Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RISET PENDIDIKAN MATEMATIKA

Volume 3 - Nomor 1, Mei 2016, (100 - 108)


Available online at http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm

PENGARUH PROBLEM POSING DAN PBL TERHADAP PRESTASI BELAJAR,


DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Risnawati Amiluddin 1 *, S. Sugiman 2


1
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. Jalan Yos Sudarso No.43, Baubau 93711, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan
Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia
* Korespondensi Author. Email: risnawatilili@gmail.com, Telp: +6282225097013
Received: 30th November 2015; Revised: 12th July 2016; Accepted: 15th July 2016

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan problem posing dan
pendekatan problem-based learning; dan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara pendekatan
problem posing dan pendekatan problem-based learning ditinjau dari prestasi belajar, dan motivasi belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest non-equivalent
comparison-group design. Populasi penelitian mencakup seluruh mahasiswa pendidikan matematika
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau yang mengambil mata kuliah Kalkulus II. Instrumen penelitian
meliputi tes prestasi belajar, dan angket motivasi. Analisis yang digunakan, yaitu uji one sample t-test, T2
Hotteling’s, dan uji independent sample t-test dengan data gain ternormalisasi. Setiap analisis dilakukan
pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pendekatan problem posing dan pendekatan
PBL berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa; (2) pendekatan problem posing tidak
berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa sedangkan pendekatan PBL berpengaruh terhadap
motivasi belajar mahasiswa; (3) pendekatan problem posing sama baiknya dengan pendekatan PBL ditinjau
dari prestasi belajar mahasiswa; dan (4) pendekatan PBL lebih baik dibandingkan dengan pendekatan
problem posing ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa.
Kata Kunci: pendekatan problem posing, problem-based learning, prestasi belajar, motivasi belajar
mahasiswa.

THE EFFECT PROBLEM POSING AND PBL ON LEARNING ACHIEVEMENT,


AND LEARNING MOTIVATION STUDENTS MATHEMATICS EDUCATION

Abstract
This study aims is to describe the effect of problem posing and problem-based learning; and to
knowing the better approach between problem posing approach and problem-based learning approach
viewed from the learning achievement, and learning motivation of the students of mathematics Education
Department of Dayanu Ikhsanuddin University of Baubau. This research was a quasi-experimental study
with the pretest-posttest non-equivalent comparison-group design. The population included all students of
Mathematics Education Department who took Calculus II. The instrument used including an achievement
test, and motivation questionnaire. The test was analyzed by One sample t-test, T2 Hottelling’s and
independent sample t-test with gain data normalized each analysis was performed at the significance level
of 0.05.The research found: (1) the problem posing approach and PBL approach positive effect the
learning achievement; (2) PBL approach affect student’s learning motivation while the problem posing
does not; (3) the problem posing approach is equal good to PBL approach in achieving the learning
objective; and (4) the problem-based learning approach is better than the problem posing approach viewed
from student’s learning motivation.
Keywords: problem posing approach, problem-based learning, learning objective achievement, student’s
learning motivation.
How to Cite: Amiluddin, R., & Sugiman, S. (2016). Pengaruh problem posing dan PBL terhadap prestasi
belajar, dan motivasi belajar mahasiswa pendidikan matematika. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3(1), 100-
108. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.7303

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.7303

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 101
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

sebagai kemampuan yang diperoleh melalui inter-


PENDAHULUAN
nalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kom-
Matematika merupakan ilmu universal petensi, dan akumulasi pengalaman kerja. Hal
yang mendasari perkembangan teknologi mo- inilah yang mendasari betapa pentingnya peran
dern yang mempunyai peran penting dalam ber- dosen dalam proses perkuliahan. Tidak hanya
bagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya memilih pembelajaran yang baik, dosen juga
pikir manusia. Banyak yang menganggap bahwa berperan dalam menyiapkan keluaran mahasis-
matematika itu sulit, sebab matematika identik wa yang siap pakai dan memiliki integritas yang
dengan sederetan angka-angka, simbol-simbol, tinggi. Namun kenyataannya tidak sedikit dosen
dan rumus-rumus yang dapat diselesaikan mela- yang masih menggunakan pembelajaran kon-
lui operasi hitung matematika. Menurut Skemp vensional atau pembelajaran yang bersifat teach-
(1971, p.37) bahwa konsep-konsep matematika er centre.
bersifat abstrak, yang saling berkorelasi mem- Salah satu tujuan belajar matematika bagi
bentuk konsep baru yang lebih kompleks. Untuk mahasiswa adalah agar ia mempunyai prestasi
itu dalam membentuk konsep pengetahuan ma- yang baik dalam belajar. Kemampuan intelek-
tematika yang baru, mahasiswa diperkenalkan tual mahasiswa dapat menentukan keberhasilan
dengan hal-hal yang bersifat abstrak. Karena mahasiswa dalam memperoleh prestasi. Menurut
pentingnya belajar matematika maka pendidik Prastiti & Pujiningsih (2009, p.226) prestasi bel-
dituntut dapat menguasai pendekatan, model, ajar adalah hasil belajar yang meliputi penguasa-
strategi, atau metode belajar yang baik. an aspek ranah cipta (prestasi kognitif), ranah
Berdasarkan level unit kompetensi Ke- asa (prestasi afektif), dan ranah karsa (prestasi
rangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) psikomotorik). Kemudian Muslimin (2012,
maka SN DIKTI yang diatur oleh Kepmendik- p.382) menyatakan bahwa prestasi belajar ada-
nas no 49 tahun 2014 menjelaskan bahwa kete- lah hasil yang diperoleh mahasiswa selama pro-
rampilan umum lulusan program sarjana hen- ses pembelajaran atau perkuliahan berlangsung
daknya mampu menerapkan pemikiran logis, yang dituangkan dalam bentuk angka atau nilai.
kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks Namun Dehyadegary, et al (2012, p.823) men-
pengembangan atau implementasi ilmu penge- jelaskan bahwa salah satu krisis terbesar sistem
tahuan dan teknologi yang memperhatikan dan pendidikan di banyak negara khususnya negara
menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan berkembang adalah masalah rendahnya prestasi
bidang keahliannya. akademik.
Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan Sejalan dengan itu, fakta yang terjadi di
semakin pesat. Informasi sangat mudah diakses Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dapat
karena tekhnologi yang semakin maju. Kita dilihat pada mata kuliah Kalkulus II. Berdasar-
dihadapkan pada tantangan global untuk mampu kan hasil wawancara peneliti dengan dosen mata
bersaing tidak hanya dalam negeri tetapi di kuliah Kalkulus bahwa prestasi belajar maha-
mancanegara. Mobilitas mahasiswa dan tenaga siswa belum memuaskan. Salah satu faktornya
kerja antar negara memberikan tantangan bagi yaitu strategi pembelajaran yang digunakan
perguruan tinggi untuk memperoleh pengakuan dosen belum mampu meningkatkan prestasi
dari masyarakat global terhadap hasil pendidik- mahasiswa. Hal ini didukung oleh data DPNA
an yang dilakukannya. Sehingga capaian pem- mata kuliah Kalkulus II pada semester genap
belajaran lulusan program studi merupakan ru- tahun 2014 di Program Studi Pendidikan Mate-
musan tujuan pembelajaran yang hendak dica- matika yang memperlihatkan bahwa hasil bel-
pai dan harus dimilki oleh semua lulusannya, ajar mahasiswa masih rendah. Untuk rangkuman
juga merupakan pernyataan mutu lulusan. Da- hasilnya disajikan dalam Tabel.1.
lam KKNI, capaian pembelajaran didefinisikan
Tabel. 1 Hasil Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Kalkulus II Tahun 2014
No Kelas Jumlah Mahasiswa Nilai Rata-Rata Kelas Mahasiswa Tuntas% Mahasiswa Belum Tuntas%
1 A 40 72,2 32 80 8 20
2 B 34 69,5 19 56 15 44
3 C 35 69,0 25 71 10 29
4 D 28 76,4 24 86 4 14
5 E 35 57,7 10 29 25 71
Jumlah 172
Sumber: Daftar Nilai Mahasiswa Mata Kuliah Kalkulus II Semester Genap Tahun 2014

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 102
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

Selanjutnya adalah data Badan Pusat Sta- dan psikomotorik akan optimal jika mahasiswa
tisktik (BPS) bahwa rata-rata indeks pengem- mempunyai kemampuan afektif tinggi.
bangan manusia (IPM) Sulawesi Tenggara da- Motivasi belajar menentukan bagaimana
lam 5 tahun, yaitu tahun 2010 dengan rata-rata mahasiswa dalam pembelajaran matematika.
65,99, 2011 (66,52), 2012 (67,07), 2013 (67,55), Menurut Brophy (2004, p.4) bahwa “motives
dan tahun 2014 (68,07). Sulawesi Tenggara se- are usually construed as relatively general
lalu berada kisaran urutan 25 dari 33 propinsi di needs or desires that energize people to initiate
Indonesia. Data teranyar menunjukkan bahwa purposeful action sequences.” Ormrod (2003,
IPM Sulawesi Tenggara berada di bawah rata- pp.368-369) menjelaskan bahwa motivasi adalah
rata nasional yaitu 70,00. Hal ini memperlihat- kondisi psikologis yang mendorong seseorang
kan bahwa kualitas pendidikan di Sulawesi untuk melakukan sesuatu dan dapat dilihat pada
Tenggara masih memprihatinkan. Pada artikel prilaku seseorang, yaitu: menunjukkan sikap ke
(ANTARA News, 2012) ditulis bahwa kinerja arah tujuan tertentu, mendorong untuk mening-
pendidikan di Sulawesi Tenggara belum mampu katkan usaha dan kekuatan, meningkatkan usaha
menyumbangkan peningkatan IPM karena ma- dan ketekunan, mempertinggi proses kognitif,
sih rendahnya angka melek huruf. Olehnya itu menentukan akibat yang dikuatkan, mendorong
salah satu indikator yang hendak dicapai oleh untuk memperbaiki tindakan.
pemerintah Sulawesi Tenggara adalah mening- Sementara itu, Maslow (Marsh, 2004,
katkan prestasi anak pada kancah nasional mau- p.45) mengemukakan bahwa motivasi peserta
pun internasional. Sehingga menjadi tanggung didik adalah variabel yang kompleks dan saling
jawab semua pihak untuk merentaskan rendah- terkait dengan berbagai faktor lainnya seperti
nya angka melek huruf dan meningktakan pres- anxlety (cek), kebutuhan untuk berprestasi, ke-
tasi anak, utamanya oleh perguruan-perguruan butuhan untuk diterima, keingintahuan, dan
tinggi di Sulawesi Tenggara salah satunya kebutuhan lain yang digariskan. Dimana menu-
adalah Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. rut Schunk (2012, p.346) yaitu motivasi belajar
Fokus kepada prestasi belajar mahasiswa, tidak akan terbentuk apabila seseorang tidak
maka dosen bertugas untuk melaksanakan pem- mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari
belajaran yang dapat mengefektifkan segala ke- manfaat belajar bagi dirinya-sendiri. Sehingga
mampuan mahasiswa baik prestasi, pengetahu- hal ini memungkinkan motivasi belajar mahasis-
an, dan sikap. Selain prestasi belajar matematika wa menjadi suatu permasalahan di Program
yang baik, terdapat kompetensi lain yang harus Studi Pendidikan Matematika Universitas Daya-
dimiliki mahasiswa dalam pembelajaran mate- nu Ikhsanuddin Baubau. Dari hasil wawancara
matika, yaitu motivasi belajar mahasiswa. peneliti dengan beberapa dosen di Program Stu-
Menurut Gable (1986, p.2) dan Popham di Pendidikan Matematika Universitas Dayanu
(1995, p.180) bahwa aspek afektif merupakan Ikhsanuddin Baubau terutama dosen mata kuliah
aspek penting disekolah yang turut menentukan Kalkulus yang mengatakan bahwa faktor lain
proses, tujuan, serta hasil belajar matematika. yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
Selanjutnya Mardapi (2008, p.101), menyebut- mahasiswa adalah motivasi belajar mahasiswa
kan bahwa ranah afektif mencakup segala yang yang masih kurang. Hal ini didukung oleh data
terkait dengan perasaan, emosi, sikap, motivasi, awal mengenai motivasi belajar mahasiswa
penghargaan, semangat, dan minat. Sehingga Program Studi Pendidikan Matematika di Uni-
motivasi menentukan keberhasilan seseorang. versitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. Berikut
Orang yang tidak memiliki kemampuan afektif pada Tabel 2 dapat dilihat mengenai gambaran
yang baik, sulit mencapai keberhasilan studi motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Mate-
yang optimal. Dengan demikian ranah kognitif, matika di Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Baubau.
Tabel 2. Motivasi Belajar Mahasiswa Pend. Matematika Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau
Aspek Interval untuk Skor yang diraih Responden Kriteria Kondisi Awal
100 < X ≤ 125 Sangat Tinggi 9,7%
85 < X ≤ 100 Tinggi 48,6%
Motivasi 75 < X ≤ 85 Cukup Tinggi 31,9%
60 < X ≤ 75 Rendah 9,7%
45 < X ≤ 60 Sangat Rendah 0%
Rata-rata 83,225 Tinggi

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 103
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

Fakta di lapangan menggambarkan walau- kegiatan problem posing. Jika dilakukan secara
pun motivasi belajar mahasiswa pendidikan ma- kontinu maka akan meningkatkan kemampuan
tematika tergolong tinggi, yaitu 48,6%. Tetapi mahasiswa dalam ranah pengetahuan, keteram-
berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa masih ada pilan, dan sikap.
9,7% motivasi belajar mahasiswa dalam kate- Selanjutnya menurut Silver dan Cai
gori rendah. Ada banyak faktor yang dapat (1996, p.293) problem posing merupakan inti
mempengaruhi motivasi belajar seseorang, bisa terpenting dalam disiplin matematika dan dalam
saja karena faktor pembelajaran yang diberikan sikap pemikiran dan penalaran. Dalam pembel-
oleh dosen. Senada dengan itu Hosnan (2014, ajaran problem posing dosen bukanlah satu-
p.1) mengatakan bahwa bertolak dari pandangan satunya sumber informasi. pembelajaran prob-
“ I have never seen a good school without a lem posing memposisikan mahasiswa sebagai
good teacher” (De Roche, 1989), maka diantara pusat pembelajaran. Mahasiswa mencari sendiri
banyak faktor tersebut posisi pengajar dalam hal sumber informasi yang mendukung untuk men-
ini dosen tampaknya merupakan posisi paling dapatkan pengetahuan baru. Hal ini ditunjukkan
strategis. pada kegiatan problem posing dimana mahasis-
Tujuan pembelajaran dapat terlaksana sa- wa merumuskan soal atau pertanyaan kemudian
lah satunya adalah jika dalam pembelajaran menyelesaikan sendiri soal tersebut. Menurut
matematika dosen dapat memilih pendekatan, pandangan Bell (1981, p.310), bahwa merumus-
strategi, metode atau model pembelajaran de- kan pemecahan masalah secara umum sebagai
ngan memperhatikan kondisi peserta didik, jalan keluar dari situasi dimana dipandang seba-
kemampuan peserta didik, dan karakteristik gai masalah oleh seseorang yang menyelesaikan.
yang dimiliki oleh peserta didik. Pemilihan pen- Pendekatan pembelajaran lainnya adalah
dekatan pembelajaran yang tepat sangat penting problem-based learning yang diterjemahkan se-
bagi dosen, namun setiap dosen memiliki gaya bagai pendekatan berbasis masalah. Menurut
mengajar yang berbeda-beda meskipun menggu- Levin (2001, p.1) “problem-based learning ada-
nakan pendekatan, metode atau model pem- lah pendekatan pembelajaran yang menjadikan
belajaran yang sama. Pendekatan yang dapat masalah sebagai dasar atau basis bagi mahasis-
merangsang kreatifitas mahasiswa, kemampuan wa untuk belajar. Arends (2013, p.100) menje-
mahasiswa, dan motivasi mahasiswa diharapkan laskan inti dari PBL adalah penyajian situasi
dapat mengefektifkan pembelajaran di kelas. permasalahan yang autentik dan bermakna
Pendekatan pembelajaran yang di gunakan kepada mahasiswa yang dapat menjadi landasan
dalam penelitian ini adalah pendekatan problem penyelidikan dan inkuiri.
posing dan pendekatan problem-based learning. Terkait dengan itu, Duch, et al (2001, p.6)
Kedua pendekatan tersebut merupakan pende- menjelaskan bahwa prinsip dasar yang mendu-
katan pembelajaran yang dapat menggerakkan kung konsep dari Problem-based learning, yaitu
mahasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuan- bahwa pembelajaran dimulai (diprakasai) de-
nya sendiri dan memperkuat pengetahuan- ngan mengajukan masalah, pertanyaan, atau
pengetahuan yang telah ia miliki sebelumnya teka-teki, yang menjadikan pembelajar ingin
melalui bimbingan dosen. menyelesaikannya. Karena menurut Cahyo
Menurut Brown dan Walter (1990, p.11), (2013, p.283) problem-based learning adalah
problem posing memberikan kesempatan kepada suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
mahasiswa untuk dapat berpikir secara bebas prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal
dan terstruktur dalam menyelesaikan masalah. akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. Pem-
Senada dengan itu, Akay (2010, p.60) menjelas- belajaran ini dirancang agar seseorang mendapat
kan bahwa problem posing didefinisikan sebagai pengetahuan penting, yang membuat mereka
kegiatan mahasiswa dalam merumuskan masa- mahir dalam memecahkan masalah, dan ber-
lah yang diberikan dan dapat membuat masalah partisipasi dalam tim.
atau pertanyaan baru. Dengan mahasiswa mem- Pemilihan kedua pendekatan pembelajar-
buat soal sendiri maka proses pengembangan an yang telah dijelaskan dapat meningkatkan
diri akan terbentuk. Mahasiswa akan mengguna- prestasi belajar, dan motivasi belajar mahasiswa
kan konsep yang ia dapatkan untuk dapat me- sehingga proses perkuliahan akan efektif dan
nyusun soal hingga mengerjakannya. Kemam- berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh
puan berpikir kreatif, kemampuan penguasaan beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan
materi, kemampuan pemahaman konsep, ke- oleh Haji (2011) bahwa terdapat perbedaan
mampuan dalam komunikasi akan terlihat pada secara berarti antara hasil belajar matematika

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 104
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

yang diajar dengan menggunakan pendekatan Prosedur


problem posing dengan yang diajar dengan
Penelitian berawal dari uji coba hingga
menggunakan pendekatan konvensional. Perbe-
berakhir dengan pemberian tes akhir (posttest)
daan tersebut terletak pada rata-rata hasil belajar
dan pemberian angket motivasi belajar untuk
matematika, tingkat pemahaman soal, keva-
data sesudah perlakuan. Populasi pada penelitian
riasian penyelesaian soal, dan kegiatan belajar
ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Mate-
mengajar. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
matika Unidayan Baubau yang mengambil mata
oleh Muhammad Farhan (2014) tentang
kuliah Kalkulus II, sedangkan sampelnya dari 4
“keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari prestasi
kelas pada semester II diambil 2 kelas yakni ke-
belajar, kemampuan representasi matematis, dan
las eksperimen pertama dengan pendekatan pro-
motivasi belajar”. Dimana hasil penelitian me-
blem posing dan kelas eksperimen kedua dengan
nunjukkan bahwa PBL lebih efektif dibanding-
pendekatan problem-based learning. Pengambil-
kan dengan inquiry-based learning ditinjau dari
an sampel dilakukan secara acak sederhana.
prestasi belajar, kemampuan representasi mate-
matis, dan motivasi. Hal ini didukung oleh Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan
pernyataan Widjajanti (2009, p.1), bahwa diban- Data
dingkan pendekatan pembelajaran konvensional, Dalam penelitian ini, digunakan dua me-
PBL membantu para mahasiswa dalam meng- tode pengumpulan data yaitu metode tes dan
konstruksi pengetahuan dan keterampilan metode observasi. Instrumen yang digunakan
penalaran. dalam penelitian adalah tes prestasi belajar, non
Berdasarkan uraian tersebut maka untuk tes (angket motivasi belajar mahasiswa), dan
meningkatkan prestasi belajar, dan motivasi bel- lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
ajar mahasiswa perlu dilakukan penelitian untuk Instrumen tes ini ada dua jenis, yakni pre-test
melihat pengaruh dan perbandingan pendekatan dan posttest. Pretest diberikan sebelum dilak-
problem posing dan pendekatan problem-based sanakan perlakuan dengan tujuan mengetahui
learning terhadap prestasi belajar, dan motivasi kondisi awal mahasiswa disetiap kelompok eks-
belajar mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP perimen. Sedangkan posttest diberikan setelah
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. dilaksankannya perlakuan. Soal pretest dan soal
METODE post-test terdiri atas 5 soal uraian. Soal dibuat
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, memiliki
Jenis Penelitian
rubrik penskoran, dan memiliki kunci jawaban.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Soal pre-test dan soal post-test dibuat berbeda,
kuantitatif dengan metode eksperimen semu namun memiliki tingkat kesukaran yang sama,
(quasi experiment). Penelitian ini tidak membuat indikator yang sama. Instrumen non tes pada
kelas-kelas baru tetapi menggunakan kelas-kelas penelitian ini yaitu instrumen angket motivasi
yang sudah ada. Pada proses eksperimen dilaku- belajar mahasiswa. Instrumen angket ini terdiri
kan pengamatan pada dua kelompok pembel- atas 30 item pernyataan. Menggunakan skala
ajaran yang mempunyai karakterisitik yang likert dengan 5 pilihan jawaban kriteria penskor-
hampir sama. Kelompok pertama menggunakan an yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang,
pendekatan problem posing dan kelompok ke- dan tidak pernah dengan skor berturut-turut 5, 4,
dua menggunakan pendekatan problem-based 3,2, dan 1 untuk pernyataan positif. Kemudian
learning. Adapun rancangan desain penelitian untuk pernyataan negatif yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5.
ini adalah quasi experiment dengan non-eqiu- Selanjutnya lembar observasi terdiri atas bebe-
valent comparison group design (pre-test dan rapa indikator yang menunjukkan aktifitas ma-
post-test) berdasarkan Johnson dan Christensen hasiswa dan aktifitas dosen dalam proses perku-
(2008, p.329). liahan. Lembar keterlaksanaan pembelajaran
Waktu dan Tempat Penelitian atau lembar observasi digunakan untuk menge-
tahui persentase keterlaksanaan pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan di Program dengan menggunakan pendekatan problem pos-
Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas ing dan pendekatan problem-based learning.
Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau provinsi Su-
lawesi Tenggara. Waktu pelaksanaan penelitian Teknik Analisis Data
ini sejak tanggal 16 April sampai dengan 4 Juni Data yang dianalisis pada penelitian ini
tahun 2015. adalah data hasil pretest dan posttest serta

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 105
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

angket motivasi belajar mahasiswa sebelum uji perbedaan pengaruh (uji beda rata-rata) un-
diberi perlakukan dan setelah diberi perlakuan. tuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat
Analisis data sebelum perlakuan dilakukan de- perbedaan pengaruh antara kedua kelas eksperi-
ngan tujuan untuk menentukan jenis uji statistik men terhadap prestasi belajar, dan motivasi
yang digunakan dalam menguji perbandingan belajar mahasiswa pendidikan matematika. Ke-
pengaruh pendekatan pembelajaran. mudian dilanjutkan dengan uji independent
Analisis data awal (pretest) dilakukan sample t-test yang bertujuan untuk melihat
dengan menggunakan uji kesamaan vektor rerata besarnya perbedaan pengaruh ditinjau dari
dua kelompok. Jika uji kesamaan vektor rerata prestasi belajar, dan motivasi belajar mahasiswa
data tes awal menyimpulkan bahwa vektor rera- pendidikan matematika dengan menggunakan
ta dua kelompok sama, maka pengujian perban- data gain ternormalisasi. Kriteria keputusannya
dingan pengaruh pendekatan pembelajaran dila- adalah H 0 ditolak jika nilai signifikasi kurang
kukan dengan menggunakan uji MANOVA dari 0,05 pada setiap pengujian.
(Multivariate Analysis of Variance). Namun jika
pada uji data tes awal menyimpulkan bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
vektor rerata dua kelompok berbeda secara sig- Setelah dilakukan uji statistik maka diper-
nifikan, maka digunakan analisis gain ternor- oleh hasil sebagai berikut. Hasil uji asumsi
malisasi dalam pengujian independent sample t- sebelum perlakuan yaitu:
test. Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka data
terlebih dahulu harus memenuhi uji asumsi yaitu Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Multivariate
uji normalitas dengan menggunakan jarak maha- Sebelum Perlakuan
lanobis dan uji homogenitas dengan mengguna- Kelas Kelas
kan Box’M. Setelah uji asumsi terpenuhi maka Instrumen Eksp. I Eksp. II
selanjutnya dilakukan uji perbedaan kemampuan % Ket. % Ket.
awal atau uji Manova jika vektor rerata dua Pretest prestasi belajar,
45,16 Normal 47 Normal
dan motivasi belajar
kelompok tidak sama maka digunakan data gain
ternormalisasi dalam menguji beda rata-rata dan Selanjutnya hasil uji homogenitas dengan
independent sample t-test. Menurut Hake (2000, Box’s M sebelum perlakuan yang disajikan pada
p.3) skor gain ternormalisasi <g> didefinisikan Tabel 4 berikut.
sebagai perbandingan skor gain aktual (%<post>
- %<pre>) dengan skor gain maksimal (100 - Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Matriks
%<pre>). Dengan rumus gain ternormalisasi Kovarian Sebelum Perlakuan
yang digunakan adalah sebagai berikut. Deskripsi Nilai
Box’s M 18,337
(Bao, 2006, p.917) F 5,901
Signifikansi 0,001
Adapun tingkatan gain ternormalisasi me-
nurut Hake (1999, p.1) adalah sebagai berikut. Dari Tabel 4 dilihat bahwa taraf signifi-
Gain-Tinggi = > 0,7 kasi kurang dari 0,05 maka disimpulkan varians-
Gain-Sedang = 0,7 ≥ ≥ 0,3 kovarians dari variabel tidak homogen. Namun
Gain-Rendah = < 0,3 menurut Glass dan Hopkins (1984, p.238) hal ini
tidak menjadi masalah yang berarti, karena
Setelah uji perbedaan kemampuan awal sampel penelitian dalam jumlah yang kecil dan
selanjutnya dilakukan uji one sample t-tes de- . Jika sampel dalam jumlah kecil dan
ngan menggunakan data post-test. Uji dilakukan matriks varians-kovarians tidak homogen, maka
untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya hal ini hanya akan memberikan pengaruh yang
pendekatan problem posing dan pendekatan kecil.
problem-based learning ditinjau dari masing- Setelah itu dilakukan uji MANOVA un-
masing variabel terikat, yaitu prestasi belajar, tuk menentukan kesamaan vektor rerata dua
dan motivasi belajar mahasiswa. Nilai keterca- kelompok. Ringkasan hasil uji perbedaan ke-
paian ketuntasan minimal (KKM) yang dihipote- mampuan awal disajikan pada Tabel 5.
siskan adalah 65 untuk uji pengaruh pendekatan
pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasis- Tabel 5. Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal
wa dan 114 untuk uji pengaruh pendekatan pem- Effect Value F Sig.
belajaran terhadap motivasi belajar mahasiswa Hotelling's b
Kelompok 1,433 44,410 0,000
pendidikan matematika. Setelah itu, dilakukan Trace

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 106
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis data bebas) tidak homogen. Namun menurut Glass &
menunjukkan bahwa nilai signifikasi kurang dari Hopkins (1984, p.238) hal ini tidak menjadi
0,005 maka disimpulkan bahwa terdapat perbe- masalah yang berarti, karena sampel penelitian
daan rata-rata skor pre-test prestasi belajar, dan dalam jumlah yang kecil dan n1  n2 . Jika sam-
motivasi belajar mahasiswa pendidikan matema- pel dalam jumlah kecil dan matriks varian-kova-
tika pada kelompok pembelajaran yang menggu- rian tidak homogen, maka hal ini hanya akan
nakan pendekatan problem posing dan pada ke- memberikan pengaruh yang kecil.
lompok pembelajaran yang menggunakan pen- Selanjutnya pada ringkasan hasil uji beda
dekatan PBL atau dengan kata lain kemampuan rata-rata nilai gain ternormalisasi <g> kedua
dua kelas eksperimen tidak setara. Kemudian pendekatan pembelajaran dapat dilihat pada
pada uji one sample t-test dengan menggunakan Tabel 8.
data posttest dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Beda Rata-Rata
Tabel 5. Hasil Uji Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Terhadap Prestasi belajar, dan Effect Value F Sig.
Motivasi Belajar Mahasiswa Hotelling's
Kelompok 0,379 11,743b 0,000
Trace
Tes Sig (1-
Variabel Kelompok T df Berdasarkan Tabel 8 dimana nilai signifi-
Value tailed)
Prestasi
PP 65 7,665 30 0,000 kasi menunjukkan kurang dari 0,005, maka
PBL 65 4,756 33 0,000 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
PP 114 1,367 30 0,091 pengaruh antara mahasiswa yang mendapat
Motivasi
PBL 114 5,921 33 0,000
perlakuan pendekatan PP dengan pendekatan
Selanjutnya pada hasil uji asumsi setelah PBL terhadap prestasi belajar, dan motivasi
perlakuan yaitu: belajar mahasiswa pendidikan matematika. Ka-
rena terdapat perbedaan pengaruh antara kelom-
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Multivariate
pok eksperimen dengan pendekatan PP dan
Setelah Perlakuan
kelompok eksperimen dengan pendekatan PBL,
Kelas Mahalanobis % Ket maka selanjutnya dilakukan uji t-univariat untuk
PP 70,96 Tidak Normal mengetahui pendekatan manakah yang lebih
PBL 58,82 Tidak Normal baik antara pendekatan PP dan pendekatan PBL
Berdasarkan Tabel 6, hasil uji normalitas ditinjau dari masing-masing variabel terikat
yang telah dilakukan pada masing-masing kelas yakni prestasi belajar, dan motivasi belajar ma-
eksperimen tidak berada dipersekitaran 50% ma- hasiswa pendidikan matematika.
ka disimpulkan bahwa data tidak berdistri-busi Berdasarkan hasil analisis data diketahui
normal multivariate. Namun Steven (2009, rata-rata gain ternormalisasi <g> prestasi belajar
p.222), menyatakan bahwa studi yang didasar- pada keseluruhan mahasiswa tergolong sedang.
kan kurang dari 10 variabel, uji F pada Manova Dimana rata-rata <g> prestasi belajar mahasiswa
“robust” terhadap asumsi ketidaknormalan, da- kelompok problem posing sebesar 0,597 tidak
lam artian hasil pengujian tidak terpengaruh berbeda jauh dibandingkan rata-rata gain ternor-
oleh pelanggaran asumsi normal multivariate. malisasi <g> prestasi belajar mahasiswa kelom-
Untuk hasil pengujian homogenitas setelah pok PBL yang sebesar 0,644. Hasil uji inde-
perlakuan dengan Box’sM dapat dilihat pada penden sampel t-test prestasi belajar berada pada
Tabel 7. taraf signifikasi 0,260 maka disimpulkan bahwa
pendekatan problem posing dan pendekatan
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Matriks problem-based learning sama baiknya dalam
Kovarian memberikan pengaruh ditinjau dari prestasi
Deskripsi Nilai belajar mahasiswa.
Box’s M 43,499 Untuk rata-rata gain ternormalisasi <g>
F 13,999 motivasi belajar mahasiswa pada keseluruhan
Signifikansi 0,000 mahasiswa tergolong rendah yaitu untuk rata-
rata gain ternormalisasi <g> motivasi belajar
Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai signifi- mahasiswa pada kelompok problem posing
kansi (2-tailed) pada masing-masing data gain sebesar 0,125 dan rata-rata gain ternormalisasi
ternormalisasi < 0,05. Dengan demikian dapat <g> motivasi belajar mahasiswa pada kelompok
disimpulkan bahwa varian-kovarian gain ternor- PBL yang sebesar 0,284, dimana terlihat perbe-
malisasi dari variabel dependen (variable tak

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 107
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

daan secara signifikan antara kelompok eksperi- Bao, L. (2006). Theoretical comparison of
men problem posing dan kelompok eksperimen average normalized gain calculations.
PBL. Nilai signifikasi yang diperoleh adalah Physics Education Research.
0,000. Sehingga disimpulkan bahwa pendekatan
Bell, G. M. E. (1978) Learning and instruction.
problem-based learning lebih mempunyai pe-
New York: Macmillan Publishing
ngaruh yang baik pada motivasi belajar maha-
Company.
siswa dibandingkan dengan pendekatan problem
posing. Badan Pusat Statistik. (2015). Indeks
pengembangan manusia tingkatan
SIMPULAN DAN SARAN
provinsi. Jakarta: BPS
Berdasarkan pengujian hipotesis maka
Brophy, J. (2004). Motivating students to learn
disimpulkan bahwa: pendekatan problem posing
(2rd Ed). New Jersey: Lawrence Erbaum
dan PBL berpengaruh positif terhadap prestasi
Associates.
belajar mahasiswa; pendekatan problem posing
tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar ma- Brown, S.I., & Walter, M.I. (1990). The art of
hasiswa pendidikan matematika; pendekatan problem posing (2nd Ed). New Jersey:
problem-based learning berpengaruh positif Lawrence Erbaum Associates.
terhadap motivasi belajar mahasiswa pendidikan Cahyo, A.N. (2013). Panduan aplikasi teori-
matematika; pendekatan problem posing sama teori belajar mengajar teraktual dan
baiknya dengan problem-based learning ditinjau terpopuler.Yogyakarta: DIVA Press.
dari prestasi belajar mahasiswa; pendekatan
problem-based learning lebih baik dibandingkan Dehyadegary, E., et al. (2012). Academic
dengan problem posing ditinjau dari motivasi engagement as a mediator in relationship
belajar mahasiswa. between emotional intelligence and
Berdasarkan beberapa temuan yang diper- academic achievement among adolescents
oleh pada simpulan, maka pendekatan problem in kerman-iran [Versi elektronik]. Journal
posing dan pendekatan problem-based learning of American Science, 8,9, 823-832.
direkomendasikan agar diterapkan dalam pem- Djidu, H. (2014). DPNA mata kuliah Kalkulus
belajaran matematika khususnya mata kuliah II program studi pendidikan matematika.
Kalkulus II. Dengan menerapkan kedua Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
pendekatan tersebut pada mata kuliah Kalkuus II
atau mata kuliah yang lain diharapkan mampu Duch, B.J, Allen D.E., & White, H.B. (2000).
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, dan Problem based learning: Preparing
motivasi belajar mahasiswa pendidikan students to succeed in the 21st century.
matematika. University of Delaware.
DAFTAR PUSTAKA Farhan, M., & Retnawati, H. (2014).
Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari
Akay, H. (2010). The effect of problem posing prestasi belajar, kemampuan representasi
oriented analyses-ii course on the matematis, dan motivasi belajar. Jurnal
attitudes toward mathematics and Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227-
mathematics self-efficacy of elementary 240.
prospective mathematics teachers: doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.
Australian Journal of Teacher Education, 2678
35(1), 57-75. Sutcu Imam University.
Gable, R.K. (1986). Instrument development in
Antara News. (2012). IPM Sultra berada urutan the affective domain. New York: Springer
25 di Indonesia. Science+Business Media, LLC.
http:m.antarasultra.com/berita/263308/ip
m-berada-urutan-25-di-indonesia. Di Glass, G.V., & Hopkins, K.D. (1984). Statistical
akses pada tanggal 5 November pukul methods in education and physchology
19.00. (2rd Ed). New Jersey. Prentice-Hall, Inc.,
Englewood.
Arends, R.I. (2013). Belajar untuk mengajar.
Learning to teach. Edisi 9. Jakarta: Haji, S. (2011). Pendekatan problem posing
Salemba Humanika. dalam pembelajaran matematika. Jurnal
kependidikan triandik.

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1), Mei 2016 - 108
Risnawati Amiluddin, S. Sugiman

Hake, R.R. (1999) Analyzing change/gain terhadap prestasi belajar mahasiswa


scores. American educational research akutansi. Jurnal ekonomi bisnis, 14, 3,
assosiation’s division d, measurement and 224-231.
research
Schunk, D.H. (2012). Learning theories an
methodology.[http://lists.asu.edu/cgi-
educational perpective (6rd Ed). Boston:
bin/wa?A2=ind9903 &L=aera-
Pearson Educational, Inc.
d&P=R6855].
Schunk, D.H, Printrinch, P. R, dan Meece, J. L.
Hake, R.R. Inretactive-engagment vs traditional
(2012). Motivasi dalam pendidikan:
method: a six-thousand-student survey of
Teori, penelitian, dan aplikasi. Jakarta:
mecanics test data for introductory
Indeks. (diterjemahkan oleh Ellys Tjo dari
physics courses. American journal of
Motivation in education, theory, research,
physics.[hake@ix.netcom.com].
and application (3rd ed). Trenton, New
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan Jersey: Pearson Educational International.
kontekstual dalam pembelajaran abad 21.
Silver, E.A. (1996). An analysis of
Bogor: Ghalia Indonesia.
arithmeticproblem posing by middle
Johnson, B., & Christensen, L. (2008). school students. Journal for research in
Educational research: quantitative, mathematics education 1996,vol.27, no 5.
qualitative and mixed approach (3rd ed). 521-539. University of Pittsburgh.
Thousand Oaks, California: Sage
Silver, E.A. (1996). Posing mathematical
Publiction, Inc.
problems: An exploratory study. Journal
Levin, B.B. (2001). Energizing teacher for research in mathematics education
education and professionl development 1996. Vol 27, No 3. 293-309. University
with problem-based learning. Virginia: of Pittsburgh.
Association for Supervision and
Skemp, R.R. (1971). The psycology of learning
Curriculum Development.
mathematics. Victoria, Australia: Penguin
Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan books Australia ltd.
instrumen tes dan nontes.Yogyakarta:
Slavin, R.E. (2006). Educational psychology
Mitra Cendekia Press.
theory and practice (8rd Ed). Boston:
Mars, C. (2010). Becoming a teacher: Pearson Educational, Inc.
knowledge, skill, & issue. (5rd ed).
Slavin, R.E. (2011). Psikologi pendidikan. (jilid
Sydney: Pearson Educational
2) Jakarta: Indeks. (diterjemahkan oleh
International.
Matianto Samosir dari Educational
Muslimin, Z.I. (2012). Prestasi belajar psycology) (9rd ed).Boston,
mahasiswa ditinjau dari jalur penerimaan Massachusetts: Pearson Educational, Inc.
mahasiswa baru, asal sekolah, dan skor
SNDIKTI. (2014). Kepmendiknas no 49 tahun
tes potensi akademik. Jurnal penelitian
2014 tentang kerangka kualifikasi
psikologi, 3, 1, 381-393.
nasional Indonesia (KKNI).
Ormrod, J.E. (2009). Psikologi pendidikan
Stevens, J. P (2009). Applied multivariate
membantu siswa tumbuh dan berkembang
statistics for the social science, New
edisi keenam jilid 2. (diterjemahkan oleh
York: Taylor & Francis Group, LLC.
Amitya Kumara). Upper Saddle River,
Nj: Merril Prentice Hall. Widjajanti, D.B. (2009). Mengembangkan
keyakinan (belief) siswa terhadap
Popham, W.J. (1999). Clasroom asessment:
matematika melalui pbl. Makalah
What teacher need to know. Los Angeles:
disajikan dalam seminar, Universitas
Allyn-Bacon.
Negeri Yogyakarta.
Prastiti, S.D., & Pujiningsih, S. (2009).
Pengaruh faktor preferensi gaya belajar

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503

Anda mungkin juga menyukai