Abstrak
Pendahuluan
Absorpsi subkutan merupakan salah satu dari sediaan obat melibatkan proses
pelarutan obat dalam pembawa, difusi obat yang terlarut dari pembawa kepermukaan
kulit dan penetrasi obat melalui lapisan kulit. Pada kulit terjadi absorpsi subkutan ketika
masuknya molekul obat dari luar kulit ke dalam jaringan di bawah kulit, kemudian
masuk ke dalam sirkulasi darah dengan mekanisme difusi pasif. Absorpsi perkutan
dapat didefenisikan sebagai absorpsi obat ke dalam stratum korneum (lapisan tanduk)
dan selanjutnya obat menembus lapisan dibawahnya dan akhirnya obat masuk dalam
sirkulasi darah. Istilah ‘perkutan’ menunjukkan bahwa proses penembusan terjadi pada
lapisan epidermis dan penyerapan terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda (Shad,
2012).
Penyerapan perkutan merupakan proses penggabungan suatu senyawa dari
lingkungan luar ke bagian kulit sebelah dalam. Dan penyerapan dari struktur kulit
kebagian peredaran darah. Kulit merupakan perintang yang efektif terhadap penetrasi
perkutan obat atau senyawa eksternal. Absorpsi obat perkutan dipengaruhi oleh sifat
fisikokimia obat dan pembawa serta kondisi kulit. Pada pemakaian obat secara topikal,
obat berdifusi dalam pembawanya dan kontak dengan permukaan kulit (stratum
korneum dan sebum) selanjutnya menembus epidermis (Grassi, Mario, et al 2007: 59-
60, Shad, 2012).
Pada jurnal (yuwono dkk, 2013) sediaan gel teofilin selain dapat sebagai
antiselulit yang efektif menghasilkan efek di perifir, sangat mungkin dapat digunakan
sebagai antiasma dengan mengatur menaikkan konsentrasi DMSO agar kadar teofilin
dalam plasma dapat mencapai terapeutic plasma level pada pengobatan asma.
Pemberian teofilin rute transdermal selain lebih aman juga lebih nyaman digunakan
dibanding pemberian melalui rute yang lain. Pada jurnal ini dilakukan beberapa uji yang
menyatakan penetrasi obat dan absorpsi perkutan obat yang baik. Pada jurnal ini juga
menyatakan DMSO memiliki kemampuan memodifikasi membran atau berpengaruh
terhadap ketebalan membran, terutama sel-sel mati stratum corneum yang menjadi
barrier utama, dan ini yang menjadi dasar mengapa fluks dan koefisien difusinya
meningkat.
Kelebihan dari beberapa jurnal terkait absoprsi perkutan yaitu : Durasi yang
lama sehingga mengakibatkan penurunan frekuensi dosis. Pada tenaga medis dapat
meningkatkan kenyamanan untuk mengelola obat-obatan, yang tidak akan
membutuhkan dosis sering. Obat yang diberikan melalui transdermal dengan absorpsi
perkutan juga dapat meningkatkan bioavailabilitas dan konsentrasi lebih seragam
didalam plasma . Mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan kadar
plasma sampai akhir interval pemeberian dosis.