Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan problem posing dan
pendekatan problem-based learning; dan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara pendekatan
problem posing dan pendekatan problem-based learning ditinjau dari prestasi belajar, dan motivasi belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest non-equivalent
comparison-group design. Populasi penelitian mencakup seluruh mahasiswa pendidikan matematika
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau yang mengambil mata kuliah Kalkulus II. Instrumen penelitian
meliputi tes prestasi belajar, dan angket motivasi. Analisis yang digunakan, yaitu uji one sample t-test, T2
Hotteling’s, dan uji independent sample t-test dengan data gain ternormalisasi. Setiap analisis dilakukan
pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pendekatan problem posing dan pendekatan
PBL berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa; (2) pendekatan problem posing tidak
berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa sedangkan pendekatan PBL berpengaruh terhadap
motivasi belajar mahasiswa; (3) pendekatan problem posing sama baiknya dengan pendekatan PBL ditinjau
dari prestasi belajar mahasiswa; dan (4) pendekatan PBL lebih baik dibandingkan dengan pendekatan
problem posing ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa.
Kata Kunci: pendekatan problem posing, problem-based learning, prestasi belajar, motivasi belajar
mahasiswa.
Abstract
This study aims is to describe the effect of problem posing and problem-based learning; and to
knowing the better approach between problem posing approach and problem-based learning approach
viewed from the learning achievement, and learning motivation of the students of mathematics Education
Department of Dayanu Ikhsanuddin University of Baubau. This research was a quasi-experimental study
with the pretest-posttest non-equivalent comparison-group design. The population included all students of
Mathematics Education Department who took Calculus II. The instrument used including an achievement
test, and motivation questionnaire. The test was analyzed by One sample t-test, T2 Hottelling’s and
independent sample t-test with gain data normalized each analysis was performed at the significance level
of 0.05.The research found: (1) the problem posing approach and PBL approach positive effect the
learning achievement; (2) PBL approach affect student’s learning motivation while the problem posing
does not; (3) the problem posing approach is equal good to PBL approach in achieving the learning
objective; and (4) the problem-based learning approach is better than the problem posing approach viewed
from student’s learning motivation.
Keywords: problem posing approach, problem-based learning, learning objective achievement, student’s
learning motivation.
How to Cite: Amiluddin, R., & Sugiman, S. (2016). Pengaruh problem posing dan PBL terhadap prestasi
belajar, dan motivasi belajar mahasiswa pendidikan matematika. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3(1), 100-
108. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.7303
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.7303
Selanjutnya adalah data Badan Pusat Sta- dan psikomotorik akan optimal jika mahasiswa
tisktik (BPS) bahwa rata-rata indeks pengem- mempunyai kemampuan afektif tinggi.
bangan manusia (IPM) Sulawesi Tenggara da- Motivasi belajar menentukan bagaimana
lam 5 tahun, yaitu tahun 2010 dengan rata-rata mahasiswa dalam pembelajaran matematika.
65,99, 2011 (66,52), 2012 (67,07), 2013 (67,55), Menurut Brophy (2004, p.4) bahwa “motives
dan tahun 2014 (68,07). Sulawesi Tenggara se- are usually construed as relatively general
lalu berada kisaran urutan 25 dari 33 propinsi di needs or desires that energize people to initiate
Indonesia. Data teranyar menunjukkan bahwa purposeful action sequences.” Ormrod (2003,
IPM Sulawesi Tenggara berada di bawah rata- pp.368-369) menjelaskan bahwa motivasi adalah
rata nasional yaitu 70,00. Hal ini memperlihat- kondisi psikologis yang mendorong seseorang
kan bahwa kualitas pendidikan di Sulawesi untuk melakukan sesuatu dan dapat dilihat pada
Tenggara masih memprihatinkan. Pada artikel prilaku seseorang, yaitu: menunjukkan sikap ke
(ANTARA News, 2012) ditulis bahwa kinerja arah tujuan tertentu, mendorong untuk mening-
pendidikan di Sulawesi Tenggara belum mampu katkan usaha dan kekuatan, meningkatkan usaha
menyumbangkan peningkatan IPM karena ma- dan ketekunan, mempertinggi proses kognitif,
sih rendahnya angka melek huruf. Olehnya itu menentukan akibat yang dikuatkan, mendorong
salah satu indikator yang hendak dicapai oleh untuk memperbaiki tindakan.
pemerintah Sulawesi Tenggara adalah mening- Sementara itu, Maslow (Marsh, 2004,
katkan prestasi anak pada kancah nasional mau- p.45) mengemukakan bahwa motivasi peserta
pun internasional. Sehingga menjadi tanggung didik adalah variabel yang kompleks dan saling
jawab semua pihak untuk merentaskan rendah- terkait dengan berbagai faktor lainnya seperti
nya angka melek huruf dan meningktakan pres- anxlety (cek), kebutuhan untuk berprestasi, ke-
tasi anak, utamanya oleh perguruan-perguruan butuhan untuk diterima, keingintahuan, dan
tinggi di Sulawesi Tenggara salah satunya kebutuhan lain yang digariskan. Dimana menu-
adalah Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. rut Schunk (2012, p.346) yaitu motivasi belajar
Fokus kepada prestasi belajar mahasiswa, tidak akan terbentuk apabila seseorang tidak
maka dosen bertugas untuk melaksanakan pem- mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari
belajaran yang dapat mengefektifkan segala ke- manfaat belajar bagi dirinya-sendiri. Sehingga
mampuan mahasiswa baik prestasi, pengetahu- hal ini memungkinkan motivasi belajar mahasis-
an, dan sikap. Selain prestasi belajar matematika wa menjadi suatu permasalahan di Program
yang baik, terdapat kompetensi lain yang harus Studi Pendidikan Matematika Universitas Daya-
dimiliki mahasiswa dalam pembelajaran mate- nu Ikhsanuddin Baubau. Dari hasil wawancara
matika, yaitu motivasi belajar mahasiswa. peneliti dengan beberapa dosen di Program Stu-
Menurut Gable (1986, p.2) dan Popham di Pendidikan Matematika Universitas Dayanu
(1995, p.180) bahwa aspek afektif merupakan Ikhsanuddin Baubau terutama dosen mata kuliah
aspek penting disekolah yang turut menentukan Kalkulus yang mengatakan bahwa faktor lain
proses, tujuan, serta hasil belajar matematika. yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
Selanjutnya Mardapi (2008, p.101), menyebut- mahasiswa adalah motivasi belajar mahasiswa
kan bahwa ranah afektif mencakup segala yang yang masih kurang. Hal ini didukung oleh data
terkait dengan perasaan, emosi, sikap, motivasi, awal mengenai motivasi belajar mahasiswa
penghargaan, semangat, dan minat. Sehingga Program Studi Pendidikan Matematika di Uni-
motivasi menentukan keberhasilan seseorang. versitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. Berikut
Orang yang tidak memiliki kemampuan afektif pada Tabel 2 dapat dilihat mengenai gambaran
yang baik, sulit mencapai keberhasilan studi motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Mate-
yang optimal. Dengan demikian ranah kognitif, matika di Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Baubau.
Tabel 2. Motivasi Belajar Mahasiswa Pend. Matematika Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau
Aspek Interval untuk Skor yang diraih Responden Kriteria Kondisi Awal
100 < X ≤ 125 Sangat Tinggi 9,7%
85 < X ≤ 100 Tinggi 48,6%
Motivasi 75 < X ≤ 85 Cukup Tinggi 31,9%
60 < X ≤ 75 Rendah 9,7%
45 < X ≤ 60 Sangat Rendah 0%
Rata-rata 83,225 Tinggi
Fakta di lapangan menggambarkan walau- kegiatan problem posing. Jika dilakukan secara
pun motivasi belajar mahasiswa pendidikan ma- kontinu maka akan meningkatkan kemampuan
tematika tergolong tinggi, yaitu 48,6%. Tetapi mahasiswa dalam ranah pengetahuan, keteram-
berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa masih ada pilan, dan sikap.
9,7% motivasi belajar mahasiswa dalam kate- Selanjutnya menurut Silver dan Cai
gori rendah. Ada banyak faktor yang dapat (1996, p.293) problem posing merupakan inti
mempengaruhi motivasi belajar seseorang, bisa terpenting dalam disiplin matematika dan dalam
saja karena faktor pembelajaran yang diberikan sikap pemikiran dan penalaran. Dalam pembel-
oleh dosen. Senada dengan itu Hosnan (2014, ajaran problem posing dosen bukanlah satu-
p.1) mengatakan bahwa bertolak dari pandangan satunya sumber informasi. pembelajaran prob-
“ I have never seen a good school without a lem posing memposisikan mahasiswa sebagai
good teacher” (De Roche, 1989), maka diantara pusat pembelajaran. Mahasiswa mencari sendiri
banyak faktor tersebut posisi pengajar dalam hal sumber informasi yang mendukung untuk men-
ini dosen tampaknya merupakan posisi paling dapatkan pengetahuan baru. Hal ini ditunjukkan
strategis. pada kegiatan problem posing dimana mahasis-
Tujuan pembelajaran dapat terlaksana sa- wa merumuskan soal atau pertanyaan kemudian
lah satunya adalah jika dalam pembelajaran menyelesaikan sendiri soal tersebut. Menurut
matematika dosen dapat memilih pendekatan, pandangan Bell (1981, p.310), bahwa merumus-
strategi, metode atau model pembelajaran de- kan pemecahan masalah secara umum sebagai
ngan memperhatikan kondisi peserta didik, jalan keluar dari situasi dimana dipandang seba-
kemampuan peserta didik, dan karakteristik gai masalah oleh seseorang yang menyelesaikan.
yang dimiliki oleh peserta didik. Pemilihan pen- Pendekatan pembelajaran lainnya adalah
dekatan pembelajaran yang tepat sangat penting problem-based learning yang diterjemahkan se-
bagi dosen, namun setiap dosen memiliki gaya bagai pendekatan berbasis masalah. Menurut
mengajar yang berbeda-beda meskipun menggu- Levin (2001, p.1) “problem-based learning ada-
nakan pendekatan, metode atau model pem- lah pendekatan pembelajaran yang menjadikan
belajaran yang sama. Pendekatan yang dapat masalah sebagai dasar atau basis bagi mahasis-
merangsang kreatifitas mahasiswa, kemampuan wa untuk belajar. Arends (2013, p.100) menje-
mahasiswa, dan motivasi mahasiswa diharapkan laskan inti dari PBL adalah penyajian situasi
dapat mengefektifkan pembelajaran di kelas. permasalahan yang autentik dan bermakna
Pendekatan pembelajaran yang di gunakan kepada mahasiswa yang dapat menjadi landasan
dalam penelitian ini adalah pendekatan problem penyelidikan dan inkuiri.
posing dan pendekatan problem-based learning. Terkait dengan itu, Duch, et al (2001, p.6)
Kedua pendekatan tersebut merupakan pende- menjelaskan bahwa prinsip dasar yang mendu-
katan pembelajaran yang dapat menggerakkan kung konsep dari Problem-based learning, yaitu
mahasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuan- bahwa pembelajaran dimulai (diprakasai) de-
nya sendiri dan memperkuat pengetahuan- ngan mengajukan masalah, pertanyaan, atau
pengetahuan yang telah ia miliki sebelumnya teka-teki, yang menjadikan pembelajar ingin
melalui bimbingan dosen. menyelesaikannya. Karena menurut Cahyo
Menurut Brown dan Walter (1990, p.11), (2013, p.283) problem-based learning adalah
problem posing memberikan kesempatan kepada suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
mahasiswa untuk dapat berpikir secara bebas prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal
dan terstruktur dalam menyelesaikan masalah. akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. Pem-
Senada dengan itu, Akay (2010, p.60) menjelas- belajaran ini dirancang agar seseorang mendapat
kan bahwa problem posing didefinisikan sebagai pengetahuan penting, yang membuat mereka
kegiatan mahasiswa dalam merumuskan masa- mahir dalam memecahkan masalah, dan ber-
lah yang diberikan dan dapat membuat masalah partisipasi dalam tim.
atau pertanyaan baru. Dengan mahasiswa mem- Pemilihan kedua pendekatan pembelajar-
buat soal sendiri maka proses pengembangan an yang telah dijelaskan dapat meningkatkan
diri akan terbentuk. Mahasiswa akan mengguna- prestasi belajar, dan motivasi belajar mahasiswa
kan konsep yang ia dapatkan untuk dapat me- sehingga proses perkuliahan akan efektif dan
nyusun soal hingga mengerjakannya. Kemam- berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh
puan berpikir kreatif, kemampuan penguasaan beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan
materi, kemampuan pemahaman konsep, ke- oleh Haji (2011) bahwa terdapat perbedaan
mampuan dalam komunikasi akan terlihat pada secara berarti antara hasil belajar matematika
angket motivasi belajar mahasiswa sebelum uji perbedaan pengaruh (uji beda rata-rata) un-
diberi perlakukan dan setelah diberi perlakuan. tuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat
Analisis data sebelum perlakuan dilakukan de- perbedaan pengaruh antara kedua kelas eksperi-
ngan tujuan untuk menentukan jenis uji statistik men terhadap prestasi belajar, dan motivasi
yang digunakan dalam menguji perbandingan belajar mahasiswa pendidikan matematika. Ke-
pengaruh pendekatan pembelajaran. mudian dilanjutkan dengan uji independent
Analisis data awal (pretest) dilakukan sample t-test yang bertujuan untuk melihat
dengan menggunakan uji kesamaan vektor rerata besarnya perbedaan pengaruh ditinjau dari
dua kelompok. Jika uji kesamaan vektor rerata prestasi belajar, dan motivasi belajar mahasiswa
data tes awal menyimpulkan bahwa vektor rera- pendidikan matematika dengan menggunakan
ta dua kelompok sama, maka pengujian perban- data gain ternormalisasi. Kriteria keputusannya
dingan pengaruh pendekatan pembelajaran dila- adalah H 0 ditolak jika nilai signifikasi kurang
kukan dengan menggunakan uji MANOVA dari 0,05 pada setiap pengujian.
(Multivariate Analysis of Variance). Namun jika
pada uji data tes awal menyimpulkan bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
vektor rerata dua kelompok berbeda secara sig- Setelah dilakukan uji statistik maka diper-
nifikan, maka digunakan analisis gain ternor- oleh hasil sebagai berikut. Hasil uji asumsi
malisasi dalam pengujian independent sample t- sebelum perlakuan yaitu:
test. Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka data
terlebih dahulu harus memenuhi uji asumsi yaitu Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Multivariate
uji normalitas dengan menggunakan jarak maha- Sebelum Perlakuan
lanobis dan uji homogenitas dengan mengguna- Kelas Kelas
kan Box’M. Setelah uji asumsi terpenuhi maka Instrumen Eksp. I Eksp. II
selanjutnya dilakukan uji perbedaan kemampuan % Ket. % Ket.
awal atau uji Manova jika vektor rerata dua Pretest prestasi belajar,
45,16 Normal 47 Normal
dan motivasi belajar
kelompok tidak sama maka digunakan data gain
ternormalisasi dalam menguji beda rata-rata dan Selanjutnya hasil uji homogenitas dengan
independent sample t-test. Menurut Hake (2000, Box’s M sebelum perlakuan yang disajikan pada
p.3) skor gain ternormalisasi <g> didefinisikan Tabel 4 berikut.
sebagai perbandingan skor gain aktual (%<post>
- %<pre>) dengan skor gain maksimal (100 - Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Matriks
%<pre>). Dengan rumus gain ternormalisasi Kovarian Sebelum Perlakuan
yang digunakan adalah sebagai berikut. Deskripsi Nilai
Box’s M 18,337
(Bao, 2006, p.917) F 5,901
Signifikansi 0,001
Adapun tingkatan gain ternormalisasi me-
nurut Hake (1999, p.1) adalah sebagai berikut. Dari Tabel 4 dilihat bahwa taraf signifi-
Gain-Tinggi = > 0,7 kasi kurang dari 0,05 maka disimpulkan varians-
Gain-Sedang = 0,7 ≥ ≥ 0,3 kovarians dari variabel tidak homogen. Namun
Gain-Rendah = < 0,3 menurut Glass dan Hopkins (1984, p.238) hal ini
tidak menjadi masalah yang berarti, karena
Setelah uji perbedaan kemampuan awal sampel penelitian dalam jumlah yang kecil dan
selanjutnya dilakukan uji one sample t-tes de- . Jika sampel dalam jumlah kecil dan
ngan menggunakan data post-test. Uji dilakukan matriks varians-kovarians tidak homogen, maka
untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya hal ini hanya akan memberikan pengaruh yang
pendekatan problem posing dan pendekatan kecil.
problem-based learning ditinjau dari masing- Setelah itu dilakukan uji MANOVA un-
masing variabel terikat, yaitu prestasi belajar, tuk menentukan kesamaan vektor rerata dua
dan motivasi belajar mahasiswa. Nilai keterca- kelompok. Ringkasan hasil uji perbedaan ke-
paian ketuntasan minimal (KKM) yang dihipote- mampuan awal disajikan pada Tabel 5.
siskan adalah 65 untuk uji pengaruh pendekatan
pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasis- Tabel 5. Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal
wa dan 114 untuk uji pengaruh pendekatan pem- Effect Value F Sig.
belajaran terhadap motivasi belajar mahasiswa Hotelling's b
Kelompok 1,433 44,410 0,000
pendidikan matematika. Setelah itu, dilakukan Trace
Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis data bebas) tidak homogen. Namun menurut Glass &
menunjukkan bahwa nilai signifikasi kurang dari Hopkins (1984, p.238) hal ini tidak menjadi
0,005 maka disimpulkan bahwa terdapat perbe- masalah yang berarti, karena sampel penelitian
daan rata-rata skor pre-test prestasi belajar, dan dalam jumlah yang kecil dan n1 n2 . Jika sam-
motivasi belajar mahasiswa pendidikan matema- pel dalam jumlah kecil dan matriks varian-kova-
tika pada kelompok pembelajaran yang menggu- rian tidak homogen, maka hal ini hanya akan
nakan pendekatan problem posing dan pada ke- memberikan pengaruh yang kecil.
lompok pembelajaran yang menggunakan pen- Selanjutnya pada ringkasan hasil uji beda
dekatan PBL atau dengan kata lain kemampuan rata-rata nilai gain ternormalisasi <g> kedua
dua kelas eksperimen tidak setara. Kemudian pendekatan pembelajaran dapat dilihat pada
pada uji one sample t-test dengan menggunakan Tabel 8.
data posttest dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Beda Rata-Rata
Tabel 5. Hasil Uji Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Terhadap Prestasi belajar, dan Effect Value F Sig.
Motivasi Belajar Mahasiswa Hotelling's
Kelompok 0,379 11,743b 0,000
Trace
Tes Sig (1-
Variabel Kelompok T df Berdasarkan Tabel 8 dimana nilai signifi-
Value tailed)
Prestasi
PP 65 7,665 30 0,000 kasi menunjukkan kurang dari 0,005, maka
PBL 65 4,756 33 0,000 diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
PP 114 1,367 30 0,091 pengaruh antara mahasiswa yang mendapat
Motivasi
PBL 114 5,921 33 0,000
perlakuan pendekatan PP dengan pendekatan
Selanjutnya pada hasil uji asumsi setelah PBL terhadap prestasi belajar, dan motivasi
perlakuan yaitu: belajar mahasiswa pendidikan matematika. Ka-
rena terdapat perbedaan pengaruh antara kelom-
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Multivariate
pok eksperimen dengan pendekatan PP dan
Setelah Perlakuan
kelompok eksperimen dengan pendekatan PBL,
Kelas Mahalanobis % Ket maka selanjutnya dilakukan uji t-univariat untuk
PP 70,96 Tidak Normal mengetahui pendekatan manakah yang lebih
PBL 58,82 Tidak Normal baik antara pendekatan PP dan pendekatan PBL
Berdasarkan Tabel 6, hasil uji normalitas ditinjau dari masing-masing variabel terikat
yang telah dilakukan pada masing-masing kelas yakni prestasi belajar, dan motivasi belajar ma-
eksperimen tidak berada dipersekitaran 50% ma- hasiswa pendidikan matematika.
ka disimpulkan bahwa data tidak berdistri-busi Berdasarkan hasil analisis data diketahui
normal multivariate. Namun Steven (2009, rata-rata gain ternormalisasi <g> prestasi belajar
p.222), menyatakan bahwa studi yang didasar- pada keseluruhan mahasiswa tergolong sedang.
kan kurang dari 10 variabel, uji F pada Manova Dimana rata-rata <g> prestasi belajar mahasiswa
“robust” terhadap asumsi ketidaknormalan, da- kelompok problem posing sebesar 0,597 tidak
lam artian hasil pengujian tidak terpengaruh berbeda jauh dibandingkan rata-rata gain ternor-
oleh pelanggaran asumsi normal multivariate. malisasi <g> prestasi belajar mahasiswa kelom-
Untuk hasil pengujian homogenitas setelah pok PBL yang sebesar 0,644. Hasil uji inde-
perlakuan dengan Box’sM dapat dilihat pada penden sampel t-test prestasi belajar berada pada
Tabel 7. taraf signifikasi 0,260 maka disimpulkan bahwa
pendekatan problem posing dan pendekatan
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Matriks problem-based learning sama baiknya dalam
Kovarian memberikan pengaruh ditinjau dari prestasi
Deskripsi Nilai belajar mahasiswa.
Box’s M 43,499 Untuk rata-rata gain ternormalisasi <g>
F 13,999 motivasi belajar mahasiswa pada keseluruhan
Signifikansi 0,000 mahasiswa tergolong rendah yaitu untuk rata-
rata gain ternormalisasi <g> motivasi belajar
Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai signifi- mahasiswa pada kelompok problem posing
kansi (2-tailed) pada masing-masing data gain sebesar 0,125 dan rata-rata gain ternormalisasi
ternormalisasi < 0,05. Dengan demikian dapat <g> motivasi belajar mahasiswa pada kelompok
disimpulkan bahwa varian-kovarian gain ternor- PBL yang sebesar 0,284, dimana terlihat perbe-
malisasi dari variabel dependen (variable tak
daan secara signifikan antara kelompok eksperi- Bao, L. (2006). Theoretical comparison of
men problem posing dan kelompok eksperimen average normalized gain calculations.
PBL. Nilai signifikasi yang diperoleh adalah Physics Education Research.
0,000. Sehingga disimpulkan bahwa pendekatan
Bell, G. M. E. (1978) Learning and instruction.
problem-based learning lebih mempunyai pe-
New York: Macmillan Publishing
ngaruh yang baik pada motivasi belajar maha-
Company.
siswa dibandingkan dengan pendekatan problem
posing. Badan Pusat Statistik. (2015). Indeks
pengembangan manusia tingkatan
SIMPULAN DAN SARAN
provinsi. Jakarta: BPS
Berdasarkan pengujian hipotesis maka
Brophy, J. (2004). Motivating students to learn
disimpulkan bahwa: pendekatan problem posing
(2rd Ed). New Jersey: Lawrence Erbaum
dan PBL berpengaruh positif terhadap prestasi
Associates.
belajar mahasiswa; pendekatan problem posing
tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar ma- Brown, S.I., & Walter, M.I. (1990). The art of
hasiswa pendidikan matematika; pendekatan problem posing (2nd Ed). New Jersey:
problem-based learning berpengaruh positif Lawrence Erbaum Associates.
terhadap motivasi belajar mahasiswa pendidikan Cahyo, A.N. (2013). Panduan aplikasi teori-
matematika; pendekatan problem posing sama teori belajar mengajar teraktual dan
baiknya dengan problem-based learning ditinjau terpopuler.Yogyakarta: DIVA Press.
dari prestasi belajar mahasiswa; pendekatan
problem-based learning lebih baik dibandingkan Dehyadegary, E., et al. (2012). Academic
dengan problem posing ditinjau dari motivasi engagement as a mediator in relationship
belajar mahasiswa. between emotional intelligence and
Berdasarkan beberapa temuan yang diper- academic achievement among adolescents
oleh pada simpulan, maka pendekatan problem in kerman-iran [Versi elektronik]. Journal
posing dan pendekatan problem-based learning of American Science, 8,9, 823-832.
direkomendasikan agar diterapkan dalam pem- Djidu, H. (2014). DPNA mata kuliah Kalkulus
belajaran matematika khususnya mata kuliah II program studi pendidikan matematika.
Kalkulus II. Dengan menerapkan kedua Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
pendekatan tersebut pada mata kuliah Kalkuus II
atau mata kuliah yang lain diharapkan mampu Duch, B.J, Allen D.E., & White, H.B. (2000).
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, dan Problem based learning: Preparing
motivasi belajar mahasiswa pendidikan students to succeed in the 21st century.
matematika. University of Delaware.
DAFTAR PUSTAKA Farhan, M., & Retnawati, H. (2014).
Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari
Akay, H. (2010). The effect of problem posing prestasi belajar, kemampuan representasi
oriented analyses-ii course on the matematis, dan motivasi belajar. Jurnal
attitudes toward mathematics and Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227-
mathematics self-efficacy of elementary 240.
prospective mathematics teachers: doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.
Australian Journal of Teacher Education, 2678
35(1), 57-75. Sutcu Imam University.
Gable, R.K. (1986). Instrument development in
Antara News. (2012). IPM Sultra berada urutan the affective domain. New York: Springer
25 di Indonesia. Science+Business Media, LLC.
http:m.antarasultra.com/berita/263308/ip
m-berada-urutan-25-di-indonesia. Di Glass, G.V., & Hopkins, K.D. (1984). Statistical
akses pada tanggal 5 November pukul methods in education and physchology
19.00. (2rd Ed). New Jersey. Prentice-Hall, Inc.,
Englewood.
Arends, R.I. (2013). Belajar untuk mengajar.
Learning to teach. Edisi 9. Jakarta: Haji, S. (2011). Pendekatan problem posing
Salemba Humanika. dalam pembelajaran matematika. Jurnal
kependidikan triandik.