RESTU WIJAYANTO
172998
Abstract: Sultan Palace is the official palace of the empire Ngayogyakarta are now located in the city of
Yogyakarta, Yogyakarta Special Region. Yogyakarta Palace is not only the residence of the king, but also a
flame guard Javanese culture. In these places tourists can learn and see firsthand how the Yogyakarta palace
architecture also culture remains preserved in the middle of the pace of development of the world. In terms of
the building, this palace is one example of Javanese palace architecture of the palace is best.
1. Pendahuluan
Laporan jurnal ilmiah Domestic Case Study (DCS) ini merupakan program sekaligus syarat
kelulusan yang di tentukan oleh kampus STIPRAM. Yang biasanya di lakukan pada saat mahasiswa
menempuh semester III. Dimana progam ini di wajibkan bagi seluruh mahasiswa semester III baik
yang menempuh jenjang S1Hospitality maupun D3 Perhotelan. Program ini dilakukan dengan cara
mahasiswa terjun langsung dengan melakukan observasi dan penelitian terhadap daya tarik wisata
yang ada di dalam negeri .
Program Domestic Case Study adalah program tahunan yang selalu di selenggarakan oleh
pihak kampus yang dimana memiliki tujuan agar para mahasiswa dan mahasiswi memiliki wawasan
yang lebih luas tentang pariwisata serta menambah segala pengetahuan tentang tempat-tempat wisata
yang tentunya sudah terkenal di Indonesia. Program tersebut juga merupakan program yang sangat
penting sebagai sumber pembuatan suatu laporan yang di siapkan sebagai standart kualifikasi .
Penulis mengambil tema destinasi wisata dengan melakukan observasi di Pantai Watu Kodok
yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta, pada tanggal 25 Mei 2018. Sebelum melakukan observasi dalam pembuatan jurnal
penulis juga mengikuti Seminar Nasional yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarrukmo Yogyakarta pada tanggal 17 Januari 2018 yang Bertemakan “Cinta Tanah Air Untuk
Membangun Pariwisata Nasional” dengan pembicara BRIGJEN POL. Drs. Ahmad Dofiri, M.Si [1]
Pantai Watu Kodok merupakan satu pantai eksotis yang berada di Desa Kemadang,
Tanjungsari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Lokasinya hanya berjarak kurang lebih 1,6 KM dari Pantai
Sepanjang.
Dari Pantai Sepanjang, pengunjung hanya terus melakukan perjalanan ke arah timur. Di
pinggir jalan, wisatawan akan menemukan papan arah ke Pantai Watu Kodok. Pantai tersebut
memiliki panorama yang menawan dan ombak yang tidak terlalu besar. Gazebo-gazebo yang
disediakan warga sekitar bisa menjadi tempat istirahat sembari menikmati pecahan ombak yang
menghantam karang-karang di Pantai Watu Kodok. Eksotisme dan keindahan pantai tersebut sudah
mulai banyak dikenal para wisatawan.
Cara menikmati pantai tersebut, bukan hanya dari pinggir pantai saja, melainkan dari sudut
lain sekitar Pantai Watu Kodok. Di Pantai Watu Kodok terdapat sebuah bukit karang yang berada di
sebelah timur garis pantai tersebut. Untuk menuju ke bukit karang tersebut, bisa berkendara menaiki
sepeda motor dan parkir tepat di bawah bukit karang tersebut, lalu berjalan melewati jalan setapak.
1
Berada di atas bukit karang kawasan Pantai Watu Kodok, pengunjung bisa menikmati udara sejuk,
serta angin pantai yang sepoi-sepoi. Pemandangan lautan biru di lepas pantai dapat menyegarkan
kembali pikiran. Suara deburan ombak yang pecah menghantam karang, menambah megahnya nuansa
di sanubari. Bukan hanya suasana-suasana itu saja yang bisa kita nikmati, panorama alam yang
menawan sangat memanjakan mata.
2. Pembahasan
A. Gunung Kidul Yogyakarta
Gunung kidul adalah kabupaten di Daerah IstimewaYogyakarta,Indonesia. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Wonosari. Dengan luas sekitar satu per tiga dari luas daerah
induknya, kabupaten ini relatif rendah kepadatan penduduknya daripada kabupaten-kabupaten
lain. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo di
utara, Kabupaten Wonogiri di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten
Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kecamatan.
Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian
dari Pegunungan Sewu. Gunungkidul dikenal sebagai daerah tandus, sering
mengalami kekeringan di musim kemarau, namun menyimpan kekhasan sejarah yang unik,
selain potensi pariwisata, budaya, maupun kuliner [2,3].
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36
km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari
terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan
jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.
[4,5,6]
Batas wilayah :
Selata
Samudra Hindia
n
Topografi:
Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m - 700 m di atas permukaan
laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m-12m dari
permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen
2
taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan
Kecamatan Ponjong bagian utara.
Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200
mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan
induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih
mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air
tanah berkisar antara 60 m - 120 m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi
Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan Semanu
bagian utara.
Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider
gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur
dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada
wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan
Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong
bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.
Klimatologi:
Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan
rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan.
Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan
paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan
mempunyai awal hujan paling akhir.
Suhu udara rata-rata harian 27,7 °C, suhu minimum 23,2 °C dan suhu maksimum 32,4 °C.
Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat,
tetapi lebih dipengaruhi oleh musim.
Potensi:
Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola
kehidupan sosial budaya pada masyarakat[10]. Unsur sosial budaya merupakan salah satu
instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target
kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat
tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang [11]. Sehingga
dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik
3
sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada. Masyarakat
Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam
berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam
lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain).
Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan dilestarikan oleh
masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang.
Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5
buah serta benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten
Gunungkidul.
Kecamatan :
1. Gedangsari
2. Girisubo
3. Karangmojo
4. Ngawen
5. Nglipar
6. Paliyan
7. Panggang
8. Patuk
9. Playen
10.Ponjong
11.Purwosari
12.Rongkop
13.Saptosari
14.Semanu
15.Semin
16.Tanjungsari
17.Tepus
18.Wonosari
Potensi Pariwisata :
Wisata pantai
Gunungkidul memiliki puluhan pantai indah nak eksotis di pesisir selatan. Tak kurang dari
limapuluhan pantai berjajar dari ujung barat hingga ujung timur. Beberapa pantai yang menjadi
tujuan wisata utama antara lain :
Kecamatan Tepus: Banyunibo, Busung, Jagang Kulon, Jogan, Klumpit, Lambor, Sundak,
Ngetun, Ngondo, Nguluran, Ngungap, Pakundon, Sawahan, Siung, Ngandong, Seruni,
Songlibeng, Watutogok, Weru, Timang, Muncar, Slili, Pantai Pulang Sawal/Indrayanti,
Kelosirat, PokTunggal
Kecamatan Tanjungsari: Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal, Drini, Parangracuk,
Sepanjang, Sarangan, Watukodok
Kecamatan Girisubo: Krokoh, Sadeng, Wediombo
Kecamatan Panggang: Gesing, Grigak, Karangtelu, Kesirat, Nampu, Ngunggah
Kecamatan Saptosari: Butuh, Langkap, Ngobaran, Ngrenehan, Nguyahan, Torohudan
Kecamatan Purwosari: Klampok, Parangendog, Watugupit – Purwosari [9]
4
B. Asal Usul Pantai Watu Kodok
Asal usul Pantai Watu Kodok ini cukup unik. Dinamai Watu Kodok karena adanya
sebuah bongkahan batu besar yang kalau dilihat dari salah satu sisinya berbentuk seperti hewan
amfibi. Karena itulah pantai ini dinamai Pantai Watu Kodok. Watu artinya batu, sedangkan
kodok berarti katak. Masih menurut warga setempat, dahulu ada seekor katak yang menjelma
menjadi batu, sehingga menjadikan pantai ini bernama Watu Kodok.
Lokasi Pantai Watu Kodok terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari,
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
5
Fasilitas dan pelayanan yang ada di Pantai Watu Kodok antara lain:
- Area Parkir kendaraan
- penjual makanan dan minuman
- Kamar mandi / MCK
- Tempat Istirahat
- penyewaan tikar -
penyewaan tenda
- warung makan
Bagi wisatawan asal kota Gunung Kidul sudah tidak bingung lagi untuk mendatangi
lokasi Wisata Pantai Watu Kodok di Tanjungsari Gunung Kidul Yogyakarta. Akan tetapi
bagaimana bagi wisatawan luar kota bahkan luar negeri, tentu mereka bingung dan takut kesasar.
Tapi jangan khawatir bagi wisatawan luar kota Gunung Kidul penulis mempunyai solusinya agar
anda semua tidak kesasar.Tentunya sarana transportasi apa yang anda pakai untuk berwisata ke
Wisata Pantai Watu Kodok di Tanjungsari Gunung Kidul Yogyakarta dengan memakai
kendaraan pribadi seperti : Mobil atau motor pribadi. Anda bisa meminta panduan arah ke Wisata
Pantai Watu Kodok di Tanjungsari Gunung Kidul Yogyakarta di google maps yang terpasang di
smartphone anda. Karena memakai kendaraan pribadi lebih asyik daripada memakai kendaraan
umum.
Akan tetapi jika anda memakai kendaraan umum seperti : bis umum atau angkutan lainnya juga
bukan masalah besar, pasalnya anda bisa berhenti di terminal bus kota Gunung Kidul. Setelah itu
melanjutkan dengan menggunakan ojek ataupun kendaraan pribadi anda menuju Desa Banjarejo
hingga sampai di lokasi Wisata Pantai Watu Kodok di Tanjungsari Gunung Kidul Yogyakarta
tersebut.
Lebih detailnya :
Jalur untuk menuju ke Pantai Watu Kodok gunungkidul ini bisa melalui jalur kota Yogyakarta
yang menuju kota Wonosari dan selanjutanya menyusuri rute ke arah Pantai Baron. Selanjutnya
setelah memasuki pintu gerbang Pantai Baron belok kekanan menyusuri jalan yang menuju
Pantai Indrayanti. Terdapat papan nama yang menunjukkan arah dimana Pantai Kodok berada.
Pantai Watu Kodok berada di sebelah Barat Pantai Drini. Untuk mencapai tempat ini dapat
mengikuti petunjuk arah yang menuju Pantai Kukup. Setelah sampai di pertigaan Pantai Kukup
lalu menuju kearah Timur menuju ke arah Pantai Watu Kodok setelah melewati Pantai
Sepanjang.
6
prasarana kepariwisataan sangat diperlukan dalam waktu dekat sehingga diperlukan kerja keras
dari semua pihak agar harapan tersebut dapat segera terwujud. Sangat di sayangkan jika
pemerintah tidak mendanai dan ikut serta dalam pembangunan Pantai Watu Kodok ini pasalnya
Pantai Watu Kodok ini sangat indah dan bagus jika pemerintah dapat ikut serta mengelolanya
dengan baik.
2. Peran masyarakat
Masyakat di sekitar Pantai Watu Kodok ikut berperan dalam membangun dan melestarikan
Pantai Watu Kodok terbukti dengan adanya keikutsertaan masyarakat seperti dalam menjaga
keamanan, kebersihan yang ada di sekitar pantai, menyediakan fasilitas fasilitas yang di
butuhkan oleh wisatawan demi kenyamanan wisatawan dalam berkunjung.
3. Peran Industri
Memberikan peluang lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar dengan menyediakan
kebutuhan makanan, minuman, kreasi dan rekreasi untuk para wisatawan.
Sebagai salah satu sumber mata pencaharian masyarakat sekitar dengan adanya jasa parkir,
penyewaan tikar, penyewaan gazebo, dll.
G. Korelasi Dengan Tema Seminar
Mengacu kepada tema seminar yang berjudul “Cinta Tanah Air Untuk Membangun
Pariwisata Nasional”,[12] saat ini Indonesia sedang gempar gemparnya dalam meningkatkan
ekonomi bangsa ini dalam sektor pariwisatanya, sebagai warga negara Indonesia tentu kita akan
senang jika sektor pariwisata di Indonesia akan menjadi lebih maju dan berkembang pesat serta
mampu bersaing dengan pariwisata negara lain. Semua nya akan terwujud jika kita sebagai
bangsa negara ini ikut dalam melestarikan dan mempromosikan wisata yang ada di Indonesia
dan tidak lupa juga ketika berkunjung ke destinasi wisata kita tidak melakukan hal hal yang
dapat merusak dan mengotori area sekitar destinasi wisata, karena dengan tidak mengotori area
destinasi wisata sudah termasuk kedalam kecintaan kita terhadap tanah air dalam membangun
pariwisata nasional.
Pantai Watu Kodok merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di daerah Gunung
Kidul Yogyakarta, pantai ini termasuk keindahan alam yang di ciptakan tuhan untuk dapat di
nikmati setiap umatnya. Pantai Watu Kodok sendiri terbilang masih baru dan masih alami
keindahannya sehingga masih banyak wisatawan yang belum tau akan keberadaannya, disini
kita sebagai bangsa Indonesia harus lebih giat dalam mempromosikan dan mengenalkan
keindahan alam yang ada di Indonesia agar dapat dinikmati oleh wisatawan lokal maupun
wisatawan asing dengan ide ide yang se kreatif mungkin dalam memprommosikan nya.
3. Penutup
A. Simpulan
Gunung Kidul adalah kabupaten di Daerah IstimewaYogyakarta,Indonesia. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Wonosari yang dimana kabupaten ini mulai memiliki daya
tarik wisata yang menarik minat para wisatawan yang ingin datang berkunjung untuk melihat
berbagai macam keindahan destinasi wisata yang ada di daerah Gunung Kidul sendiri.
Kabupaten Gunungkidul mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah
selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari
Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan
terbuka untuk dikembangkan. Saat ini Gunung Kidul sudah memiliki daya tarik wisata pantai
yang cukup banyak dan indah untuk memanjakan mata.
Pantai Watu Kodok, merupakan salah satu pantai yang terletak di daerah kabupaten
Gunung Kidul, karena terbilang masih baru banyak wisatawan yang belum tahu akan
keberadaannya. Pantai ini memiliki keindahan yang masih alami dan juga bersih dari sampah
sampah sehingga wisatawan yang datang sangat di manjakan dengan keindahan pantai yang
menawan dan eksotis ini.
Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa Pantai Watu Kodok
merupakan pemberian Tuhan yang patut di lestarikan dan dijaga kebersihannya agar tetap
7
memanjakan mata setiap orang yang melihatnya, karena pantai adalah salah satu aset yang di
berikan Tuhan yang bisa di jadikan daya tarik wisata yang mendatangkan banyak wisatawan.
B. Saran
1. Pemerintrah seharusnya ikut serta dalam pembangunan dan pendanaan Pantai Watu kodok
supaya kedepannya fasilitas yang ada di pantai ini menjadi lebih memadai dari sebelumnya serta
ikut dalam mempromosikan Pantai Watu Kodok menjadi lebih dikenal oleh wisatawan banyak.
2. Jika pemerintah belum ikut serta dalam pembangunan Pantai Watu Kodok setidaknya
masyarakat dan pengelola harus bergotong royong dalam pembangunan pantai menjadi lebih
baik, serta memperbaiki akses menuju pantai menjadi lebih layak untuk wisatawan sembari
menunggu bantuan dana dari pemerintah.
3. Wisatawan seharusnya tidak membuang sampah sembarangan dan tanamkan rasa sadar, cinta
terhadap lingkungan sekitar pantai agar tidak terjadinya pencemaran lingkungan sekitar pantai
sehingga akan tetap terjaga keasriannya dan tetap terlihat indah.
References
[1]. Domestic Case Study, 25 Mei 2018 di Pantai Watu Kodok, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta
[2]. Suhendroyono, S., & Novitasari, R. (2016). Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung sebagai Ikon
Wisata Berbasis Budaya di Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(1), 43-50.
[3]. Damiasih, D., & Yunita, R. E. (2017). Pengelolaan Goa Tanding sebagai Ekowisata di Kabupaten
Gunungkidul Yogyakart. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 25-38.
[4]. Kiswantoro, A. (2017). Pengaruh Kenyamanan Fasilitas Wisata dan Kepuasan Wisatawan Terhadap
Keputusan Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali ke Kawasan Wisata Goa Rancang Kencana dan
Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul Yogyakart. Jurnal Kepariwisataan, 11(1), 27-38.
[5]. Kiswantoro, A. (2014). PENGARUH EVEN BUDAYA RASULAN TERHADAP
PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI GOA PINDUL GUNUNGKIDUL. Jurnal
Kepariwisataan, 8(1), 23-34.
[6]. Isdarmanto, I. (2016). Studi Kelayakan Aspek Strategis Desa Wisata Tembi untuk Meningkatkan
Pariwisata dan Perekonomian Kabupaten Bantul Yoyakarta. Jurnal Kepariwisataan, 10(1), 51-62.
[7]. Rif'an, A. A. (2018). Daya Tarik Wisata Pantai Wediombo Sebagai Alternatif Wisata Bahari Di
Daerah Istimewa Yogyakarta. JURNAL GEOGRAFI, 10(1), 63-73.
[8]. Nugraha, B. S., & Suprihanto, J. (2016). SOCIAL IMPACTOF TOURISM SUSTAINABLE
DEVELOPMENT Case of Baron Beach, Gunung Kidul, DIY. International Journal of Tourism
and Hospitality Study, 1(1).
[9]. BIMA SETYA NUGRAHA, S. H., & Usman, S. (2015). WATER PUMPING INFRASTRUCTURE
AND COMMUNITY DEVELOPMENT A Case of Ngobaran and Baron Project,
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
[10]. Deskarina, R. (2011). Pusat Remaja di Surakarta Sebagai Wadah Interaksi Sosial Bagi Remaja di
Surakarta.
[11]. Damiasih, D. (2014). EKSOTISME OBYEK WISATA GUA PINDUL GUNUNG KIDUL. Jurnal
Kepariwisataan, 8(1), 13-22.
[12]. Data seminar nasional, “Cinta Tanah Air Untuk Membangun Pariwisata Nasional”. Yogyakarta :
Auditorim Amarta StiPram. 17 Januari 2018.
8
LAMPIRAN
9
Amenitas
SERTIFIKAT SEMINAR
10
11