Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
          Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan  hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan
salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan
konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang
berlangsung dalam kaitannya dengan  pasar. Dalam era persaingan usaha yang
semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan
kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi
pemasaran yang dijalankannya . Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui
suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu
meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan
demikian pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh
perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk
dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh
karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian
penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah .

Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya
saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain.
Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu
perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin
tajam dan perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran
oleh manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-
perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.

B.       Rumusan Masalah


Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa definisi dari pemasaran itu sendiri ?
2.    Konsep pemasaran
3.    Strategi pemasaran
4.    Rencana-rencana pemasaran
C.      Tujuan
Beberapa rumusan  masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu
bagi :
1.      Diri sendiri
Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran
dalam memahami pemasaran
2.      Pembaca
Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun setelah
membaca makalah ini.
                                                                   BAB II
                                                          PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMASARAN Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu
dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan  hidup usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk
berkembang. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu
kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka
kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan  pasar.
Selain itu ada pula tiga  pendapat tentang pemasaran  (marketing) yaitu:
1.    Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
diajukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial. (William j.Stanton, 1978 )
2.    Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran
barang dan jasa dari para produsen ke para  konsumen. ( The Amirican Marketing
Association )
3.    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-
tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang
menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non
fisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka
dibutuhkan. Sedangkan aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus
mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula
mengetahui apa yang dijual.

B.    KONSEP PEMASARAN


Adapun beberapa pengertian dari beberapa tokoh tentang konsep pemasaran.
Menurut Swastha (1979:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.

Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa   konsep pemasaran adalah menjadi lebih
efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna
menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
(Kotler,1997:17).
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan
pemasarannya yaitu:
1.      Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat
dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi
produksi dan memperluas cakupan distribusi.
2.      Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan
mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga fokus utamanya adalah
membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus untuk
menyempurnakannya.
3.      Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak
akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.oleh karena itu, perusahaan
harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
4.      Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada persaingannya. Konsep ini
didasarkan pada empat sendi utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran yang terkoordinasi, serta keuntungan.
5.      Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan
keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan
efisiensi dari pada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

C.     STRATEGI  PEMASARAN


Perencanaan sangat diperlukan  untuk mengikuti perkembangan dan menghadapi
persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa perencanaan sebuah
organisasi mungkin akan melakukan cara-cara ekstrem untuk menghindari kerugian
atau mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan dapat mencakup suatu 
periode waktu yang panjang atau pendek. Perencanaan jangka panjang ( multi tahun :
3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun ) biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak
dan atau staf perencanaan khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleks dan
memiliki cakupan yang luas, seperti masalah perluasan pabrik, pasar, atau produk.
Perencanaan jangka pendek  ( sampai dengan 1 tahun ) biasanya dilakukan oleh
manajemen menengah atau bawah ( middle or bottom management ) masalah yang
dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain kampanye
periklanan untuk periode yang akan datang, pembelian pada musim yang akan datang,
atau menyangkut daerah operasi dari tenaga pemasaran.
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan,
yaitu sebagai berikut :
1.      Perencanaan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka panjang dan
pengembangan strategi jangka panjang untuk mencai tujuan tersebut. Tujuan dan
straregi jangka panjang ini kemudian menjadi suatu kerangka dasar untuk
mengembangkan rencana yang tercakup didalamnya. Masalah utama yang ada dalam
perencanaan perusahaan ini adalah masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga
kerja, penelitian, dan pengembangan ( research and development ),serta penentuan
sasaran pasar dan program pemasarannya. Pertimbangan pemasaran ini cenderung
mempengaruhi kebijakan dalam perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang . oleh karena itu perencanaan perusahaan dan perencanaan pemasaran sering
dijadikan satu. 
2.      Perencanaan pemasaran
Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang  untuk masalah-masalah
yang luas dalam bauran pemasaran ( Marketing mix ), yaitu produk ( product), harga (
price), tempat ( place) dan promosi ( promotion). Perencanaan pada masing-masing
variabel tersebut harus dikoordinasikan dan ditangani dengn baik, sebab setiap
variabel bauran pemasaran selalu saling berinteraksi dengan variabel lainnya.
3.      Rencana Pemasaran Tahunan
Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk  satu periode
waktu. Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang
mencakup kegiatan pemasaran setiap tahunnya.  Contoh : perencanaan pemasaran
jangka panjang menentukantujuan untuk memperkenalkan produk baru. Rencana
pemasaran tahun berikutnya, bagaimana pun harus  dapat membuat keseimbangan
dalam persediaan dengan cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami
tahap penurunan dalam daur kehidupan produk ( product life cycle ). Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk tersebut sehingga persediaan
berkurang.           

D.     RENCANA-RENCANA PEMASARAN


DEFINISI PERENCANAAN
            Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana suatu organisasi dapat
mencapai tujuannya melalui serangkaian aktivitas yang ditujukan pada proses analisa,
evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai
cara, teknik dan prosedur guna mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dikatakan
efektif jika tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai sepenuhnya.

DEFINISI RENCANA PEMASARAN


            Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat
persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk
merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis.
Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi
tempat pemborosan jika tidak direncanakan dengan baik. Banyak pengusaha
agribisnis, terutama yang berskala menengah ke bawah sering kali mengalami
kesulitan dalam menyusun Program Pemasaran secara formal, sehingga produk yang
dihasilkan tidak mampu mencapai pasar sasarannya. Rencana pemasaran adalah
bagaimana sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya melalui
sistem pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan
wirausahawan (pelaku bisnis)

ANALISA LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan
produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain

Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Sumber daya keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan
organisasi
BAURAN PEMASARAN
            Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk
dan jasa, Penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi
Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
atau mengganti hal milik produk.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara
lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter,
1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang,
atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek uapa ntuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang
dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix]


Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring
perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan
telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku
konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15)
mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service
management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu:
product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and
other user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan
nilai bagi perusahaan.
2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana,
dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan
insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas
layanan spesifik yang perusahaan berikan.
4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang
pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang
perusahaan tawarkan atau sajikan.
5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang
diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-
masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat
menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang
dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
harapan.
7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi
produk dan layanan (service production).
8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan
secara nyata kualitas produk dan layanan.

BATASAN RENCANA PEMASARAN


Urgensi Rencana Pemasaran :
• Kita telah berada dimana (where do we now)?
• Kemana kita akan pergi (where do we go)?
• Bagaimana cara mencapainya (how do we go)?

Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :


• Kemampuan peramalan
Kemampuan untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dalam dunia bisnis.
• Akses kepada sumber informasi
Terbatasnya sumber informasi yang diterima, jadi kita tidak mengetahui informasi-
informasi yang dibutuhkan.
• Waktu yang terbatas
Waktu yang terbatas dalam membuat rencana, jadi perencanaan yang dibuat tidak
matang.
• Koordinasi proses perencanaan
Tidak adanya koordinasi dalam membuat perencanaan
• Implementasi perencanaan pasar

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA


• Mendefinisikan situasi bisnis
• Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
• Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
• Penetapan tujuan dan pasar
• Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
• Perancangan tanggung jawab implementasi
• Penganggaran strategi pemasaran
• Monitor kemajuan usaha pemasaran

Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif
dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
• Minimnya rencana nyata
• Minimnya analisa situasi yang memadai
• Tujuan dan sasaran yang tidak realistis
• Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan

                                                                    BAB III


                                                                  PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk
dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen
pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan
sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi
situasi tersebut.

B. Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat
penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan
memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda
sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu
profitabilitas yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1)      Muhammad Firdaus. 2008,manajemen agribisnis. PT Bumi Aksara Jakarta
2)      http://d-dan-20.blogspot.com/2010/12/rencana-rencana-pemasaran.html
3)    http://www.wayankatel.com/2012/09/contoh-membuat-makalah-manajemen-pemasaran-
yang-baikbenar.html

Sumber:
http://an9elcom.blogspot.com/2013/10/makalah-manajemen
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap
proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian yang
terpisah dari organisasi yang hanya berperan sebagai proses penjualan produk. Perkembangan
konsep pemasaran sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain dan pada
akhirnya mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif
(ineffective marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada konsumen
yang tidak puas. Pemasaran yang efektif (effective marketing) justru berakibat sebaliknya
yaitu menciptakan nilai atau utilitas.

Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan
kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan
mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat
menciptakan tingkat kepuasan.

B. Konsep Pemasaran

Pada umumnya, suatu perusahaan pasti menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran,
yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar  dari setiap kegiatannya
dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu,
konsep-konsep ini mengalami perkembangan  atau evolusi pemikiran. Walaupun begitu, tidak
berarti konsep yang terakhir adalah yang lebih baik.  Pemilihan  dan penerapan konsep
pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen,
lingkungan internal, dan lingkungan eksternal perusahaan.

Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep
produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:

1. Konsep Produksi

Pemasaran yang  berpegang pada konsep ini berorientasi  pada proses produksi/ operasi
(internal).

2. Konsep Produk

Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk
yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana
pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjual
dapat meningkat.

4. Konsep Pemasaran

Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal, konsep
pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa
konsumen hanya akan bersedia  membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan
dan keinginannya serta memberikan kepuasan.

5. Konsep Pemasaran Sosial

Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia
membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta
berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social konsumen.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Jasa 
Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan
pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang
diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Jasa sering dipandang sebagai
suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa” (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai
dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk.

Berikut adalah beberapa pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa,
antara lain:

 Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi,2006; 6)

“Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is
generally consumed at that time is produced, and provides added value in forms (such as
convenience, amusement, comfort or health” (jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan,
hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen).

 Menurut Philip Kotler (2000)

Jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

 Menurut Christopher Lovelock & Lauren K. Wright (1999)

Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.
Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak
nyata dan biasanya, tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. 

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak
yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau
aktivitas yang tidak berwujud.

2. Pengertian Pemasaran Jasa

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah  pemasaran jasa,
antara lain:

 Menurut (William J.Stanton, 1981)

Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud,
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-
benda berwujud atau tidak berwujud.

 Menurut (Mary Jo Bitner, 2000)


Pemasaran jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya, bukan produk dikonsumsi
bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti: hiburan,
kenikmatan, santai) bersifat tidak berwujud.

 Menurut Miller dan Layton, 2000)

Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan
gagasan yang mampu memuaskan  keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasional.

 Menurut Lupiyoadi (2006; 5)

Pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak
lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

 Menurut Umar (2003; 76)

Pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada
saat konsumen berhadapan dengan produsen.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang
ditawarkan pihak produsen kepada konsumen, dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat
dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.

B. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran jasa merupakan pengembangan bauran pemasaran. Bauran pemasaran


(marketing mix) produk hanya mencakup 4P, yaitu: Product, Price, Place, dan Promotion.
Sedangkan untuk jasa keempat P tersebut masih kurang mencukupi, sehingga para ahli
pemasaran menambahkan 3 unsur, yaitu: People, Process, dan Customer Service.

Menurut Lupiyoadi (2006; 70), elemen marketing mix terdiri dari tujuh hal, yaitu: Product
(jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen), Price (bagaimana strategi
penentuan harga), Place (bagaimana sistem penghantaran/ penyampaian yang akan
diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang harus dilakukan), People (tipe kualitas dan
kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam
operasi jasa), Customer Service (bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).

C. Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa
memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma
IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability (Lovelock & Gummeson,
2004) (dikutip dalam Tjiptono dan Chandra, 2005; 22).
1. Intangibility

Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba
sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah
jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa
tertentu, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut.
Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.

2. Heterogeneity

Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat


banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa
tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon yang sama dan meminta
model rambut yang sama tidak akan mendapatkan hasil yang seratus persen identik ( kecuali
kalau keduanya minta rambutnya dibuat plontos).

3. Inseparability

Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Sedangkan barang biasanya diproduksi
terlebih dahulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat
memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien
bersangkutan secara aktual juga berperan sebagai co-producer dalam operasi jasa, dengan
jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan
spesifiknya.

4. Perishability

Jasa bersifat perishability artinya jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak
dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan.
Sebagai contoh, kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu
tanpa pasien di tempat praktik dokter umum akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak
bisa disimpan.

Sedangkan menurut Griffin (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi, 2006; 6), karakteristik jasa
adalah sebagai berikut:

1. Intangibility (tidak berwujud): Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang
dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.

2. Unstorability (tidak dapat disimpan): Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan
dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat
dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.

3. Customization (kustomisasi): Jasa seringkali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan


pelanggan.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat atau
karakteristik utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak
variasi bentuk, kualitas serta jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang dijual
disesuaikan dengan permintaan konsumennya.

D. Mengelompokkan Proses Jasa 

Terdapat dua kategori besar dalam proses jasa, yaitu: orang dan objek. Dengan melihat jasa
dari perspektif operasional semata, pemrosesan jasa dapat dikategorikan menjadi empat
kelompok besar, yaitu:

1. Pemrosesan orang, meliputi tindakan yang berwujud terhadap tubuh manusia. Contoh jasa
pemrosesan orang mencakup transportasi penumpang, pemeliharaan kesehatan, penginapan,
dll. 

2. Pemrosesan barang milik, meliputi tindakan yang berwujud pada barang dan benda fisik
lain yang menjadi milik pelanggan. Contoh pemrosesan barang milik adalah pengiriman
barang, pengisian bahan bakar, reparasi dan pemeliharaan, dll. 

3. Pemrosesan perangsangan pikiran, merujuk ke tindakan tidak berwujud yang ditujukan


pada pikiran manusia. Jasa dalam kategori ini mencakup hiburan, olahraga tontonan,
pertunjukkan teater, dll. 

4. Pemrosesan informasi, menggambarkan tindakan tidak berwujud yang ditujukan pada aset
pelanggan. Contoh jasa dalam kategori ini: asuransi, perbankan, konsultasi, dll. 

E. Dimensi Kualitas Layanan Jasa

Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
pelanggan. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan
kepuasan pelanggan (Kotler, 2000; 52).

Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelangganlah yang menilai tingkat
kualitas jasa sebuah perusahaan. Sayangnya, jasa memiliki karakteristik variability sehingga
kinerjanya kerap tidak konsisten. Hal ini menyebabkan pelanggan menggunakan syarat
intrinsic (output dan penyampaian jasa) dan isyarat ekstrinsik (unsur-unsur pelengkap jasa)
sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi jasa (Tjiptono, Chandra, dan Anastasia,
2004; 257).
Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa, Parasuraman,
Zeithaml, dan Berry (1985) (dikutip dalam Tjiptono & Chandra, 2005; 132-133) berhasil
mengidentifikasikan sepuluh dimensi pokok kualitas jasa, yaitu:

1. Reliabilitas (reliability), meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance)
dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan
jaasnya secara benar sejak awal (right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan
andal (misalnya, menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati), menyimpan data
(record) secara tepat dan mengirimkan tagihan yang akurat.

2. Responsivitas atau daya tanggap (responsiveness), yaitu kesediaan dan kesiapan para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat. Beberapa
contoh diantaranya: ketepatan waktu layanan, pengiriman slip transaksi secepatnya,
kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan penyampaian layanan secara cepat

3. Kompetensi (competency), yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang


dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan pelangan. Termasuk di
dalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan karyawan kontak, pengetahuan dan
keterampilan personil dukungan operasional, dan kapabilitas riset organisasi.

4. Akses (access), yaitu meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability)
dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri
atau menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi
(contohnya telepon, surat, e-mail, fax, dan seterusnya), dan jam operasi nyaman.

5. Kesopanan (courtesy), yaitu meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para
karyawan kontak ( seperti resepsionis, operator telepon, bell person, teller bank dan lain-lain).

6. Komunikasi (communication), artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan


dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan
pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai jasa/ layanan yang
ditawarkan.

7. Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan kontak, dan interaksi dengan
pelanggan (hard selling versus soft selling approach).

8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Termasuk di
dalamnya adalah keamanan secara fisik (physical safety), keamanan finansial (financial
security), privasi dan kerahasiaan (confidentiality).

9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan


spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler.

10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-
bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat, dan lain-lain).
Dalam riset selanjutnya, Parasuraman, Zeithaml, and Berry (1988) menemukan adanya
overlapping di antara beberapa dimensi di atas. Oleh sebab itu, mereka menyederhanakan
sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas
dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance). Sedangkan akses, komunikasi, dan
kemampuan memahami pelanggan diintegrasikan menjadi empati (empathy). Dengan
demikian, terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan
relatifnya sebagai berikut:

1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan


layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan
jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

2. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para


karyawan untuk membantu para pelanggan and merespons permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3. Jaminan (assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan


pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap
pertanyaan atau masalah pelanggan.

4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggan dan bertindak
demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan
dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan
material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

F. Manajemen Jasa Terpadu 

Manajemen jasa terpadu adalah perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan


pemasaran, operasi dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan
jasa. Ketika membahas strategi untuk memasarkan jasa, maka yang harus diperhatikan adalah
sifat dari jasa tersebut yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam
produksi dan pentingnya faktor waktu serta unsur strategis lainnya.

Pemasaran jasa terpadu menggunakan model 8P yang menyoroti delapan variabel keputusan
bagi manajer perusahaan jasa. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu adalah sebagai
berikut: 

1. Elemen produk, merupakan semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi
pelanggan. 

2. Tempat dan waktu, merupakan keputusan manajemen tentang kapan, di mana dan
bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. 
3. Proses, adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya
berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.

4. Produktivitas dan kualitas.

Produktivitas dapat diartikan sebagai seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output
yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan
pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Produktivitas dan
kualitas harus dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Meningkatkan produktivitas
sangat penting untuk menjaga agar biaya tetap terkendali. Kualitas jasa yang didefinisikan
pelanggan, berperan penting bagi diferensiasi produk dan bagi pembentukan loyalitas
pelanggan. 

5. Orang, meliputi karyawan atau terkadang pelanggan yang terlibat dalam proses produksi.
Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Sifat dan interaksi ini sangat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas
jasa. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan. Penilaian
terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. 

6. Promosi dan Edukasi, adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang
dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu.
Komponen ini memainkan tiga peran penting, yaitu: menyediakan informasi dan saran yang
dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan suatu produk dan mendorong
pelanggan untuk mengambil tindakan pada suatu waktu. 

7. Bukti fisik, adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas
jasa.

8. Harga dan biaya jasa lainnya, meliputi pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan
untuk membeli dan mengkonsumsi jasa.

BAB III

KESIMPULAN

Pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen,
dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum
dikonsumsi.

Bauran pemasaran (marketing mix) produk hanya mencakup 4P, yaitu: Product, Price, Place,
dan Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat P tersebut masih kurang mencukupi, sehingga
para ahli pemasaran menambahkan 3 unsur, yaitu: People, Process, dan Customer Service.
Ketujuh elemen tersebut, yaitu: Product (jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada
konsumen), Price (bagaimana strategi penentuan harga), Place (bagaimana sistem
penghantaran/ penyampaian yang akan diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang
harus dilakukan), People (tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam
pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam operasi jasa), Customer Service
(bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).

Jasa memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan
paradigma IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability. Sifat atau
karakteristik utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak
variasi bentuk, kualitas serta jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang dijual
disesuaikan dengan permintaan konsumennya.

Manajemen jasa terpadu adalah perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan


pemasaran, operasi dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan
jasa. Ketika membahas strategi untuk memasarkan jasa, maka yang harus diperhatikan adalah
sifat dari jasa tersebut yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam
produksi dan pentingnya faktor waktu serta unsur strategis lainnya. Pemasaran jasa terpadu
menggunakan model 8P yang menyoroti delapan variabel keputusan bagi manajer perusahaan
jasa. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu adalah sebagai berikut: elemen produk,
tempat dan waktu, proses, produktivitas dan kualitas, orang, promosi dan edukasi, bukti fisik,
serta harga dan biaya jasa lainnya.

http://mascerdas.blogspot.co.id/2015/12/makalah-manajemen-pemasaran-jasa.html

Contoh Makalah Manajemen Pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam


bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen.

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya
perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan
oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak
kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran
merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat
sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa
bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat
memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.

1.2 DEFINISI PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang
menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

1.3 PERANAN PEMASARAN

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga
tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan
pelanggan.

1.4. ARTI FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,


mengimplementasikan( yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan,
mengkoordinir ) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu
organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar
peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.

  

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran.

Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti,
yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga
produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut
dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli
sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut
tersedia. Pengertian pemasaran oleh beberapa ahli diartikan menjadi :

1. William J Stanton, menyatakan bahwa Pemasaran adalah keseluruhan intern yang


berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan
untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.

3. American Marketing Association Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga


yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :

1. Untuk memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan.


2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.

3. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.

2.1.2 Kegiatan Utama pemasaran

Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat
perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan
saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang
dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.

 2.2 Pembahasan.

2.2.1 Bauran Pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat


pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar
sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran
pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).

1. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan
melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja
(baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.

Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual
perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir
(bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat
variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan produk

b. Pembungkus barang

c. Merk barang

a. Pemilihan barang/produk

Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang
akan dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi,
promosi, yang akan dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari
bidang pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai
dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan perusahaan
sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat mempertahankan atau
ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting disini adalah bagaimana
cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan karena terjadi
proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di
mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan
mengalami penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan
produk dalam siklus kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi
apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk
tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai pengganti
atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap
suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga
agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap perkenalan

2. Tahap pertumbuhan

3. Tahap kedewasaan

4. Tahap kejenuhan

5. Tahap penurunan

 1. Tahap Perkenalan

Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru
atau masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan
barang tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi
yang gencar dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan
produk sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap
perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil
penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen.
Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk
perusahaan dan mulai menyukainya.

2. Tahap Pertumbuhan

Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat


karena produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan
dalam tahap ini adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas
dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum
dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan
pesaing.

Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut


segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan
dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.

3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan

Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan


dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan
sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya
dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah
banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis
segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis
lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen
sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.

4. Tahap kemunduran/penurunan

Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan


sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak
bangkrut. Adapun kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri
dari 2, yaitu :

1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang
yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat
berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam
membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik
dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat
dilakukan perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan
penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan
dan lain-lain.

b. Pembungkus barang

Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata
mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang
relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut
akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu
bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan
dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:

Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø

Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk
sejenis yang lain.Ø Bungkus di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkanØ
pengangkutan, penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah
dipakai habis (ada kegiatan ganda).

c. Merk Barang

Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar
tertentu untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan
perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah
menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi
dalam memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau
kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah cukup memutuskan untuk
membeli.

Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam
membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat
anggaran tertentu dalam memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen
ini ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga sering sekali produsen menggunakan merk
tersebut sebagai salah satu strategi pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi
barang yang tidak terlalu berbeda setiap memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk
menguasai pasar.

2. Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,
struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai
kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan
seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat
terjangkau oleh konsumen.

Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a
product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange
for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai
yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah
produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money
and or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying
services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau
barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai
dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat
fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika
harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang
menghasilkan pendapatan dari penjualan.

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk.
Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan
(uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe,
1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat
kita jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai
dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang
paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi
pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah
tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging)
merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan
pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak
dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan
dampak yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan
dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para
penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan
harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi
permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan menaikkan penjualan unit,
pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip
penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat
prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang


mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan
biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan
metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.

2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan
harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan
penerimaan sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan
penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.

3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap

perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung
elastisitas permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli

Persentase perubahan dalam harga

4. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di


dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya
tidak langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa
harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya
mencakup mark-upnya.

5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang
ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan
harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa
diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.

7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan


menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta
harga bauran produk.

Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa
yang akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian,
harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh
suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya
yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang
menghendaki profit harus mampu menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses
memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya
sehingga mampu memberikan keuntungan yang memuaskan.

Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga
yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter
mempuyai peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi
penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya
non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa
mencakup:

1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang
menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai
keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan
dalam mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu sebenarnya
dapat digunakan untuk keperluan lain.

2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang
diperlukan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian
jasa dilakukan secara swalayan.

3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya
kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin
ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa
yang tidak mengenakkan.

4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu


jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3. Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap
Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh
perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.

3.1.1 Promosi

1. Pengertian Promosi.

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan
organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena
sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan
terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu
pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar
tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat
dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga,
sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional
seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya,
pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.

b. Personal selling.

c. Promosi penjualan.

d. Publisitas dan humas.


a. Periklanan (Advertensi)

Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan
perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui
media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan
sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar
yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan
sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan melalui
biro periklanan.

b. Personal selling

Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:

Pelayanan sesudah penjualan

*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.

c. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan
alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.

d. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu
melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi

berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun
tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya

4. Saluran Distribusi ( Place )


Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet
yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

4.1. Pengertian Saluran Distribusi.

Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia
untuk konsumen sasaran. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan
produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

4.2 Pemilihan saluran distribusi

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa
kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus
dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana
akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai
kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses
penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam
perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang
tersebar luas. Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan
barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan)
sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b. Sifat produk.

c. Sifat perantara.

d. Sifat pesaing
e. Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen
dalam memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli
hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat produsen
cenderung memilih saluran distribusi yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah
pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya,
bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya.
Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan
sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan
digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang
ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif
pemilihan saluran distribusi. Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping
mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja
yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi
pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau
fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau
fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya
memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :

1. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan
dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume
penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam
jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang membeli
untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir
baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan
saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut

3. Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik dengan
pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang
yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang
dijual maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam
partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.

b. Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat
penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan mempertimbangkan jumlah
perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian
saluran distribusi, yaitu:

1. Distribusi Insentif. Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai


sebanyak mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau
produsen menjual barang-barang konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok sehari-
hari.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa
perantara saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai
untuk memasarkan barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis
peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih
berapa penyalur yang benar-benar baik dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara
saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih
intensif dan mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi
pemasarannya. Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif
mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori
Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P
dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process
(Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple
Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar
penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan
dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan
ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu
konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra
keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

 3.1 Kesimpulan

Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran
pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna
mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan
terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program
pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.

Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan
kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk
yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat
memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran,
keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.

Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan
ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan
pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak
kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham.
Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang
penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan
promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business
concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus
diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable


Marketing Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.

- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro
Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.

- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat


Kuliah:Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex
Media Komputindo, Jakarta

- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan


Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.

Sub Kelompok : Kutfu dany


http://kutfudany.blogspot.com/2014/10/makalah-pemasaran-jasa-dan-produk.html

Konsep Dasar Pemasaran


A.     Pemasaran Secara Umum
Kebutuhan dan keinginan manusia selalu berlimpah. Stagnasi ekonomi tidak terjadi
karena keinginan yang telah terpenuhi atau dari keinginan yang telah berhenti,tetapi muncul
akibat kegagalan sistem ekonomi dunia untuk menjalankan fungsinya. Kunci untuk
memulihkan stagnasi ekonomi itu tidaklah semata mata terletak pada kebijakan pemerintah
yang tepat di bidang fiskal dan moneter. Perusahaan perusahaan bisnis pun perlu melakukan
tugasnya dengan lebih baik lagi untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang
mendesak,menemukan produk produk yang lebih baik,melakukan kegiatan periklanan dan
penyerahan produk itu secara lebih efisien sehingga para konsumen dapat dengan mudah
memperolehnya. Pendekatan penjualan tidak memberikan jawaban jangka panjang terhadap
minat pembeli yang selalu berubah ubah terhadap produk produk sebuah perusahaanyang
sedang beredar. Jika perusahaan menaruh perhatian lebih banyak untuk terus menerus
mengikuti perubahan kebutuhan dan keinginan baru,mereka tidak akan mengalami kesukaran
untuk mengenali peluang peluangnya. Salah satu cara untuk memahami pemasaran itu
merupakan disiplin ilmu yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mengubah kebutuhan
orang menjadi peluang yang menguntungkan bagi perseroan.
Karakteristik dari masalah masalah strategik adalah :
-          Berorientasi pada masa depan
-          Biasanya berhubungan dengan unit bisnis yang sangat kompleks
-          Memerlukan perhatian dari manajemen puncak
-          Akan memengaruhi kemakmuran jangka panjang dari perusahaan
-          Melibatkan pengalokasian sejumlah besar sumber sumber daya perusahaan

B.     Pengertian Pemasaran


Dalam dunia persaingan yang semakin ketat,perusahaan dituntut agar tetap bertahan
hidup dan berkembang,oleh karena itu seorang pemmasar dituntut untuk memahami
permasalahan pokok di bidangnya dan menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan
perusahaan. Menurut William J.Stanton, marketing adalah suatu sistem total dari kegiatan
bisnis yang dirancang untuk merencanakan,memetukan harga,promosi,dan mendistribusikan
barang barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
Menurut Philip Kotler, marketing adalah proses sosial dan manajerial dengan mana
seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Menurut Basu Swastha,marketing adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan,menentukan harga,mempromosikan,dan
mendistribusikan barang,jasa,ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan
organisasi,sedangkan menjual adalah ilmu dan seni memengaruhi pribadi yang dilakukan
oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.

C.    Konsep Pemasaran

Pertukaran adalah salah satu dari 3 cara untuk memuaskan kebutuhan kebutuhan seseorang
yaitu :
1.      Memproduksi sendiri (self production)
2.      Dengan paksaan (corsion)
3.      Jual beli atau pertukaran (exchange)
Jual beli adalah tindakan untuk memperoleh sebuah produk yang diinginkan dari seseorang
dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Syarat syarat jual beli atau pertukaran
adalah :
1.      Terdapat dua atau lebih individu atau perusahaan
2.      Setiap pihak harus bersedia menerima atau berkeinginan untuk mendapat kepuasan
3.      Setiap pihak mempunyai nilai dalam pertukaran itu dan setiap pihak percaya bahwa
transaksi yang mereka lakukan itu menguntungkan
4.      Setiap pihak mampu berkomunikasi dengan masing masing pihak

D.    Metode dan Prinsip Prinsip Pemasaran


Orang dikatakan menggunakan metode ilmiah jika dalam memecahkan suatu masalah
ditandai oleh ciri ciri antara lain :
1.        Merumuskan terlebih dahulu masalahnya
2.        Mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang dilakukan dan diperoleh
secara objektif
3.        Mengelompokkan atau menggolongkan data yang diperoleh,diseleksi,diringkas,dan
dimasak untuk menjadi informasi yang berarti
4.        Menghubungkan antara masalah yang sedang dihadapi dengan informasi masak yang telah
diperoleh
5.      Menyusun beberapa alternatif cara cara pemecahan masalah
6.      Mengambil salah satu dari berbagai alternatif yang telah disusun
7.      Jika perlu sebelum mengumpulkan data seperti yang disebutkan pada butir 2 di atas dibuat
rumusan dugaan atau hipotesis
Sedangkan prinsip pemasaran adalah suatu dalil yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Prinsip itu diperoleh berdasarkan atas pengalaman atau diperoleh atas dasar analisis dan
konklusi dari fakta yang dikumpulkan.

E. Konsep dalam Pemasaran


Konsep pemasaran adalah dasar pemikiran bagaimana caranyaaktivitas
pemasaran dapat dilaksanakan berdasarkan suatu filsafat yang baik,yang mengungkapkan
pemasaran yang tanggap dan bertanggung jawab. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari
empat elemen pokok ytang terdapat dalam program pemasaranb meliputi
product,price,place,promotion. Keenam konsep yang terdapat dalam filsafah pemikiran
manajemen meliputi konsep produksi,konsep produk,konsep penjualan,konsep
pemasaran,konsep pemasaran sosial,dan konsep pemasaran global.
Konsep produksi (production concept) berorientasi pada produksi di mana para
manajer perusahaan memusatkan upaya untuk mencapai efisiensi yang tinggi dan distribusi
yang luas. Konsep ini lebih banyak penawaran daripada permintaan jadi tahap ini supply <
demand. Dengan demikian konsep pemasaran kurang berperan.
Konsep produk (product concept) berupaya memproduksi produk yang berkualitas
tinggi. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas,karena ia beranggapan
konsumen menyukai produk berkualitas.
Konsep penjualan (selling concept) berorientasi pada volume penjualan uang tinggi.
Tugas manajemen adalah meningkatkan volume penjualan,karena manajemen beranggapan
bahwa perusahaan perlu mengadakan kegiatan penjualan dan promosi yang gencar.
Konsep pemasaran (marketing concept) merupakan orientasi manajemen yang
menekankan bahwa kunci pencapain tujuan organisasi terdiri dari kemampuan organisasi
menetukan kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju dan kemampuan organisasi tersebut
memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para
pesaing.
Konsep pemasaran kemasyarakatan (the social marketing concept) konsep ini manajer
eksekitif tidak hanya berupaya memenuhi kepuasan pelanggan dan tercapainya tujuan
perusahaan,akan tetapi juga berupaya bagaimana dapat memberikan jaminan sosial bagi
sumber daya manusia yang terlibat dalam pemasaran itu seperti kesejahteraan
karyawan,pencemaran lingkungaan,dll.
Konsep pemasaranb global ( the global marketing concept) konsep ini manajer
eksekutif berupaya memahami semua faktor faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemasaran melalui manajemen strategi yang baik. Tujuan akhirnya berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. 
F.     Sistem Pemasaran dan Lingkungan Pemasaran

Sistem adalah sekelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara
tetap dalam membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Sistem pemasaran adalah sekelompok
item yang saling berhubungan dan saling berkaitan dengan cara tetap dan terpadu mencakup :
a.       Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran
b.      Produk,jasa,gagasan yang dipasarkan
c.       Target pasar
d.      Perantara yang membentuk arus tukar menukar
e.       Kendali lingkungan

Lingkungan pemasaran adalah kekuatan kekuatan yang membentuk lingkungan


sistem pemasaran baik kekuatan intern maupun ekstern. Macam kekuatan dalam lingkungan
pemasaran menurut Wiliam J. Stanton meliputi :
a.       Faktor yang tidak dapat dikendalikan
Lingkungan makro eksternal ada 6 kekuatan lingkungan makro eksternal yang memengaruhi
sistem pemasaran perusahaan yaitu demografi,kondisi ekonomi,persaingan,kekuatan sosial
budaya,kekuatan politik dan hukum serta teknologi.

Lingkungan mikro eksternal dapat dijelaskan yaitu :


Produsen<-->perantara<-->program pemasaran perusahaan<-->perantara<-->pasar

Pasar adalah sekelompok pembeli aktual dan potensial sebuah produk dan jasa.
Penyuplai adalah mereka yang menyuplai bahan mentah dan setengah jadi pada produsen
Perantara pemasaran adalah organisasi bisnis yang membantu memperlancar arus produk dan
jasa antara sebuah organisasi pemasaran dan pasarnya.

b.      Faktor yang dapat dikendalikan


Dipengaruhi oleh kekuatan intern yang dapat dikendalikan oleh organisasi atau perusahaan.

BAB 2
A.    FUNGSI PEMASARAN
Fungsi-fungsi pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut
1.      Fungsi pertukaran
Fungsi pemasaran jenis pertukaran meliputi :
a.       Pembelian
Yang dimaksud pembelian adalah proses atau kegiatan yang mendorong untuk mencari
penjual
b.      Penjualan
Penjualan merupakan lawan dari pembelian yaitu proses yang mendorong untuk mencari
pembeli

2.      Fungsi penyediaan fisik


Fungsi pemasaran jenis penyediaan fisik meliputi :
a.       Transportasi
Transportasi adalah proses pemindahan barang dari tempat yang satu ke tempat lain, proses
ini menciptakan kegunaan tempat
b.      Pergudangan
Fungsi ini melakukan kegiatan penyimpanan barang sejak selesai diproduksi atau dibeli
sampai saat dipakai atau dijual di masa yang akan darang, pergudangan menciptakan
kegunaan waktu

3.      Fungsi fasilitas


Fungsi pemasaran jenis fasilitas meliputi :
a.       Standardisasi
Standardisasi meliputi penentuan standar produk, pemeriksaan produk untuk menentukan
termasuk standar yang mana dan menjelaskan barang dalam kelompok-kelompok standar
yang telah ditentukan
b.      Pembelanjaan
Dalam kegiatan pembelian, transportasi, pergudangan, standardisasi, dan sebagainya,
diperlukan dana untuk pembiayaan
c.       Penanggungan risiko
Dalam proses pemasaran terdapat banyak risiko, agar risiko itu dapat dihindarkan atau
diperkecil maka terjadilah pengambilan risiko yang dilakukan oleh lembaga atau orang-orang
tertentu
d.      Penerangan pasar
Penerangan pasar adalah fungsi pemasaran yang sangat luas karena memberikan keterangan
tentang situasi dagang pada umumnya, keterangan yang berhubungan dengan fungsi –fungsi
manajemen, pemasaran, dan kegiatan lainnya
MEMILIH PASAR SASARAN
Pemilihan pasar sasaran akan menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya
perusahaan diarahkan untuk program pemasaran. Pemasar dapat memilih salah satu dari tiga
pendekatan berikut ini dalam menentukan pasar sasaran yaitu pemasaran yang tidak
dideferensiasi (undifferentiated marketing), pemasaran diferensiasi (differentiated
marketing), dan pemasaran konsentrasi (concentrated marketing

TABEL PERBEDAAN KETIGA STRATEGI PENENTUAN PASAR SASARAN

Faktorstrateg Undifferentiated Differentiated Concentrated


is
Pasarsasaran Rentangkonsum Duaataulebihkelompokkons Satukelompokkonsumen yang
en yang luas umen yang berbeda didefinisikandenganjelas
Produk Jumlahmerek Membuatmerek yang Satumerekkhususdibuatuntukk
yang berbedauntukmasing- elompokkonsumen yang
beredarterbatas masingkelompokkonsumen telahdidefinisikan
(satumerek)
untukseluruhtipe
konsumen
Distribusi Seluruh outlet Seluruh outlet yang pantas Seluruh outlet yang layak
bisadigunakan
Promosi Media massa Seluruh media yang Seluruh media massa
pantasdengankarakteristikko
nsumen yang khusus
Harga Saturentangharg Membedakanhargauntukma Satuhargakhusus yang
a sing- ditujukanpadakelompokkonsu
masingkelompokkonsumen menkhusus
Penekananstra Menarikjumlahk Menarikdua/lebihkelompok Menarikkelompokkonsumen
tegi onsumen yang konsumendengan program yang khususdengan program
besardengan pemasaranberbedauntuktiap pemasaran yang
program segmen khusustapiseragam
pemasaran yang
seragam

A.    PENEMPATAN PASAR


Jika perusahaan sudah memutuskan uintuk memasuki sebuah segmen, perusahaan itu harus
menentukan bagaimana memasukinya. Perusahaan tersebut harus mengidentifikasi posisi
para pesaing yang ada sebelum menentukan penempatannya sendiri, ada dua pilihan yaitu :
1.      Pilihan Pertama
Menempatkan diri di sebelah salah satu dari para pesaing yang ada dan berjuang untuk
mendapatkan bagian pasar
2.      Pilihan kedua
Mengembangkan sebuah produk yang sekarang ini belum pernah ditawarkan pada pasar ini
Keputusan mendasar perusahaan terhadap segmen pasar yang ditargetkan menentukan para
pesaingnya. Perusahaan itu kemudian membuat keputusan mengenai posisi persaingan. Pada
gilirannya, keputusan ini memungkinkan untuk merencanakan perincian tentang bauran
pemasaran

Merancang produk
A.     Pengertian produk

Pengertian produk menurut Beberapa ahli


1.      Menurut William J. Stanton
         Dalam arti sempit, produk adalah sekelompok atribut fisik nyata yang terakit dalam
sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan
         Dalam arti luas, produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak nyata, didalamnya
termasuk kemasan,warna,harga,mutu dan merk di tambah dengan pelayanan dan reputasi
penjual
2.      Menurut Philip Kotler
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai/ dikonsumsikan sehingga dapata memuaskan keinginan/ kebutuhan. Produk bisa
berupa benda fisik,jasa orang, tempat ,organisasi dan ide.
Jenis produk adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran,harga,penampilan /
beberapa atribut lain
3.      Menurut Indriyo Gitosudarmo
Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun
organisasi
4.      Menurut Irawan
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
konsumen

B.     Pengembangan produk


1.      Pengertian
Pengembangan produk adalah kegiatan-kegiatan pembuat barang dan perantara yang
bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang di buat/ditawarkan untuk dijual atas
permintaan pembeli.
Pengembangan produk dan perencanaan produk harus menjamin bahwa:
         Kulitas barangnya baik
         Desain barangnya baik
         Barang baru dapat ditambahkan jika diperlukan
         Barang sekarang dapat di kurangi jika diperlukan
         Kegunaan-kegunaan baru selalu diusahakan
         Bungkusnya sesuai
         Barangnya diberi cap yang pantas

Penanganan yang cermat terhadap pengembangan produk dan perencanaan produk


disebabkan oleh adanya 3 faktor yang selalu berubah, yaitu:
         Jumlah pembeli potensial
Selalu berubah karena adanya kelahiran,kematian,urbanisasi,imigrasi dan emigrasi
         Kebutuhan dan preferensi para pembeli
Dapat berubah karena perubahan susunan umur penduduk, perubahan daya beli, adanya
penemuan baru,adanya perbaikan baru/ cara-cara baru,pengaruh fashion,perubahan sikap
masyarakat, perubahan kesenangan dan kebiasaan masyarakat
         Daya beli para pembeli
Disebabkan oleh pendapatan,keadaan gelombang konjungtur, peraturan
pajak,pengangguran,inflasi

2.      Penentu-penentu kualitas


Kualitas produk dapat ditentukan oleh:
         Material
         Teknik/cara pembuatan
         Tingkat keahlian orang/ perusahaan yang mengerjakan
         Engineering design dan specifications
         Daya tarik
Kualitas tersebut perlu di dengar pandangan pada pendapat dari beberapa golongan berikut:
         Organisasi-organisasi swasta
         Perkumpulan dagang
         Lembaga pemerintah
         Golongan konsumen
3.      Gaya dan mode
Gaya adalah karakteristik/sifat-sifat yang luar biasa / metode
pengungkapan,penyajian/konsepsi di dalam beberapa bidang seni. Ada gaya pakaiangaya
pidato,gaya penampilan,gaya percakapan dsb.
Mode adalah gaya yang sedang berlaku pada suatu masa /waktu.
Desain adalah interpretasi orang terhadap gaya, cara-cara mengobinasikan garis, bentuk
dan warna. Dalam 1 gaya terdapat beberapa desain
4.      Peranan warna
Warna yang bermacam-macam berperan dalam hal kecorakan, mendorong orang untuk
memiliki lebih dari satu macam
5.      Positioning produk
MenurutRenaldKasali , positioning
adalahstrategikomunikasiuntukmemasukijendelaotakkonsumen agar
namaandamengandungartitertentu yang
dalambeberapasegimencerminkankeunggulanterhadapnama lain
dalambentukhubunganasosiatif.
Dengan mengetahui posisi produk ,dapat di tentukan alternatif strategi pemasaran
,strategi promosi, strategi inovasi produk,strategi penentuan segmen pasar.
Strategi promosi,bagi seorang pemasar sangat penting di lakukan. Dalam manajemen
pemasaran, promosi merupakan ujung tombak penjualan. Semakin luas jangkauan
Promosinya semakin besar dan banyak orang yang tahu mengenai produknya. Media promosi
dapat melalui tv,radio,media massa,majalah,spanduk,brosur,dll.
Strategi inovasi produk diperlukan untuk menghindari konsumen dari rasa jenuh
terhadap produk yalng di tawarkan. Kejenuhan konsumen terjadi ketika produk yang
ditawarkan sudah menjadi kebiasaan umum digunakan manfaatnya.
Cara-cara positioning produkmenurutRenaldKasalidapatdilakukan:
         Positioning berdasarkanperbedaanproduk
         Positioning berdasarkanmanfaatproduk
         Positioning berdasarkanpemakaianproduk
         Positioning berdasarkankategoriproduk
         Positioning kepadapesaing
         Positioning melaluiimajinasi
         Positioning berdasarkanmasalah
6.      Pengertian produk baru
         Produk yang benar-benarinovatifdanunik
         Produkpengganti yang benar-benarberbedadariproduk yang berbeda, missal:kopiinstan
         Produk imitative yaituproduk yang barubagiperusahaantertentu, tapibukanbaru di pasar.
         Produk yang menggunakan bahan baku baru sama sekali
Modifikasiprodukmenciptakan 3 dimensi:
         Perbaikanmutu
         Perbaikanciri-cirikhas
         Perbaikangaya

7.      Langkah pengembangan produk baru


Menurut William J.Stanton, langkahpengembanganprodukbaruantara lain:
         Mewujudkangagasanprodukbaru
         Menyaringdanmenilaigagasan-gagasan
         Analisisbisnis
         Pengembanganproduk
         Ujipemasaran
         komersialisasi

Sumber   : https://www.academia.edu/5025709/dasar_-_dasar_pemasaran_produk

STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan
melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang
mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.
Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh
sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran
dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran
memiliki tujuan yaitu :
1.    Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.    Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3.    Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya
dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis.
Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
b. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Hal yang harus diperhatikan pada strategi pemasaran
1.      Perencanaan pemasaran
Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan,
atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah
dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:
Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus
dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan
konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa
jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka
memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik
konsumen yang dituju.
Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah
memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
(1) Pasar individual (individual market).
(2) Pasar khusus (niche market).
(3) Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih
tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market).
Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar
(segmentation market).
Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan
pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada
potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi
untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:
a.       Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).
b.      Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif,
efisien, dan tepat.
c.       Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup,
kenyamanan, dan kenikmatan.
d.      Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa,
maupun proses.
e.    Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM)
f.     Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan
penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk
menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam
bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.
2.      Bauran pemasaran (marketing mix)
Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah
meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di
mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi
penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:
153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan
tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
1)      Kualitas yang lebih baik.
2)      Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
3)      Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
4)      Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
5)      Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
6)      Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru. sangatlah cocok
untuk menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan enam pondasi:
1)      Orientasi konsumen.
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan
sikap yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction). Dalam
pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip pokok
sebagai berikut:
a.    Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat    mungkin kekurangan
tersebut.
b.   Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang             memuaskan.
c.    Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya          perbaikan pelayanan
yang harus diberikan kepada pelanggan.
d.   Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada              konsumen.
e.    Izinkan manajer untuk menunggu.pelanggan temporer.
f.    Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan                  berhubungan dengan
pelanggan.
g.   Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi             betul-betul mengarah
pada pelanggan.
h.   Berikan insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan          pelayanan istimewa
kepada pelanggan.
2)      Kualitas.
Agar berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk
memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Akhir-akhir ini, perbaikan kualitas
telah dijadikan tujuan strategi beberapa perusahaan di dunia, yang kemudian secara. integral
dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total
Quality Management (TQM).
Secara filosofis, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai dan kerja keras tidak
hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk
mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam
mengembangkan TQM justru. terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan. Artinya,’
kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3)      Kenyamanan dan kesenangan.
Untuk mengetahui kenyamanan, dilakukan dengan cara meminta informasi kepada
pelanggan, misalnya kesenangan apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan dari
pelayanan yang disajikan perusahaan? Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan
harus diperhatikan hal-hal berikut:
a.    Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
b.   Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
c.    Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Apakah perusahaan buka
seminggu penuh atau semalam suntuk.
d.   Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak.
e.    Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit.
f.    Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, hemat, dan sopan.
4)      Inovasi.
Inovasi merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat
cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus. Inovasi yang
terus-menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam. meraih sukses usahanya.
Beberapa bentuk inovasi yang lazim. dan terkenal ialah dalam bentuk produk baru, perbedaan
teknik/cara, dan pendekatan baru dalam memperkenalkannya.
5)      Kecepatan.
Kecepatan merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berati
mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosopi,
kecepatan disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
(1) Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam merespons
permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau
menyampaikannya.
6)      Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Wirausaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan
pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik
yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut:
a.    Dengarkan dan perhatikan pelanggan.
b.   Tetapkan pelayanan yang terbaik.
c.    Tetapkan ukuran dan kinerja standar.
d.   Berikan perlindungan hak-hak karyawan.
e.    Latih karyawan cara memberikan pelayanan yang istimewa.
f.    Gunakan teknologi yang memberikan pelayanan terbaik

Contoh Kasus
Strategi pemasaran Coca-cola
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak.
Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran
potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang
diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan: Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Manajemen Pemasaran Coca Cola :Coca-Cola memiliki beberapa program untuk
mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
a.    Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
b.    Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh
pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
c.    Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal,
mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah
yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street
Vending.
d.    Layanan Produk Pendingin 
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
e.    HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola
memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini
Nah Demikian CONTOH MAKALAH STRATEGI PEMASARAN LENGKAP 2016
yang bersumber dari internet semoga bisa menambah wawasan anda dalam mencari artikel
makalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Penulis

        

BAB I PENDAHULUAN
    1. LATAR BELAKANG

Sektor jasa mengalami perkembangan yang dramastis pada dekade terakhir dominasi sektor
jasa pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto mengalami peningkatan.Hal ini ditunjukan
degan 60% lebih PDB eropa dikuasai oleh sektor jasa.Di Amerika data menunjukan bahwa
porsi tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa meningkat 30% pada tahun 1900an menjadi
74% pada tahun 1984 dan pada tahun 2000an lebih meningkat dari pada itu.
Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia sektor jasa mengalami peningkatan yang cukup
pesat.Di buktikan dengan sektor jasa pada tahun 1900an sudah menyumbang 35% dari PDRB
nasional dan pada tahun 2000an lebih meningkat lagi.Hal inilah yang mendorong penulis
ingin menelaah lebih jauh lagi tentang perkembangan industri jasa dan faktor-faktor yang
paling diperlukan dalam industri jasa Nasional.
    2. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua.
METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi, kepustakaan dan dari berbagai situs yang kami
anggap layak dijadikan referensi.

BAB II  PEMBAHASAN


    1. DEFINISI
        1.1 Definisi Jasa
Ada banyak pengertian suatu jasa
"A service is any activity of benefitthat one party can offer to another that it is essentially
intangible and does not result in the ownership of anything.Its production may or maynot be
tied to a physical produt"(Kotler 1988)
Artinya Jasa merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkat kepemilikan
apapun.Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
"services is all economic activities whose output is not physical product or construction is
generally comsumed at that time it is produced,and provides added value in forms (such as
convenience, amusement,comfort or health)"(Zeithaml and Bitner,1996).
Artinya "Jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk
dalam bentuk fisik atau kontruksi,yang biasanya di konsumsi pada saat yang sama dengan
waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah(seperti
kenyamanan,hiburan,kesenangan atau kesehatan)
      

        1.2 Definisi pemasaran jasa


Definisi pemasaran jasa dapat di bedakan menjadi dua bagian baik secara sosial maupun
manajerial. Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses sosial yang dengan proses itu
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan cara
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk jasa yang bernilai dengan pihak
lain. Secara manajerial,adalah proses perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi, dan penyaluran gagasan tentang produk jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat
menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Ada enam
karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak
nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak
dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat tergantung pada
kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan
secara langsung karyawan dalam delivery process[ Proses pengiriman], sehingga karyawan
menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi.
ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat
costly dapat dikurangi.

    2.PENGARUH HARGA,LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PEMASARAN JASA


2.1 Produk (product) jasa
Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135):
Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa
membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada jasa-jasa dalam
kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk memecahkan masalah tersebut”
Untuk penawaran suatu produk menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :134) disarankan bahwa
penawaran produk dapat dilihat dari beberapa level yaitu:
1) Produk inti atau generik.
Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya tempat tidur di kamar hotel untuk malam hari
2) Produk yang diharapkan
Ini terdiri dari produk generik bersama dengan pembelian minimal yang perlu dipenuhi.
3) Produk yang diperluas (augmented product).
Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain.
4) Produk potensial
Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang memang atau mungkin
merupakan utilitas bagi pembeli.

        2.2 Karakteristik Jasa


Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik). Berikut
adalah pendapat Griffin (dalam Lupiyoadi, 2001:6) mengenai berbagai karakteristik jasa:
a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium
sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang
dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.
b. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah
dihasilkan, karakteristik ini disebut juga tidak dapat dipisahkan (inseparability) mengingat
pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama-sama.
c. Customization. Jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan,
sebagaimana jasa asuransi dan kesehatan.
Selanjutnya menurut Kotler dalam Hendra (2001:603), karakteristik jasa adalah sebagai
berikut:
a. Tidak berwujud. Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat didengar, tidak
dapat diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium sebelum jasa itu dibeli.
b. Tidak dapat dipisahkan. Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
Jika jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.
c. Variabilitas, jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan
kapan serta dimana jasa itu dilakukan.
d. Tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi
masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf atau karyawan untuk melakukan
jasa itu lebih dahulu. Namun jika permintaan berfluktuasi[ ketidaktetapan atau guncangan,
terutama terhadap harga barang dsb ], perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit
(misal, perusahaan jasa transportasi mikrolet).

2.3 Penetapan Harga


Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam
menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Definisi harga menurut
Tjiptono (2002:151) menyatakan: “Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya
(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa”.
Dari pengertian harga di atas dapat diketahui bahwa harga merupakan unsur bauran yang
bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda dengan karakteristik produk
atau komitmen terhadap saluran distribusi kedua hal tersebut tidak dapat diubah/ disesuaikan
dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang.
2) Tujuan Penetapan Harga
Perusahaan di dalam menetapkan harga sebaiknya mengadakan pendekatan terhadap
penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Menurut Tjiptono (2002: 152-
153) ada lima jenis tujuan penetapan harga, yaitu:
a) Tujuan berorientasi pada laba
Tujuan ini dipakai oleh perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba yaitu tingkat
laba yang diharapkan sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasanya
digunakan yakni target margin dan target ROI.[ return on investment:rasio uang yang
diperoleh atau hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan  ]
b) Tujuan berorientasi pada volume
Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai
penjualan rupiah, atau target pangsa pasar (absolut maupun relatif).
c) Tujuan berorientasi pada citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Harga tinggi
dapat membentuk atau mempertahankan citra prestisius, sementara itu harga rendah dapat
digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value). Misalnya dengan
memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah
tertentu.
d) Tujuan stabilisasi harga
Stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dengan harga pemimpin industri.
e) Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan
loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan
pemerintah.
4) Kebijakan Harga
Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual maupun pembeli.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan pengertian tentang harga yang
dikemukakan oleh para ahli:
Menurut Kotler dalam Ancellawati (2000:114) mengatakan bahwa: “Harga yaitu jumlah uang
yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu”.
Menurut Alma (2000:79) bahwa: “Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan
uang”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah
merupakan alat tukar untuk mengukur suatu nilai uang yang terkandung dalam suatu barang
atau jasa, sedangkan yang dipakai sebagai alat pengukur adalah uang.
Dari pengertian di atas, timbullah pengertian tentang kebijakan harga, dimana dalam
pelaksanaannya akan diikuti oleh kebijakan harga tertentu yang sebelumnya diputuskan oleh
perusahaan. Kebijakan harga tersebut dimaksudkan dengan langkah guna mendukung dan
mengarahkan harga agar tercipta suatu hubungan antara produsen dan konsumen.
Metode atau taktik mana yang akan dipilih perusahaan dalam penentuan harga jasa sangat
tergantung dari banyak hal, karena memang tidak ada satu pun metode yang tepat untuk
semua kondisi. Hal hal tersebut menurut Lupiyoadi (2006:207) diantaranya:
1) Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan
Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang / jasa rendah. Untuk
meningkatkan promosi harga harus ditingkatkan.
2) Jenis produk
Harga produk sebaiknya kompetitif
3) Sasaran pangsa pasar
Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar tinggi maka
harga harus rendah, begitu juga sebaliknya.
4) Saluran pemasaran atau distribusi
Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi
5) Pandangan tentang laba
Jika perusahaan ingin menutup biaya maka harga awal hendaknya tinggi, sementara untuk
memelihara penjualan janga panjang maka harga hendaknya ditetapkan rendah
6) Keragaman atau keunikan produk
Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi daripada produk
dengan satu fungsi.
7) Ada atau tidaknya jasa tambahan
Dalam produk ada kalanya kita menemukan jasa tambahan. Contoh: instalasi dan pelatihan.
8) Siklus hidup penggunaan produk
produk yang tahan lama akan dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk sekali
pakai
9) Ancaman pesaing baru
Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga rendah. Jika tidak ada
ancaman gunakan penentuan harga skimming[ Harga skimming:menetapkan harga awal yang
tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. ].
.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga yang ditetapkan oleh
perusahaan, biasanya kebijakan harga tersebut berlaku untuk sementara waktu saja selama
masa menguntungkan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengikuti
perkembangan harga dan situasi pasar. Unsur harga tersebut dalam waktu tertentu dirubah
atau tidak. Apabila selama batas waktu tertentu keadaan menguntungkan, maka kebijakan
harga harga tersebut ditinjau kembali apabila situasi dan kondisi perusahaan mengalami
perubahan, sehingga tidak mungkin lagi untuk dipertahankan agar produsen maupun
konsumen tidak saling dirugikan.
2.4 Tempat/Lokasi Pelayanan (Place)
1) Pengertian Tempat/Lokasi Pelayanan
Menurut Hurriyati (2005:55): “Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai
saluran distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat
pelayanan jasa”
Menurut Carvens (1998:28) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan
organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna
akhir”.
Menurut Nirwana (2004:47) “fasilitas pendukung merupakan bagian dari pemasaran jasa
yang memiliki peranan cukup penting. Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak
jarang memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”.
Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya
fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami oleh pelanggan.
Menurut Zeithaml dalam Yamit(2001:231) bukti fisik yaitu: Tangibles (bukti langsung), yaitu
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
Menurut Tandjung (2004:109) para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu
memperhatikan elemen layanan fisik sebagai berikut : “Prasarana yang berkaitan dengan
layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah
dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang
berkualitas dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk/jasa.
Lovelock dalam Hurriyati (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga
pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis yaitu:
1) An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing
dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target
pasarnya
2) As a massage-creating medium. Menggunakan simbol atau isarat untuk
mengkomunikasikan secara instensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dan
produk jasa.
3) An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain
untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

2.5 Promosi (Promotion)


1) Pengertian promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang penting untuk
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan
hanya berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat
untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.
Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan
meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan
masyarakat umum untuk membeli barangnya. Alma (2000:135) mengatakan bahwa:
“Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon
konsumen tentang barang dan jasa”.
Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan
calon konsumen.
Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen
mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Keuntungan
bagi produsen adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena
konsumen membeli barang lebih dikarenakan tertarik dengan merknya.
2) Variabel-variabel promosi
Perangkat promosi yang kita kenal atau biasanya disebut promotional mix menurut Carvens
alih bahasa salim (1998:77) “adalah terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion,
public relation, publisitas, dan direct marketing”. Model dari variabel-variabel itu antara lain:
a) Periklanan (Advertising)
Adalah “setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu”.
(Carvens 1998:77)
Iklan biasanya bertanggung jawab untuk menciptakan kesadaran akan suatu produk baru.
Peranan periklanan pada pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness)
terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang
jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan
jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan yang lain (differentiate
service) yang mendukung positioning jasa[ Kasali (2005) menyatakan bahwa positioning
merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar
produk/jasa/merek/nama organsasi mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi
mencerminkan keunggulan terhadap produk/jasa/merek/nama organsasi lain dalam bentuk
hubungan assosiatif.]. (Lupiyoadi 2001:108).
b) Promosi penjualan (Sales promotion)
Adalah “semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang dan jasa dari
produsen sampai pada akhirnya”. (Lupiyoadi 2001:109).
Promosi penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi antara lain peragaan penjualan,
kontes, pemberian sampel, display titik pembelian, pemberian insentif, dan kupon. Ada tiga
manfaat pokok yang ditawarkan promosi penjualan (Chandra 2002:176):
(1) Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik perhatian konsumen agar
tertarik untuk membeli produk.
(2) Insentif, berupa kontribusi, konsesi, atau dorongan yang dapat bernilai tambah bagi
pelanggan.
(3) Invitasi, yang mengharapkan agar konsumen segera melakukan transaksi pembelian.

PERILAKU PELANGGAN DALAM PEMASARAN JASA


3.1 Jenis-jenis Tingkah laku Keputusan Pembelian
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya
untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat
keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek menurut Kotler dalam Hendra (2001:160),
yaitu:
a. tingkah laku membeli yang komplek
b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
c. tingkah laku membeli yang mencari variasi
d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.
Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen
dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek.
Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan
mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang
dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus
memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat
terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan
kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu,
mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang
tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang
mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang
yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan
konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar.
Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang
mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap –
tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek
mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika
menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan
merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap
suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka
dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah
membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh
pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak
dengan evaluasi.
Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk
yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali seringkali menggunakan
harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai
oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.
Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang
menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong
pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel
gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
         3.2 Proses Keputusan Membeli
Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai
keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan kebutuhan
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan Membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan kebutuhan
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya
masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan
yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi
mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada
dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat
menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan
dengan kebutuhan tersebut.
Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) kosumen dapat memperoleh informasi dari
beberapa sumber. Sumber ini termasuk:
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
3) Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
4) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada
umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari
sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif
cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam
mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi
sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada
umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter
lain untuk informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu
menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen
melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan
tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik
masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan
merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan
produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen
sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen
yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan
keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada
masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen
menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen
yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan
dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil
keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi
konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka
mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang
terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk
membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk
membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai
harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi
peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli
merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan
konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,
konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi
harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual,
teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya,
harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara
kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini
menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi
produknya sehingga pembeli akan puas.
3.3 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian
Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang
strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan
keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk
memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam persaingan.
Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran jasa.
Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen,
karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit
jika dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk
menarik konsumen yang baru yang biasanya lebih besar.
Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini diungkapkan oleh
Tjiptono (2002:68) sebagai berikut:
Bauran pemasaran dan keputusan konsumen berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran
memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat
dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan
untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan
demikian perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan
pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan konsumen
dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan.

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN
Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa mengarah pada aspek intangibility yang menyebabkan
produk jasa hanya dapat dirasakan dan kualitas pelayanan (service quality) sangat
menentukan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang
diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa secara spesifikasi harus market oriented serta
memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk itu perlu pengukuran seberapa
jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa yang kita pasarkan.

REFERENSI
Kotler,P.(2000).Manajemen Pemasaran:Analisis,Perencanaan dan       Pengendalian.(5th Ed).
Jakarta:Erlangga
Tjiptono,F.(2002).Strategi Pemasaran (2nd Ed). Yogyakarta:Andi Offset
Hurriyati,R.(2005).Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen.Bandung:ALFABETA
Cravens,David W(1996).Pemasaran strategis.Jakarta:Erlangga
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk amupun isinya yang sangat sederhana.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini di dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca guna menambah pengetahuan dan pengalaman.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang


Pemilihan judul sebagai salah satu syarat penilaian tugas kelompok dalam membuat
suatu makalah.
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan
makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh
penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada
beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri
bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan
diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang
mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap
yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional perlu
ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka
mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan
dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang memadai
untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan, tempat berusaha
bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para masyarakat hanya saja perlu
pengembangan usahanya, bagaimana cara pengelolaan barang-barang yang akan dibuat
menjadi produk jual dan produknya itu dapat menarik hati konsumen.

B.                 Tujuan Penulisan Makalah


1. Melaksanakan tugas sekolah.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan.
3. Latihan menyusun makalah.

C.                Metode
Kami mencari informasi administrasi usaha dengan cara menelusuri buku cetak
kewirausahaan kelas XI SMK dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Usaha
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu proses
kerja sama yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Namun secara sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan usaha yang
dapat diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun informasi,
mengolah informasi, memperbanyak dan menggandakan data, mendistribusikan data,
menyimpan/mengarsipkan data yang penting dan memusnahkannya.

Lingkup administrasi yang terkait dunia usaha yaitu proses pengurusan/administrasi


perizinan usaha, surat-menyurat, pencatatan transaksi, pembuatan laporan,pengurusan pajak,
penyusunan proposal usaha, perjanjian kerjasama, penggajian dan administrasi personalia,
administrasi produksi, pengajuan kredit dan pembiayaan, dsb.

1.              Perizinan Usaha


Perizinan usaha/perusahaan adalah suatau bentuk persetujuan atau pemberian izin dari
pihak yang berwenang atas penyelenggarakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh
perseorangan maupun badan.
Maksud dikeluarkannya izin usaha oleh pemerintah adalah untuk memberikan
pembinaan, pengarahan dan pengawasan dalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam
usaha serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1458/KP/XII/1984, pada


tanggal 19 Desember 1984 tentang Perizinan Usaha yang dijelaskan menjadi enam macam:
a)      Izin prinsip, yaitu persetujuan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat untuk
perusahaan industri.
b)      Izin penggunaan tanah, yaitu izin yang dikeluarkan oleh kantor agrarian Pemda setempat
berkenaan dengan masalah pembebasan tanah.
c)      Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yaitu izin yang dikeluarkan oleh Pemda, dalam hal ini
oleh Dinas Pengawasan Pembangunan. Bangunan yang akan didirikan harus sesuai dengan
gambar yang direncanakan.
d)     Izin gangguan/Surat Izin Tempat Usaha(SITU), yaitu izin yang dikeluarkan oleh bagian
Undang-Undang Gangguan Pemda setempat. Untuk mendapatkan SITU pengusaha terlebih
dahulu harus mendapat izin dari para tetangga di lingkungan tempat usaha, RT, RW, dan
kelurahan setempat.
e)      Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), yaitu surat izin yang dikeluarkan oleh Departemen
Perdagangan dan Koperasi.
f)       Wajib Daftar Perusahaan, yaitu surat yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan,
dalam hal ini adalah Kantor Wilayah Perdagangan dan Koperasi, Perindustrian, Pertanian,
Pariwisata, dan sebagainya.

Aplikasi Perizinan Usaha yang dibutuhkan agar pengelolaan usaha dapatdilaksanakan


dengan tertib, persaingan sehat(fair), aman dan terawasi, diantaranya sebagai berikut:
1)      Akta Pendirian Usaha
Berisi profil perusahaan yang dibuat pendiri usaha dengan notaris dan disertai saksi-saksi
yang didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat.
2)      Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Untuk menyelenggarakan usaha diperlukan tempat usaha yang memadai dan sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang Gangguan, maka diperlukan SITU, yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah setempat. SITU harus dimiliki oleh perusahaan, baik yang berbentuk
perseorangan, firma, CV, maupun perseroan terbatas.
Pemerintah mengeluarkan Surat Izin Tempat Usaha untuk menjaga ketertiban, member
kesempatan yang sama untuk peluang menciptakan lapangan pekerjaan dan demi
terwujudnya keindahan tata kota.
3)      Tanda Daftar Usaha Perdagangan (SIUP)
Merupakan surat tanda daftar untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan yang
diberikan kepada perusahaan yang keseluruhan investasinya, di luar tanah dan bangunan
bernilai sampai dengan Rp 200.000.000,00 (golongan usaha kecil). Sedangkan untuk
perusahaan golongan usaha menengah ke atas atau yang investasi keseluruhannya di luar
tanah dan bangunan bernilai di atas Rp 200.000.000,00 untuk melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
4)      Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP adalah suatua sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas wajib pajak. Setiap usaha (perusahaan) wajib mendaftarkan diri
pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan wajib pajak.
Syarat-syarat untuk memperoleh NPWP adalah:
a)      fotokopi akta pendirian usaha,
b)      fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU),
c)      fotokopi KTP atau SIM atau paspor salah seorang pengurus,
d)     surat kuasa (bagi yang diwakilkan).
5)      Izin Usaha lainnya.
Perizinan usaha lainnya yang perlu dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
o   NRP (Nomor Register Perusahaan)
Syarat-syarat pengajuan NRP:
- fotokopi KTP
- fotokopi Akta Pendirian Usaha
- fotokopi Surat Izin Usaha
o   NRB (Nomor Rekening Bank)
Syarat-syarat pengajuan NRB:
- fotokopi KTP
- tanda tangan pemimpin dan bendahara
- tanda bukti setoran
- lembar pembentukan setoran
o   AMDAL (Analaisis Mengenai Dampak Lingkungan)
AMDAL diperlukan untuk menjaga agar lingkungan tempat usaha bebas dari pencemaran
limbah.
Syarat-syarat pengajuan AMDAL:
- fotokopi penanggung jawab perusahaan
- fotokopi akta pendirian perusahaan
- fotokopi Surat Izin Tempat Usaha
- fotokopi NPWP
- fotokopi NRP
- fotokopi denah lokasi yang menimbulkan dampak lingkungan Nomor register perusahaan
disebut juga Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
2.      Surat Menyurat
Surat adalah alat untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada pihak lain,
baik atas nama pribadi maupun jabatannya dalam organisasi dengan maksud tertentu.
Kegiatan surat-menyurat merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam perusahaan atau
kantor. Kegiatan ini dilakukan untuk intern maupun ekstern.
Penggolongan Surat
Surat digolongkan dalam beberapa golongan berikut ini:
a)      Surat menurut isinya:
1) Surat pribadi, adalah surat yang isinya bersifat kekeluargaan, persahabatan dan
perkenalan.
2) Surat dinas, adalah surat yang isinya menyangkut masalah kedinasan yang dibuat
oleh instansi pemerintah.
3) Surat niaga, adalah surat yang isinya menyangkut masalah perniagaan yang dibuat
oleh perusahaan atau pengelola usaha.

b)      Surat menurut keamanan isinya:


1) Surat sangat rahasia, adalah surat yang isinya berhubungan dengan keamanan
Negara.
2) Surat rahasia, adalah surat yang isinya tidak boleh diketahui oleh orang lain.
3) Surat konfidensial, adalah surat yang isinya cukup diketahui oleh pejabat yang
bersangkutan saja.
4) Surat biasa, adalah surat yang tidak akan menimbulkan akibat buruk /merugikan
oganisasi/pejabat yang bersangkutan.

c)      Surat menurut urgensinya:


1) Surat kilat, harus sampai selekas mungkin. Surat ini merupakan surat yang harus
didahulukan.
2) Surat segera, adalah surat yang harus segera ditanggapi, tetapi tidak perlu kilat.
3) Surat biasa, adalah surat yang isinya tidak memerlukan tanggapan si penerima.

Surat Niaga
Surat-menyurat dalam kegiatan usaha (bisnis) surat niaga merupakan produk yang dominan
dan penting dalam kegiatan usaha (bisnis). Adanya surat niaga ini dapat memacu munculnya
penawaran dan permintaan terhadap produk, baik yang berupa barang maupun jasa.
Adapun surat niaga yang sering dibuat oleh dunia usaha adalah antara lain sebagai berikut.
a)      Surat penawaran
Surat ini berisi penawaran produk kepada pihak lain. Surat penawaran bertujuan untuk
memperkenalkan produk baru atau untuk mencari pelanggan baru.
b)      Surat pesanan
Surat pesanan adalah respons atau tanggapan positif atau surat penawaran yang telah
diterima. Surat pesanan ditulis/dibuat karena adanya minat setelah membaca surat penawaran.
c)      Surat pengiriman barang
Merupakan surat yang dikirimkan bersama barang yang dipesan. Dalam surat ini ditegaskan
kembali tentang macam dan jumlah barang yang dipesan beserta perincian harga.

3.    Pencatatan Transaksi Barang/Jasa


Penggolongan transaksi perusahaan
Untuk memudahkan dalam membuat ringkasan dan penyusunan laporan keuangan ,
transaksi- transaksi yang sejenis atau transaksi yang mengakibatkan perubahan pada pos kas,
baik itu penambahan maupun pengurangan uang kas dicatat pada perkiraan kas. Begitu pula
transaksi yang mengakibatkan perubahan utang, dicatat pada perkiraan utang. Dengan
demikian, akan terdapat perkiraan kas, piutang, utang, perlengkapan perlatan, dan
sebagainya.

o   Transaksi perusahaan dan bukti transaksi Secara garis besar, kegiatan transaksi yang terjadi
dapat meliputi:
- Pembelian,
- Pembelian Utang Usaha,
- pengeluaran uang,
- penjualan,
- penerimaan uang.
o   Bukti transaksi
Transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus didukung oleh bukti-bukti transaksi
yang kemudian akan dijadikan dokumen pencatatan. Selain itu, bukti transaksi juga
menerangkan mengenai sifat transaksi, apakah secara tunai atau kredit.
Berikut ini beberapa contoh bukti transaksi:

1)      Bukti Transaksi Intern


Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh intern dan dibuat
untuk intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern adalah sebagai berikut.
a)      Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau
secara tunai.

b)      Bukti Kas Keluar


Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti
pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-
pengeluaran yang lainnya.

c)      Memo
Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di
lingkungan perusahaan.

2)        Bukti Transaksi Ekstern


Setelah Anda mempelajari bukti transaksi intern barangkali telah memahaminya,
mari kita lanjutkan materi kita yang berhubungan dengan bukti transaksi ekstern. Bukti
transaksi ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar
perusahaan. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit dan cek. Baiklah
akan kita bahas apa pengertian dari bukti transaksi ekstern tersebut dan akan saya berikan
contoh-contohnya.
a)      Faktur
Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat
oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual faktur yang diterima disebut
faktur penjualan. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembaran
pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual dan lembaran ketiga untuk arsip.
b)      Kuitansi
Kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang
dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang
membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima
uang.

c)      Nota Kontan


Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang
dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli
dan lembaran kedua untuk penjual.

d)     Nota Debet


Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan
karena berbagai hal.
Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang dibeli
dikembalikan, bisa disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan penjual setuju
barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi.

e)      Nota Kredit


Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang
disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya
sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima
barangnya.
f)       Cek
Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar
Bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut.
Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah:
- Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.
- Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek tersebut.

g)      Bilyet Giro


Surat perintah pemindahbukuan dari nasabah suatu bank kepada yang bersangkutan untuk
memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima yang namanya disebut
dalam giro bilyet.

4.    Pencatatan Transaksi Keuangan


Transaksi keuangan adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat. Transaksi dalam perusahaan harus diukur. Alat
pengukur transaksi yang digunakan adalah satuan uang. Jumlah kekayaan yang dimiliki suatu
perusahaan akan selalu sama dengan sumber pembelanjaan. Kekayaan disebut juga aktiva
atau harta asset, sehingga dapat digambarkan seperti berikut.

Aktiva = Sumber Pembelanjaan

Sumber pembelanjaan dapat dibagi menjadi dua, yakni dari kredator dan dari pemilik. Bagi
perusahaan, diterimanya pembelanjaan dari kreditor mengakibatkan timbulnya kewajiban
untuk mengembalikan. Oleh karena itu, sumber pembelanjaan dan kreditor disebut dengan
kewajiban atau utang. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan perluasan persamaannya,
yaitu sebagai berikut.

Aktiva = Kewajiban + Modal


5.      Pajak Pribadi dan Pajak Usaha
Pajak adalah iuran dari rakyat untuk Negara yang wajib dibayarkan, dapat dipaksakan
karenaberdasarkan undang-undang dan pemerintah tidak memberikan balas jasa secara
langsung.
Ciri-ciri pajak, diantaranya adalah:
- pajak dipungut berdasarkan undang-undang,
- pajak dipungut oleh pemerintah,
- pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah,
- pemungutan pajak dapat dipaksakan,
- jasa timal (kontra prestasi) tidak dapat ditunjukan secara langsung.

a)      Pajak Penghasilan


Tanggal 31 Desember 1983 dikeluarkan undang-undang baru yang mengatur pajak
penghasilan, yaitu :
UU No. 7 Tahun 1983. UU ini berlaku tahun 1984. Pada tahun 1991, UU tersebut diubah
denganUU No. 7 Tahun 1991. Kemudian, tahun 1994 diubah kembali dengan UU No. 10
Tahun 1994.
Dalam penjelasan UU Pajak Penghasilan disebutkan, bahwa subjek pajak meliputi berikut ini.
1)      Orang pribadi (di dalam negeri atau di luar negeri). Warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
2)      Badan, yang terdiri dari PT, CV, BUMN, BUMD, kongsi, koperasi, yayasan, lembaga dana
pension, dan badan usaha lainnya.
3)      Bentuk Usaha Tetap Bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
yinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia, untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia yang dapat berupa:
- tempat kedudukan manajemen,
- cabang perusahaan,
- kantor perwakilan,
- gedung kantor,
- pabrik,
- bengkel,
- pertambangan dan penggalian sumber alam,
- perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, dan kehutanan,
- konstruksi, instalasi, dan perakitan,
- agen asuransi.

b)        Pajak Penghasilan


Menurut Pasal 21 Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dikenakan bagi wajib pajak yang
bekerja pada instansiPemerintah dan swasta di dalam negeri. Pengahasilan kena pajak dapat
dihitung dengan cara penghasilanneto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),
sedangkan untuk menghitung penghasilan netoadalah penghasilan bruto dikurangi abiaya
jabatan, iuran hari tua.
Berikut ini adalah tarif pajak yang berlaku.
1) Untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri,
2) Untuk wajib pajak Badan dalam negeri dan bentuk badan usaha tetap.

6.    Membuat Pembukuan Sederhana


Pembukuan sederhana adalah suatu cara pencatatan transaksi yang tidak memerlukan
analisis lebih dahulu. Dalam pembukuan yang sederhana, suatu transaksi terlebih dahulu
dicatat secara tunggal, dalam arti tidak dicatat debet pada suatu perkiraan dan kredit pada
kredit lainnya. Dengan demikian,catatan transaksi hanya merupakan informasi tentang
tanggal kejadian, keterangan dan jumlah satuan uang.
Kegiatan pembukuan sederhana terbatas pada kegiatan:
a. pencatatan transaksi,
b. penyusunan neraca,
c. penyusunan rugi laba.

Adapun lebih lanjut adalah sebagi berikut.

a.      Pencatatan Transaksi Dalam pembukuan yang sederhana


Transaksi yang terjadi dalam suatu periode dicatat dalam buku-buku, antara
lain seperti berikut:
1)      Buku kas
Buku ini berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi yang dilakukan secara tunai.
2)      Buku harian umum
Berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku
kas, misalnya transaksi pembelian kredit, penjualan kredit,retur pembelian,dan retur
penjualan.
3)      Buku pembantu (buku tambahan)
Terdiri dari buku piutang untuk mencatat perubahan piutang kepada setiap debitur dan buku
utang untuk mencatat perubahan utang kepada setiap kreditor.Untuk memudahkan pencarian
data dari buku kas selama satu bulan, maka sebaiknya setiap bulan dibuatbuku ikhtisar kas.
b. Penyusunan neraca
Penyusunan neraca dilakukan untuk atats dasar data yang terdapat dalam
neraca awal periode, ikhtisar buku kas, data inventaris (hasil perhitungan dan pemeriksaan
akhir periode), dan buku pembantu.
Unsur-unsur neraca terdiri dari berikut ini.
- Harta yang berupa: kas, piutang, persediaan, perlengkapan, peralatan
- Utang yang terdiri dari: Utang per 31 Januari tahun berjalan, Utang listrik, Utang gaji
- Modal Selisih antara total harta dengan total utang

Harta = kewajiban + modal


Harta = kewajiban + modal + pendapatan – biaya
Harta + biaya = kewajiban + modal + pendapatan

c.       Penyusunan laporan laba rugi


Laba rugi dihitung dengan cara mengumpulkan data dari buku harian,
dikaitkan dengan data neraca awal periode dan dat inventarisasi pada akhir periode.
Untuk mengecek ketelitian perhitungan dan pencatatan laba-rugi, sebaiknya dihitung dengan
dua cara berikut.
1)      Membandingkan antara modal awal (per neraca awal) dengan jumlah modal akhir (dalam
neraca akhir).
2)      Dengan menghitung laba atau rugi secara terperinci. Hasil perhitungan ini harus sama
dengan laba-rugi menurut perbandingan modal.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu
proses kerjasama yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Namun secara sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan
usaha yang dapat diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun
informasi, mengolah informasi, memperbanyak danmenggandakan data, mendistribusikan
data, menyimpan/mengarsipkan data yang penting dan memusnahkannya.

Adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para


wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan
produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa
seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko,
terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang
terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan
berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah
SWT.
KATA PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Penyusun

http://cahaya24.blogspot.co.id/2014/03/makalah-administrasi-usaha.html gelora cahaya


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya

saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas ini. Tidak lupa saya ucapkan

kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan

selesainya Tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

ADMINISTRASI USAHA
 PENGERTIAN ADMINISTRASI USAHA
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, surat-
menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih
dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna
dan berhasil guna.

 TUJUAN DAN MANFAAT ADMINISTRASI USAHA


a.) Tujuan Administrasi Usaha
1)      Membantu wirausaha dalam rangka pengembangan usaha
2)      Memberikan kepuasan kepada para pembeli/konsumen
3)      Memberikan pekerjaan kepada tata usaha perusahaan secara teratur
4)      Memberika pelayanan yang baik kepada pembeli / konsumen
b.) Manfaat Administrasi Usaha
Untuk mengatur dan mendata setiap kegiatan suatu perusahaan/usaha, baik kegiatan intern
perusahaan, dan ekstern perusahaan. yang meliputi secara keseluruhan seperti keuangan,
barang, jasa dan sebagainya.

 MACAM-MACAM ADMINISTRASI USAHA


a. Administrasi dalam pengertian proses atau kegiatan
Menurut Sondang P. Siangan Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua
orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah dibentukan.
b. Administrasi dalam pengertian tata usaha
Menurut munawardi Reksohadiprowiro “dalam arti sempi” administrasi berarti tata usaha
yang mencakup setiap pengaturan yang rapid an sistematis serta penentuan fakta-fakta serta
tertulis dengan tujuan memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbale balik
antara satu fakta dengan fakta lainnya.

c. Administrasi dalam pengertian pemerintah


Menurut Wijana, administrasi adalah “Rangkaian semua organ-organ Negara rendah dan
tinggi yang bertugas menjalankan pemerintahan pelakanaan dan kepolisian

 BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN ADMINISTRASI USAHA

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan kegitan administrasi dan pencatatan,
yaitu :

a.       Sistem Pencatatan Terus Menerus


Pada sistem pencatatan ini, semua kekayaan milik perusahaan dicatat secara kontinu (terus
menerus). Untuk tiap jenis barang dibuat perkiraan atau rekening kartu atau buku
administrasi tersendiri.

b.      Sistem Pencatatan Secara Periodik


Pada sistem ini, kegiatan administrasi hanya diadakan setiap terjadi penerimaan uang atau
piutang saja, tidak ada jurnal untukmengurangi prekiraan atau rekening pembelian.

Proses penataan dokumen-dokumen perusahaan yang sering digunakan adalah sebagai


berikut :
a)      Pemeriksaan atau penyortiran dokumen-dokumen
b)      Pemberian kode pada masing-masing jenis dokumen
c)       Penyimpanan dokumen-dokumen ditempat khusus secara terpisah
d)      Membuat katalog atau pedoman sehingga pencarian dokumen lebih mudah dengan
menelusuri kode-kode yang telah dibuat sebelumnya
e)      Dokumen-dokumen yang telah disusun siap untuk dipergunakan sesuai kebutuhan
Keimpulan
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu proses
kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Namun secara sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan usaha yang
dapat di artikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun
informasi,mengolah informasi,memperbanyak dan menggandakan data,mendistribusikan
data,menyimpan atau mengarsipkan data yang penting dan memusnahkanya.
http://starfocus9.blogspot.co.id/2013/09/contoh-makalah-tentang-administrasi.html Disusun
Oleh : Muhammad luthfi

Mempersiapkan dan Mengelola Administrasi Usaha


1.    Pengertian administrasi usaha
Administrasi usaha adalah suatu proses yang umumnya terdapat pada semua usaha kelompok
negara, swasta, sipil atau militer serta berbagai bentuk perkumpulan.
2.    Prinsip dan fungsi administrasi usaha
Berikut yang menjadi prinsip administrasi usaha itu timbul karena 3 faktor yaitu:
a)    Adanya sekelompok manusia yang terkait di dalam dunia usaha
b)    Adanya tujuan yang diharapkan di dalam dunia usaha
c)    Adanya kerja sama usaha dengan semua pihak

Adapun fungsi administrasi usaha yaitu :


a)    Menyediakan dan melengkapi serta mengelola buku buku administrasi perusahaan
dengan baik da teratur
b)    Mencatat alat alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan- kegiatan usaha atau bisnis ke
dalam buku buku administrasi
c)    Mengerjaka buku- buku administrasi perusahaan dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku
d)    Memelihara buku- buku administrasi perusahaan dengan baik dan benar
3.    Pengaturan dan tujuan administrasi usaha
Pengaturandan pelaksanaan  administrasi  usaha diantaranya sebagai berikut :
a)    Pengaturan catatan dan dokumen transaksi usaha
b)    Pengaturan catatan dan dokumen pemasaran dan penjualan produk
c)    Penaturan catatan dan dokumen para konsumen atau pembeli
d)    Pengaturan catatan dan dokumen personalia perusahaan
e)    Pengaturan catatan dan persiapan dokumen- dokumen perusahaan

Maksud dan tujuan administrasi usaha yaitu :


a)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat memonitor kegiatan dan pengendalian
usaha
b)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengamankan jalannya pelaksanaan
kegiatan usaha
c)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan mengevaluasi kegiatan usaha
d)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menunjukkan adanya bukti- bukti
kegiatan usaha
e)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menyusun program pengembangan
kegiatan wirausaha
f)    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan dalam
pengembangan dan pengendalian usaha

4.    Macam – macam catatan kegiatan administrasi usaha :


a)    Surat menyurat
b)    Perjanjian dagang
c)    Pemesanan dan pengiriman produk
d)    Pemasaran produk
e)    Persediaan
f)    Kepegawaian
g)    Proses produksi
h)    Gudang

5.    Prosedur administrasi usaha

a)    Administrasi dalam usaha kecil yaitu :


1)    Pencatatan produksi dan pengadaan barang- barang diantaranya , pencatatan produksi
barang, pencatatan penyediaan barang
2)    Pencatatan barang dagangan dan produksi antara lain, pencatatan produkis barang,
pencatatan retur dan klaim

b)    Administrasi dalam usaha besar


Kegiatan administrasi dalam usaha besar antara lain :
1)    Pencatatan produksi barang
2)    Pembayaran
3)    Pencatatan retur dan klaim
4)    Pencatatan penerimaan pesanan atau order barang
5)    Pembuatan kuitansi pembayaran
6)    Pembuatan nota pengeluaran barang dan modal
7)    Pembuatan faktur penjualan barang
8)    Pembuatan surat jalan pengiriman barang

Pengertian administrasi usaha


Menurut H.A. Simon: administrasi adalah suatu kegiatan dari suatu kelompok orang yang
mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Prof. Dr. S prajudi atmosudirjo: administrasi adalah proses dan tata kerja
yang terdapat pada setiap usaha, apakah usaha kenegaraan atau swasta, usaha sipil atau
militer, usaha besar atau kecil.
Secara garis besar administrasi  adalah suatu proses yang umumnya terdapat pada usaha
kelompok negara, swasta, sipil, atau militer serta berbagai bentuk perkumpulan untuk
mencapai tujuan bersama.

Ciri-ciri administrasi
Dari pengertian administrasi tersebut, dapat kita ketahui bahwa administrasi mempunyai ciri
– ciri sebagai berikut:
a. Adanya sekolompok orang
b. Adanya kerja sama dari sekelompok orang
c. Adanya tujuan yang harus dicapai
d. Adanya proses kegiatan usaha
e. Adanya aspek bimbingan, kepimpinan, dan pengawasan.

  Fungsi administrasi
pembinaan terhadap penyelenggaraan buku-buku Administrasi perusahaan harus lebih
ditingkatkan dan dikerjakan secara continue. Maka dari itu, administrasi memang harus
dibuat dan diatur sebaik - Baiknya dengan fungsi yang sudah ditentukan yaitu:

a. Menyediakan dan melengkapi serta mengelola buku-buku administrasi perusahaan


dengan baik dan teratur.
b. Mencatat alat-alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan-kegiatan usaha ke dalam
buku-buku daministrasi.
c. Mengerjakan buku-buku administrasi perusahaan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
d. Memelihara buku–buku administrasi perusahaan dengan baik dan benar.

Maksud dan Tujuan Administrasi usaha


maksud dan tujuan administrasi usaha adalah agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan
dapat melakukan kegiatan berikut yaitu:

1. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat memonitor kegiatan dan


pengendalian usaha.
2. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengamankan jalannya
pelaksanaan kegiatan usaha.
3. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengevaluasi kegiatan-kegiatan
usaha.
4.  Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menyusun program pengembangan
kegiatan usaha.
5.  Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat menunjukkan adanya bukti-bukti
kegiatan usaha.

6.    Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan dalam
pengembangan dan pengendalian usaha.

Pengaturan dan pelaksanaaan administrasi usaha


pengaturan dan pelaksanaan administrasi usaha mencakup pengaturan catatan dan dokumen
diantaranya:

1. Pengaturan catatan dan dokumen transaksi usaha.


2. Pengaturan catatan dan dokumen pemasaran dan penjualan produk.
3. Pengaturan catatan dan dokumen para konsumen atau pelanggan atau pembeli.
4. Pengaturan catatan dan dokumen inventaris barang dagangan dan sebagainya.
5. Pengaturan catatan dan dokumen personalia perusahaan.

6.    Pengaturan catatan dan pengarsipan dokumen-dokumen perusahaan.

Bentuk dan model catatan administrasi


  Beberapa catatan kegiatan administrasi usaha antara lain:
•       Surat menyurat
•       Perjanjian dagang
•       Pemesanan dan pengiriman produk
•       Pemasaran produk
•       Pembekalan atau persediaan
•       Kepegawaian
•       Proses produksi
•       Gudang

Pencatatan  dan perlengkapan buku administrasi

A.  Sistem pencatatan


     barang – barang milik perusahaan baik untuk sendiri maupun barang dagangan untuk
dijual harus diadministrasi sebaik – baiknya. Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu:

1)    Sistem pencatatan terus – menerus


     sistem ini juga disebut sistem buku yang pencatatan persediaan barang dilakukan secara
terus – menerus. Untuk setiap jenis barang dibuat perkiraan, rekening, kartu atau buku
administrasi khusus.

2)   Sistem pencatatan secara periodik.


      pada sistem ini setiap terjadinya transaksi penjualan produk hanya penerimaan uang atau
piutang yang perlu dicatat. Sementara itu, harga pokok penjualan produk harus ditetapkan
dan dicatat berdasarkan daftar perincian persediaan produk yang ada.

B.  Perlengkapan administrasi usaha


      1) buku pembelian:
           a. Buku persediaan barang.
           b. Buku pembelian tunai.
           c. Buku pembelian kredit.
      2) buku penjualan:
            a. Buku penjualan tunai.
            b. Buku penjualan kredit.
      3) buku perlengkapan:
             a. Buku voucher untuk mencatat prioritas pembayaran utang.
             b. Kuitansi, faktur, nota dan sebagainya.

C.  Hal – hal yang memerlukan catatan


      1. persediaan barang, bahan mentah, barang dagangan, dan sebagainya.
      2. utang dan piutang dagang.
      3. surat –surat relasi bisnis dan tanggapannya.
      4. para pemesan produk, alamatnya, dan kapan harus dilayani.

D.  Peningkatan administrasi


    dengan semakin meningkatnya perkembangan usaha, administrasi perlu ditingkatkan
terutama pembukuan keuangan usaha. Hal ini berguna untuk:
     1) membantu wirausaha guna mengambil keputusan sehubungan dengan perencanaan
          usaha.
2)   membantu wirausaha guna mengetahui keadaan keuangan usaha.

E.  Unsur – unsur bidang administrasi


     1) pengorganisasian (organizing)
     2) keuangan (financial)
     3) manajemen (management)
     4) kepegawaian (personal)
     5) perbekalan (logistic)
     6) ketatausahaan (recording)
http://zsazsadesy.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-administrasi-usaha.html

Pengertian Administrasi Usaha

Administrasi berasal dari bahasa Belanda yaitu ad dan ministrate, artnya melakukan kegiatan
catat-mencatat, surat menyurat, pembukuan, dsb. Pengertian lebih luar dari bahasa Inggris
yaitu administration, menurut H.A. Simon, Administrasi adalah suatu kegiatan dari
sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Secara umum administrasi memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1)      Adanya sekelompok orang

2)      Adanya kerjasama dari sekelompok orang


3)      Adanya tujuan yang harus dicapai

4)      Adanya proses kegiatan usaha

5)      Adanya aspek bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.

Tujuan Administrasi Usaha

1)      Membantu wirausaha dalam rangka pengembangan usaha

2)      Memberikan kepuasan kepada para pembeli/konsumen

3)      Memberikan pekerjaan kepada tata usaha perusahaan secara teratur

4)      Memberika pelayanan yang baik kepada pembeli / konsumen

Bentuk dan Model Catatan Administrasi

1)      Surat menyurat; perlunya pencatatan surat masuk dan keluar, sifat, tanggal, proses
surat, isi surat, dsb

2)      Perjanjian Dagang; harus dicatat dengan siapa janji bisnis itu dibuat, waktu, isi
perjanjian, dsb

3)      Pemesanan dan pengiriman produk; perlu mencatat nama dan alamat, jumlah
pemesanan, waktu pengiriman, keterangan lainnya.

4)      Pemasaran produk; perlu mencatat nama-nama distributor/agen, identitasnya,


pemberian komisi, pengiriman produk, dll

5)      Persediaan; harus mencakup jenis, jumlah, arus keluar masuk barang, dll

6)      Kepegawaian; perlu mencatat identitas pegawai, jumlahnya, gaji, prestasi, mutasi,
promosi, dll

7)      Proses Produksi; perlu mencatat semua masalah yang berkaita dengan kelancaran
proses produksi

8)      Gudang; petugas gudang perlu mencatat jenis dan nama barang, jumlah barang, arus
keluar barang, tanggal, kondisi barang. Dll

Unsur-Unsur Bidang Administrasi

Administrasi ini sangat penting karena merupakan alat manajemen dalam rangka
pengembangan dan pendendalian, juga untuk menentukan tujuan dan kebijakan perusahaan.
Berikut Unsur-unsur Administrasi:

1)      Pengorganisasian (organizing); adalah serangkaian perbuatan utk menyusun suatu


kerangka yang akan dijadikan wadah bagi semua kegiatan dalam usaha utk mencapai tujuan
tertentu.
2)      Keuangan (financial); serangkaian kegiatan utk mengelola segi-segi keuangan usaha,
terutama hal pembelanjaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan.

3)      Manajemen (management); serangkaian perbuatan yg berfungsi utk merencanakan,


mengorganisasikan, memimpin menggerakkkan, dan mengawasi sekelompok orang agar
tujuan tercapai dengan baik.

4)      Kepegawaian (personalia); untuk mengatur dan mengurus tenaga kerja yg dibutuhkan
perusahaan, mulai dari penerimaan, promosi, mutasi, insentif, hukuman, dan pensiun.

5)      Perbekalan (logistic); perbuatan dengan mengadakan/mengatur pemakaian, mendaftar


dan memelihara perlengkapan.

6)      Ketatausahaan (recording); kegiatan untuk menghimpun, mencatat, mengolah,


menggandakan, menyimpan, serta mengirim keterangan-keterangan yg dibutuhkan dalam
kerjasama

7)      Tata Hubungan (relationship); kegiatan untuk menyampaikan berita yang berupa
informasi usaha, program, dan gagasan, baik secara lisan maupun tulisan kepada pihak lain
yg sifatnya timbal balik dalam  kerjasama

8)      Perwakilah/Hmas (public relation); kegiatan untuk menciptakan hubungan baik yang
didukung dari masyarakat sekelilingnya terhadap usaha kerjasama.

https://zalvazulva.wordpress.com/2012/02/17/mempersiapkan-dan-mengelola-administrasi-
usaha/

Anda mungkin juga menyukai