Anda di halaman 1dari 5

PEMBINAAN KEDISPLINAN PESERTA DIDIK

A. Pendahuluan
Kedisiplinan peserta didik sangat penting untuk kemajuan sekolah. Dengan
adanya kedisiplinan peserta didik, maka dapat menciptakan proses pembelajaran
yang tertib, teratur dan kondusif. Sedangkan ketidakdisiplinan peserta didik akan
menyebabkan munculnya berbagai masalah yang dapat menghambat pencapaian
tujuan dan kemajuan sekolah. Fakta di lapangan terbukti, sekolah yang tidak
memperhatikan kedisiplinan peserta didik, seiring waktu lambat-laun akan
menurunkan mutu sekolah dan dengan sendirinya sekolah kurang diminati oleh
masyarakat. Sementara sekolah yang menerapkan kedisiplinan kepada peserta
didik akan meningkatkan mutu sekolah dan mampu meraih simpati dan animo
masyarakat.
Kedisiplinan peserta didik ini dapat dicapai dengan cara guru menegakkan
tata tertib dan peraturan yang diberlakukan di sekolah. Dalam konteks manajemen
kelas, maka kedisplinan itu untuk mengatur dan mengontrol perilaku peserta didik
di dalam kelas khususnya dan di sekolah pada umumnya supaya peeserta didik
memiliki perilaku yang positif (terpuji).
B. Pembahasan
Dalam buku ini diuraikan beberapa permasalahan yang berkaitan displin
antara lain:
1. Apakah disiplin itu?
2. Apa urgensi pembinaan kedisiplinan pesrta didik?
3. Bagaimanakan teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas?
4. Apakah kedisplinan peseta didik dapat diraih dengan hukuman dan hadiah?
Dalam buku ini masing-masing permasalahan tersebut di atas dijelaskan
satu -persatu dengan detil oleh penulis.
1. Pengertian disiplin
Secara etimologis displin bersalal dari bahasa latin.....
Sedangkan secara terminologis, disiplin menurut The Liang Gie
memberikan pengertian disiplin sebagai berikut: “ Disiplin adalah suatu
keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi
tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati”

1
Menurut penulis buku ini, disiplin dapat diartikan upaya yang dilakukan
oleh guru sebagai manajer kelas untuk menjadikan peserta didiknya memiliki
kemampuan guna mengdalikan diri dan berperilaku sesuai dengan tata tertib di
kelas ( h. 160). Dengan mengutip pendapat Ali Imron, penulis membagi
disiplin menjadi tiga bagian : 1) disiplin yang dibangun berdasarkan konsep
otoritarian, 2) disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive, dan 3)
disiplin yang dibangun berdasarkan konsep yang terkendali atau kebabasan
yang bertanggung jawab.
2. Urgensi Pembinaan kedisiplinan peserta didik
Dalam hal pembinaan kedisplinan pesrta didik, guru harus mampu melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku dalam dirinya
b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya
c. Menggunakan tata tertib kelas dan sekolah sebagai media untuk
menegakkan disiplin.
Urgensi pembinaan kedisplinan bertujuan supaya peserta didik dapat:
a. Meresapkan pengetahun baik dalam kognitif maupun aplikasi sosial
b. Mengerti kewajiab dan larangan sebagai peserta didik di kelas
c. Mampu membedakan yang baik dan buruk dalam auran norma sekolah
d. Belajar mengendalikan diri terhadap keinginan dan hasrat pribadi tanpa
harus bergantung peringatan orang lain.
3. Teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas
Dengan mengacu pada konsep Ali Imron tentang disiplin, penulis buku ini juga
berpendapat ada tuga macam teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas,
yaitu:
a. Teknik eskternal control
b. Teknik internal control
c. Teknik cooperative control
Ketiga macam teknik di atas dapat dilaksanakan dalam rangka pembinaan
kedisiplinan peserta didik. Tidak ada yang paling baik atau paling jelek.
Guru menggunakannnya tergantung kondisi dan masalah yang muncul di
kelas.

2
4. Implementasi hukuman dan hadiah
a. Pengertian hukuman dan hadiah
Tokoh pendidikan Islam, Abdurrahman An Nahlawi menyebut
hukuman dengan istilah tarhib yang berarti ancaman atau intimidasi
terhadap seseorang karena melakukan perilaku yang dilarang.
Sedangkan Ngalim Purwanto, mengartikan hukuman sebagai
penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seorang
guru sesudah pelanggaran atau kesalahan. Ali Imron mendefinisikan
hukuman sebagai sanksi yang diterima oleh peserta didik sebagai akibat
dari pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian hukuman dapat diartikan sebagai suatu bentuk
sanksi yang diberikan pada peseta didik baik sanksi fisik maupun psikis
apabila anak melakukan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran yang
sengaja dilakukan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Hadiah sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat sebagai upah.
Karena upah merupakan sesuatu yang mempunyai nilai sebagai ganti rugi
dari suatu pekerjaan atau suatu jasa yang telah dilakukan oleh seseorang.
Jika hadiah itu sudah berubah sifat menjadi upah, hadiah itu tidak lagi
bernilai mendidik karena anak akan mau bekerja giat dan berlaku baik
karena mengharapkan upah.
b. Bentuk hukuman dan hadiah
Hukuman untuk pembinaan perilaku anak dapat diterapkan ke dalam empat
bentuk, yaitu:
1) Hukuman fisik, misalnya: mencubit, menampar, memukul dengan rotan
2) Hukuman dengan kata- kata atau kalimat yang tidak menyenangkan,
misalnya omelan, ancaman, kritikan, sindiran, cemoohan
3) Hukuman dengan stimulus fisik yang tidak menyenangkan, misalnya
menuding, memelototi dan mencemberuti
4) Hukuman dalam bentuk kegiatan yang tidak menyenangkan, misalnya
berdiri di depan kelas, dikeluarkan dari kelas, didudukkan di samping
guru.
Sedangkan hadiah, ada berbagai macam bentuk penghargaan atau hadiah
yang dapat kita berikan, antara lain:

3
1) Komunikasi non verbal.
2) Imbalan materi/hadiah
3) Bentuk pengakuan
4) Perlakuan istimewa
5. Fungsi Pemberian Hukuman Hadiah dalam Pendidikan
Pada dasarnya ada tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi
perkembangan moral anak, yaitu fungsi reskriptif, pendidikan dan motivasi.
1) Fungsi restriktif
Hukuman dapat menghalangi terulangnya kembali perilaku yang tidak
diinginkan pada anak. Jika seorang anak pernah mendapat hukuman
karena ia telah melakukan satu kesalahan atau pelanggaran, maka ia akan
berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa di masa datang.
2) Fungsi pendidikan
Hukuman yang diterima anak merupakan pengalaman bagi anak yang
dapat dijadikan pelajaran yang berharga. Anak bisa belajar tentang salah
dan benar melalui hukuman yang telah diberikan kepadanya.
3) Fungsi motivasi
Hukuman dapat memperkuat motivasi anak untuk menghindarkan diri dari
tingkah laku yang tidak diinginkan. Anak merasakan bahwa menerima
hukuman merupakan suatu pengalaman yang kurang menyenangkan,
dengan demikian anak bertekad tidak mengulangi kesalahan yang sama
dan akhirnya timbul dorongan untuk berperilaku wajar.
Hadiah memiliki ada tiga fungsi penting dalam pendidikan, yaitu:
1) Memiliki nilai pendidikan
Hadiah adalah salah satu bentuk pengetahuan yang membuat anak segera
tahu bahwa tingkah lakunya itu baik.
2) Memotivasi anak untuk mengulangi tingkah laku yang baik
Anak umumnya akan bereaksi positif terhadap penerimaan lingkungan
yang diekspresikan lewat hadiah. Hal ini mendorong mereka bertingkah
laku baik agar mendapat hadiah lebih banyak.
3) Memperkuat tingkah laku yang dapat diterima lingkungan

4
Apabila anak mendapat penghargaan atas tingkah lakunya maka ia
mendapatkan pemahaman bahwa apa yang dilakukannya itu berarti. Ini
yang membuat anak termotivasi untuk terus mengulangi.
D. Penutup
Sebagai catatan akhir dari pembahasan di atas ada beberapa hal yang dapat
dijadikan bahan diskusi antara lain :
1. Buku ini sangat layak untuk dijadikan buku referensi utama bagi mahasiswa
dan guru yang bergelut dengan dunia pendidikan.
2. Dalam pembahasan tentang kedsiplinan ini, masih bersifat umum menganut
teori-teori para ahli pendidikan dan belum mengaitkan dengan terminologi
agama misalnya konsep ikhlas dalam berperilaku bagi umat beragama.
3. Adalah sebuah kenyataan bahwa bagaimanapun bagusnya sebuah aturan dan
sangat ketat dalam aplikasinya, manusia adalah manusia.
4. Mungkin perlu dipikirkan, problem yang akan muncul ketika dalam sebuah
lembaga pendidikan menerapakan dispilin yang tinggi dan berdampak pada
beberapa anak tereliminasi, siapa yang bertanggung jawab menampung anak-
anak tersebut?
5. Konsep hukuman dan hadiah apabila tidak dikelola dengan baik hanya akan
menciptakan anak yang penakut, pura-pura dan hidup penuh tekanan.
Sebalikanya apabila sekolah tidak ada aturan maka akan menciptaan generasi
yang berperilaku bebas tanpa aturan dan menghilangkan sisi kemanusiaannya.

Anda mungkin juga menyukai