Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas berjudul “Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di


Indonesia”
Mata Kuliah : Pendidikan Islam di Indonesia
Dosen Pengampu : Endah Kurniawati M.Pd. I

Oleh :
1. Novita Dwi Anggraeni (23040190140)
2. Sri Mulyati (23040190142)
3. Bagas Fahrul Ramadhan (23040190143)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat meneyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bu dosen
Endah Kurniawati M.Pd. I pada mata kuliah Pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana hadits islam
dan pembagiannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Endah, selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Islam di Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetauhannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan,
bahas, maupun pemulisannya karna pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi dimasa mendatang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 11 November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam di Indonesia memang sebuah topik yang menarik
untuk dikaji, dipelajari dan dianalisa. Pendidikan Islam di Indonesia
dengan segala aspek, manis-pahitnya‟ terus berkembang mendewasakan
diri seiring dengan perkembangan dunia pendidikan secara global.
Pendidikan yang menurut beberapa ahli sejarah dimulai sejak jaman
penjajahan, bahkan menjadi cikal-bakal motor penggerak perlawanan
terhadap penjajah secara politik ini terus dapat survive dan menjaga
eksistensi bahkan mengembangkan diri hingga hari ini.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab eksistensi lembaga
pendidikan Islam di Indonesia adalah sikap inklusifisme yang
dipraktikkan oleh pendidikan Islam di Indonesia dalam menerima
kritik, masukan, yang bersifat membanguan dan membarukan,
sehingga pendidikan Islam di Indonesia mampu membaur dan
mengiringi bahkan menjadi inspirator perkembangan pendidikan di
Indonesia secara umum.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari modernisasi pendidikan islam?
2. Tokoh Pembaharuan Islam Indonesia ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Islam di Indonesia


2. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang tokoh-tokoh
pendidikan Islam di Indonesia..
BAB II

TOKOH-TOKOH YANG TERMASUK DALAM PEMBARUAN


PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

1. Pengertian Pendidikan Islam

Diantara tokoh yang mendefinisakan pendidikan Islam adalah Abdurrahman


an-Nahlawi, menurutnya pendidikan Islam merupakan suatu proses penataan
individual dan sosial yang dapat menjadikan sesorang tuduk dan taat sekaligus
menerapkan Islam secara sempurna dalam kehidupan individu dan
masyarakat. Sedangkan, M. Yusuf al-Qardhawi menjalaskan bahwa pendidikan
Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, yakni akal dan hatinya, rohani
dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya.1

Jadi, Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara
sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya (Akaha, 2001, 154-155). Pendidikan Islam
merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan dapat mewarisi ilmu
pengetahuan (berwawasan islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja untuk
mencapai tujuan harus mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak
yang baik dan kuat.2

1
Muhammad Irsad,”Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia Perspektif Azyumardi Azra”,
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4 No.2, 2016, hal.160
2
Muchlisin Riadi,”Pengertian, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam”,
(https://www.kajianpustaka.com/2014/04/pengertian-dasar-tujuan-pendidikan-islam.html, diakses
pada 2 November 2019)
a. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia

Secara etimologis modernisasi berasal dari kata modern, yang telahbaku menjadi
bahasa indonesia dengan arti pembaruan pendek kata, modernisasi juga bisa
disebut pembaruan. Modernisasi atau pembaruan bisa diartikan apa saja yang
belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh penerima pembaruan, meskipun
bukan hal baru bagi orang lain. Pembaruan biasanya dipergunakan sebagai proses
perubahan untuk memperbaiki keadaan yang ada sebelumnya ke cara atau situasi
dan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Latar Belakang dan Pola Pembaruan

Menurut Ibn Taimiyah, secara umum pembaruan dalam islam timbul karena:

o membudayakan khurafat di kalangan kaum Muslimin,


o kejumudan atau ditutupnya pintu ijtihad dianggap telah
membodohkan umat islam,
o terpecahnya persatuan umat islam sehingga sulit membangun dan
maju,
o kontak antar Barat dengan islam telah menyadarkan kaum
Muslimin akan kemunduran.

Pola-pola pembaruan dalam islam, khususnya dalam pendidikan mengambil


tempat sebagai:

 (1). Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern Barat,


 (2).gerakan pembaruan pendidkan islam yang berorientasi pada sumber
islam yang murni, dan
 (3). Pembaruan pendidikan yang berorientasi pada nasionalisme.3

3
Abusani Tanjung,” Modernisasi Pendidikan Islam,
(http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/02/modernisasi-pendidikan-islam.html, diakses
pada 11 November,2019)
2. Tokoh-Tokoh yang Berpengaruh

 H. Ahmad Dahlan (1869-1923)

K.H. Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dengan nama
kecilnya Muhammad Darwis, putra dari KH. Abu Bakar bin Kyai Sulaiman,
khatib di masjid besar (Jami’) Kasultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putrid Haji
Ibrahim, seorang penghulu.

Pendidikan Muhammad Darwis mula-mula diberikan oleh ayahnya, sejak usia


kanak-kanak. Setelah meningkat dewasa dipelajarinya ilmu fiqh kepada Kyai Haji
Myhammad Saleh, ilmu nahwu sharaf kepada Kyai Haji Muhsin dan tafsir di
Yogyakarta. ia pergi ke Makkah pada tahun 1890 dan ia menuntut ilmu disana
selama 1 tahun. Salah seorang gurunya ia Syeikh Ahmad Khatib. Sekitar tahun
1903 ia mengunjungi kembali ke Makkah dan kemudian menetap disana selama 2
tahun.

Usaha dan Jasa-Jasa K. H. Ahmad Dahlan

1. Mengubah dan membetulkan arah kiblat yang tidak tepat menurut


mestinya.
2. Mengajarkan dan menyiarkan agama dengan secara popular, bukan saja di
pesantren, melainkan ia pergi ketempat-tempat lain seperti mendatangi
berbagai golongan.
3. Memberantas bid’ah-bid’ah dan khurafat serta adat istiadat yang
bertentangan dengan agama Islam.
4. Mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada tahun 1912 M.

Pemikiran K. H. Ahmad Dahlan

Di bidang pendidikan, Ahmad Dahlan berusaha merombak sistem pendidikan


Islam yang pada masa itu dikenal dengan “sistem pondok”, yang telah usang dan
ketinggalan zaman. Sistem pendidikan itu kemudian diganti dengan sistem
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Lahirlah kemudian lembaga-
lembaga pendidikan modern, yang memadukan antara ilmu-ilmu agama (Islam)
dengan ilmu-ilmu modern.

Sedangkan dalam bidang sosial kemasyarakatan, Ahmad Dahlan berusaha


mendorong agar umat Islam tidak lagi hidup dengan alam “ego-sentrisme” dan
“individualisme” yang mrngakibatkan timbulnya sikap sosial yang negatif. Untuk
itu Dahlan berusaha menghidupkan kembali jiwa dan semangat gotong royong
yang sudah menjadi karakter masyarakat asli Indonesia, yang didasarkan atas
“kolektivisme” yang sehat, semanagt gotong royong, sikap sosial yang positif, dan
sesuai dengan jiwa dan ajaran agama Islam.

Ahmad Dahlan kemudian melangkah dengan nuansa Islam yang baru. Pikiran-
pikiran pembaruan yang disampaikan lewat tablignya banyak memukau kalangan
intelektual dan kaum terpelajar Islam di Indonesia. Tidak kurang para aktivis
Boedi Oetomo ikut terpesona dan sering mengundang Ahmad Dahlan untuk
memberikan ceramahnya.

 H. Hasyim Asy’ari (1871-1947)

K.H. Hasyim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1871 M di Jombang


Jawa Timur, mula-mula ia belajar agama Islam pada ayahnya sendiri Kyai
Asy’ari. Kemudian ia belajar ke pondok pesantren di Purbolinggo, kemudian
pindah lagi ke Plangitan, Semarang, Madura, dan lain-lain.

Waktu ia belajar di Siwalan Panji ( Sidoarjo) pada tahun 1891,Kyai Ya’kub yang
mengajarnya tertarik pada tingkah lakunya yang baik dan sopan santunnya yang
halus, sehingga ingin mengambilnya sebagai menantu, dan akhirnya ia dinikahkan
kepada putrid Kyainya itu tang bernama Khadijah (tahun 1982). Tidak lama
kemudian ia pergi ke Makkah bersama istrinya untuk menunaikan ibadah haji dan
bermukim selama 1 tahun, sedang istrinya meninggal dunia disana.

Pada kunjungannya yang kedua ke Makkah ia bermukim selam 8 tahun untuk


menuntut agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang dari Makkah ia membuka
pesantren untuk mengamalkan dan membuka ilmu pengetahuaanya, yaitu
Pesantren Tebu Ireng di Jombang (pada tanggal 26 Rabiul Awal tahun 1899 M).
Jasa-Jasa K.H. Hasyim Asy’ari

1. Selain daripada mengembangkan ilmu di Tebu Ireng ia juga turut


membangunkan perkumpulan Nahdlatul Ulama, bahkan ia sebagai
Syechul Akbar dalam perkumpulan itu. Selain daripada itu K.H. Hasyim
Asy’ari duduk dalam pucuk pimpinan M.I.A.I. yang kemudian menjadi
Masyumi.
2. Begitu pula dengan gerakan pemuda dan kelasykaran, seperti: G.P.I.I.,
Muslimat, Hizbullah, Sabilillah, Barisan Mujahidin dan lain-lain ia
menjadi penganjur dan penasehatnnya. Dalam gerakan tersebut beliau
bukan saja mengorbankan buah pikirannya, tetapi juga harta bendannya.
3. Sebagai ulama ia hidup dengan tidak mengaharapkan sedekah dan belas
kasihan orang. Tetapi beliau mempunyai sandaran hidup sendiri, yaitu
beberapa bidang sawah, hasil peniagaannya. Beliau seorah salih, sungguh
beribadat, taat dan rendah hati. Ia tidak ingin pangkat dan kursi, baik di
zaman Belanda, atau di zaman Jepang. Kerap kali beliau diberi pangkat
dan kursi, tetapi ia menolak dengan bijaksana.

Pemikiran K. H. Hasyim Asy’ari

Berkat pendidikan yang diperolehnya dari Timur Tengah, K.H. Hasyim Asy’ari
menjadi tokoh Islam yang dapat berbicara dengan bahasa Arab dengan sangat
lancar. Ia termasuk seorang pembicara yang sangat fasih dan dikenal sebagai
sastrawan yang menonjol. Ia menyimpan kumpulan puisi dan sya’ir yang sering
dibacakan sendiri dalam berbagai forum. Ia juga memiliki tulisan-tulisan berupa
kumpulan fatwa yang sebagian besar belum diterbitkan.
 Muhammad Natsir

Muhammad Natsir dilahirkan pada 17 Juli 1908 dari pasangan Sutan Saripado dan
Khadijah, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Ia lahir di sebuah kota sejuk
Alahan Panjang, Sumatra Barat. Sebuah kota di daerah ujung barat kepulauan
Indonesia yang memiliki etnis dan budaya yang unik dan menonjol yaitu budaya
dan suku Minangkabau.

Natsir dibesarkan di tengah lingkungan keluarga yang sangat peduli terhadap


pendidikan dan taat menjalankan ajaran agama. Ayahnya dalah seprang juru tulis
konteler, kakeknya merupakan ulam terkemuka di daerah Minang. Sedangkan
kebanyakan sanak keluarganya termasuk golongan berpendidilan yang banyak
memiliki posisi jajaran aparat pemerintahan. Sssetelah tamat dari HIS dan
Madrasah Diniyah, dengan memperoleh beasiswa, Natsir melanjutkan belajarnya
ke MULO (Meer Unitgrebrig Lager Onderwijs) di Padang sampai tahun 1927.

Disamping menekuni pelajaran umum di sekolah ini, ia tetap memanfaatkan


waktu-waktunya untuk memperdalam pengetahuan agama, bahkan pada
kesempatan itu pula Natsir mulai menyerap pemikiran-pemikiran keagamaan para
tokoh pembaharu Islam di sana. Tetapi pengetahuan agamanya mulai terlihat
berkembang setelah ia melanjutkan studi di Bandung. Usaha menekuni
pengetahuan agama semakin menemukan titik cerah ketika Natsir bertemu dengan
A. Hasan, seorang peniaga dari Pakistan yang memiliki keluasan wawasan tentang
pemikiran-pemikiran Islam.
Pemikiran Muhammad Natsir

Pemikiran Beliau berbicara tentang beberapa komponen pendidikan yaitu :

1. Tentang peran dan fungsi pendidikan, pendidikan harus mampu


membimbing manusia mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani
maupun rohani secara sempurna, menjadikan anak didik berakhlak mulia,
membentuk manusia yang jujur dan benar, membawa manusia menjadi
hamba Allah SWT.
2. Tentang tujuan pendidikan Islam, pendidikan harus mampu menghasilkan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
3. Tentang dasar pendidikan, tauhid harus dijadikan dasar pendidikan.
4. Tentang ideologi dan pendekatan dalam pendidikan,konsep pendidikan
integral, harmonis dan universal harus dia
5. Tentang bahasa asing, bahwa bahas asing amat besar peranannya dalam
mendukung kemajuan dan kecerdasan bangsa. 4

4
http://mujabgs56.blogspot.com/2012/07/tokoh-pendidikan-islam-indonesia-dan.html
(diakses pada 11 November 2019 pukul 23:00)
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat penulis simpulkan bahwa, tokoh-tokoh pendidikan


Islam di Indonesia sangat berpengaruh dan andil dalam perkembangan sistem
perkembangan Islam di Indonesia ini. Diantara tokoh-tokoh yang berpengaruh
besar terhadap sistem perkembangan Islam di Indonesia antara lain: K.H. Ahmad
Dahlan, K. H. Hasyim Asy’ari. Tentu saja disertai dengan perjuangan yang tidak
henti-hentinya dan tanpa pantang menyerah.

 Penutup

Sekian makalah yang dapat kami buat. Penulis sadari tentang keterbatasan sebagai
manusia yang tidak luput dari kesalahan yang juga berpengaruh terhadap
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf kepada pembaca
yang budiman atas kekurangan yang jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan bagi kita semua. Sekian
dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

 Muhammad Irsad,”Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia Perspektif


Azyumardi Azra”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4 No.2, 2016,
hal.160

Muchlisin Riadi,”Pengertian, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam”,


(https://www.kajianpustaka.com/2014/04/pengertian-dasar-tujuan-pendidikan-
islam.html, diakses pada 2 November 2019)

Abusani Tanjung,” Modernisasi Pendidikan Islam,


(http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/02/modernisasi-pendidikan-
islam.html, diakses pada 11 November,2019)

http://mujabgs56.blogspot.com/2012/07/tokoh-pendidikan-islam-indonesia-
dan.html (diakses pada 11 November 2019 pukul 23:00)

Anda mungkin juga menyukai