Anda di halaman 1dari 13

Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
(Undang-undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009). Pariwisata dilakukan seseorang dengan
memanfaatkan waktu luang dan melakukan perjalanan ke suatu tempat wisata karena merasa
jenuh dengan kegiatan di hari kerja dan produktivitas yang semakin meningkat.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 13.466 pulau
(nationalgeographic.co.id ). Indonesia memiliki potensi pariwisata mulai dari bentukan alam
secara alami, keadaan sosial yang beragam seperti budaya, suku dan adat istiadat yang dapat
dijadikan sebagai aktivitas pariwisata. Perkembangan dan pembangunan pariwisata yang
beragam di Indonesia membuat setiap daerah dapat mengandalkan kepariwisataan karena dapat
membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, mensejahterakan masyarakat
yang ikut berperan dalam aktivitas pariwisata, serta meningkatkan minat masyarakat dalam
berwisata. Pemerintah mengupayakan untuk memajukan aktivitas pariwisata di daerahnya
dengan meningkatkan pembangunan wilayah yang memiliki potensi pariwisata, memperbaiki
aksesibilitas baik dari dan menuju daerah yang memiliki daya tarik wisata, dan mengajak
masyarakat untuk memiliki minat pariwisata agar dapat berperan dalam memajukan potensi
pariwisata. Pariwisata unggulan pun tak jarang menjadi salah satu ikon dari suatu daerah, yang
mana pariwisata yang sudah dikenal baik masyarakat lokal maupun masyarakat yang berada di
luar daerah tersebut.
Provinsi Jawa Timur memiliki 29 kabupaten dan 9 kota dengan luasan wilayah yaitu
47.800 Km2 . Salah satu kabupaten di Jawa Timur yaitu Tulungagung yang mana memiliki
luasan wilayah 1056 km2 dan jumlah penduduk yaitu 1.193.000 jiwa (BPS Tulungagung, 2019).
Kabupaten Tulungagung terdiri dari 19 kecamatan. Daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten
Tulungagung yaitu berupa wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner dan wisata buatan. Ada 25
Wisata alam di Tulungagung dimana wisata tersebut mengandalkan keindahan, fenomena dan
keaslian panorama alam seperti pantai, gunung, sungai, taman laut air terjun dan lainnya.
Terdapat 22 destinasi wisata budaya, dan sejarah yang berkaitan dengan sisi kegiatan budaya
masyarakat, hasil karya peninggalan sejarah, pusat seni budaya, permukiman tradisional, festival
budaya yang diselenggarakan daerah tujuan wisata. Wisata kuliner di Tuungagung cukup
variative, ada 12 jenis makanan dan minuman yang unik dan syarat akan kearifan local.
Sedangkan hanya ada 11 wisata buatan di Tulungagung yang mengandalkan atraksi buatan
manusia seperti gedung-gedung, ikon kota serta gedung fasilitas olahraga. Total ada 70 daya
tarik wisata yang di petakan oleh Dinas pariwisata Kabupaten Tulungagung dengan persebaran
lokasi yang cukup merata.
Jumlah kunjungan wisatawan ke Tulungagung mengalami peningkatan signifikan setiap
tahunnya, hal ini dikarenakan pariwisata tingkat provinsi di Jawa Timur juga mengalami
kenaikan karena beberapa event besar yang dilaksanakan jawa Timur seperti Banyuwangi Ethno
Carnival, Jember Fashion Carnaval, Jazz Gunung Bromo, Malang Flower Carnival, Grand Final
Kerapan Sapi, Tour de Banyuwangi Ijen, dan Gandrung Sewu. Sedangkan Tulungagung
memiliki event wisata Pantai Sine untuk menarik wisatawan datang ke berbagai wisata pantai di
Tulungagung. Meskipun jumlah wisatawan di era covid -19 mengalami penurunan yang sangat
drastis, trend peningkatan wisatawan akan tetap sama karena sangat besarnya minat wisatawan
untuk berwisata saat pandemi Covid-19 berakhir.

Kabupaten Tulungagung memiliki total penduduk menurut Badan Pusat Statistik


Kabupaten Tulungagung 2018 yaitu 1.193 juta jiwa. Menurut data BPS Jawa Timur, tingkat
pengagguran terbuka (TPT) Tulungagung cukup rendah yaitu 3.36%. Hampir setengah jumlah
dari total penduduk yang memiliki pekerjaan dan bekerja. Masyarakat yang bekerja memerlukan
wisata ke suatu tempat di waktu luang. Minat wisata masyarakat tinggi jika dilihat dari jumlah
wisatawan yang berwisata ke kabupaten Tulungagung, angka kunjungan wisata dilihat pada tabel
di bawah
Tahun Jumlah wisatawan

2014 222 228


2015 218 251
2016 275 104
2017 731 252
2018 1 250 771
2019* 1 310 549
2020* 1 567 558
2021* 1 824 567
2022* 2 081 576
2023* 2 338 585
2024* 2 595 594
2025* 2 852 603
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
warna orange merupakan prediksi dengan trend linear

1 400 000

1 200 000

1 000 000

800 000

600 000

400 000

200 000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pada tahun 2019 terdapat 82.417.694 wiatawan Jawa Timur sedangkan kunjungan
wisatawan Tulungagung diperkirakan mencapai 1.310.549. Terdapat perbandingan yang cukup
signifikan dimana hanya ada sekitar 1.59% wisatawan yang datang ke Tulungagung dari seluruh
wisatawan yang datang ke Jawa Timur. Hal ini mejadi peluang yang sangat besar untuk menarik
wisatawan Jawa timur agar dapat berkunjung dan tinggal lebih lama di Tulungagung.
Di era Pandemi trend wisata sangat mungkin berubah drastis. Menurut
riset Booking.com pada 2020, 76% wisatawan Indonesia ingin bepergian dalam negeri di masa-
masa tidak pasti ini. Wisatawan cendurung memilih lokasi destinasi wisata yang lebih dekat,
dapat diakses dengan mudah lewat jalur darat, dan memiliki fleksibilitas tiket yang baik. Selain
itu Destinasi wisata yang menawarkan wisata keluarga, staycation, di ruang outdoor, dan
mendukung kebugaran menjadi pilihan aman yang diminati pasca pendemi Covid-19. Lokasi
Agrowisata Edukasi Banjarejo di pulau jawa yang padat penduduk dan memiliki akses yang
mudah menjadi modal yang sangat baik untuk menarik wisatawan.
Agrowisata Edukasi Banjarejo adalah wisata buatan yang berada di Rejotangan
kabupaten Tulungagung. Dengan menawarkan destinasi wisata edukatif tentang agrowisata padi
dan perairan, Agrowisata Edukasi Banjarejo memiliki daya tarik tersendiri di tengah banyaknya
destinasi wisata Tulungagung dan sekitarnya. Agrowisata Edukasi Banjarejo berada di lahan 4.5
Ha dan dibagi 5 zona antara lain zona Welcome area, zona Agro 1, zona Agro 2, zona Resort,
dan zona Fasilitas Umum. Wisata buatan Agrowisata Edukasi Banjarejo memberikan
pengalaman berwisata outdoor dengan fasilitas yang lengkap dan mendukung protokol
Kesehatan. Dengan pemandangan gunung dan sawah Agrowisata Edukasi Banjarejo memiliki
suasana yang indah untuk sekedar staycation ataupun berwisata kebugaran. Jenis atraksi wisata
yang sangat bervariatif dan komplit menjadikan Agrowisata Edukasi Banjarejo destinasi wisata
unggulan tulungagung di masa depan.

Community Based Tourism (CBT) yaitu konsep pengembangan suatu destinasi wisata
melalui pemberdayaan masyarakat lokal, dimana masyarakat turut andil dalam perencanaan,
pengelolaan, dan pemberian suara berupa keputusan dalam pembangunannya. Di Indonesia CBT
diterapkan antara lain dalam pengembangan obyek agrowisata. Agrowisata merupakan usaha
jasa pariwisata sekaligus media promosi, ajang pendidikan, diversifikasi produk agribisnis dan
pasar berbagai produk lokal sehingga bisa menumbuhkan peluang kerja dan peluang usaha bagi
masyarakat lokal. Masyarakat menduduki posisi sebagai bagian integral yang ikut berperan baik
sebagai subyek maupun obyek. Masyarakat merupakan pelaku langsung kegiatan agrowisata
yang memiliki pengalaman turun temurun dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan budaya
sehingga memiliki komitmen yang kuat untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan
karena menyangkut kepentingan hidup mereka. Masyarakat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari atraksi agrowisata sehingga pengembangan agrowisata tidak bisa dilakukan
tanpa melibatkan masyarakat. Pariwisata berbasis masyarakat memiliki berbagai kelebihan baik
dari aspek pengembangan masyarakat maupun industri pariwisata. Namun keberhasilan
penerapan CBT sangat tergantung karakteristik dan kondisi masyarakat/komunitas di destinasi
wisata sehingga model pelaksanaan CBT di wilayah satu dengan lainnya berbeda. Agrowisata
Edukasi Banjarejo dikelola dengan struktur organisasi di bawah dengan menerapkan CBT
(Community based Tourism). Penyerapan tenaga lokal untuk mengelola destinasi Agrowisata
Edukasi Banjarejo menjadi Kerjasama mutualisme yang sangat baik. Dengan adanya Agrowisata
Edukasi Banjarejo tentu akan menaikan kesejahteraan masyarakat sekitar dimana sebagai salah
satu objek serta subjek destinasi wisata tersebut.
Manager
Utama

Humas dan RnD Koordinator


Keuangan
Marketing (AWD) Zona

Kordinator Tiap
zona

Koordinator
Kebersihan

Koordinator
Resort & Resto

PEMBERDAYAAN MASAYARAKAT DALAM SEKTOR PARIWISATA


Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma yang digunakan suatu daerah
untuk membawa perubahan. Melalui paradigma pemberdayaan ini, masyarakat diberikan
hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka melaksanakan pembangunan (Sulistiyani,
2004, p. 75). Menurut Sulistiyani (2004, p. 77), secara etimologis pemberdayaan berasal
pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau
proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian
daya/kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang
atau belum berdaya. Pengertian “proses” menunjuk pada serangkaian tindakan atau langkah-
langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang mencerminkan pentahapan upaya
mengubah masyrakat yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan. Proses akan
merujuk pada tindakan nyata yang dilakukan bertahap untuk mengubah kondisi masyarakat
yang lemah, baik knowledge, attitude, maupun practice (KAP) menuju pada menguasaan
pengetahuan, sikap-perilaku dasar dan kecakapan-keterampilan yang baik.
Prijono & Pranarka dalam Sulistiyani (2004, p.78) menyatakan bahwa,
pemberdayaan mengandung dua arti, yang pertama adalah to give power or authority,
pengertian kedua adalah to give ability to or enable. Makna dari pengertian pertama adalah
memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan ototritas kepada pihak
yang kurang/belum berdaya. Sedangkan pengertian kedua adalah memberikan kemampuan
atau keberdayaan serta memberikan peluang kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan Winarni dalam Sulistiyani (2004, p.79) mengungkapkan bahwa inti dari
pemberdayaan adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling), memperkuat
potensi atau daya (empowerment), dan terciptanya kemandirian. Sulistiyani kembali
menerangkan bahwa akar pemahaman dalam pemberdayaan masyarakat ini adalah daya
yang dipahami sebagai suatu kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat, supaya
mereka dapat melakukan sesuatu (pembangunan) secara mandiri. Sedangkan pemberdayaan
merupakan suatu proses bertahap yang harus dilakukan dalam rangka memperoleh serta
meningkatkan daya sehingga masyarakat mampu mandiri.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir,
bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka secara
bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.
Menurut Mardikanto (2014:202), terdapat enam tujuan pemberdayaan masyarakat,
yaitu:
1. Perbaikan kelembagaan (better institution). Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang
dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring
kemitraan usaha.
2. Perbaikan usaha (better business). Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan
aksesibisnislitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki
bisnis yang dilakukan.
3. Perbaikan pendapatan (better income). Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang
dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk
pendapatan keluarga dan masyarakatnya.
4. Perbaikan lingkungan (better environment). Perbaikan pendapatan diharapkan dapat
memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali
disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
5. Perbaikan kehidupan (better living). Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang
membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
masyarakat.
6. Perbaikan masyarakat (better community). Kehidupan yang lebih baik, yang didukung
oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan
masyarakat yang lebih baik pula.

PARIWISATA BERBASIS KOMUNITAS


Salah satu konsep yang menjelaskan peranan komunitas dalam pembangunan
pariwisata adalah Community Based Tourism (CBT). Secara konseptual prinsip dasar
kepariwisataan berbasis masyarakat adalah menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama
melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan, sehingga
kemanfaatan kepariwisataan sebesar- besarnya diperuntukkan bagi masyarakat. Sasatan
utama pengembangan kepariwisataan haruslah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(setempat). Konsep Community Based Development lazimnya digunakan oleh para
perancang pembangunan pariwisata srategi untuk memobilisasi komunitas untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sebagai patner industri pariwisata. Tujuan
yang ingin diraih adalah pemberdayaan sosial ekonomi komunitas itu sendiri dan
meletakkan nilai lebih dalam berpariwisata, khususnya kepada para wisatawan. Trend dunia
global saat ini pengembangan Community Based Development telah dibakukan sebagai alat
dan strategi pembangunan tidak hanya terbatas di bidang pariwisata, melainkan dalam
konteks pembangunan Negara, dengan membuka kesempatan dan akses komunitas untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Community Based Development adalah konsep yang menekankan kepada
pemberdayaan komunitas untuk menjadi lebih memahami nilai-nilai dan aset yang mereka
miliki, seperti kebudayaan, adat istiadat, masakan kuliner, gaya hidup. Dalam konteks
pembangunan wisata, komunitas tersebut haruslah secara mandiri melakukan mobilisasi
asset dan nilai tersebut menjadi daya tarik utama bagi pengalaman berwisata wisatawan.
Melalui konsep Community Based Tourism, setiap individu dalam komunitas diarahkan
untuk menjadi bagian dalam rantai ekonomi pariwisata, untuk itu para individu diberi
keterampilan untuk mengembangkan small business.
Menurut Suansri (2003) pada Utomo (2012), ada beberapa prinsip dari
community based tourism yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Mengenali, mendukung, dan mempromosikan kepemilikan masyarakat dalam pariwisata.
2. Melibatkan anggota masyarakat dari setiap tahap pengembangan pariwisata dalam
berbagai aspeknya.
3. Mempromosikan kebanggaan terhadap komunitas bersangkutan.
4. Meningkatkan kualitas kehidupan.
5. Menjamin keberlanjutan lingkungan.
6. Melindungi ciri khas (keunikan) dan budaya masyarakat lokal.
7. Mengembangkan pembelajaran lintas budaya.
8. Menghormati perbedaan budaya dan martabat manusia.
9. Mendistribusikan keuntungan dan manfaat yang diperoleh secara proporsional kepada
anggota masyarakat.
10.Memberikan kontribusi dengan presentase tertentu dari pendapatan yang diperoleh untuk
proyek pengembangan masyarakat.
11.Menonjolkan keaslian hubungan masyarakat dengan lingkungannya.
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat kita lihat pendekatan community based
tourism sangat berbeda dengan pendekatan pembangunan pariwisata pada umumnya.
Dimana, komunitas merupakan aktor utama dalam proses pembangunan pariwisata, dengan
tujuan utama adalah untuk peningkatan standar kehidupan ekonomi masyarakat tersebut.
Supaya pelaksanaan CBT dapat berhasil dengan baik, ada elemen-elemen CBT yang
mesti diperhatikan, yakni:
1. Sumberdaya alam dan budaya,
2. Organisasi-organisasi masyarakat,
3. Manajemen,
4. Pembelajaran (Learning).

KELOMPOK KERJA LOKAL PARIWISATA (KKLP)


Pemberdayaan masyarakat dalam Pariwsata Berbasis Komunitas yang dijalankan di
wilayah desa, harus dapat mewadahi seluruh cara pandang maupun kepentingan yang ada di
masyarakat. Kesamaan visi dan misi dalam pengembangan pariwisata di desa menjadi mutlak
diperlukan untuk mengakomodir keterlibatan banyak orang dalam pengelolaan paariwisata.
Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sektor pariwisata dalam konsep Pariwisata
Berbasis Komunitas di desa menjadi kunci penting dalam kesuksesan pengembangannya.
Keterlibatan semua pihak ini mengurangi gesekan – gesekan yang ada dalam masyarakat terkait
adanya kegiatan kepariwisataan di desa.
Kelompok Kerja Lokal Pariwisata (KKLP) adalah sebuah kelompok yang dibentuk dari
wakil – wakil stake holder pariwisata yang berada di desa. Adapun stake holder yang dimaksud
adalah kelompok – kelompok yang nantinya akan berperan ataupun bersinggungan akibat adanya
aktifitas pariwisata, contoh antara lain : Pemerintah Desa, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat,
Kelompok Tani, PKK, Organisasi Pemuda, Organisasi Keagamaan, Tokoh Adat, Akademisi,
BUMDes, Pengelola Pariwisata, Pokdarwis, LMDH, Pokdakan dan lain – lain. Pembentukan
KKLP ini bertujuan untuk ;
1. Fasilitasi yaitu Memfasilitasi kelompok masyarakat dalam keterlibatanya pada sektor
pariwisata dengan melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan dan pengelolaan
kepariwisataan berkelanjutan di destinasi pariwisata;
2. Koordinasi yaitu Mensinergikan program-program pemerintah dan nonpemerintah yang
sedang dan akan diselenggarakan di destinasi pariwisata;
3. Mediasi yaitu Mengembangkan jejaring melalui kemitraan dan kolaborasi program untuk
melaksanakan program/kegiatan yang sudah disepakati bersama.
Tugas KKLP antara lain adalah :
1. Menyusun rencana kerja dan target KKLP setiap tahun.
2. Mensinergikan program-program pemerintah dan nonpemerintah yang sedang dan akan
diselenggarakan di destinasi pariwisata.
3. Mensinergikan kepentingan dan peran dari berbagai elemen pelaku yang ada di destinasi
pariwisata.
4. Memfasilitasi proses identifikasi cita-cita dan kebutuhan pengembangan kepariwisataan
masyarakat dan usaha pariwisata di destinasi.
5. Memfasilitasi kegiatan perencanaan pembangunan dan pengelolaan kepariwisataan
berkelanjutan di destinasi pariwisata.
6. Mempersiapkan dan memotori pembentukan organisasi Tata Kelola Destinasi Pariwisata.
7. Melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara berkesinambungan
tentang program-program dan capaian yang harus dicapai.
8. Membuat laporan pelaksanaan program kerja setiap akhir tahun sebagai bahan evaluasi.

KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS)


Organisasi kepariwisataan adalah lembaga atau wadah yang memperlancar operasional
usaha wisata, sekaligus menjadi tempat untuk saling berbagi dan menyebarkan informasi yang
berkaitan dengan dunia pariwisata. Organisasi ini berfungsi dan berperan sebagai lembaga
legislasi, eksekusi dan yudikasi industri pariwisata. Lembaga pariwisata di pedesaan menurut
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM. 07/HK.001/MKP-2007 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.
17/HK.001/MKP-2005 tentang Organisasi Pedoman Kelompok Sadar Wisata dan Tata Kerja
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata adalah Kelompok Sadar Wisata atau disingkat
POKDARWIS.
Pokdarwis, adalah kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para
pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai
penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
kepariwisataan serta terwujudnya Sapta Pesona dalam meningkatkan pembangunan daerah
melalui kepariwisataan dan manfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Termasuk
dalam kategori Pokdarwis diatas adalah organisasi masyarakat yang disebut Kompepar
(Kelompok Penggerak Pariwisata). Pokdarwis ini merupakan kelompok swadaya dan swakarsa
masyarakat yang dalam aktivitas sosialnya berupaya untuk:
1. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan.
2. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan.
3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat/anggota Pokdarwis.
4. Mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
Maksud pembentukan Pokdarwis adalah Mengembangkan kelompok masyarakat yang
dapat berperan sebagai motivator, penggerak serta komunikator dalam upaya meningkatkan
kesiapan dan kepedulian masyarakat di sekitar destinasi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata
agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi berkembangnya kepariwisataan, serta
memiliki kesadaran akan peluang dan nilai manfaat yang dapat dikembangkan dari kegiatan
pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Contoh Struktur Organisasi Pokdarwis


Tujuan dari pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku penting dalam
pembangunan kepariwisataan, serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku
kepentingan terkait dalam meningkatkan kualitas perkembangan kepariwisataan di
daerah.
2. Membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan positif masyarakat sebagai tuan
rumah melalui perwujudan nilai-nilai Sapta Pesona bagi tumbuh dan berkembangnya
kepariwisataan di daerah dan manfaatnya bagi pembangunan daerah maupun
kesejahteraan masyarakat.
3. Memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan potensi daya tarik wisata yang ada di
masing-masing daerah.
Secara umum, fungsi Pokdarwis dalam kegiatan kepariwisataan adalah:
1. Sebagai penggerak Sadar Wisata dan Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi
wisata.
2. Sebagai Mitra Pemerintah dan pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam upaya
perwujudan dan pengembangan Sadar Wisata di daerah.
Syarat-syarat umum keanggotaan Pokdarwis adalah sebagai berikut:
1. Bersifat sukarela.
2. Memiliki dedikasi dan komitmen dalam pengembangan kepariwisataan.
3. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi daya tarik wisata dan memiliki
kepedulian terhadap pariwisata.
4. Mempunyai mata pencaharian atau pekerjaan yang berkaitan dengan penyediaan barang
atau jasa bagi kebutuhan wisatawan, baik langsung maupun tak langsung.
5. Jumlah anggota setiap Pokdarwis, minimal 15 orang.
Kepengurusan Pokdarwis terdiri dari Pembina, Pelindung, Penasehat, Pimpinan, Sekretariat,
Anggota, dan seksi-seksi (antara lain: Keamanan dan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan,
Daya Tarik Wisata dan Kenangan, Hubungan Masyarakat dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Pengembangan Usaha) Besarnya struktur organisasi Pokdarwis ditentukan oleh jumlah
anggota.
Tujuan utama Pokdarwis adalah untuk mewujudkan kondisi SAPTA PESONA di desa.
Adapun SAPTA PESONA antara lain :
1. Aman
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman, tenteram,
tidak takut, terlindungi dan bebas dari :
 Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan, penodongan,
penipuan dan lain sebagainya.
 Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya la innya
 Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik,
seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan
rekreasi atau olah raga.
 Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan
tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat dan lain
sebagainya.
Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk barang milik wisatawan.
2. Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap orang
termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar
serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat,
misalnya :
 Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada
waktunya.
 Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau
membeli sesuatu yang diperlukan
 Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi
 Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat
 Informasi yang benar dan tidak membingungkan

3. Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas
dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah
dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti lingkungan yang
bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat umum, seperti di hotel, restoran,
angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih
dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain sebagainya.
 Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat
 Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih seperti sendok, piring,
tempat tidur, alat olah raga dan lain sebagainya.
 Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau tidak sedap
dan lain sebagainya
4. Sejuk
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk, nyaman
dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau
bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan kerja/belajar, ruangan
makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah kita semua :
 Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijaun yang telah
dilakukan masyarakat maupun pemerintah
 Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori agar masyarakat setempat
melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara kebersihan, menanam berbagai
tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan maupun tanaman yang
bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan penanaman poho/tanaman rindang di
sepanjang jalan di lingkungan masing-masing di halaman sekolah dan lain sebagainya
 Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan.
 Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan tempat lainnya dengan
aneka tanaman penghias atau penyejuk.
 Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat membuat lingkungan
hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.
5. Indah
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang
disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata
letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga
memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat. Indah yang selalu sejalan dengan
bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia. Karena itu kita wajib memelihara
lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati oleh umat manusia.
6. Ramah Tamah
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan
keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Ramah tamah
tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam
menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa
Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan
rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh
karena itu harus kita pelihara terus.
7. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang
yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang indah
dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Kenangan yang
ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata
di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang
indah ini dapat pula diciptakan dengan antara lain :
 Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat dan ramah,
suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya bangunan serta
dekorasinya
 Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari, seni
suara dan berbagai macam upacara
 Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian
yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu daya tarik yang kuat
dan dapat dijadikan jati diri (identitas daerah).
 Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah bermutu tinggi,
mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti tersendiri dan
dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu
tempat/daera/Negara.
Sapta Pesona dan tujuan pelaksanaanya begitu luas dan tidak untuk kepentingan pariwisata
semata. Memasyarakatkan dan membudidayakan Sapta Pesona dalam kehidupan sehari-hari
mempunyai tujuan yang jauh lebih luas, yaitu untuk meningkatkan disiplin nasional dan jati diri
bangsa yang juga akan meningkatkan citra baik bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai