.
II. PEDOMAN STANDAR PERENCANAAN STRUKTUR
1. Tatacara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI
1729-2002
2. Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung
SNI 1726-2012
3. International Building Code (IBC) 2009
4. ASCE/SEI 7-10, Minimum Design Load for Buildings and Other
Structures
5. TIA/EIA-222-F196 Wind Load Standard
III. MATERIAL UTAMA
1. Beton
Spesifikasi yang digunakan adalah beton K-225
Tabel 1. Nilai Kuat Tekan 28 Hari
Nilai Kuat Tekan (fc’)
Jenis Beton
Kg/cm2 MPa N/mm2
K-400 332 32,57 32,57
K-350 290,5 28,50 28,50
K-300 249 24,43 24,43
K-275 228,25 22,39 22,39
K-250 207,5 20,36 20,36
K-225 186,75 18,32 18,32
K-200 166 16,28 16,28
Komposisi semen Ordinary Portland Cement ASTM C-150 tipe I
atau S110013-81 atau setara, untuk agregat ASTM C-33 atau
setara.
Nilai Modulus Elastisitas untuk beton dengan berat jenis (wc) 1500
kg/m3 dan 2500 kg/m3 menggunakan rumus
Ec = wc.1,5 x 0,043√𝑓𝑐′ (MPa)
Nilai Modulus Elastisitas untuk beton normal menggunakan rumus
Ec = 4700 √𝑓𝑐′ (MPa)
Tabel 2. Modulus Elastisitas Beton
Modulus Elastisitas (Ec)
Jenis Beton
Kg/cm2 MPa N/mm2
K-400 268226,3 26822,63 26822,63
K-350 250902,8 25090,28 25090,28
K-300 232290,8 23229,08 23229,08
K-275 222401,5 22240,15 22240,15
K-250 212051,5 21205,15 21205,15
K-225 201169,7 20116,97 20116,97
K-200 189664,7 18966,47 18966,47

Tabel 3. Kuat Geser Beton


Modulus Elastisitas (Ec)
Jenis Beton 2
Kg/cm MPa N/mm2
K-400 9,51 0,95 0,95
K-350 8,90 0,89 0,89
K-300 8,24 0,82 0,82
K-275 7,89 0,79 0,79
K-250 7,52 0,75 0,75
K-225 7,13 0,71 0,71
K-200 6,73 0,67 0,67

Spesifikasi struktur yang digunakan pada tower diagonal dan


horizontal menggunakan besi ulir 10 dan vertikal dengan baja siku
IWF 40.40.4 untuk stage 1-6 dan baja siku 30.30.3 untuk stage 7-
10 dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
1. U-24, fy = 2400 kg/cm2 (polos)
2. U-39, fy = 3900 kg/cm2 (ulir)
3. Modulus Elastisitas (Es) = 200000 MPa
4. Profil Baja BJ-37, fy = 2400 kg/cm2 dan fu = 3700 kg/cm2
5. Baja seling diameter 4 mm
IV. BEBAN DAN KONSEP PEMBEBANAN
Beban yang diperhitungkan pada struktur adalah sebagai berikut :
1. Beban Mati (DL)
Adalah beban statis yang berasal dari berat sendiri elemen struktur
bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan
satu kesatuan di dalamnya. Perhitungan beban mati sudah built
in pada program SAP2000.
2. Beban Hidup (LL)
Beban hidup yang diperhitungkan adalah beban pekerja dengan
peralatannya, diambil beban keseluruhan 100 kg.
3. Beban Angin (WL)
Beban angin dihitung menggunakan standar TIA/EIA-222-F196
Standard. Dengan rumus F = qz . Gh . [(CF.AE) + (SCA.AA)]
dengan keterangan :
F : Gaya angin horizontal (tegak lurus bidang gambar), N
qz : Tekanan kecepatan, Pa
: 0,613 kz.V2
Gh : Gust Response Factor
0,60
: 0,65 + ℎ 1
( ) ⁄7
10

CF : Koefisien Kekuatan Struktur


: 4e2 – 5,9e + 4 (penampang persegi)
AE : Luas proyeksi efektif dari komponen struktural dari
penampang muka (luas bagian yang terkena angin), m2
: DF.AF + DR.AR.RR
AG : Luas kotor dari satu sisi menara (luas total profil), m2
AF : Luas terproyeksi dari komponen struktur datar dari satu
muka penampang, m2
AR : Luas terproyeksi dari komponen struktur dari satu muka
penampang, m2
V : Kecepatan dasar angin (m/s)
z : Ketinggian diatas tanah sampai titik tengah dari
penampang yang ditinjau, m
h : Tinggi total struktur, m
KZ : Koefisien keterbukaan struktur
: (z/10)2/7
e : Rasio kepadatan
: (AF + AR) / AG
RR : Faktor reduksi untuk komponen struktur bundar
DR : Faktor arah angin untuk komponen datar
: 1 + 0,75e (untuk penampang persegi dan 450 arah angin
normal maksimal 1,2)
4. Beban Gempa (EL)
Beban gempa yang digunakan adalah Desain Respon Spektra
Indonesia, parameter didapat pada website rsa.ciptakarya.pu.go.id
V. KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. 1,4DL
2. 1,2DL + 1,6LL
3. 1,2DL + 1,0LL ± 1,6WL
4. 0,9DL ± 1,6WL
5. 1,2DL + 1,0LL ± 1,0EX ± 0,3EY
VI. PEMODELAN ANALISIS STRUKTUR
Pemodelan struktur menggunakan bantuan program SAP2000 v14.2.2
yang berbasis Metode Elemen Hingga / Finite Element Method.
Pertimbangan desain atau Design Consideration sebagai berikut :
1. Material isotropik, menggunakan analisis linear elastik
2. Untuk material berdeformasi kecil, menggunakan analisis linier
3. Gaya lateral akibat efek P-Δ diperhitungkan
4. Struktur stabil secara geometrik
5. Menggunakan metode kekakuan langsung (Direct Stiffness)
6. Kondensasi dapat dilakukan sampai 3 DOF (Degree of Freedom)
atau derajat kebebasan struktur
7. Menggunakan Metode Elemen Hingga atau Finite Element Method
8. Analisis gempa menggunakan analisis linier dinamis atau biasa
disebut analisis respon spektrum. Dengan parameter desain gempa
didapat dari website rsa.ciptakarya.
VII. VERIFIKASI HASIL DESAIN
Hasil analisa di verifikasi sebagai kontrol keamanan desain struktur
baja atau beton.
1. Untuk desain struktur baja
Rasio yang terjadi < rasio yang diijinkan
Rasio yang diijinkan = rasio desain = 1
2. Untuk desain struktur beton
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑚𝑖𝑛
𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛

Dimana :

ρperlu : output program

ρmin : 1,4/fy

ρdesain : rasio tulangan yang terpasang

3. Kapasitas Dukung Pondasi, harus dikontrol dengan :


a. Kapasitas dukung terhadap support reaction dari struktur atas
Pall > Ptot
Pall adalah kapasitas dukung pondasi yang diijinkan (allowable)
Ptot adalah aktual support pondasi
b. Kapasitas terhadap gaya geser
Vc > V0

Vc adalah kapasitas geser yang diijinkan (allowable)

V0 adalah tegangan geser maksimum

c. Pemeriksaan terhadap daya dukung tanah atau tegangan tanah


Pall > Pmax
Qall > Qmax

Qall adalah daya dukung yang diijinkan (allowable)

Qmax adalah daya dukung pondasi maksimum


SKEMATIK DESAIN

Skematik desain yang digunakan adalah skematik desain yang diberikan


dari owner kepada perencana, yang berupa gambar format jpg dan bukan gambar
detail dari AutoCAD. Spesifikasi yang digunakan berasal dari skematik desain
owner dan spesifikasi yang belum tercantum berasal dari engineering design
perencana. Berikut adalah skematik desain :

Gambar 1. Skematik Desain 1


Gambar 2. Skematik Desain 2

Gambar 3. Skematik Desain 3


Gambar 4. Skematik Desain 4

Gambar 5. Skematik Desain 5


ANALISA STRUKTUR

Perhitungan beban angin dihitung dengan membagi ruas per section (per 3 m)
agar mempersingkat perhitungan. Perhitungan sebagai berikut :

Untuk elevasi ± 0.00 - ± 3.00

Lebar antara kaki bawah tower (punggung-punggung) = 400 mm

Lebar antara kaki elevasi 3.00 m = 400 mm

Tinggi elemen yang ditinjau (section 1) = 3000 mm

AF : Luas bersih untuk permukaan segmen satu sisi tower yang ditinjua

Luas segmen tower : lebar x panjang x jumlah

1. Vertikal tower = 40 x 3 x 3000 x 2 = 720000 mm2 = 0,72 m2


2. Horizontal tower = 10 x 40 x 8 = 3200 mm2 = 0,0032 m2
3. Bracing = 10 x 40 x 9 = 3600 mm2 = 0,0036 m2
4. Jumlah total (AF) = 0,7268 m2
5. Luas bruto (AG) = 1,2 m2
6. KZ = (z/10)2/7 = (3/10)2/7 = 0,708934
Dipakai KZ = 1,00
7. QZ = 0,613 x KZ x V2 (m/s) = 0,613 x 1 x 3,892
= 2,384 Pa = 0,24 kg/m2
0,60 0,60
8. GH = 0,65 + ℎ 1 = 0,65 + 30 1 = 1,162
( ) ⁄7 ( ) ⁄7
10 10

9. e = 0,7268/1,2 = 0,60567
10. CF = 4e2 – 5,9e + 4 = 4(0,60567)2 – 5,9(0,60567) + 4
= 1,893
11. DF (normal) =1
12. DF (± 45⁰) = 1 + 0,75e (max 1,2) = 1 + 0,75 (0,60567)
= 1,454
13. AE = DF x AF = 1,454 x 0,7268
= 1,056 m2
14. AA = 4 x 400 x 3000 = 19,2 m2
15. CA =2
16. F = qz . Gh . [(CF.AE) + (SCA.AA)]
= 0,24 x 1,162 x [(1,893 x 1,056) + (2 x 19,2)]
= 0,278 x [(1,999) + (38,4)]
= 11,230 kg

Hasil analisa struktur pada program SAP2000 adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Analysis and Design Section

Gambar 7. Kegagalan Struktur Pada Rangka Vertikal


Dari gambar diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Profil baja siku untuk rangka vertikal belum cukup kuat (Over Stress O/S)
dan dapat membahayakan jika dilakukan instalasi menggunakan struktur
profil baja siku yang tersedia
2. Karena belum cukup kuat, maka dimensi profil baja siku harus diganti
menjadi lebih besar
3. Terdapat 40 komponen frame vertikal yang mengalami gagal struktur
4. Diperlukan perencanaan struktur lebih lanjut.
REKOMENDASI ENGINEERING

Rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Rangka baja siku vertikal belum memenuhi kriteria batas aman (by owner
drawing). Untuk mencapai tingkat keamanan yang cukup disarankan
untuk segera memilih dimensi baja siku yang lebih besar.
2. Disarankan mengganti struktur rangka vertikal dengan dimensi yang lebih
besar agar lendutan ultimate tidak terlalu besar serta menambah kekakuan
pada struktur itu sendiri.
3. Untuk desain pondasi belum bisa dianalisis karena keterbatasan informasi
teknis yang diperoleh perencana.
4. Disarankan untuk mengganti dimensi baja siku sama kaki, maka
kesimpulannya adalah
- Stage 1 – 6 L40.40.3 tidak dapat digunakan
- Stage 7 – 10 L30.30.3 tidak dapat digunakan
- Bracing dan struktur horizontal besi D10 dapat di instalasi
- Struktur pelat sambungan antar stage tidak dapat digunakan

Anda mungkin juga menyukai