Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang Masalah

Dengan semakin majunya perkembangan dunia saat ini maka sedikit banyak
mempengaruhi gaya hidup masyarakat menjadi lebih modern. Globalisasi telah
menggeser nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh penduduk dunia dalam hal ini di
Indonesia khususnya. Para remaja dan anak-anak sudah tidak lagi memainkan
permainan tradisional tetapi lebih memilih untuk memainkan gadget mereka. Ada
pula orang-orang yang merasa berkelas jika mempunyai smartphone terbaru, mobil
keluaran terbaru, televisi terbaru, dan seterusnya. Gaya hidup lainnya yang
dianggap berkelas adalah misalnya nongkrong di kafe, bar, belanja tas mahal, punya
villa mewah, emas berlian, dan seterusnya.
Padahal banyak gaya hidup yang baik yang bisa kita lakukan tanpa harus
mengeluarkan banyak uang tetapi dapat memberikan perubahan yang baik bagi
sekitar kita. Hal-hal tersebut diantaranya:
 Buang sampah pada tempatnya. Tidak membuang sampah sembarangan
apalagi di sungai.
 Tidak merokok sembarangan di tempat umum yang dapat mengganggu
orang lain.
 Budayakan antri.
 Biasakan untuk mengucapkan terima kasih saat mendapat bantuan dari
orang lain.
 Gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-
buahan.
 Memakai batik untuk terus melestarikan salah satu kebudayaan
Indonesia.
 Menghargai kebudayaan negeri sendiri dan juga negara lain sehingga
dapat mengambil nilai positif.
 Tidak mencontek
 Menghargai lingkungan hidup.
 Menanam tanaman buah-buahan dan obat-obatan di halaman rumah
apabila dimungkinkan.
 Melakukan daur ulang pada barang bekas
 Mengurangi pemakaian kantung plastik.
 Membiasakan diri untuk membaca buku.
 Menghemat penggunaan listrik.
 Menghemat penggunaan air.
 Membiasakan diri untuk berjalan kaki dan tidak menggunakan kendaraan
bermotor jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.
 Menggunakan daun dalam membungkus makanan seperti misalnya
menggunakan daun pisang dan tidak menggunakan plastik.
Pengaruh budaya barat yang kurang baik dan banyak diadaptasi oleh masyarakat
Indonesia adalah gaya hidup konsumtif. Gaya hidup yang konsumtif terjadi atau
didorong oleh karena adanya rasa gengsi. Merasa tidak percaya diri ketika tidak
memiliki barang yang dimiliki oleh orang lain. Gaya hidup konsumtif ini terkadang
mendorong seseorang untuk memaksakan diri membeli suatu barang yang diluar
kemampuan ekonominya dan sebetulnya tidak menjadi kebutuhan utama yang
harus dipenuhi. Salah satunya adalah gaya hidup untuk memiliki kendaraan roda
empat. Pertumbuhan konsumsi kendaraan roda empat sangat pesat di Indonesia
terutama di Jakarta. Berikut ini adalah data pertumbuhan kendaraan bermotor di
Indonesia :
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2012
Mobil Sepeda
Tahun Bis Truk Jumlah
Penumpang Motor

1987 1170103 303378 953694 5554305 7981480


1988 1073106 385731 892651 5419531 7771019
1989 1182253 434903 952391 5722291 8291838
1990 1313210 468550 1024296 6082966 8889022
1991 1494607 504720 1087940 6494871 9582138
1992 1590750 539943 1126262 6941000 10197955
1993 1700454 568490 1160539 7355114 10784597
1994 1890340 651608 1251986 8134903 11928837
1995 2107299 688525 1336177 9076831 13208832
1996 2409088 595419 1434783 10090805 14530095
1997 2639523 611402 1548397 11735797 16535119
1998 2769375 626680 1586721 12628991 17611767
1999*) 2897803 644667 1628531 13053148 18224149
2000 3038913 666280 1707134 13563017 18975344
2001 3189319 680550 1777293 15275073 20922235
2002 3403433 714222 1865398 17002130 22985183
2003 3792510 798079 2047022 19976376 26613987
2004 4231901 933251 2315781 23061021 30541954
2005 5076230 1110255 2875116 28531831 37623432
2006 6035291 1350047 3398956 32528758 43313052
2007 6877229 1736087 4234236 41955128 54802680
2008 7489852 2059187 4452343 47683681 61685063
2009 7910407 2160973 4452343 52767093 67336644
2010 8891041 2250109 4687789 61078188 76907127
2011 9548866 2254406 4958738 68839341 85601351
2012 10432259 2273821 5286061 76381183 94373324

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia


*)
sejak 1999 tidak termasuk Timor-
Timur

Dari data tersebut dapat kita lihat betapa pesatnya pertumbuhan jumlah
kendaraan roda empat di Indonesia. Data ini juga diperkuat oleh informasi yang di
dapat dari kementerian perindustrian yang mengatakan bahwa penjualan mobil di
dalam negeri mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 103.219 unit
pada Juli 2012. Penjualan tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni lalu, sebanyak
101.743 unit. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
(Gaikindo), peningkatan penjualan terjadi pada hampir semua merek mobil, terutama
asal Jepang. Penjualan terbanyak tetap dikontribusi Toyota, diikuti Daihatsu dan
Suzuki.
Untuk periode Januari-Juli 2012, penjualan mobil di tingkat distributor (wholesale)
sudah mencapai 638.264. Angka tersebut naik 26% dibanding periode sama tahun
lalu sebanyak 506.728 unit. Sedangkan target penjualan pada 2012 kini diturunkan
menjadi 875 ribu unit, atau lebih kecil dari target semula karena ada peraturan
kenaikan uang muka (downpayment/DP) minimal untuk pembelian mobil secara
kredit.
Sementara itu, pemerintah diminta untuk membangun transportasi umum massal
yang aman dan nyaman, agar sebagian pemilik kendaraan pribadi beralih
menggunakan kendaraan umum. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi
kemacetan di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia. Menurut Menteri
Perindustrian, MS Hidayat, Indonesia membutuhkan tambahan investasi sekitar US$
2 miliar (Rp 18,86 triliun) untuk membangun pabrik mobil baru agar kapasitas
produksi naik menjadi 2 juta unit pada 2019/2020. Investasi ini dibutuhkan untuk
mengimbangi pasar mobil nasional yang mencapai angka tersebut pada tahun yang
sama. MS Hidayat juga mengatakan bahwa "Indonesia akan memproduksi mobil
sekitar 1 juta unit tahun ini dan menjadi 2 juta unit dalam 7-8 tahun mendatang.

Pembahasan
PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) dahulu bernama PT Bank
Dipo Internasional. Dibentuk sebagai gagasan nyata pemberdayaan yang ditujukan
untuk memutus rantai ketidakberdayaan akibat keterbatasan finansial. Sebagai
bagian dari aktivitas bisnis keuangan Grup Sampoerna, Bank Sahabat Sampoerna
mensinergikan bisnis dengan semangat persaudaraan dan kebersamaan sebagai
landasan untuk tumbuh maju.
Diawali dengan kegiatan pemberdayaan melalui Sahabat UKM (koperasi) pada
tahun 2008, Grup Sampoerna melalui Sampoerna Financial Group telah merambah
ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Didukung dengan jaringan lebih dari 120
kantor yang tersebar di Jakarta, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Grup
Sampoerna telah membantu puluhan ribu nasabah mikro dan UKM di Indonesia.
Bentuk pemberdayaan yang dilakukan selain kepada para pengusaha mikro dan
UKM, juga ke sektor pemberdayaan wanita prasejahtera atau KWANTREN
(Kelompok Wanita Tanggung Renteng) serta pemberdayaan usahawan muda atau
PROMUDA di wilayah Jawa Timur.
Untuk melengkapi pelayanannya kepada usahawan di segmen tersebut, pada
bulan Mei 2011 secara resmi Grup Sampoerna melalui PT Sampoerna Investama
telah mengakuisisi 85% saham Bank Dipo Internasional, dengan PT Pahalamas
Sejahtera sebagai pemegang saham pendiri tetap memiliki 15% saham bank.
Secara resmi, pada Februari 2012 nama Bank telah dirubah menjadi Bank Sahabat
Sampoerna.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bank Sahabat Sampoerna membawa serta tradisi
kesungguhan, kesempurnaan dan kemenangan yang telah menjadi jiwa dalam
bisnis keluarga Sampoerna selama sembilan dasawarsa. Sampoerna dengan warna
semangat yang khas telah menorehkan sejarah dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kini, dengan meneladani nilai-
nilai tersebut kami mempersembahkan Bank Sahabat Sampoerna, sebagai entitas
bisnis keuangan berbasis pemberdayaan.
Mensinergikan dan memberdayakan jaringan kantor Bank di Jakarta, Medan,
Pekanbaru, Palembang, Surabaya dan kantor cabang Sahabat UKM, Sampoerna
Financial Group siap memberikan pelayanan perbankan sedekat sahabat dan
sehangat keluarga. Setiap hari kami ingin menjadi lebih baik. Membenahi semua
platform bisnis agar siap menjadi mitra pemberdayaan terbaik bagi para konsumen
dan pemegang saham. Bersama-sama mendistribusikan optimisme dan harapan,
menjelajah dan menemukan potensi kemandirian yang belum tersentuh dan yang
terpenting menjadi Sahabat bagi para konsumennya. Adalah tujuan Bank Sahabat
Sampoerna untuk memberikan tempat untuk berkembang dan kesempatan bagi
setiap individu untuk ikut berkontribusi mensejahterakan Indonesia. Dengan visinya ”
Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat yang berfokus pada sektor usaha
mikro, kecil dan menengah dan memberikan pelayanan yang terpercaya dan
profesional.” dan misinya “ Memberdayakan masyarakat dengan memberikan
kesempatan dan dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan
menengah.” serta nilai yang dianut Bank Sahabat Sampoerna menjadi modal
pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta menjadikannya bank yang berbeda,
unik dan semakin dekat dengan konsumen. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pertumbuhan berkelanjutan
2. Keuntungan
3. Kerja Keras
4. Kehati-hatian
5. Kualitas
6. Integritas
7. Persaudaraan
8. Iman & Taqwa
Dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dimilikinya, Bank Sahabat Sampoerna siap
memberikan kontribusinya bagi kemajuan negeri ini.
Salah satu yang harus dilakukan Bank Sahabat Sampoerna untuk menghadapi
adanya perubahan gaya hidup ini adalah dengan mengembangkan layanannya
terutama untuk pembiayaan kendaraan roda empat. Persaingan dalam memberikan
pinjaman kendaraan bermotor tidak hanya berasal dari bank lain tapi juga datang
dari lembaga pembiayaan non bank. Lembaga pembiayaan non bank ini memiliki
kelebihan yaitu kemudahan dalam proses pemberian pinjamannya. Bank Sahabat
Sampoerna juga dapat mengembangkan produk pinjaman kendaraan bermotornya
karena sebagai lembaga keuangan Bank Sahabat Sampeorna memiliki keuntungan
yaitu memiliki sumber dana yang murah karena berasal dari simpanan para
konsumennya. Memperbaiki proses agar lebih cepat dapat dilakukan dengan cara
memberikan pelatihan yang intensif kepada para analis kredit agar dapat melakukan
proses analisa secara cepat dan tepat karena jika hanya cepat tetapi tidak tepat
akan meningkatkan risiko gagal bayar.
Cara lainnya agar dapat memaksimalkan potensi ini, Bank Sahabat Sampoerna
dapat juga menambah lini bisnis baru yaitu membuka kantor-kantor cabang dengan
skala yang tidak terlalu besar yang berfokus pada pemberian pinjaman kendaraan
bermotor. Selain dapat fokus dalam meningkatkan pendapatan dari kredit kendaraan
bermotor Bank Sahabat Sampoerna juga dapat menjaring konsumen-konsumen
baru. Untuk pembukaan cabang-cabang baru yang fokus pada pinjaman kendaraan
bermotor ini, Bank Sahabat Sampoerna harus melihat peta perencanaan
pembangunan jalan yang dimiliki oleh pemerintah yaitu dimana akan tumbuh banyak
sekali pengguna kendaraan bermotor. Cara lainnya yang bisa dilakukan agar dapat
menjaring banyak konsumen dengan gaya hidup konsumtif ini adalah menjalin
kerjasama dengan dealer-dealer mobil agar calon konsumen yang akan membeli
mobil diarahkan untuk menggunakan pinjaman dari Bank Sahabat Sampoerna.

Kesimpulan
Gaya hidup konsumtif yang diadaptasi oleh masyarakat Indonesia saat ini memiliki
efek baik dan buruk. Buruk jika masyarakat lebih memilih untuk mengkonsumsi
produk-produk luar negeri dibandingkan dengan produk lokal namun tingginya
tingkat konsumsi ini juga meningkatkan pendapatan negara secara keseluruhan.
Selain itu, tingginya tingkat konsumsi masyarakat juga merupakan sumber
pendapatan bagi para pelaku bisnis. Bagi Bank Sahabat Sampoerna, gaya hidup
konsumtif ini merupakan peluang yang haru dimanfaatkan dengan baik demi
mengembangkan skala bisnisnya.

http://www.kemenperin.go.id/artikel/4020/Penjualan-Mobil-Cetak-Rekor-Tertinggi

Anda mungkin juga menyukai