Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang positif dari segi demografi. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan rata-rata per kapita penduduk yang mencapai
USD$3000 pada tahun 2011. Sebelumnya ada bank besar yang memprediksikan bahwa
Indonesia akan mencapai pendapatan rata-rata per kapita tersebut pada tahun 2020 namun
pada kenyataannya Indonesia dapat mencapainya dengan lebih cepat.
Selain peningkatan dalam pendapatan rata-rata per kapita, Indonesia juga diperkirakan
akan mengalami apa yang dinamakan dengan bonus demografi. Bonus demografi adalah saat
dimana jumlah penduduk usia produktif mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk. Menurut
Dr Sukamdi, MSc, peneliti dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK)
Universitas Gadjah Mada (UGM), bonus demografi sangat erat kaitannya dengan perubahan
komposisi penduduk menurut umur yang terjadi karena penurunan fertilitas dan mortalitas
dalam jangka panjang.
Namun bonus demografi ini tidak akan berlangsung lama karena akan terjadi pergeseran
usia dalam beberapa tahun kemudian. Masyarakat usia produktif yang jumlahnya banyak ini
akan kemudian bergeser menuju usia lanjut. Apabila bonus demografi ini tidak dimanfaatkan
dengan benar maka akan menimbulkan masalah seperti tingginya tingkat pengangguran serta
naiknya tingkat kebergantungan hidup masyarakat. Tingkat pengangguran akan naik apabila
lapangan kerja yang tersedia tidak dapat menampung masyarakat usia produktif ini yang pada
akhirnya setelah nanti bergeser menuju usia lanjut mereka tidak memiliki banyak simpanan
yang kemudian akan meningkatkan tingkat kebergantungan tingkat hidup tadi. Saya akan
menganalisa peluang dan ancaman bonus demografi ini pada industri perbankan dengan
memilih Bank Sahabat Sampoerna sebagai objek yang akan saya teliti.

Latar Belakang Industri


Kompetisi di industri perbankan sangat tinggi sejak dikeluarkannya paket Oktober
(PAKTO) pada tanggal 27 Oktober 1988 dimana syarat untuk mendirikan bank dan termasuk
membuka kantor cabang baru menjadi sangat mudah. Hanya dengan Rp 10 miliar kita sudah
dapat mendirikan sebuah bank pada saat itu. Salah satu bank yang ikut dalam kompetisi di
industri perbankan ini adalah Bank Sahabat Sampoerna.
Pada bulan Mei 2011 secara resmi Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama
telah mengakuisisi 85% saham Bank Dipo Internasional, dengan PT Pahalamas Sejahtera
sebagai pemegang saham pendiri tetap memiliki 15% saham bank. Secara resmi, pada
Februari 2012 nama Bank telah dirubah menjadi Bank Sahabat Sampoerna. Bank Sahabat
Sampoerna memiliki jaringan kantor Bank di Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang,
Surabaya dan kantor cabang Sahabat UKM, Sampoerna Financial Group siap memberikan
pelayanan perbankan sedekat sahabat dan sehangat keluarga. Tujuan Bank Sahabat
Sampoerna adalah memberikan tempat untuk berkembang dan kesempatan bagi setiap
individu untuk ikut berkontribusi mensejahterakan Indonesia.
Dengan visinya ” Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat yang berfokus pada
sektor usaha mikro, kecil dan menengah dan memberikan pelayanan yang terpercaya dan
profesional.” dan misinya “ Memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan
dan dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah.” serta nilai yang
dianut Bank Sahabat Sampoerna menjadi modal pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta
menjadikannya bank yang berbeda, unik dan semakin dekat dengan konsumen. Nilai-nilai
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan berkelanjutan
2. Keuntungan
3. Kerja Keras
4. Kehati-hatian
5. Kualitas
6. Integritas
7. Persaudaraan
8. Iman & Taqwa

Dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dimilikinya, Bank Sahabat Sampoerna siap
memberikan kontribusinya bagi kemajuan negeri ini.

Analisa
Jika kita kaitkan bonus demografi dengan industri perbankan maka variabel yang harus
kita lihat adalah pertumbuhan penduduk. Menurut data yang diambil dari BPS (Badan Pusat
Statistik), pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta adalah diperkirakan akan mencapai angka
10.177.900 jiwa pada tahun 2015 dan 10.645.000 jiwa di tahun 2020. Sedangkan jika kita
memakai pendekatan pengertian bonus demografi maka 2/3 dari jumlah penduduk tersebut
ada pada usia produktif. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk usia produktif di
DKI Jakarta adalah sebesar 7.096.666 jiwa.
Untuk menghadapi penduduk usia produktif yang sangat besar jumlahnya ini, industri
perbankan harus mempersiapkan diri dengan mengeluarkan produk-produk yang dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Potensi bagi Bank Sahabat Sampoerna adalah semakin
besarnya pasar untuk dimasuki. Bank Sahabat Sampoerna harus mempersiapkan produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar yaitu salah satunya adalah produk kredit mikro, kecil, dan
menengah. Produk tersebut memang produk yang sudah ada sejak awal namun perlu
diberikan fitur-fitur tambahan seperti pemberian informasi kepada para calon konsumen
mengenai bisnis yang akan atau sudah mereka jalankan. Menggunakan pendekatan-
pendekatan kekeluargaan kepada para calon konsumen maupun yang sudah menjadi nasabah
sejak awal. Dengan tingginya angka penduduk usia produktif, maka akan sangat banyak
bermunculan para pelaku usaha usia muda yang masih membutuhkan bimbingan dan arahan
baik dari segi industri bisnis maupun segi keuangan. Disinilah Bank Sahabat Sampoerna bisa
memanfaatkan posisinya sebagai lembaga keuangan untuk memberikan semua informasi
yang dimilikinya. Selain itu, Bank Sahabat Sampoerna juga segera mempersiapkan produk-
produk investasi bagi para pelaku usaha baru yang ingin menyisihkan sisa pendapatannya
kedalam produk-produk investasi keuangan seperti reksa dana dsb.
Tidak hanya hal tersebut yang harus disiapkan tetapi juga harus fokus pada strategi jangka
panjang yaitu mempersiapkan produk bagi pensiunan untuk menghadapi gelombang
penduduk usia lanjut. Hal lainnya yang dapat dilakukan untuk menghadapi bonus demografi
ini adalah dengan menambah kantor cabang baru dan merekrut sumber daya manusia yang
potensial dalam pengembangan bisnis Bank Sahabat Sampoerna.
Daftar Referensi

http://www.banksampoerna.com

http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnal-
ekonomi/Documents/RatnaSriWidyastutiBoediArmanto.pdf

http://www.bps.go.id

http://news.detik.com/read/2014/06/12/225936/2606875/10/2020-indonesia-alami-bonus-
demografi

Anda mungkin juga menyukai