Anda di halaman 1dari 30

Disusun oleh :

TIM PUSDIKLAT

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
2012
MILIK

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Dilarang mempublikasikan, menggandakan, mencetak sebagian atau seluruh


isi Modul/Bahan Ajar ini tanpa izin dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran
dalam penerbitan Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Kepala
Perpustakaan Sekolah sebagai acuan nasional dalam penyelenggaraan Diklat Kepala
Perpustakaan Sekolah.

Bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan
Nasional RI. Penerbitan ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan penyelenggaraan diklat
yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/madrasah.

Terbitnya bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas penyelenggaraan Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah dan
sekaligus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah di tanah
air.

Kami ucapkan terima kasih kepada penyusun, tim penyunting, dan seluruh pihak terkait
yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian bahan ajar diklat ini. Kritik maupun
saran untuk penyempurnaan bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini sangat
kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya pada terbitan yang akan datang.

Jakarta, Januari 2019


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Perpustakaan Nasional RI

Drs Widiyanto, M.Si.


NIP. 19600412 198703 1 001

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Deskripsi Singkat ................................................................ 2
1.3 Kompetensi Dasar .............................................................. 2
1.4 Indikator Keberhasilan ........................................................ 2

BAB II SEMINAR ................................................................................... 3


2.1 Definisi................................................................................ 3
2.2 Tujuan dan Manfaat............................................................ 4
2.3 Aspek-aspek ....................................................................... 4
2.4 Langkah-langkah Penyelenggaraan ................................... 7
2.5 Penulisan Laporan.............................................................. 12
2.6 Teknik Penyajian Laporan .................................................. 13

BAB III EVALUASI ................................................................................. 15


BAB IV PENUTUP ................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17
LAMPIRAN ........................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpustakaan Sekolah merupakan pusat sumber belajar (centre of learning) yang dapat
membantu siswa dan guru dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar di
Sekolah. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dilaksanakan oleh seorang pustakawan
yang telah memiliki kompetensi sebagai tenaga ahli di bidang perpustakaan.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, pasal 1 mengatakan bahwa Pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan.

Pustakawan yang telah mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan


diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya setelah mengikuti diklat. Salah
satu diklat yang ada adalah Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah yang diperuntukkan bagi
Kepala Perpustakaan Sekolah.

Salah satu mata ajar sebagai unsur penunjang Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah
adalah seminar, yang ada di dalam kurikulum Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah yang
dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional. Pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka
meningkatkan pemahaman peserta diklat terhadap materi atau topik masalah yang
berkaitan dengan pengelolaan Perputakaan Sekolah dan kemampuan peserta diklat
dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Dari seminar yang dilakukan diharapkan selain menambah dan meningkatkan


pemahaman peserta dalam pengelolaan perpustakaan, juga peserta diklat akan mendapat
pengetahuan baru, yang tidak hanya berasal dari teori di kelas saja akan tetapi juga dapat
diperoleh dari para peserta seminar lainnya yang memberikan pendapat, saran,
pertanyaan, atau masukan berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Selain itu
peserta diklat juga dapat saling sharing dengan narasumber pada saat pembahasan.
Selain itu, melalui seminar para peserta dapat belajar bagaimana melakukan kerja sama
secara tim atau kelompok kerja untuk membuat makalah atau kertas kerja yang disepakati
anggota kelompok. Selain itu, peserta diklat juga dapat belajar menerima perbedaan

1
pendapat, belajar menyampaikan pendapat di muka umum dan belajar mengikuti tata
tertib dan aturan main dalam seminar.

Kegiatan seminar dalam Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu
aspek penilaian bagi peserta diklat. Seminar ini dilakukan dalam bentuk klasikal dan
pelaksanaan seminar di bawah pemantauan panitia seminar dan penyelenggara diklat.
Pada saat seminar berlangsung, peserta diklat yang terlibat dalam seminar harus
mengikuti tata tertib dan acara yang telah disusun oleh panitia atau penyelenggara diklat
agar tujuan seminar dapat tercapai dengan baik.

Pelaksanaan kegiatan seminar perlu dilakukan sesuai dengan panduan agar kegiatan
seminar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah dapat dilakukan secara baik.

1.2 Deskripsi Singkat


Panduan ini ditujukan bagi penyelenggara diklat, moderator, narasumber dan peserta
diklat dalam melakukan seminar di kelas berdasarkan hasil kajian di perpustakaan yang
menjadi topik, dan dibandingkan dengan hasil studi banding pada salah satu
Perpustakaan Sekolah, mulai dari persiapan, pelaksanaan seminar hingga perbaikan
makalah, dan terakhir pelaporan hasil seminar.

1.3 Kompetensi Dasar


Setelah membaca panduan ini penyelenggara diklat, moderator, nara sumber dan peserta
diklat diharapkan dapat mempersiapkan, melaksanakan dan pascaseminar diklat.

1.4 Indikator Keberhasilan


Setelah membaca panduan ini, diharapkan :
a. Penyelenggara dapat melakukan persiapan seminar berdasarkan hasil kajian;
b. Penyelenggara dapat mengatur tata laksana seminar;
c. Moderator dan nara sumber dapat memandu dan mengarahkan pelaksanaan dan
materi seminar;
d. Peserta dapat melakukan seminar hasil kertas kerja kelompok berdasarkan hasil
kajian di perpustakaan yang menjadi topik dan dibandingkan dengan hasil observasi
lapangan;
e. Peserta dapat membuat perbaikan kertas kerja;

2
BAB II
SEMINAR

2.1 Definisi
Seminar berasal dari kata latin “seminarum”, yang berarti kebun bibit atau kebun
menanam benih. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), istilah seminar berarti
pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli
(guru besar, pakar, dsb). Dalam thesaurus Bahasa Indonesia kata seminar mempunyai
kemiripan dengan diskusi, kolokium, dan kongres.

Dalam seminar dibahas suatu topik permasalahan tertentu, dan peserta seminar dapat
berpartisipasi dalam pembahasan. Sebuah seminar sering kali diadakan dialog yang
dipandu oleh seorang moderator atau melalui presentasi penelitian dalam suasana yang
lebih akademis. Para peserta seminar bukanlah seseorang yang belum tahu banyak
dalam topik yang didiskusikan. Pada tingkatan universitas pun, kelas-kelas seminar
biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas. Di perguruan
tinggi, seminar dimaksudkan untuk lebih mendekatkan mahasiswa pada topik yang
dibicarakan. Seminar tersebut diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan
debat yang berguna pada saat menarik kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut dapat
diambil suatu penyelesaian yang baik, sehingga permasalahan tersebut dapat
diselesaikan.

Dalam pembelajaran Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah, maka yang dimaksud dengan
seminar di sini adalah pertemuan atau persidangan yang dilakukan di kelas untuk
membahas masalah yang dilipih oleh kelompok peserta diklat di bawah pimpinan seorang
moderator yang dibahas dan diarahkan oleh seorang narasumber, sedangkan kelompok
peserta lainnya berperan sebagai peserta seminar yang menanggapi atau mengajukan
pertanyaan berkaitan dengan topik yang disampaikan oleh penyaji seminar.
Dengan demikian, dalam satu kelas terdiri atas beberapa kelompok yang akan membahas
topik yang dipilihnya, yang mana setiap kelompok secara bergiliran berperan sebagai
penyaji atau peserta seminar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan penyelenggara
diklat sebelumnya. Adapun topik yang akan diseminarkan terkait dengan permasalahan
pengelolaan Perpustakaan Sekolah, sehingga pada saat seminar peserta dapat aktif
berdiskusi dalam pembahasan jika ada yang menurutnya kurang ataupun bisa dikaitkan

3
dengan pengelolaan perpustakaan pada saat kunjungan studi banding yang dapat
dijadikan ukuran keberhasilan dalam pengelolaan Perpustakaan Sekolah.

2.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat diselenggarakannya seminar dalam Diklat Kepala Perpustakaan
Sekolah adalah :
a. Meningkatkan pemahaman tentang masalah yang dibahas;
b. Belajar menuangkan dan membahas topik yang berkaitan dengan manajemen
perpustakaan yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan peserta seminar;
c. Belajar bekerja sama secara tim (teamwork) atau berkelompok ;
d. Belajar menerima perbedaan pendapat dan menghargai pendapat orang lain;
e. Belajar menyusun argumentasi yang benar dalam mengemukakan pendapat;
f. Mencari penyelesaian masalah dengan memberikan argumentasi yang logis dan jelas.

2.3 Aspek-aspek
Aspek-aspek yang diperlukan untuk melaksanakan seminar di kelas adalah:
a. Penyaji Seminar
Penyaji seminar adalah salah satu kelompok peserta yang telah mendapat tugas dari
penyelenggara diklat untuk memaparkan materi atau topik yang dimilikinya dalam durasi
waktu yang telah ditentukan di hadapan peserta seminar yang lain. Namun, yang
menyajikan materi di hadapan peserta seminar hanyalah salah seorang dari kelompok
tersebut yang dipilih, sedangkan anggota yang lainnya menyiapkan diri untuk menjawab
apabila ada pertanyaan, komentar atau masukkan dari peserta seminar yang lainnya.

Dalam hal ini, semua kelompok peserta diklat yang ada akan mendapat giliran menjadi
penyaji/pembicara seminar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh panitia
penyelenggara diklat.

Kelompok yang menjadi penyaji tetap harus memperhatikan presentasi yang diberikan
oleh anggota kelompoknya. Hal ini diperlukan bilamana ada hal-hal yang kurang lengkap
atau pun tidak jelas dari materi yang dipaparkan, sehingga anggota kelompok dapat
memberikan tambahan terhadap hal-hal tersebut pada saat tanya jawab.

b. Para Peserta Seminar


Peserta seminar adalah anggota kelompok lainnya yang tidak sedang menjadi kelompok
penyaji seminar. Peserta seminar berperan serta dalam mengikuti proses seminar

4
berlangsung. Baik dalam memberikan pertanyaan, komentar atau masukkan bagi
kelompok seminar yang sedang membahas suatu permasalahan. Peranan peserta
seminar ini sangat besar saat forum tanya jawab dibuka. Jika tidak ada pertanyaan,
masukan atau saran maka seminar tidak akan berjalan dengan baik dan permasalahan
menjadi tidak terselesaikan.

c. Moderator
Istilah “moderator” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti orang yang bertindak
sebagai penengah, pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara
pembicaraan atau pendiskusian masalah. Dengan demikian, moderator merupakan
seorang yang ditunjuk peyelenggara diklat untuk memandu jalannya seminar. Moderator
ini dapat berasal dari anggota kelompok yang menyajikan atau dari anggota kelompok
lainnya, atau dari panitia atau bukan panitia penyelenggara diklat. Sebagai orang yang
bertindak sebagai penengah, moderator bertugas untuk mengarahkan seminar dengan
tidak berpihak pada pendapat manapun. Moderator memandu seminar agar tetap
konsisten dengan tema seminar dengan memperjelas setiap pendapat yang ada,
mengarahkannya sesuai tema seminar, kemudian membuat kesimpulan terhadap setiap
pendapat tersebut. Moderator tidak boleh memberikan penilaian benar salahnya pendapat
dari setiap peserta seminar.

d. Narasumber
Istilah “narasumber” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: orang yang memberi
(mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi. Narasumber merupakan
seorang atau lebih yang diundang oleh panitia seminar atau penyelenggara diklat untuk
membahas, memperjelas atau meluruskan masalah yang berkaitan dengan topik yang
sedang disajikan oleh kelompok penyaji seminar. Narasumber yang ditunjuk harus
merupakan salah seorang pakar, atau seorang profesional, atau yang menguasai topik
yang sedang menjadi fokus permasalahan pada sesi seminar tersebut. Narasumber
memberikan pendapatnya terhadap setiap masalah yang ada serta memberikan
pertimbangan terhadap kekurangan dan kelebihan dari pendapat yang diberikan oleh
peserta seminar. Fungsi utama narasumber adalah memberikan perbandingan dari setiap
masalah yang dibahas berdasarkan latar belakang ilmunya, sehingga dapat menjadi
rujukan bagi peserta seminar.

5
e. Notulis
Istilah “notulis” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti : orang yang bertugas
membuat notula (catatan rapat), sedangkan notula sendiri adalah catatan singkat
mengenai jalannya persidangan (rapat) serta hal yang dibicarakan dan diputuskan.

Dengan demikian, notulis merupakan orang yang ditunjuk kelompok penyaji untuk
menghimpun pertanyaan, komentar, masukan dari peserta seminar dan berbagai
penjelasan dan bahasan dari narasumber guna perbaikan makalah/kertas kerja
kelompoknya. Notulis juga membuat kronologis jalannya seminar, perdebatan yang timbul,
kesimpulan yang diambil, dan masalah-masalah yang belum terselesaikan agar dapat
dicarikan solusinya di lain waktu bila memungkinkan.

f. Makalah atau Kertas Kerja


Istilah “makalah” berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tulisan resmi
tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di suatu
persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan, karya tulis pelajar atau mahasiswa
sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. “Kertas kerja”
adalah karangan tertulis yang membahas masalah tertentu yang dikemukakan dalam
suatu seminar untuk mendapat pembahasan lebih lanjut.
Dengan demikian, makalah atau kertas kerja merupakan karya tulis yang disusun oleh
kelompok penyaji tentang topik atau masalah tertentu yang akan disajikan pada seminar.
Makalah atau kertas kerja ditulis dengan format , jumlah halaman dan pilihan huruf, serta
spasi sesuai dengan yang ditentukan oleh panitia atau penyelenggara diklat. Makalah
tersebut sekurang-kurangnya berisi :
1. Pendahuluan
- Latar belakang masalah;
- Tujuan dan Manfaat;
- Ruang lingkup;
- Sistematika penulisan.

2. Tinjauan Teoritis
- Gambaran umum masalah dan dampaknya;
- Kajian teoritis penyelesaian berdasarkan studi pustaka dari bahan ajar dan
bahan rujukan lainnya (bila ada).

6
3. Pembahasan
- Sajian masalah atau kenyataan di lapangan;
- Analisis dan pembahasan berdasarkan teori yang ada.

4. Penutup
- Kesimpulan;
- Saran atau Rekomendasi.

5. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi data bibliografis yang dirujuk dalam rangka pembahasan
topik makalah atau kertas kerja. Penulisan dan format penulisan bibiliografis
harus konsisten dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ringkasan makalah atau kertas kerja kelompok ini dituangkan dalam beberapa
lebaran tayangan yang disajikan di depan peserta seminar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan oleh panitia/penyelenggara diklat.

g. Jadwal
Jadwal seminar adalah rangkaian acara dan alokasi waktu yang telah ditetapkan oleh
panitia atau penyelenggara diklat selama seminar berlangsung.

2.4 Langkah-langkah Penyelenggaraan


Berikut ini diperinci satu per satu langkah-langkah teknis dalam melakukan seminar, yaitu :
a. Persiapan
Persiapan perlu dilakukan jauh sebelum waktu seminar akan dilakukan. Hal ini diperlukan
untuk menghindari dan mengantispasi terjadinya ketidaksiapan baik berasal dari kelompok
yang akan melakukan seminar. Adapun pihak-pihak yang perlu mempersiapkan diri
antara lain, sebagai berikut :
1. Panitia atau Penyelenggara Diklat
Sebelum diklat diselenggarakan oleh pihak penyelenggara harus telah memiliki
dan atau menetapkan :
1) Anggaran/dana;
2) Tujuan seminar;
3) Masalah atau topik yang akan dibahas dalam seminar berdasarkan hasil
observasi/pengamatan di lapangan atau materi pembelajaran di kelas;

7
4) Format dan isi materi makalah atau kertas kerja;
5) Format dan isi materi sajian yang ditayangkan;
6) Jumlah kelompok dan jumlah anggota perkelompok;
7) Tempat dilaksanakannya seminar;
8) Tata letak ruangan (lay out) seminar (contoh lay out seminar di lampiran
1);
9) Jadwal perkelompok, acara dan alokasi waktu seminar masing-masing
kelompok;
10) Moderator dan membuat surat tugas kalau moderator bukan diambil dari
salah satu anggota kelompok;
11) Narasumber dan membuat undangan;
12) Notulis;
13) Panduan atau tata tertib jalannya seminar;
14) Format penilaian;
15) Peralatan seminar (Personal Computer atau Laptop, LCD, papan tulis,
flip chart, mikrofon, soud system wireless);
16) Peralatan dokumentasi (kamera, rekaman suara, handy cam);
17) ATK dan keperluan peserta dalam menyusun makalah atau kertas kerja.

2. Penyaji atau Kelompok Penyaji


Penyaji atau kelompok penyaji seminar perlu melakukan persiapan sebagai
berikut :
a) Menunjuk ketua, sekretaris, dan anggota kelompok;
b) Membagi tugas masing-masing anggota;
c) Menetapkan pemapar, atau yang bertugas menyajikan materi dan
notulis;
d) Membuat kerangka makalah atau kertas kerja;
e) Mengumpulkan data, informasi, teori, dan bahan rujukan lainnya yang
beraitan dengan topik yang akan disajikan pada seminar;
f) Menulis makalah;
g) Membuat bahan presentasi.

3. Moderator
Moderator perlu menyiapkan diri sebelum pelaksanaan seminar, di antaranya :

8
1) Mengetahui jadwal, susunan acara, dan waktu seminar sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh panitia/penyelenggara diklat;
2) Mencatat tata tertib selama seminar berlangsung;
3) Mengetahui kelompok penyaji, peserta seminar, dan narasumber pada
seminar tersebut;
4) Mengetahui dan memahami makalah tentang topik atau masalah yang
akan diseminarkan;
5) Mencari tahu dan mencatat jatidiri narasumber, terutama latar belakang
ilmunya dan penguasaannya terhadap topik yang akan diseminarkan.

4. Narasumber
Narasumer perlu menyiapkan diri sebelum dilaksanakannya seminar, di
antaranya :
1) Membaca makalah atau kertas kerja kelompok yang membahas suatu
masalah atau topik tertentu;
2) Menguasai dan memahami topik yang dari seminar;
3) Membuat catatan-catatan pada kertas terpisah, atau langsung pada
lembaran makalah tersebut, tentang kesalahan atau ketidaktepatan akan
isi, format, maupun penulisan makalah tersebut, serta mengajukan
pembetulan atau solusinya berdasarkan teori atau konsep ilmiah atau
pengalaman yang bersangkutan di lapangan;
4) Memberikan solusi dari berbagai macam argumentasi peserta khususnya
argumentasi yang saling bertentangan;
5) Mencermati jadwal acara, waktu, dan tata tertib seminar.

5. Penyelenggara dapat melakukan persiapan seminar hasil kerja kelompok


berdasarkan hasil observasi lapangan
Melakukan persiapan seminar :
1) Menentukan tanggal, waktu, dan tempat pelaksanaan seminar;
2) Menyusun acara, jadwal, dan durasi pelaksanaan seminar (contoh :
jadwal seminar, lihat lampiran 2);
3) Menentukan moderator dan nara sumber;
4) Penyiapan format penilaian;
5) Penyiapan media, sarana, dan prasarana.

9
6. Penyelenggara dapat mengatur pelaksanaan seminar
Pengaturan Pelaksanaan seminar :
1) Penataan ruangan (posisi setiap kelompok, nara sumber, dan notulen);
2) Penyampaian acara dan tata tertib pelaksanaan seminar;
3) Pelaksanaan seminar setiap kelompok;
4) Pelaksanaan seminar.

7. Moderator dan narasumber dapat memandu dan mengarahkan


pelaksanaan dan materi seminar
Moderator memandu seminar :
1) Pengaturan jalannya acara seminar;
2) Pengaturan sesi acara;
3) Narasumber mengarahkan dan membahas materi/topik kertas kerja
kelompok seminar, memberikan solusi dari materi/topik yang dibahas;
4) Membahas, menjelaskan dan meluruskan materi/topik seminar

8. Peserta dapat melakukan seminar hasil kertas kerja kelompok


berdasarkan observasi lapangan
Melakukan seminar :
1) Pengantar dari moderator;
2) Presentasi;
3) Sesi tanya jawab;
4) Sesi pembahasan dari narasumber.

9. Peserta dapat membuat perbaikan kertas kerja


Membuat perbaikan hasil kerja kelompok :
1) Menyusun catatan-catatan tentang masukan dan perbaikan kertas kerja;
2) Mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan
seminar;
3) Perbaikan/penyuntingan kertas kerja;
4) Penjilidan dan penggandaan kertas kerja.

b. Pelaksanaan Seminar
Pelaksanaan seminar melalui tahapan sebagai berikut :
1. Sebelum seminar dimulai

10
a) Panitia seminar mengatur penempatan kelompok penyaji dan kelompok
peserta seminar;
b) Panitia seminar menyampaikan jadwal dan tata tertib seminar secara umum;
c) Panitia mempersilakan kelompok penyaji, moderator, dan narasumber
menduduki tempat yang telah disediakan.
2. Selama seminar berlangsung
a) Moderator membuka seminar dan membaca susunan acara, tata tertib, dan
aturan main seminar;
b) Moderator memperkenalkan diri, kelompok penyaji, dan narasumber seminar;
c) Moderator mempersilakan wakil kelompok penyaji untuk memaparkan
ringkasan makalah atau kertas kerja kelompoknya dalam waktu yang
ditentukan panitia seminar;
d) Penyaji memaparkan sajian sesuai dengan lembaran-lembaran (slide)
tayangan;
e) Moderator mengambil alih pelantang (mikrofon) dan membuka termin atau
sesi tanya jawab sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama
sebelumnya;
f) Moderator mempersilakan narasumber untuk mengulas, membahas,
meluruskan, dan menjelakan masalah atau topik yang dibahas dan
permasalahan yang timbul ketika sesi tanya jawab berlangsung;
g) Narasumber memberikan ulasan dan uraian untuk meluruskan masalah yang
kurang tepat pembahasannya dalam waktu yang telah disediakan;
h) Notulis mencatat hal-hal penting yang terlontar dari pertanyaan, komentar,
tanggapan, dan masukkan para peserta seminar dan pembahasan dari
narasumber untuk perbaikan makalah atau kertas kerja keompoknya;
i) Narasumber menilai masing-masing anggota kelompok penyaji berdasarkan
format penilaian yang disediakan oleh panitia seminar berdasarkan
pengamatan selama seminar berlangsung;
j) Moderator menutup seminar dan memandu semua peserta seminar untuk
memberikan penghargaan kepada kelompok penyaji dan narasumber.

c. Pasca Seminar
1. Masing-masing kelompok penyaji memperbaiki makalah atau kertas kerjanya
sesuai dengan masukan dan pembahasan dari narasummber;

11
2. Masing-masing kelompok penyaji menyerahkan makalah atau kertas kerja
yang sudah diperbaiki kepada panitia seminar atau penyelenggara diklat;
3. Narasumber menyerahkan lembaran isian (form) penilaian kelompok penyaji
seminar kepada panitia seminar atau penyelengara diklat.

2.5 Penulisan Laporan


Proses ini diambil dari Proyek Penulisan California dan telah di demonstrasikan sebagai
penulisan yang efektif untuk segala jenis tulisan yang akan dibuat.
a. Mengelompokkan (Clustering) dan penulisan cepat. Pilihlah topik yang akan ditulis,
gunakan timer untuk jangka waktu tertentu, mulailah menulis secara kontinyu
sekalipun yang ditulis adalah ”aku tak tahu apa yang harus kutulis!”.
Saat timer berjalan, hindari pengumpulan gagasan, pengaturan kalimat, pemeriksaan
tata bahasa, pengulangan kembali, mencoret atau menghapus sesuatu. Teruskan
hingga waktu habis, dan itulah saatnya untuk berhenti;
b. Draft Kasar. Pada tahap ini mulai ditelusuri dan dikembangkan gagasan-gagasan
yang dipusatkan pada isi daripada tanda baca, tata bahasa, atau ejaan. Ingat untuk
MENUNJUKKAN bukan MEMBERITAHUKAN (SHOW NOT TELL);
c. Berbagi. Bagian dari proses ini sangat penting tetapi juga merupakan bagian yang
paling sering diabaikan. Sebagai penulis, kita merasa sangat dekat dengan tulisan
kita, sehingga sulit untuk dapat menilai secara objektif. Untuk mengambil jarak
dengan tulisan, mintalah kepada rekan kerja untuk membacanya dan menilai bagian
mana yang benar-benar kuat. Mintalah mereka menunjukkan ketidakkonsistenan,
kalimat yang tidak jelas, atau transisi yang lemah;
d. Perbaikan (Revisi). Setelah mendapatkan berbagai umpan balik tentang mana yang
baik, mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan perbaikilah. Manfaatkan umpan balik
tersebut untuk membantu menulis sebaik mungkin laporan. Bagikan kembali kepada
rekan anda hasil revisinya.
e. Penyuntingan (editing). Akhirnya, inilah saatnya ”editor otak kiri” melangkah masuk.
Pada tahap ini perbaiki semua kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca.
Pastikan semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata kerjanya tepat, dan
kalimat-kalimatnya lengkap;
f. Penulisan kembali. Tulis kembali tulisan anda, masukkan isi yang baru dan
perubahan-perubahan penyuntingan;
g. Evaluasi. Periksalah untuk memastikan bahwa anda telah menyelesaikan apa yang
anda rencanakan, dan apa yang ingin anda sampaikan.

12
Ketika dijelaskan dengan cara di atas, proses penulisan ini tampak logis dan linear.
Dalam praktiknya, proses ini lebih merupakan pola putaran-balik. Misalnya anda
dapat melalui tahap 1 hingga 4, lalu berputar melalui tahap 3 dan 4 sebelum
melanjutkan ke tahap 5, 6, dan 7. Semakin kompleks suatu tulisan, semakin banyak
yang harus dirapikan, makin banyak putaran yang dilakukan.

2.6 Teknik Penyajian Laporan


a. Naskah laporan
1. Judul;
2. Kata pengantar;
3. Daftar isi;
4. Bab pendahuluan;
5. Bab batang tubuh;
6. Penutup;
7. Referensi/daftar pustaka;
8. Lampiran.

b. Penomoran halaman
1. Kata pengantar dan daftar isi : dengan angka Romawi kecil : I, ii, iii, dst
2. Bab 1 s.d terakhir : dengan angka Arab : 1,2,3, dst;
3. Halaman pertama tiap bab tidak diberi nomor halaman namun tetap
diperhitungkan.
c. Cara penulisan
1. Bab ditulis dengan huruf besar semua, letaknya di tengah;
2. Judul Bab : ditulis dengan huruf besar semua, dua spasi di bawah Bab (di
tengah);
3. Urutan Sub Bab menurut huruf besar : A, B, C, dan seterusnya;
4. Judul Sub-sub Bab ditulis dengan huruf besar : A, B, C, dan seterusnya
digarisbawahi, dengan nomor urut angka Arab : 1,2,3, dan seterusnya;
5. Judul uraian dari sub-sub Bab ditulis dengan huruf kecil tanpa
digarisbawahi, dengan nomor urut huruf abjad kecil : a, b, c, dan
seterusnya;
6. Penomoran bisa dilakukan sesuai dengan keperluan.
d. Cara pengetikan

13
1. Laporan diketik dengan 2 spasi menggunakan kertas kuarto, dengan batas-
batas pengetikan;
2. Bagian atas dan bawah 2 cm. (kecuali halaman, Bab, 5 cm. Di bagian atas);
3. Bagian samping kiri 4 cm;
4. Bagian samping 3 cm;
5. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub bab 4 spasi, Sub Bab dengan kalimat
di bawahnya 2 spasi.
e. Sistematika laporan
1. Sistem desimal (digit system);
2. Sistem gabungan.
f. Pengetikan lembaran judul/sampul laporan

14
BAB III
EVALUASI

Berdasarkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 8


Tahun 2010 tentang Pedoman Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Perpustakaan,
evaluasi dan penilaian terhadap peserta diklat mencakup:
• Evaluasi prapendidikan dan pelatihan;
• Evaluasi proses belajar, dan
• Evaluasi pascadiklat.

Evaluasi dan penilaian kegiatan seminar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah terhadap
peserta diklat mencakup evaluasi proses belajar baik secara invidual maupun evaluasi
secara kelompok, yaitu yang mencakup beberapa aspek. Aspek-aspek yang dinilai dari
masing-masing individu meliputi :
a. Kedisiplinan, sikap, dan perilaku selama melakukan seminar;
b. Kerja sama dan tanggung jawab sebagai bagian dari kelompok, dan
c. Prakarsa dan aktivitas selama mengikuti seminar.

Aspek-aspek yang dinilai dari masing-masing kelompok meliputi :


a. Kesesuaian dengan tema yang dibahas;
b. Kerapihan serta kesesuaian format dan sistematika makalah dengan panduan yang
telah diberikan;
c. Kelengkapan materi makalah;
d. Ketajaman analisis dan pembahasan masalah;
e. Ketepatan waktu penyerahan perbaikan makalah, dan
f. Ketepatan penyajian saran dan rekomendasi.

15
BAB IV
PENUTUP

Pedoman seminar ini disusun berdasarkan Kurikulum dan Garis-garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah sebagai acuan/rujukan
pelaksanaan studi banding bagi penyelenggara, peserta, pembimbing, dan pendamping
Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah.

Dalam pedoman ini diuraikan tentang pengertian seminar pada Diklat Kepala
Perpustakaan Sekolah, aspek-aspek yang dilakukan untuk persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan seminar yang mengupas tentang beberapa aspek penilaian dan
evaluasi kepada para peserta diklat selama dan setelah melaksanakan seminar.

Pedoman ini masih berupa petunjuk dan referensi minimal yang dapat dikembangkan
lebih lanjut sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan.
.

16
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji. 1999. Teknik Penulisan Laporan. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara-
Republik Indonesia.
Bobbi de Porter & Mike Hernacki. 2005, Quantum Leearning, Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.
Jones, Noragh; Peter Jordan. 1988. Case Studies in Library Management. London : Clive
Bingley.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning : mempraktikan Cooperative Learning di ruang-
ruang kelas. Jakarta : Grasindo.
Perpustakaan Nasional RI. 2010. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 8
Tahun 2010 tentang Pedoman Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Kepustakawanan.
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan : suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Sagung Seto.
Suryana, Agus. 2006. Panduan Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta : Edsa Mahkota.
Tilke, Anthony. 2002. Managing your school library & information service : a practical hand
book. London : Facet Publishing.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Perpustakaan Nasional RI. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 tentang Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
http://id.wikipedia.org/wiki/seminar.
http://conferences.regents.ac.uk/rooms/room_layouts.aspx

17
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Desain ruangan seminar :
Ada beberapa model pengaturan desain ruang seminar. Pengaturan desain ruang seminar
ini dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan efektifitas pelaksanaan seminar, sehingga
peserta nyaman dalam mengikuti seminar. Berikut ini model desain ruangan seminar yang
bisa dipilih.

Sumber : http://conferences.regents.ac.uk/rooms/room_layouts.aspx

18
Halaman judul laporan sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut :

MAKALAH SEMINAR
(Judul)
TANGGAL (waktu dilaksanakan seminar)

Oleh
Kelompok (kelompok keberapa)
(nama-nama anggota kelompok)

Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah Angkatan ke-……

Lembaga penyelenggara diklat dan badan induknya


Tahun pelaksanaan

19
Contoh halaman judul Makalah Seminar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah di
SMA N 78 Jakarta :

MAKALAH SEMINAR
Analisis Layanan Rujukan SMA N 78
Tanggal, 2 September 2012

Oleh
Kelompok II

1. Ajeng Sugiharti
2. Bambang S
3. Danu Wicaksono
4. Ganjar Ramadhan
5. Martini
6. Sasongko

DIKLAT KEPALA PERPUSTAKAAN SEKOLAH


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
2012

20
Kerangka (sistematika) makalah seminar yang disusun oleh para peserta Diklat
berisi sekurang-kurangnya sebagai berikut :

Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAMPIRAN

BAB 1 : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUANG LINGKUP
C. MAKSUD DAN TUJUAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II : KEADAAN DAN PERMASALAHAN


A. KEADAAN UMUM
B. KEADAAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN

BAB III : ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH


A. ANALISIS MASALAH
B. PEMECAHAN MASALAH
C. DAMPAK YANG DIHARAPKAN

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN


A. KESIMPULAN
B. SARAN-SARAN

DAFTAR PUSTAKA

21
Contoh sistematika materi makalah seminar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah
di SMA N 78 Jakarta :

Kata Pengantar
Daftar isi
Lampiran

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Maksud dan Tujuan
D. Sistematika Penulisan

BAB II LAYANAN RUJUKAN SMA N 78 JAKARTA BESERTA


PERMASALAHANNYA
A. Kondisi Umum Perpustakaan
1. Organisasi
2. Visi dan misi
3. Profil perpustakaan
B. Aspek-aspek Layanan Rujukan Perpustakaan
1. Sistem dan jenis layanan rujukan perpustakaan
2. Pola perilaku pengguna perpustakaan
3. Promosi jasa perpustakaan
4. Kemampuan kemahiran interpersonal petugas dalam
memberikan layanan perpustakaan
C. Permasalah berkaitan dengan layanan perpustakaan

BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH


PENYELENGGARAAN LAYANAN RUJUKAN
PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN SMA N 78
JAKARTA
A. Analisis Masalah
B. Pemecahan Masalah
C. Dampak Yang Diharapkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran-saran

Daftar pustaka
Lampiran

22

Anda mungkin juga menyukai