Anda di halaman 1dari 14

PENJADWALAN PRODUKSI TEGEL KERAMIK UNTUK MEMINIMASI

MAKESPAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA HEURISTIC


POUR DAN ALGORITMA NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH)

Production Scheduling of Ceramic Tile to Minimize Makespan by Using Algorithm Heuristic Pour
and Algorithm Nawaz, Enscore and HAM (NEH)

Hendrastuti Hendro1 , Mulyadi2


1
Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta
2
Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta

Tanggal Masuk: (22/7/2014)


Tanggal Revisi: (29/7/2014)
Tanggal disetujui: (1/8/2014)

ABSTRAK
Perusahaan X yang bergerak dalam bidang industri tegel keramik. Permasalahan yang dihadapi dalam
banyaknya jam lembur dalam memenuhi jumlah permintaan. Dalam penelitian ini menghitung waktu
proses keramik, merancang penjadwalan produksi awal, dan usulan, menghitung makespan untuk
penjadwalan produksi awal, dan usulan, dan menentukan metode penjadwalan produksi yang terbaik.
Proses pembuatan tegel keramik ini terdiri dari 3 stasiun kerja (SK), yaitu SK keramik size 30x30
cm², SK keramik size 40x40 cm², dan SK keramik size 60x60 cm². Terdapat 8 mesin produksi yaitu
Ball Mill, Spray Drier, Hydraulic Press, Mesin Kiln 1, Mesin Glazing 1 (Engobe), Printing Machine,
Mesin Glazing 2 (Water Glass), dan Mesin Kiln 2. Berdasarkan pengolahan data dihasilkan waktu
proses pembuatan keramik size 60x60 cm² sebesar 2.219,72 menit, keramik size 40x40 cm² sebesar
5.245,38 menit, dan keramik size 30x30 cm² sebesar 4.716,25 menit. Penjadwalan awal perusahaan
yaitu metode First Come First Served (FCFS), dan penjadwalan usulan yaitu: metode Algoritma
Heuristic Pour dan metode Algoritma Nawaz, Enscore and HAM (NEH). Makespan awal First Come
First Served (FCFS) sebesar 8.982,25 menit, dan makespan usulan metode Algoritma Heuristic Pour
sebesar 8.260,16 menit, dan metode Algoritma Nawaz, Enscore and HAM (NEH) sebesar 8.158,16
menit. Oleh karena itu metode yang paling baik untuk sequencing pekerjaan tegel keramik
perusahaan X adalah metode Algoritma Nawaz, Enscore and HAM (NEH).

Kata kunci: Tegel Keramik, Penjadwalan, First Come First Served (FCFS), Algoritma Heuristic
Pour, Algoritma Nawas, Enscore, and HAM (NEH), dan makespan.

ABSTRACT
Company X is engaged in the ceramic tile industry. The problem faced in many hours of overtime to
meet the demand. This study calculates a ceramic process, designing the initial and proposals
production scheduling, calculate the makespan for initial and proposals production scheduling, and
determine the best methods of production scheduling. The process of making ceramic tiles consists of
3 workstations (SK), namely SK tile size 30x30 cm², SK tile size 40x40 cm², and SK tile size 60x60
cm². And have 8 (eight) production machines, namely Ball Mill, Spray Drier, Hydraulic Press, Kiln 1
Machine, Glazing 1 (Engobe) Machine, Printing Machine, Glazing 2 (Water Glass) Machine, and
Kiln 2 Machine. The results are the process of making ceramic tiles size30x30 cm² is 4,716.25
minutes, size 40x40 cm² is 5,245.38 minutes, and size 60x60 cm² 2,219.72 minutes. The method of
initial production scheduling is First Come First Served (FCFS), and the methods of proposals

143
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

production scheduling are Algoritthm Heuristic Pour and Algorithm Nawaz, Enscore and HAM
(NEH). Initial makespan of First Come First Served (FCFS) method is 8,982.25 minutes, and
proposals makespan of Algorithm Heuristic Pour method is 8,260,16 minutes, and Algoritma Nawaz,
Enscore and HAM (NEH) method is 8,158.16 minutes. Therefore, the best method for sequencing
jobs ceramic tile company X is an Algorithm Nawaz, Enscore and HAM (NEH) method.

Keywords: Ceramic tile, Schedulling, Makespan, First Come First Served (FCFS), Algorithm
Heuristic Pour, Algorithm Nawas, Enscore, and HAM (NEH).

I. Pendahuluan
Dalam dunia industri saat ini, adalah bagaimana cara menyelesaikan
khususnya industri manufaktur, pesanan pengerjaan dari perencanaan
perencanaan dan pengendalian produksi tersebut. Metode yang digunakan dalam
memiliki peranan yang sangat penting. PT penelitian ini adalah Algoritma Heuristic
Dumak merupakan perusahaan yang Pour dan Algoritma Nawaz, Enscore and
menggunakan sistem flowshop yang HAM (NEH) di PT Dumak agar
permintaannya bersifat make to order. mendapatkan urutan produksi yang optimal
Perusahaan menyadari pentingnya serta untuk meminimasi makespan.
ketepatan waktu penyelesaian dalam Dari penjelasan di atas peneliti
mempertahankan konsumen. Saat ini memilih kedua metode tersebut karena
perusahaan menggunakan aturan First keduanya menyelesaikan masalah dari
Come First Serve (FCFS). Pada sudut pandang yang berbeda yaitu metode
penjadwalan FCFS ini order yang telah algoritma heuristic pour menjadwalkan
tiba lebih dahulu akan dilayani lebih waktu proses terkecil untuk dikerjakan
dahulu. Aturan ini tidak mempersoalkan terlebih dahulu, sedangkan algoritma NEH
singkat atau lamanya waktu proses. menjadwalkan waktu proses terbesar untuk
Apabila ada order yang tiba pada saat yang dikerjakan terlebih dahulu. Permasalahan
bersamaan maka mereka akan dikerjakan dalam penelitian ini adalah sering
melalui antrian. Aturan ini sering tidak terjadinya keterlambatan produk yang
menguntungkan bagi order yang diterima oleh pelanggan/suplier karena
membutuhkan waktu proses yang pendek tidak ada penjadwalan produksi dan tidak
karena apabila order tersebut berada di terpenuhinya target produksi yang telah di
belakang antrian akan mengakibatkan rencanakan oleh bagian PPIC. Tujuan
waktu menganggur yang lama sebelum penelitiannya merancang penjadwalan
diproses pada mesin tersebut di lantai produksi awal dari metode First Come
pabrik. Oleh karena itu dibutuhkan sistem First Served (FCFS), dan penjadwalan
penjadwalan yang baik dan optimal, usulan dengan menggunakan metode
sehingga makespan yang dihasilkan selama Algoritma Heuristic Pour dan metode
proses produksi dapat diminimalisir yang Algoritma Nawaz, Enscore and HAM
pada akhirnya dapat menyelesaikan produk (NEH), Menghitung makespan
pesanan pelanggan dengan lebih cepat dan penjadwalan produksi awal dari metode
produk dapat lebih cepat sampai pada First Come First Served (FCFS), dan
pelanggan. Setelah diketahui kendala, penjadwalan usulan dengan menggunakan
maka masalah yang timbul berikutnya metode Algoritma Heuristic Pour dan
144
Hendrastuti Hendro, Penjadwalan Produksi...

metode Algoritma Nawaz, Enscore and pengerjaannya (John E Biegel,1992).


HAM (NEH), Menentukan metode Penjadwalan didefinisikan sebagai proses
penjadwalan produksi yang terbaik. mengalokasikan sumber daya yang ada
Penjadwalan adalah kegiatan untuk menjalankan sekumpulan tugas-
pengalokasian sumber-sumber atau mesin- tugas dalam jangka waktu tertentu. Secara
mesin yang ada untuk menjalankan umum penjadwalan bertujuan untuk
sekumpulan tugas dalam jangka waktu efisiensi penggunakan sumber daya. Untuk
tertentu (Baker,1974). Penjadwalan mengurangi masalah yang timbul dari
produksi adalah suatu kegiatan penjadwalan dapat dilakukan cara:
memasukkan sejumlah produk yang telah a.mengurangi jumlah variasi produk,
direncanakan ke dalam proses b.mengurangi jumlah
variasi komponen, c.melaksanakan maka mempunyai nilai kelambatan yang
perluasan kerja, d.mengadakan sub negatif tetapi ukuran kelambatan positif. Ti
kontrak, e.mengurangi unit organisasi, adalah maksimum dari (0, Li), e.Slack
f.meningkatkan disiplin kerja, g.lokasi (SLi): Merupakan ukuran yang digunakan
kerja dekat dengan daerah pemasaran. untuk melihat selisih waktu antara waktu
Informasi-informasi yang digunakan proses dengan batas waktu yang sudah
dalam penjadwalan, (Ginting, 2009) yaitu: ditetapkan. Slack dapat dihitung dengan
a.Processing time (ti): Merupakan persamaan Sli=di - ti., f.Completion time
perkiraan waktu penyelesaian satu (Ci): Merupakan rentang waktu antara saat
pekerjaan. Perkiraan waktu ini meliputi pekerjaan dimulai (t = 0), sampai dengan
juga perkiraan waktu set up yang pekerjaan itu selesai, g.Flow time (Fi):
dibutuhkan, b.Due date (di): Merupakan Merupakan rentang waktu antara saat
waktu maksimal yang dapat diterima untuk pekerjaan dapat dimulai dan saat pekerjaan
menyelesaikan pekerjaan tersebut. selesai. Flow time sama dengan waktu
Kelebihan dari waktu yang ditetapkan proses ditambah waktu tunggu sebelum
merupakan suatu keterlambatan, pekerjaan diproses, h.Makespan (M); Total
c.Lateness (Li): Merupakan penyimpangan waktu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan
antara waktu penyelesaian pekerjaan mulai dari urutan pertama yang dikerjakan
dengan batas waktu. Suatu pekerjaan akan pada mesin atau work center pertama
mempunyai kelambatan positif jika sampai kepada urutan pekerjaan terakhir
diselesaikan sesudah batas waktu dan pada mesin, i.Heuristic: Prosedur
kelambatan negatif jika diselesaikan penyelesaian suatu masalah atau aturan
sebelum batas waktu, d.Tardiness (Ti): ibu jari (rule of thumb) yang ditunjukan
Merupakan ukuran waktu kelambatan umtuk memproduksi hasil yang baik tetapi
positif. Jika pekerjaan diselesaikan lebih tidak menjamin hasil yang optimal.
cepat dari batas waktu yang ditetapkan,
Penjadwalan produksi merupakan kegagalan atau kesalahan dalam menyusun
salah satu fungsi dari pengawasan produksi penjadwalan produksi tidak hanya dapat
yang mempunyai peranan yang cukup mengacaukan usaha pengawasan
penting karena dapat mempengaruhi produksinya, tetapi juga dapat
keberhasilan pengawasan produksi itu mempengaruhi hal-hal lain dalam
sendiri. Pada beberapa perusahaan,

145
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

perusahaan seperti jumlah produk yang mengerjakan tugas lain. Teori Baker
dihasilkan. mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal
Unsur-unsur vital dalam penjadwalan konstan, maka antrian yang mengurangi
adalah sumber-sumber (resorces) yang rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-
dikenal dengan daya mesin, dan tugas- rata persediaan barang setengah jadi,
tugas (tasks) yang dikenal dengan 3.Mengurangi beberapa kelambatan pada
pekerjaan-pekerjaan (jobs), untuk dapat pekerjaan yang mempunyai batas waktu
melakukan penjadwalan dengan baik, penyelesaian sehingga akan meminimasi
maka waktu proses kerja setiap mesin serta penalti cost.
jenis pekerjaan (job) yang akan
dijadwalkan perlu diketahui. Macam-Macam Penjadwalan Produksi
Dengan penjadwalan produksi yang Penjadwalan secara garis besar dapat
baik tentunya mesin-mesin yang digunakan dibedakan dalam penjadwalan untuk job
dapat dioperasikan sesuai kapasitas yang shop dan flow shop. Permasalahan yang
dimiliki dan memperkecil kemungkinan membedakan antara job shop dan flow
timbulnya waktu yang tidak produktif dari shop adalah pola aliran kerja yang tidak
mesin-mesin yang digunakan, meskipun memiliki tahapan-tahapan proses yang
belum tentu mesin tersebut dioperasikan sama. Untuk dapat melakukan
sebatas kapasitas maksimum, namun penjadwalan dengan baik maka waktu
demikian setidak-tidaknya dengan suatu proses kerja setiap mesin serta jenis
penjadwalan produksi yang baik maka pekerjaannya perlu diketahui, waktu
hasil produksi relatif akan lebih tinggi. tersebut dapat diperoleh melalui
Penjadwalan produksi berfungsi untuk pengukuran waktu kerja, jenis serta jumlah
membuat agar arus produksi dapat berjalan pekerjaan diperoleh dengan melakukan
lancar sesuai dengan waktu yang telah pengamatan dari operator pada bagian
direncanakan. Sehingga dapat dikatakan tertentu. setelah mengetahui jenis serta
bahwa penjadwalan produksi dilakukan waktu proses kerja setiap mesin yang akan
agar mesin-mesin dapat bekerja sesuai dijadwalkan maka proses penjadwalan
dengan kapasitas yang ada dan biaya yang baru dapat dilakukan. Penjadwalan
seminimal mungkin, serta kuantitas produk produksi memiliki dua tipe, yaitu sebagai
yang diinginkan sesuai waktu yang telah berikut (Arman, 2003): 1.Penjadwalan
ditentukan. Produksi Tipe Job Shop adalah proses
Adapun penjadwalan produksi yang pengurutan untuk lintasan produk yang
baik dalam suatu perusahaan akan tidak beraturan. Secara umum penjadwalan
memiliki keuntungan (Nasution, 2003): job shop dikenal dengan sekumpulan
1.Meningkatkan penggunaan sumber daya mesin-mesin dan sekumpulan pekerjaan
atau mengurangi waktu tunggunya, yang akan dijadwalkan Penjadwalan job
sehingga total waktu proses dapat shop adalah pola alir dari N job melalui M
berkurang, dan produktivitas dapat mesin dengan pola alir sembarang. Selain
meningkat, 2.Mengurangi persediaan itu penjadwalan job shop dapat berarti
barang setengah jadi atau mengurangi setiap job dapat dijadwalkan pada satu atau
sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam beberapa mesin yang mempunyai
antrian ketika sumber daya yang ada masih

146
Hendrastuti Hendro, Penjadwalan Produksi...

pemrosesan sama atau berbeda. Dapat Penjadwalan Produksi Tipe Flow Shop
dilihat pada Gambar 1. Flow shop adalah proses penentuan
urutan pekerjaan yang memiliki lintasan
produk yang sama. Model flow shop
operasi dari suatu pekerjaan hanya dapat
Job 1 Job 2 Job 3 Job 4
bergerak satu arah yaitu dari proses awal
sampai dengan proses akhir, diantara
proses-proses tersebut tidak
Gambar 1. Pola Aliran Penjadwalan Job Shop memungkinkan untuk kembali ke proses
sebelumnya. Penjadwalan flow shop adalah
Penjadwalan job shop berbeda dengan pola alir dari N buah Job yang melalui
penjadwalan flow shop, hal ini disebabkan proses yang sama (searah). Model flow
karena (Arman, 2003): 1.Job shop shop merupakan sebuah pekerjaan yang
menangani variasi produk yang sangat dianggap sebagai kumpulan dari operasi-
banyak, dengan pola aliran yang berbeda- operasi dimana diterapkannya sebuah
beda melalui pusat-pusat kerja, 2.Peralatan struktur presenden khusus. Penjadwalan
pada job shop digunakan secara bersama- flow shop dicirikan oleh adanya aliran
sama oleh bermacam-macam order dalam kerja yang satu arah dan tertentu. Pada
prosesnya, sedangkan peralatan pada flow dasarnya ada beberapa macam pola flow
shop digunakan khusus hanya satu jenis shop yaitu:
produk, 3.Job-job yang berbeda mungkin a. Flow shop murni
ditentukan oleh prioritas yang berbeda Kondisi dimana sebuah job diharuskan
pula. Hal ini mengakibatkan order tertentu menjalani satu kali proses untuk tiap-tiap
yang dipilih harus diproses seketika pada tahapan proses, misalnya, masing-masing
saat order tersebut ditugaskan pada suatu job melalui mesin 1, kemudian mesin 2,
pusat kerja. Sedangkan pada flow shop mesin 3 dan seterusnya sampai dengan
tidak terjadi permasalahan seperti diatas mesin pada proses yang paling akhir dapat
karena keseragaman output yang dilihat Gambar 2.
diproduksi untuk persediaan. Prioritas
order flow shop dipengaruhi terutama pada Job 1 Job 2 Job 3 Job 4
pengirimannya dibandingkan tanggal Gambar 2. Pola Aliran Penjadwalan Flow Shop
pemrosesan. Murni
Pada penjadwalan job shop, sebuah
operasi dinyatakan sebagai triplet (i,j,k) b. Flow shop umum
yang berarti operasi ke j, job ke-i, Kondisi dimana sebuah job boleh
membutuhkan mesin ke-k. uksi dengan melalui seluruh mesin produksi, dimana
pola job shop. Dalam penjadwalan mulai awal sampai dengan yang terakhir.
produksi tipe job shop terdapat metode- Selain itu sebuah job boleh melalui
metode yang dapat digunakan guna beberapa mesin tertentu, yang mana mesin
menyelesaikan masalah penjadwalan tipe tersebut masih berdekatan dengan mesin-
ini ada dua macam yaitu Metode mesin lainnya dan masih satu arah
penjadwalan Active dan Metode lintasannya. Sistem produksi dengan pola
penjadwalan Non Delay. flow shop umum dapat dilihat pada
Gambar 3.
147
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

Job 1 Job 2 Job 3 Job 4 terbesar hingga yang terkecil, Hasil urutan
ini disebut dengan daftar pengurutan job-
job
Gambar 3. Pola Aliran Penjadwalan Flow Shop Langkah 2: Set K = 2, Ambil job yang
Umum menempati urutan pertama dan kedua pada
daftar pengurutan job-job, Buat dua
Algoritma alternatif calon urutan parsial baru, Hitung
Kata algoritma diserap dari Bahasa setiap makespan parsial dan mean time
Inggris algorithm. Kata algorithm sendiri parsial dari calon urutan parsial baru, Pilih
sebenarnya bukan dari kata asli bahasa calon urutan parsial baru yang memiliki
Inggris, melainkan berasal dari makespan yang parsial yang terkecil. Jika
kata algorism yang berarti "proses ada calon urutan parsial baru yang
menghitung dengan angka Arab". Para ahli memiliki makespan parsial terkecil yang
matematika meyakini bahwa kata algorism sama, pilihlah calon urutan parsial baru
berasal dari nama penulis buku tadi yang memiliki mean flow time parsial
berkebangsaan Arab yang terkenal yang lebih kecil. Jika sama juga pilihlah
yaitu Abu Ja'far Muhammad Ibnu Musa calon urutan parsial baru tadi secara acak,
Al-Khwarizmi (770-840M), orang barat Calon urutan parsial baru yang terpilih
melafalkan Al-Khwarizmi menjadi urutan parsial baru, Coret job-job
sebagai Algorism. yang diambil tadi dari daftar pengurutan
job-job, Periksa apakah k = n (dimana n
Algoritma Nawaz, Enscore, dan Ham adalah jumlah job yang ada ). Jika ya,
(NEH) lanjutkan ke langkah 4. Jika tidak
Algoritma adalah logika, metode, dan lanjutkan ke langkah 3
tahapan (urutan) sistematis yang digunakan Langkah 3: Set k = k + 1, Ambil job
untuk memecahkan suatu permasalahan. yang menempati urutan pertama dari daftar
Algoritma dapat juga diartikan sebagai pengurutan job-job, Hasilkan sebanyak k
urutan langkah secara sistematis dan logis. calon urutan parsial baru dengan
Dalam perkembangannya, algoritma memasukkan job yang diambil ke dalam
banyak dipakai di bidang komputer. setiap slot urutan parsial sebelumnya,
Nawaz, Enscore, and Ham dalam buku Hitung setiap makespan parsial dan mean
Ginting (2009) mengusulkan algoritma flow time parsial dari calon urutan parsial
heuristik dengan pekerjaan yang memiliki baru, Pilih calon urutan parsial baru yang
total waktu proses lebih besar dari memiliki makespan parsial yang terkecil.
pekerjaan lain seharusnya diberi bobot Jika ada calon urutan parsial baru yang
yang lebih tinggi dari pada total waktu memiliki makespan parsial terkecil yang
proses yang lebih kecil, sehingga dapat sama, pilihlah calon urutan parsial baru
meminimumkan makespan. tadi yang memiliki mean flow time parsial
Untuk penjadwalan n job terhadap yang lebih kecil. Jika sama juga pilihlah
mesin dilakukan dengan algoritma NEH calon urutan parsial baru tadi secara acak,
dengan langkah-langkah: Calon urutan parsial baru yang terpilih
Langkah 1: Jumlahkan waktu proses menjadi urutan parsial baru, Coret job-job
setiap job, Urutkan job-job menurut jumlah yang diambil tadi dari daftar pengurutan
waktu prosesnya dimulai dari yang
148
Hendrastuti Hendro, Penjadwalan Produksi...

job-job, Periksa apakah k = n (dimana n minimal yang terpilih sebelumnya,


adalah jumlah job yang ada ). Jika ya, 5.Menghitung total waktu penyelesaian
lanjutkan ke langkah 4. Jika tidak (Ci) untuk setiap pekerjaan yang ada,
lanjutkan ke langkah 3 6.Mengurutkan Ci dengan aturan urutan
Langkah 4: Urutan parsial baru pertambahan untuk diletakkan pada urutan
menjadi urutan final dan stop. setelah pekerjaan yang sudah dipilih untuk
Metode Algoritma Heuristik Pour urutan pertama sementara, 7.Setelah
Hamid Davoud Pour dalam buku didapatkan urutan sementara, maka
Ginting (2009) mengembangkan algoritma hitunglah Fmax-nya, 8.Melakukan ulang
heuristik baru didalam menyelesaikan langkah 1-7 untuk setiap pekerjaan yang
penjadwalan flowshop dengan tujuan ada sampai didapatkan Fmax paling
meminimalkan waktu produksi yaitu minimal, yang akan ditempatkan sebagai
berdasarkan pendekatan kombinasi. Hal ini urutan pertama dari urutan pekerjaan,
dilakukan dengan cara mengganti setiap 9.Melakukan ulang langkah 1-8 sampai
pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya semua pekerjaan berada pada urutan
dalam urutan sampai ditemukan kombinasi pengerjaan.
urutan yang dapat memenuhi kriteria
tujuan. Dalam metode ini diasumsikan II. METODOLOGI PENELITIAN
bahwa semua pekerjaan diproses secara Metodologi dalam penelitian ini
terpisah dan tidak terikat untuk setiap dipersiapkan secara matang dalam rangka
mesinnya. Berikut adalah notasi yang mencapai tujuan penelitian, yaitu
digunakan: menemukan, mengembangkan atau
Pij = waktu proses dari pekerjaan i mengkaji kebenaran suatu pengetahuan
pada mesin j. secara ilmiah atau untuk pengujian
Cij = rentang waktu antara saat hipotesis suatu penelitian.
pekerjaan i pada mesin j dimulai (t=0)
sampai pekerjaan itu selesai. III. PEMBAHASAN
Ci = Total waktu penyelesaian untuk Pembahasan Produksi pertama PT
pekerjaan i pada semua mesin. Dutamegah Matra Keramik dilakukan pada
Fmax = rentang waktu antara saat tahun 1991 dengan kapasitas produksi
pekerjaan tersedia atau dapat dimulai sebesar 700.000 m² per tahun. Dalam
sampai pekerjaan itu selesai (makespan). memenuhi permintaan pasar yang semakin
Langkah-langkah metode algoritma meningkat, PT Dutamegah Matra Keramik
heuristik pour:: 1.Memilih pekerjaan berhasil meningkatkan kapasitas
secara acak sebagai urutan pertama produksinya menjadi 1.500.000 m² per
sementara dalam urutan pengerjaan, tahun.
2.Menempatkan pekerjaan-pekerjaan lain
(selain pekerjaan yang sudah dipilih Waktu Kerja
sebagai urutan pertama) pada urutan Salah satu faktor produksi yang
berikutnya, 3.Memilih waktu proses diperlukan untuk suatu perusahaan
terkecil untuk masing-masing mesin, adalah karyawan. Tenaga kerja di sini
4.Melakukan penambahan waktu proses harus mematuhi peraturan yang telah
pada Pij yang lain, selain Pij paling menjadi persyaratan dalam perusahaan.

149
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

Tabel 1. Jam Kerja PT Dutamegah Matra berbagi proses antara lain yaitu: proses
Keramik Glazing Line, Proses unit IV ini terdapat
Waktu Kerja berbagi proses antara lain yaitu: Mesin
Shift I Shift
Shift I Shift II
III Kiln II, dan Quality Control, Proses unit V
Senin Jum’at Senin – Senin ini terdapat berbagi proses antara lain
– Sabtu – Keterangan yaitu: Quality Control dan Proses
Kamis Sabtu
dan Pengepakan.
Sabtu Berdasarkan uraian di atas, maka
08.00- 08.00- 16.00- 00.00- Jam Kerja untuk lebih jelasnya proses pembuatan
12.00 11.25 18.00 03.00 Aktif
12.00- 11.25- 18.00- 03.00- Istirahat tegel keramik dapat dilihat pada Gambar 2.
13.00 13.00 19.00 04.00 Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 5
13.00- 13.00- 19.00- 04.00- Jam Kerja
16.00 16.00 00.00 07.00 Aktif
Gambar 2. Proses Pembuatan Tegel Keramik

Produk yang dihasilkan PT Dumak


Data produksi di dapat dari
dibagi dalam tiga merek paten yaitu: Patent
perusahaan yang digunakan untuk
Merek Grand (Grand Tile, Azzuri, Arjuna ,
mengetahui rencana produksi tegel
Scorpion), Patent Merek Asahi (Mezzo,
keramik dan spesifikasi dari masing-
Basil, Pluto), Patent Merek Solaris
masing mesin. Semua size ini diproses
(Barcelona, Colombus, Maroco). Proses
melalui proses yang sama, yang
pembuatan tegel keramik ini dibagi tiga
membedakannya hanya ukuran dan variasi
tahapan proses yaitu unit 1 s/d V, Proses
fungsi tambahannya saja. Rencana
Pergudangan, dan Proses Akhir. Adapun
produksi untuk ukuran 60x60 sebanyak
proses pada tiap-tiap tahapan, antara lain:
1.052 pcs, ukuran 40x40 sebanyak 2.898
Proses unit I ini terdapat berbagi proses
pcs, 30x30 sebanyak 2.695pcs dengan
antara lain yaitu: Proses penimbangan
kapasitas tiap box untuk masing-masing
material, Proses Ballmill, Cementank,
ukuran berisi 4pcs, ukuran 6pcs, dan
Mixertank, Sprai Driyer, Fast Drier,
11pcs.
Sillow, dan Quality Control, Proses unit II
Data spesifikasi mesin produksi untuk
ini terdapat berbagi proses antara lain
pembuatan tegel keramik dapat dilihat
yaitu: Hydraulic Press, Mesin Kiln I, dan
pada Tabel 2.
Quality Control, Proses unit III ini terdapat

Tabel 2. Data Spesifikasi Mesin Produksi untuk Keramik 30x30 cm², Keramik 40x40 cm² dan
Keramik 60x60 cm²
No Proses Operasi Tipe Mesin Jumlah Jenis Kecepatan Mesin
Mesin/unit Mesin
Mencetak Powder - Mesin Hidraulic 1 Automatic 1.200 pcs/jam
1 menjadi Biscuit Tile Press no. 1 (30x30) 1 900 pcs/jam
-Mesin Hidraulic 1 600 pcs/jam
Press no. 2 (40x40)
-Mesin Hidraulic
Press no. 3 (60x60)

150
Hendrastuti Hendro, Penjadwalan Produksi...

2 Pemberian warna -Mesin Glazing 1 no 1 Automatic 600 pcs/jam


dasar tahap pertama 1 (30x30) 1
Biscuit Tile -Mesin Glazing 1 no 1 480 pcs/jam
2 (40x40) 360 pcs/jam
-Mesin Glazing 1 no
3 (60x60)
3 Pemberian motif -Printing Machine no 1 Automatic 1.200 pcs/jam
pada tegel keramik 1 1
-Printing Machine no 1 900 pcs/jam
2 720 pcs/jam
-Printing Machine no
3
4 Pemberian warna -Mesin Glazing 2 1 Automatic 600 pcs/jam
tahap kedua Biscuit (WG) no 1 (30x30) 1
Tile -Mesin Glazing 2 1 480 pcs/jam
(WG) no 2 (40x40) 360 pcs/jam
-Mesin Glazing 2
(WG) no 3 (60x60)
5 Proses pembakaran -Mesin Kiln 1 no 1 1 Automatic 800 pcs/jam
tahap pertama (30x30) 1
Biscuit Tile -Mesin Kiln 1 no 2 1 600 pcs/jam
(40x40) 400 pcs/jam
-Mesin Kiln 1 no 3
(60x60)
6 Proses Pembakaran -Mesin Kiln 2 no 1 1 Automatic 800 pcs/jam
tahap kedua Biscuit (30x30) 1
Tile -Mesin Kiln 2 no 2 1 600 pcs/jam
(40x40) 400 pcs/jam
-Mesin Kiln 2 no 3
(60x60)

Waktu penyelesaian produk untuk masing-masing stasiun kerja (SK), dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Waktu Penyelesaian Produk pada masing-masing Stasiun Kerja (menit/pcs)


UK ukuran keramik (menit/pcs)
Tipe Mesin
30x30 cm² 40x40 cm² 60x60 cm²
Ball Mill/ (M1) 1,08 1,08 1,08
Spray Drier/ (M2) 0,23 0,23 0,23
Hydraulic Press / (M3) 0,05 0,06 0,10
Mesin Kiln 1 / (M4) 0,07 0,10 0,15
Mesin Glazing 1 (Engobe) /(M5) 0,10 0,09 0,16
Printing Machine / (M6) 0,05 0,06 0,08
Mesin Glazing 2 (Water Glass) / (M7) 0,10 0,09 0,16
Mesin Kiln 2 / (M8) 0,07 0,10 0,15
Total 1,75 1,81 2.11

151
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

Waktu proses perminggu dapat diperoleh dengan cara mengkalikan waktu penyelesaian
produk dengan jumlah produksi mingguan. Hasil perhitungan berdasarkan data waktu di atas
dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Waktu Proses per minggu masing-masing Stasiun Kerja (menit/pcs)


Waktu Penyelesaian (Menit)
Tipe Mesin
Size 30x30 cm² Size 40x40 cm² Size 60x60 cm²
Ball Mill (M1) 2.910,60 3.129,84 1136,16
Spray Drier (M2) 619,85 666,54 241,96
Hydraulic Press (M3) 134,75 173,88 105,2
Mesin Kiln 1 (M4) 188.65 289,8 157.80
Mesin Glazing 1 (Engobe) (M5) 269,5 260,82 168,32
Printing Machine (M6) 134,75 173,88 84,16
Mesin Glazing 2 (Water Glass) (M7) 269,5 260,82 168,32
Mesin Kiln 2 (M8) 188.65 289,8 157.80
Penjadwalan urutan pengerjaan menerus adalah adanya penambahan
produk dimulai pada job yang pertama biaya untuk pekerja karena adanya jam
datang atau menggunakan metode First lembur. Kemudian adanya kemungkinan
Come First Served (FCFS). Dengan keterlambatan dalam hal pengiriman yang
urutan job 1 adalah tegel keramik ukuran dapat terjadi apabila pesanan dari
60x60 cm², job 2 adalah tegel keramik pelanggan meningkat.
ukuran 40x40 cm², dan job 3 adalah tegel
keramik ukuran 30x30 cm² dengan
makespan 8.982,25 menit (lihat Tabel 5).
Pada M1 yang pertama diproses adalah Job
1 ukuran keramik 60x60 cm² dengan
waktu 1.136,16 menit, selanjutnya
dikerjakan Job 2 ukuran keramik 40x40
cm² dengan waktu 3.129,84 menit.
Sehingga waktu proses menjadi 4.266,00
menit. Setelah itu diproses Job 3 ukuran
keramik 30x30 cm² dengan waktu 2.910,60
menit. Sehingga waktu proses menjadi
7.176,60 menit. Gant chart penjadwalan
pada kondisi awal dapat dilihat pada
Gambar 3. Dalam penggunaan metode ini
perusahaan mengalami kendala dalam
aktivitas aktualnya. Kendala tersebut ialah
berupa penumpukan produk, menunggu
proses pekerjaan pada mesin sebelumnya
selesai, dan lain-lain. Akibat yang
ditimbulkan dari metode FCFS secara terus

152
Hendrastuti Hendro, Penjadwalan Produksi...

Tabel 5. Hasil Perhitungan Makespan Penjadwalan Perusahaan

Tipe Mesin (menit)


Job (cm²)
M1 M2 M3 M4
60x60
1.136,16 1.378,12 1.483,32 1.641,12
(Job 1)
40x40
4.266,00 4.932,54 5.106,42 5.396,22
(Job 2)
30x30
7.176,60 7.796,45 7.931,20 8.119,85
(Job 3)
Tipe Mesin (menit)
Job (cm²)
M5 M6 M7 M8
60x60
1.809,44 1.893,60 2.061,92 2.219,72
(Job 1)
40x40
5.657,04 5.830,92 6.091,74 6.381,54
(Job 2)
30x30
8.389,35 8.524,10 8.793,60 8.982,25
(Job 3)

M1 J1 J2 J3

M2 J1 J2 J3

M3 J1 J2 J3

M4 J1 J2 J3

M5 J1 J2 J3

M6 J1 J2 J3

M7 J1 J2 J3

M8 J1 J2 J3

8.982,25

Gambar 3. Gant Chart Penjadwalan Perusahaan

Penjadwalan dengan menggunakan sebesar 8.260,16 menit. Selisih antara


metode algoritma heuristic pour pada PT makespan dengan jumlah jam kerja adalah
Dumak urutan pekerjaan yang optimal yaitu (8.260,16 – 8.545) menit atau – 284,84
size 40x40 cm² (J2), size 30x30 cm² (J3), menit (4jam 41menit 24detik).
dan size 60x60 cm² (J1) dengan makespan

M1 J3 J2 J1

M2 J3 J2 J1

M3 J3 J2 J1

M4 J3 J2 J1

M5 J3 J2 J1

M6 J3 J2 J1

M7 J3 J2 J1

M8 J3 J2 J1

8.260,16

Gambar 4. Gant Chart Metode Algoritma Heuristic Pour


153
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

Penjadwalan dengan menggunakan selama 2.219,72 menit dengan makespan =


metode Algoritma Nawaz, Enscore and 8.158,16 menit dan Mean Flom Time =
HAM (NEH) urutannya 30x30 cm² (Job 3) 7.952,12 menit pada PT Dumak dapat
selama 5.245,38menit, 40x40 cm² (Job 2) dilihat di Gambar 5. berikut ini:
selama 4.716,25 menit, 60x60 cm² (Job 1)
`
M1
J2 J3 J1

M2 J3
J2 J1

M3 J1
J2 J3

M4
J2 J3 J1

M5 J1
J2 J3

M6 J2 J3 J1

M7 J2 J3 J1

M8 J2 J3 J1

8.158,16

Gambar 5. Gant Chart Metode Algoritma Nawaz, Enscore and HAM (NEH)

Setelah melakukan perhitungan dapat memberikan pengaruh yang lebih


makespan untuk semua metode yang telah agar dapat menurunkan makespan
dilakukan diatas, maka dapat dilihat urutan sehingga dapat dengan mudah untuk
job yang dihasilkan oleh ketiga metode memilih mana yang terbaik. Urutan job
yang telah dihitung dan juga makepan dan makespan yang dihasilkan oleh setiap
yang dihasilkan dari setiap metode. metode dapat dilihat pada Tabel 6.
Setelah mendapatkan hasil Penurunan makespan dengan
perhitungan dari ketiga metode yaitu First menggunakan Metode Algoritma Nawaz,
Come First Served (FCFS), Algoritma Enscore and HAM (NEH) sebesar 9,18%
Heuristic Pour, dan Algoritma Nawaz, terhadap metode perusahaan, sedangkan
Enscore and HAM (NEH). Perbandingan metode Algoritma Heuristic Pour sebesar
dari setiap metode. Kemudian metode- 8,04% .Dapat disimpulkan bahwa metode
metode tersebut dikatakan terbaik apabila Algoritma Nawaz, Enscore and HAM
memiliki urutan pekerjaan dengan (NEH) adalah yang terbaik dengan nilai
makespan minimum. Setiap metode makespan terkecil.
mempunyai kriteria masing-masing untuk

154
Hendrastuti Hendro, Penjadwalan Produksi...

Tabel 6. Urutan Job dan Makespan yang Dihasilkan Masing-Masing Metode


Penurunan
Urutan Makespan
Penjadwalan Makespan Persentase
Penjadwalan (menit)
(menit)
Perusahaan J2 (40x40 cm²) –
(FCFS) J3 (30x30 cm²) – 8.982,25 - 100,00 %
J1 (60x60 cm²)
Algoritma J2 (40x40 cm²) –
Heuristic Pour J3 (30x30 cm²) – 8.260,16 722,09 91,96%
J1 (60x60 cm²)
Algoritma
J2 (40x40 cm²) –
Nawaz,
J3 (30x30 cm²) – 8.158,16 824,09 90,82%
Enscore and
J1 (60x60 cm²)
HAM (NEH)

IV. KESIMPULAN V. DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Ahyari, 1993. Manajemen Produksi.
1. Waktu proses penyelesaian keramik Buku ke-1. BPFE, Yogyakarta
size 60x60 cm², keramik size 40x40 cm², Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen
dan keramik size 30x30 cm² masing- Produksi dan Operasi. Fakultas
masing tipe berturut-turut 2.219,72 menit, Ekonomi Universitas Indonesia
5.245,38 menit, 4.716,25 menit
Baker, K.R. 2001. Elements of
2. Merancang penjadwalan produksi awal
Sequencing and Scheduling. John
dari metode First Come First Served
Wiley and Sons. New York
(FCFS) urutannya ukuran 60x60 cm²
dengan waktu 1.136,16 menit, selanjutnya Biegel, John E. 1992. Pengendalian
dikerjakan Job 2 ukuran 40x40 cm² Produksi. Akamedika Pressiondo.
dengan waktu 3.129,84 menit waktu Jakarta
proses menjadi 4.266,00 menit Job 3
ukuran 30x30 cm² dengan waktu 2.910,60 Gaspersz, Vincent., 2004. Production
menit, Penjadwalan usulan dengan Planning & Inventory Control
menggunakan metode Algoritma Heuristic Berdasarkan Pendekatan Sistem
Pour urutannya ukuran 40x40 cm² (J2), Terintegrasi MRP II dan JIT
ukuran 30x30 cm² (J3), dan ukuran 60x60 Menuju Manufakturing 21.
cm² (J1) menit. metode Algoritma Nawaz, Vincent Foundation dan PT
Enscore and HAM (NEH). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3. Makespan penjadwalan produksi
Gaspersz, Vincent., 2001. Production
dengan metode First Come First Served
Planning & Inventory Control
(FCFS) selama 8.982,25 menit, metode
Berdasarkan Pendekatan Sistem
Algoritma Heuristic Pour selama
Terintegrasi MRP II dan JIT
8.260,16 menit, dan metode Algoritma
Menuju Manufakturing 21.
Nawaz, Enscore and HAM (NEH) selama
Vincent Foundation dan PT
8.158,16 menit.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

155
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

Ginting, Rosnani. 2009. Penjadwalan Nasution, Arman Hakim. 2003.


Mesin. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Perencanaan dan Pengendalian
Yogyakarta Produksi, Guna Widya. Surabaya.

Kusuma, Hendra. 1999. Manajemen Wignjosoebroto, Sritomo. 2003.


Produksi. Andi. Yogyakarta Ergonomi, Studi Gerakan dan
Waktu. Surabaya: Guna Widya
Nasution, Arman Hakim. 2008.
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Edisi Pertama. Guna
Widya. Surabaya.

156

Anda mungkin juga menyukai