PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan
salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan
konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang
berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Dalam era persaingan usaha yang
semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan
kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi
pemasaran yang dijalankannya . Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui
suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu
meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan
demikian pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh
perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk
dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh
karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian
penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah .
Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya
saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain.
Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu
perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin
tajam dan perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran
oleh manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-
perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.
A. DEFINISI PEMASARAN Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu
dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk
berkembang. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu
kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka
kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar.
Selain itu ada pula tiga pendapat tentang pemasaran (marketing) yaitu:
1. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
diajukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial. (William j.Stanton, 1978 )
2. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran
barang dan jasa dari para produsen ke para konsumen. ( The Amirican Marketing
Association )
3. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-
tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang
menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non
fisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka
dibutuhkan. Sedangkan aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus
mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula
mengetahui apa yang dijual.
Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa konsep pemasaran adalah menjadi lebih
efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna
menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
(Kotler,1997:17).
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan
pemasarannya yaitu:
1. Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat
dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi
produksi dan memperluas cakupan distribusi.
2. Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan
mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga fokus utamanya adalah
membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus untuk
menyempurnakannya.
3. Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak
akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.oleh karena itu, perusahaan
harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada persaingannya. Konsep ini
didasarkan pada empat sendi utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran yang terkoordinasi, serta keuntungan.
5. Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan
keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan
efisiensi dari pada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
ANALISA LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan
produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain
Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Sumber daya keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan
organisasi
BAURAN PEMASARAN
Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk
dan jasa, Penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi
Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
atau mengganti hal milik produk.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara
lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter,
1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang,
atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek uapa ntuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang
dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.
Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif
dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
• Minimnya rencana nyata
• Minimnya analisa situasi yang memadai
• Tujuan dan sasaran yang tidak realistis
• Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk
dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen
pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan
sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi
situasi tersebut.
B. Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat
penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan
memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda
sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu
profitabilitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1) Muhammad Firdaus. 2008,manajemen agribisnis. PT Bumi Aksara Jakarta
2) http://d-dan-20.blogspot.com/2010/12/rencana-rencana-pemasaran.html
3) http://www.wayankatel.com/2012/09/contoh-membuat-makalah-manajemen-pemasaran-
yang-baikbenar.html
Sumber:
http://an9elcom.blogspot.com/2013/10/makalah-manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap
proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian yang
terpisah dari organisasi yang hanya berperan sebagai proses penjualan produk. Perkembangan
konsep pemasaran sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain dan pada
akhirnya mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif
(ineffective marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada konsumen
yang tidak puas. Pemasaran yang efektif (effective marketing) justru berakibat sebaliknya
yaitu menciptakan nilai atau utilitas.
Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan
kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan
mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat
menciptakan tingkat kepuasan.
B. Konsep Pemasaran
Pada umumnya, suatu perusahaan pasti menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran,
yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya
dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perjalanan waktu,
konsep-konsep ini mengalami perkembangan atau evolusi pemikiran. Walaupun begitu, tidak
berarti konsep yang terakhir adalah yang lebih baik. Pemilihan dan penerapan konsep
pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen,
lingkungan internal, dan lingkungan eksternal perusahaan.
Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep
produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Produksi
Pemasaran yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/ operasi
(internal).
2. Konsep Produk
Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk
yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana
pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar penjual
dapat meningkat.
4. Konsep Pemasaran
Berbeda dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal, konsep
pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan bahwa
konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan
dan keinginannya serta memberikan kepuasan.
Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia
membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta
berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Jasa
Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan
pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang
diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Jasa sering dipandang sebagai
suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa” (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai
dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk.
Berikut adalah beberapa pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa,
antara lain:
“Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is
generally consumed at that time is produced, and provides added value in forms (such as
convenience, amusement, comfort or health” (jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan,
hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen).
Jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.
Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya.
Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak
nyata dan biasanya, tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak
yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau
aktivitas yang tidak berwujud.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah pemasaran jasa,
antara lain:
Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak terwujud,
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-
benda berwujud atau tidak berwujud.
Pemasaran jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan
gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasional.
Pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak
lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.
Pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada
saat konsumen berhadapan dengan produsen.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang
ditawarkan pihak produsen kepada konsumen, dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat
dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.
Menurut Lupiyoadi (2006; 70), elemen marketing mix terdiri dari tujuh hal, yaitu: Product
(jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen), Price (bagaimana strategi
penentuan harga), Place (bagaimana sistem penghantaran/ penyampaian yang akan
diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang harus dilakukan), People (tipe kualitas dan
kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam
operasi jasa), Customer Service (bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).
C. Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa
memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma
IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability (Lovelock & Gummeson,
2004) (dikutip dalam Tjiptono dan Chandra, 2005; 22).
1. Intangibility
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba
sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah
jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa
tertentu, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut.
Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.
2. Heterogeneity
3. Inseparability
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Sedangkan barang biasanya diproduksi
terlebih dahulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat
memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien
bersangkutan secara aktual juga berperan sebagai co-producer dalam operasi jasa, dengan
jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan
spesifiknya.
4. Perishability
Jasa bersifat perishability artinya jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak
dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan.
Sebagai contoh, kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu
tanpa pasien di tempat praktik dokter umum akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak
bisa disimpan.
Sedangkan menurut Griffin (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi, 2006; 6), karakteristik jasa
adalah sebagai berikut:
1. Intangibility (tidak berwujud): Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang
dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.
2. Unstorability (tidak dapat disimpan): Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan
dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat
dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
Terdapat dua kategori besar dalam proses jasa, yaitu: orang dan objek. Dengan melihat jasa
dari perspektif operasional semata, pemrosesan jasa dapat dikategorikan menjadi empat
kelompok besar, yaitu:
1. Pemrosesan orang, meliputi tindakan yang berwujud terhadap tubuh manusia. Contoh jasa
pemrosesan orang mencakup transportasi penumpang, pemeliharaan kesehatan, penginapan,
dll.
2. Pemrosesan barang milik, meliputi tindakan yang berwujud pada barang dan benda fisik
lain yang menjadi milik pelanggan. Contoh pemrosesan barang milik adalah pengiriman
barang, pengisian bahan bakar, reparasi dan pemeliharaan, dll.
4. Pemrosesan informasi, menggambarkan tindakan tidak berwujud yang ditujukan pada aset
pelanggan. Contoh jasa dalam kategori ini: asuransi, perbankan, konsultasi, dll.
Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
pelanggan. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan
kepuasan pelanggan (Kotler, 2000; 52).
Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa, pelangganlah yang menilai tingkat
kualitas jasa sebuah perusahaan. Sayangnya, jasa memiliki karakteristik variability sehingga
kinerjanya kerap tidak konsisten. Hal ini menyebabkan pelanggan menggunakan syarat
intrinsic (output dan penyampaian jasa) dan isyarat ekstrinsik (unsur-unsur pelengkap jasa)
sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi jasa (Tjiptono, Chandra, dan Anastasia,
2004; 257).
Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa, Parasuraman,
Zeithaml, dan Berry (1985) (dikutip dalam Tjiptono & Chandra, 2005; 132-133) berhasil
mengidentifikasikan sepuluh dimensi pokok kualitas jasa, yaitu:
1. Reliabilitas (reliability), meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance)
dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan
jaasnya secara benar sejak awal (right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan
andal (misalnya, menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati), menyimpan data
(record) secara tepat dan mengirimkan tagihan yang akurat.
2. Responsivitas atau daya tanggap (responsiveness), yaitu kesediaan dan kesiapan para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat. Beberapa
contoh diantaranya: ketepatan waktu layanan, pengiriman slip transaksi secepatnya,
kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan penyampaian layanan secara cepat
4. Akses (access), yaitu meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability)
dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri
atau menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi
(contohnya telepon, surat, e-mail, fax, dan seterusnya), dan jam operasi nyaman.
5. Kesopanan (courtesy), yaitu meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para
karyawan kontak ( seperti resepsionis, operator telepon, bell person, teller bank dan lain-lain).
7. Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan kontak, dan interaksi dengan
pelanggan (hard selling versus soft selling approach).
8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Termasuk di
dalamnya adalah keamanan secara fisik (physical safety), keamanan finansial (financial
security), privasi dan kerahasiaan (confidentiality).
10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-
bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat, dan lain-lain).
Dalam riset selanjutnya, Parasuraman, Zeithaml, and Berry (1988) menemukan adanya
overlapping di antara beberapa dimensi di atas. Oleh sebab itu, mereka menyederhanakan
sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas
dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance). Sedangkan akses, komunikasi, dan
kemampuan memahami pelanggan diintegrasikan menjadi empati (empathy). Dengan
demikian, terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan
relatifnya sebagai berikut:
4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggan dan bertindak
demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan
dan memiliki jam operasi yang nyaman.
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan
material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
Pemasaran jasa terpadu menggunakan model 8P yang menyoroti delapan variabel keputusan
bagi manajer perusahaan jasa. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu adalah sebagai
berikut:
1. Elemen produk, merupakan semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi
pelanggan.
2. Tempat dan waktu, merupakan keputusan manajemen tentang kapan, di mana dan
bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan.
3. Proses, adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya
berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.
Produktivitas dapat diartikan sebagai seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output
yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan
pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Produktivitas dan
kualitas harus dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Meningkatkan produktivitas
sangat penting untuk menjaga agar biaya tetap terkendali. Kualitas jasa yang didefinisikan
pelanggan, berperan penting bagi diferensiasi produk dan bagi pembentukan loyalitas
pelanggan.
5. Orang, meliputi karyawan atau terkadang pelanggan yang terlibat dalam proses produksi.
Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Sifat dan interaksi ini sangat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas
jasa. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan. Penilaian
terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut.
6. Promosi dan Edukasi, adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang
dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu.
Komponen ini memainkan tiga peran penting, yaitu: menyediakan informasi dan saran yang
dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan suatu produk dan mendorong
pelanggan untuk mengambil tindakan pada suatu waktu.
7. Bukti fisik, adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas
jasa.
8. Harga dan biaya jasa lainnya, meliputi pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan
untuk membeli dan mengkonsumsi jasa.
BAB III
KESIMPULAN
Pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen,
dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum
dikonsumsi.
Bauran pemasaran (marketing mix) produk hanya mencakup 4P, yaitu: Product, Price, Place,
dan Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat P tersebut masih kurang mencukupi, sehingga
para ahli pemasaran menambahkan 3 unsur, yaitu: People, Process, dan Customer Service.
Ketujuh elemen tersebut, yaitu: Product (jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada
konsumen), Price (bagaimana strategi penentuan harga), Place (bagaimana sistem
penghantaran/ penyampaian yang akan diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang
harus dilakukan), People (tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam
pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam operasi jasa), Customer Service
(bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).
Jasa memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan
paradigma IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability. Sifat atau
karakteristik utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak
variasi bentuk, kualitas serta jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini
disebabkan oleh kebutuhan konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang dijual
disesuaikan dengan permintaan konsumennya.
http://mascerdas.blogspot.co.id/2015/12/makalah-manajemen-pemasaran-jasa.html
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya
perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan
oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak
kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran
merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat
sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa
bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat
memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.
Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang
menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga
tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan
pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti,
yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga
produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut
dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli
sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut
tersedia. Pengertian pemasaran oleh beberapa ahli diartikan menjadi :
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat
perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan
saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang
dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.
2.2 Pembahasan.
1. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan
melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja
(baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual
perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir
(bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat
variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan produk
b. Pembungkus barang
c. Merk barang
a. Pemilihan barang/produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang
akan dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi,
promosi, yang akan dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari
bidang pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai
dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan perusahaan
sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat mempertahankan atau
ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting disini adalah bagaimana
cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan karena terjadi
proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di
mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan
mengalami penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan
produk dalam siklus kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi
apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk
tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai pengganti
atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap
suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga
agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap kejenuhan
5. Tahap penurunan
Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru
atau masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan
barang tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi
yang gencar dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan
produk sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap
perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil
penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen.
Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk
perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
4. Tahap kemunduran/penurunan
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang
yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat
berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam
membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik
dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat
dilakukan perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan
penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan
dan lain-lain.
b. Pembungkus barang
Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata
mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang
relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut
akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu
bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan
dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø
Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk
sejenis yang lain.Ø Bungkus di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkanØ
pengangkutan, penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah
dipakai habis (ada kegiatan ganda).
c. Merk Barang
Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar
tertentu untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan
perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah
menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi
dalam memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau
kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah cukup memutuskan untuk
membeli.
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam
membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat
anggaran tertentu dalam memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen
ini ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga sering sekali produsen menggunakan merk
tersebut sebagai salah satu strategi pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi
barang yang tidak terlalu berbeda setiap memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk
menguasai pasar.
2. Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,
struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai
kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan
seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat
terjangkau oleh konsumen.
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a
product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange
for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai
yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah
produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money
and or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying
services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau
barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai
dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat
fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika
harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang
menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk.
Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan
(uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe,
1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat
kita jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai
dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang
paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi
pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah
tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging)
merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan
pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak
dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan
dampak yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan
dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para
penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan
harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi
permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan menaikkan penjualan unit,
pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip
penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat
prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan
harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan
penerimaan sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan
penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung
elastisitas permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang
ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan
harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa
diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa
yang akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian,
harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh
suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya
yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang
menghendaki profit harus mampu menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses
memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya
sehingga mampu memberikan keuntungan yang memuaskan.
Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga
yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter
mempuyai peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi
penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya
non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa
mencakup:
1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang
menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai
keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan
dalam mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu sebenarnya
dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang
diperlukan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian
jasa dilakukan secara swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya
kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin
ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa
yang tidak mengenakkan.
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap
Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh
perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
3.1.1 Promosi
1. Pengertian Promosi.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan
organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena
sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan
terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu
pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar
tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat
dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga,
sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional
seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya,
pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
b. Personal selling.
c. Promosi penjualan.
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan
perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui
media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan
sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar
yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan
sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan melalui
biro periklanan.
b. Personal selling
Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:
c. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan
alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.
d. Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu
melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi
berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun
tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia
untuk konsumen sasaran. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan
produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa
kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus
dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana
akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai
kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses
penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam
perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang
tersebar luas. Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan
barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan)
sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b. Sifat produk.
c. Sifat perantara.
d. Sifat pesaing
e. Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen
dalam memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli
hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat produsen
cenderung memilih saluran distribusi yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah
pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya,
bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya.
Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan
sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan
digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang
ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif
pemilihan saluran distribusi. Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping
mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja
yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi
pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau
fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau
fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya
memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
1. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan
dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume
penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam
jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang membeli
untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir
baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan
saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut
3. Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik dengan
pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang
yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang
dijual maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam
partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.
b. Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat
penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan mempertimbangkan jumlah
perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian
saluran distribusi, yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran
pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna
mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan
terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program
pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan
kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk
yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat
memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran,
keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan
ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan
pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak
kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham.
Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang
penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan
promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business
concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus
diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro
Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
Pertukaran adalah salah satu dari 3 cara untuk memuaskan kebutuhan kebutuhan seseorang
yaitu :
1. Memproduksi sendiri (self production)
2. Dengan paksaan (corsion)
3. Jual beli atau pertukaran (exchange)
Jual beli adalah tindakan untuk memperoleh sebuah produk yang diinginkan dari seseorang
dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Syarat syarat jual beli atau pertukaran
adalah :
1. Terdapat dua atau lebih individu atau perusahaan
2. Setiap pihak harus bersedia menerima atau berkeinginan untuk mendapat kepuasan
3. Setiap pihak mempunyai nilai dalam pertukaran itu dan setiap pihak percaya bahwa
transaksi yang mereka lakukan itu menguntungkan
4. Setiap pihak mampu berkomunikasi dengan masing masing pihak
Sistem adalah sekelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara
tetap dalam membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Sistem pemasaran adalah sekelompok
item yang saling berhubungan dan saling berkaitan dengan cara tetap dan terpadu mencakup :
a. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran
b. Produk,jasa,gagasan yang dipasarkan
c. Target pasar
d. Perantara yang membentuk arus tukar menukar
e. Kendali lingkungan
Pasar adalah sekelompok pembeli aktual dan potensial sebuah produk dan jasa.
Penyuplai adalah mereka yang menyuplai bahan mentah dan setengah jadi pada produsen
Perantara pemasaran adalah organisasi bisnis yang membantu memperlancar arus produk dan
jasa antara sebuah organisasi pemasaran dan pasarnya.
BAB 2
A. FUNGSI PEMASARAN
Fungsi-fungsi pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut
1. Fungsi pertukaran
Fungsi pemasaran jenis pertukaran meliputi :
a. Pembelian
Yang dimaksud pembelian adalah proses atau kegiatan yang mendorong untuk mencari
penjual
b. Penjualan
Penjualan merupakan lawan dari pembelian yaitu proses yang mendorong untuk mencari
pembeli
Merancang produk
A. Pengertian produk
Sumber : https://www.academia.edu/5025709/dasar_-_dasar_pemasaran_produk
STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan
melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang
mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.
Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh
sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran
dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran
memiliki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya
dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis.
Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
b. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Hal yang harus diperhatikan pada strategi pemasaran
1. Perencanaan pemasaran
Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan,
atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah
dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:
Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus
dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan
konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa
jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka
memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik
konsumen yang dituju.
Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah
memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
(1) Pasar individual (individual market).
(2) Pasar khusus (niche market).
(3) Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih
tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market).
Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar
(segmentation market).
Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan
pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada
potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi
untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:
a. Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).
b. Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif,
efisien, dan tepat.
c. Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup,
kenyamanan, dan kenikmatan.
d. Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa,
maupun proses.
e. Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM)
f. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan
penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk
menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam
bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.
2. Bauran pemasaran (marketing mix)
Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah
meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di
mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi
penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:
153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan
tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
1) Kualitas yang lebih baik.
2) Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
3) Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
4) Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
5) Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
6) Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru. sangatlah cocok
untuk menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan enam pondasi:
1) Orientasi konsumen.
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan
sikap yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction). Dalam
pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip pokok
sebagai berikut:
a. Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan
tersebut.
b. Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan.
c. Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya perbaikan pelayanan
yang harus diberikan kepada pelanggan.
d. Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada konsumen.
e. Izinkan manajer untuk menunggu.pelanggan temporer.
f. Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan
pelanggan.
g. Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi betul-betul mengarah
pada pelanggan.
h. Berikan insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan pelayanan istimewa
kepada pelanggan.
2) Kualitas.
Agar berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk
memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Akhir-akhir ini, perbaikan kualitas
telah dijadikan tujuan strategi beberapa perusahaan di dunia, yang kemudian secara. integral
dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total
Quality Management (TQM).
Secara filosofis, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai dan kerja keras tidak
hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk
mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam
mengembangkan TQM justru. terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan. Artinya,’
kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3) Kenyamanan dan kesenangan.
Untuk mengetahui kenyamanan, dilakukan dengan cara meminta informasi kepada
pelanggan, misalnya kesenangan apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan dari
pelayanan yang disajikan perusahaan? Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan
harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
b. Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan.
c. Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Apakah perusahaan buka
seminggu penuh atau semalam suntuk.
d. Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak.
e. Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit.
f. Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, hemat, dan sopan.
4) Inovasi.
Inovasi merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat
cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus. Inovasi yang
terus-menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam. meraih sukses usahanya.
Beberapa bentuk inovasi yang lazim. dan terkenal ialah dalam bentuk produk baru, perbedaan
teknik/cara, dan pendekatan baru dalam memperkenalkannya.
5) Kecepatan.
Kecepatan merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berati
mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosopi,
kecepatan disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
(1) Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam merespons
permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau
menyampaikannya.
6) Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Wirausaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan
pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik
yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan
pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dengarkan dan perhatikan pelanggan.
b. Tetapkan pelayanan yang terbaik.
c. Tetapkan ukuran dan kinerja standar.
d. Berikan perlindungan hak-hak karyawan.
e. Latih karyawan cara memberikan pelayanan yang istimewa.
f. Gunakan teknologi yang memberikan pelayanan terbaik
Contoh Kasus
Strategi pemasaran Coca-cola
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak.
Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran
potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang
diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan: Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Manajemen Pemasaran Coca Cola :Coca-Cola memiliki beberapa program untuk
mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
a. Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
b. Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh
pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
c. Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal,
mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah
yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street
Vending.
d. Layanan Produk Pendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
e. HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola
memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini
Nah Demikian CONTOH MAKALAH STRATEGI PEMASARAN LENGKAP 2016
yang bersumber dari internet semoga bisa menambah wawasan anda dalam mencari artikel
makalah
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sektor jasa mengalami perkembangan yang dramastis pada dekade terakhir dominasi sektor
jasa pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto mengalami peningkatan.Hal ini ditunjukan
degan 60% lebih PDB eropa dikuasai oleh sektor jasa.Di Amerika data menunjukan bahwa
porsi tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa meningkat 30% pada tahun 1900an menjadi
74% pada tahun 1984 dan pada tahun 2000an lebih meningkat dari pada itu.
Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia sektor jasa mengalami peningkatan yang cukup
pesat.Di buktikan dengan sektor jasa pada tahun 1900an sudah menyumbang 35% dari PDRB
nasional dan pada tahun 2000an lebih meningkat lagi.Hal inilah yang mendorong penulis
ingin menelaah lebih jauh lagi tentang perkembangan industri jasa dan faktor-faktor yang
paling diperlukan dalam industri jasa Nasional.
2. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua.
METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi, kepustakaan dan dari berbagai situs yang kami
anggap layak dijadikan referensi.
Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat
menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Ada enam
karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak
nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak
dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat tergantung pada
kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan
secara langsung karyawan dalam delivery process[ Proses pengiriman], sehingga karyawan
menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi.
ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat
costly dapat dikurangi.
REFERENSI
Kotler,P.(2000).Manajemen Pemasaran:Analisis,Perencanaan dan Pengendalian.(5th Ed).
Jakarta:Erlangga
Tjiptono,F.(2002).Strategi Pemasaran (2nd Ed). Yogyakarta:Andi Offset
Hurriyati,R.(2005).Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen.Bandung:ALFABETA
Cravens,David W(1996).Pemasaran strategis.Jakarta:Erlangga
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk amupun isinya yang sangat sederhana.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini di dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca guna menambah pengetahuan dan pengalaman.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
C. Metode
Kami mencari informasi administrasi usaha dengan cara menelusuri buku cetak
kewirausahaan kelas XI SMK dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Usaha
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu proses
kerja sama yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Namun secara sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan usaha yang
dapat diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun informasi,
mengolah informasi, memperbanyak dan menggandakan data, mendistribusikan data,
menyimpan/mengarsipkan data yang penting dan memusnahkannya.
Surat Niaga
Surat-menyurat dalam kegiatan usaha (bisnis) surat niaga merupakan produk yang dominan
dan penting dalam kegiatan usaha (bisnis). Adanya surat niaga ini dapat memacu munculnya
penawaran dan permintaan terhadap produk, baik yang berupa barang maupun jasa.
Adapun surat niaga yang sering dibuat oleh dunia usaha adalah antara lain sebagai berikut.
a) Surat penawaran
Surat ini berisi penawaran produk kepada pihak lain. Surat penawaran bertujuan untuk
memperkenalkan produk baru atau untuk mencari pelanggan baru.
b) Surat pesanan
Surat pesanan adalah respons atau tanggapan positif atau surat penawaran yang telah
diterima. Surat pesanan ditulis/dibuat karena adanya minat setelah membaca surat penawaran.
c) Surat pengiriman barang
Merupakan surat yang dikirimkan bersama barang yang dipesan. Dalam surat ini ditegaskan
kembali tentang macam dan jumlah barang yang dipesan beserta perincian harga.
o Transaksi perusahaan dan bukti transaksi Secara garis besar, kegiatan transaksi yang terjadi
dapat meliputi:
- Pembelian,
- Pembelian Utang Usaha,
- pengeluaran uang,
- penjualan,
- penerimaan uang.
o Bukti transaksi
Transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus didukung oleh bukti-bukti transaksi
yang kemudian akan dijadikan dokumen pencatatan. Selain itu, bukti transaksi juga
menerangkan mengenai sifat transaksi, apakah secara tunai atau kredit.
Berikut ini beberapa contoh bukti transaksi:
c) Memo
Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di
lingkungan perusahaan.
Sumber pembelanjaan dapat dibagi menjadi dua, yakni dari kredator dan dari pemilik. Bagi
perusahaan, diterimanya pembelanjaan dari kreditor mengakibatkan timbulnya kewajiban
untuk mengembalikan. Oleh karena itu, sumber pembelanjaan dan kreditor disebut dengan
kewajiban atau utang. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan perluasan persamaannya,
yaitu sebagai berikut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian administrasi tidak berbeda jauh dengan pengertian organisasi yaitu
proses kerjasama yang di lakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Namun secara sempit administrasi dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan
usaha yang dapat diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang meliputi menghimpun
informasi, mengolah informasi, memperbanyak danmenggandakan data, mendistribusikan
data, menyimpan/mengarsipkan data yang penting dan memusnahkannya.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
Penyusun
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas ini. Tidak lupa saya ucapkan
kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya Tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
ADMINISTRASI USAHA
PENGERTIAN ADMINISTRASI USAHA
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, surat-
menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih
dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna
dan berhasil guna.
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan kegitan administrasi dan pencatatan,
yaitu :
Ciri-ciri administrasi
Dari pengertian administrasi tersebut, dapat kita ketahui bahwa administrasi mempunyai ciri
– ciri sebagai berikut:
a. Adanya sekolompok orang
b. Adanya kerja sama dari sekelompok orang
c. Adanya tujuan yang harus dicapai
d. Adanya proses kegiatan usaha
e. Adanya aspek bimbingan, kepimpinan, dan pengawasan.
Fungsi administrasi
pembinaan terhadap penyelenggaraan buku-buku Administrasi perusahaan harus lebih
ditingkatkan dan dikerjakan secara continue. Maka dari itu, administrasi memang harus
dibuat dan diatur sebaik - Baiknya dengan fungsi yang sudah ditentukan yaitu:
6. Agar wirausaha sebagai pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan dalam
pengembangan dan pengendalian usaha.
Administrasi berasal dari bahasa Belanda yaitu ad dan ministrate, artnya melakukan kegiatan
catat-mencatat, surat menyurat, pembukuan, dsb. Pengertian lebih luar dari bahasa Inggris
yaitu administration, menurut H.A. Simon, Administrasi adalah suatu kegiatan dari
sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
1) Surat menyurat; perlunya pencatatan surat masuk dan keluar, sifat, tanggal, proses
surat, isi surat, dsb
2) Perjanjian Dagang; harus dicatat dengan siapa janji bisnis itu dibuat, waktu, isi
perjanjian, dsb
3) Pemesanan dan pengiriman produk; perlu mencatat nama dan alamat, jumlah
pemesanan, waktu pengiriman, keterangan lainnya.
5) Persediaan; harus mencakup jenis, jumlah, arus keluar masuk barang, dll
6) Kepegawaian; perlu mencatat identitas pegawai, jumlahnya, gaji, prestasi, mutasi,
promosi, dll
7) Proses Produksi; perlu mencatat semua masalah yang berkaita dengan kelancaran
proses produksi
8) Gudang; petugas gudang perlu mencatat jenis dan nama barang, jumlah barang, arus
keluar barang, tanggal, kondisi barang. Dll
Administrasi ini sangat penting karena merupakan alat manajemen dalam rangka
pengembangan dan pendendalian, juga untuk menentukan tujuan dan kebijakan perusahaan.
Berikut Unsur-unsur Administrasi:
4) Kepegawaian (personalia); untuk mengatur dan mengurus tenaga kerja yg dibutuhkan
perusahaan, mulai dari penerimaan, promosi, mutasi, insentif, hukuman, dan pensiun.
7) Tata Hubungan (relationship); kegiatan untuk menyampaikan berita yang berupa
informasi usaha, program, dan gagasan, baik secara lisan maupun tulisan kepada pihak lain
yg sifatnya timbal balik dalam kerjasama
8) Perwakilah/Hmas (public relation); kegiatan untuk menciptakan hubungan baik yang
didukung dari masyarakat sekelilingnya terhadap usaha kerjasama.
https://zalvazulva.wordpress.com/2012/02/17/mempersiapkan-dan-mengelola-administrasi-
usaha/