Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH DOSIS PAKAN YANG DICAMPUR PROBIOTIK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP


BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Alfinta Lasena, Nasriani, Ad Mahmudy Irdja


Program Studi Budidaya Perairan Universitas Muhammadiyah Gorontalo,
Gorontalo 9600, Indonesia
Email : alfintalasena@gmail.com, nasriani_syam@yahoo.com, adirdja@yahoo.com

Abstract

This research was conducted at the laboratory of Agribusiness Fisheries SMKN 1


Batudaa, Dunggala Village, District Batudaa, Gorontalo in February – March 2016. This
study aims to determine the best dose of mixed feed with probiotics for the growth and
survival rate of tilapia (Oreochromis niloticus) seed. This study used a complete
randomized design with 3 treatments and 3 replications. The result showed that the best
treatment is the treatment of B 10% dose have resulted absolute length of 4.01 cm, a
weight of 4.614 grams, and the best survival rate of 93.33%.

Keywords : Tilapia, Probiotics, Growth, Survival

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agribisnis Perikanan SMK N 1 Batudaa, Desa


Dunggala, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo pada bulan Februari-Maret 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pakan terbaik yang dicampur dengan
probiotik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila (Oreochromis
niloticus). Sebuah rancangan acak lengkap diaplikasikan dalam penelitian ini dengan tiga
perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik
adalah perlakuan B dosis 10% dengan pertumbuhan panjang mutlak sebesar 4,01 cm
dan berat mutlak sebesar 4,614 gram serta kelangsungan hidup terbaik adalah 93,33%.

Kata kunci Ikan Nila, Probiotik, Pertumbuhan, kelangsungan hidup

PENDAHULUAN Indonesia pada tahun 1969. Sejak saat


Ikan Nila (Oreochromis niloticus) itu, perkembangan budidaya ikan Nila
atau juga disebut ikan tilapia menjadi sangat pesat. Hal tersebut
merupakan salah satu jenis ikan air tidak lain karena ikan Nila mempunyai
tawar introduksi yang mempunyai nilai kemampuan adaptasi yang relatif baik
ekonomis cukup tinggi di beberapa terhadap lingkungan. Selain itu, ikan
daerah Asia termasuk di Indonesia. Nila juga mudah dipijahkan sehingga
Pertama kali ikan Nila didatangkan ke

65
mendukung pengembagan usaha (KKP) pada tahun 2014, menargetkan
budidaya di masyarakat. peningkatan produksi ikan nila sebesar
Perkembangan budidaya ikan 1.25 juta ton.
Nila sebagai salah satu komoditas Saat ini jenis ikan nila
perikanan air tawar mulai menjadi (Oreochromis niloticus) merupakan
kegiatan agribisnis yang cukup salah satu ikan air tawar yang sangat
menjanjikan. Hal itu mulai disadari dan digemari oleh masyarakat, sehingga
digarap dengan baik sejak tahun 1990- dijadikan peluang bagi petani ikan
an. Sejak itu, ikan nila sudah mulai untuk meningkatkan produktivitas
marak diperkenalkan kepada kolamnya. Oleh karena itu,
masyarakat dan sudah banyak yang ketersediaan ikan nila ukuran konsumsi
membudidayakannya. Salah satu perlu ditingkatkan. Upaya untuk
budidaya kegiatan agribisnis ikan nila memenuhi kebutuhan pasar ikan nila
adalah Jawa Barat (Nugroho, 2013). dapat dimulai dengan melakukan
Ikan Nila hidup di perairan tawar penelitian mengenai pakan alternatif
hampir di seluruh Indonesia. Jenis ikan sebagai upaya untuk memacu laju
ini sebenarnya bukan ikan asli tumbuh dan efisiensi usaha. Pakan
Indonesia. Habitat asli ikan Nila adalah yang akan dihasilkan diharapkan dapat
di sungai Nil dan daerah perairan di memanfaatkan ketersediaan bahan
sekitarnya. Ikan Nila masuk ke lokal dan memiliki kualitas nutrisi yang
Indonesia pada tahun 1969 baik.
didatangkan oleh Balai Penelitian Untuk itu, dalam rangka
Perikanan Air Tawar (BPPAT) Bogor memenuhi kebutuhan sebagai salah
dari Taiwan dan mulai disebarkan ke satu komoditi sumber protein hewani,
beberapa daerah di Indonesia. Nila diperlukan usaha budidaya ikan nila
adalah nama khas Indonesia yang secara intensif. Namun, kendala yang
diberikan pemerintah melalui Direktur sering dihadapi yaitu tingginya nilai
Jenderal Perikanan. feeding rate (FR) pada ikan nila yaitu
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebesar 4 hingga 6% dari berat bobot
merupakan ikan ekonomis penting ikan, 5 sampai 20 gram yang tidak
sebagai ikan konsumsi. Ikan ini sebanding dengan pertumbuhan ikan
memiliki daging yang tebal sehingga Nila, sehingga menyebabkan pakan
berpotensi untuk dijadikan sebagai yang diberikan menjadi tidak seimbang.
komoditi ekspor dalam bentuk fillet Padahal pakan merupakan input
ikan. Produsen terbesar nila di dunia produksi budidaya yang sangat
adalah Cina dengan memasok hampir menentukan tingkat pertumbuhan ikan
setengah dari kebutuhan pasar nila (Widiyati dan Sunarno, 2010).
Amerika diikuti oleh Taiwan dan Nilai FR yang tinggi dan tidak
Vietnam. Berdasarkan data sebanding dengan pertumbuhan ikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan nila salah satunya disebabkan oleh

66
rendahnya kemampuan daya cerna probiotik mampu memberikan
pakan oleh ikan. Pertumbuhan sangat keuntungan pada budidaya ikan nila
tergantung dengan kandungan protein antara lain meningkatkan sistem imun
dalam pakan, namun ikan tidak hanya dan resistensi terhadap penyakit
memanfaatkan protein untuk meningkatkan pertumbuhan, dan
pertumbuhan tetapi juga sebagai meningkatkan tingkat kelangsungan
sumber energi. Salah satu pendekatan hidup ikan.
yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu dengan
METODE PENELITIAN
penambahan probiotik pada pakan
komersial. Probiotik adalah bahan Penelitian ini dilaksanakan dari
makanan yang tidak dapat dicerna bulan Februari sampai dengan Maret
yang menguntungkan inang yang 2016 di Laboratorium Agribisnis
secara selektif merangsang Perikanan SMK N 1 Batudaa, Desa
pertumbuhan atau aktivitas satu atau Dunggala, Kecamatan Batudaa,
sejumlah bakteri dalam usus besar Kabupaten Gorontalo, Provinsi
(Ringo et al., 2010). Gorontalo.
Putra (2010) dan Putra et al., Wadah yang digunakan dalam
(2015) melaporkan bahwa penelitian adalah akuarium ukuran
penambahan probiotik dalam pakan 60x40x40 cm sebanyak sembilan buah
telah meningkatkan jumlah populasi yang dilengkapi dengan selang aerasi,
bakteri dibandingkan dengan perlakuan batu aerasi, dan blower yang
lainnya sehingga diduga menyebabkan digunakan untuk mensuplai oksigen ke
aktivitas enzim dalam pencernaan dan dalam media pemeliharaan benih ikan
kecernaan pakan meningkat. Beberapa nila.
probiotik telah digunakan pada kegiatan Hewan uji yang digunakan
akuakultur dan telah berperan dalam dalam penelitian ini adalah benih ikan
meningkatkan pertumbuhan, tingkat Nila (Oreochromis niloticus) yang
kelangsungan hidup, kecernaan, diperoleh dari Balai Pengembangan
efisiensi pakan, sistem kekebalan tubuh Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT)
dan komposisi bakteri yang Provinsi Gorontalo. Benih ikan nila
menguntungkan (probiotik) dalam yang digunakan berukuran 3 sampai
saluran pencernaan ikan 3.4 cm dengan berat 1.345 hingga
Sudiarto (2013), menyatakan 1.980 gram sebanyak 135 ekor.
bahwa dosis pemberian probiotik
terbaik adalah 1% yang diformulasikan Parameter Pengamatan
dalam pakan terhadap pertumbuhan Pertumbuhan Mutlak
ikan nila (Oreochromis niloticus). 1. Pertumbuhan panjang mutlak
Penelitian sebelumnya telah
membuktikan bahwa penggunaan

67
Perhitungan pertambahan Lo = Panjang awal (cm)
panjang mutlak benih ikan nila menurut H = Lama pemeliharaan (hari)
Effendie (1997) adalah sebagai berikut: 2. Pertumbuhan Berat Harian
Perhitungan Pertambahan Berat
L = Lt − L 0 Harian atau Average Daily Growth
(ADG) menurut Effendie (1997) adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
L = Pertumbuhan panjang mutlak ikan
(cm)
𝑊𝑡 − 𝑊𝑜
Lt = Panjang ikan pada waktu t (cm) 𝐴𝐷𝐺 =
Lo = Panjang ikan pada awal penelitian 𝐻
(cm)

2. Pertumbuhan Berat mutlak Keterangan:


Perhitungan pertambahan berat Wt = Berat akhir (gr)
mutlak benih ikan nila menurut Effendie Wo = Berat awal (gr)
(1997) adalah sebagai berikut: H = Lama pemeliharaan (hari)

W = Wt − W0
Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup atau survival


Keterangan: rate (SR) adalah persentase jumlah biota
W = Pertambahan bobot ikan (gr) yang hidup pada akhir waktu
Wt = Berat akhir ikan pada waktu ke-t tertentu. Perhitungan rumus kelangsungan
(gr) menurut Goddaard (1996) dalam
Wo = Berat awal ikan (gr) Tarigan (2014) adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan Harian
1. Pertumbuhan panjang harian Nt
SR = x 100%
Perhitungan Pertambahan N0
Panjang Harian atau Average Daily
Growth (ADG) menurut Effendie (1997)
adalah sebagai berikut: Keterangan:
SR = Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
𝐿𝑡 − 𝐿𝑜 Nt = Jumlah Ikan pada waktu ke-t
𝐴𝐷𝐺 = (ekor)
𝐻
No = Jumlah ikan pada awal penelitian
(ekor)
Keterangan:
Lt = Panjang akhir (cm) Food Convertion Ratio (FCR)

68
Menurut Effendie (1997), rumus ke i ulangan ke j
FCR sebagai berikut: µ = Nilai tengah dari seluruh
𝐹
perlakuan
FCR = 𝜏I = Pengaruh perlakuan ke i
𝑊𝑡+𝐷 − 𝑊𝑜
𝜀ij = Galat perlakuan ke i ulangan ke j
Keterangan: i = Perlakuan (A, B, C)
j = Ulangan (1, 2, 3)
F : Jumlah pakan yang dihabiskan
selama penelitian
Wt : Bobot boimassa hewan uji pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
akhir pemeliharaan
D : Bobot biomassa hewan uji yang
Pertumbuhan Panjang Mutlak
mati
Hasil perhitungan panjang
Wo : Bobot biomassa hewan uji pada
mutlak benih ikan Nila sesuai perlakuan
awal pemeliharaan
pemberian dosis pakan berbeda yang
dicampur dengan probiotik selama 28
Analisis Data hari, menunjukkan pertumbuhan
Untuk mengetahui adanya panjang mutlak seperti yang terlihat
pengaruh perbedaan dosis pakan yang pada Gambar 1.
dicampur dengan probiotik terhadap Berdasarkan Gambar 1, terlihat
pertumbuhan dan kelangsungan hidup jelas bahwa perlakuan B (dosis 10%)
benih ikan nila, maka data dianalisa memiliki pertumbuhan panjang mutlak
dengan menggunakan model tertinggi dengan panjang mutlak 4.01
rancangan acak lengkap (RAL). cm, kemudian disusul oleh perlakuan C
Data yang diperoleh meliputi (dosis 5%) dengan panjang mutlak 3.22
pertumbuhan mutlak, pertumbuhan cm, dan perlakuan A (dosis15%)
harian, survival rate dan Food dengan panjang mutlak terendah yaitu
convertion ratio dihitung dengan 2.69 cm.
menggunakan analisis sidik ragam Hasil terbaik terjadi pada
(ANOVA). Analisis Sidik Ragam perlakuan B (dosis 10%+5 ml probiotik)
(ANOVA) satu arah dengan melakukan karena jumlah pakan yang diberikan
uji F. memenuhi kebutuhan benih ikan nila
Menurut Gaspersz (1994) rumus untuk bertahan hidup dan melakukan
rancangan acak lengkap adalahsebagai aktivitas lain seperti bertumbuh.
berikut: Sementara pada perlakuan C (dosis
5% + 5 ml probiotik) belum efektif untuk
Yij = μ + τi + εij pertumbuhan benih ikan nila.

Keterangan:
Yij = Pengamatan dari perlakuan

69
Pertumbuhan Berat Mutlak
5 Perlakuan pemberian dosis
Panjang mutlak (cm)

4 4.01 pakan berbeda yang dicampur probiotik


3.22
3 2.69
pada benih ikan nila selama 28 hari
menghasilkan rata-rata pertumbuhan
2
berat mutlak yang berbeda. Hal ini
1 dapat dilihat secara jelas pada Gambar
0 2. Pemberian pakan dengan dosis 10%
A B C
dari bobot tubuh memiliki karena
Perlakuan
semakin efektif jumlah pakan
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Panjang Mutlak pertumbuhan berat mutlak terbaik yang
Benih Ikan Nila tersedia dalam wadah
Hal tersebut dapat terlihat dari
pertumbuhan panjang mutlak benih 4.8
4.614
ikan nila yang lebih rendah
Berat mutlak (gr)
4.6
dibandingkan pada perlakuan B. Hal
4.4 4.22
tersebut disebabkan karena pakan 4.136
4.2
yang diberikan hanya cukup untuk
proses metabolisme dan aktivitas lain 4
sehingga hanya tersisa sedikit untuk 3.8
bertumbuh.Hal ini sesuai dengan A B C

pernyataan Damayanti dan Saopadi Perlakuan

(2012), bahwa ikan akan


Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Berat Mutlak
mengkonsumsi pakan hingga akan Benih Ikan Nila
memenuhi kebutuhan energinya,
sebagian besar pakan digunakan untuk pemeliharaan maka peluang
proses metabolisme dan sisanya dikonsumsinya pakan tersebut akan
digunakan untuk beraktifitas lain seperti semakin tinggi, sehingga menyebabkan
pertumbuhan. Pada perlakuan pakan A terjadinya pertumbuhan benih ikan nila
(kontrol) terlihat pertumbuhan benih yang semakin tinggi pula. Hal ini
ikan nila yang lebih rendah diperkuat dengan pernyataan
dibandingkan dengan benih ikan nila Djajasewaka (1985) dalam Cahyoko et
yang mengkonsumsi pakan al., (2011), pemberian pakan yang
berprobiotik. Perbedaan pertumbuhan sesuai dengan kebutuhan selain dapat
panjang mutlak yang diperoleh dari menjamin kehidupan ikan juga dapat
masing-masing perlakuan menunjukkan mempercepat pertumbuhannya.
bahwa pakan berprobiotik secara efektif Sementara pemberian pakan dengan
dapat membantu mempercepat dosis 5% dari bobot tubuh memiliki
pertumbuhan benih ikan nila. pertumbuhan tertinggi kedua karena
jumlah pakan yang tersedia dalam

70
wadah pemeliharaan sebagian besar kebutuhan energinya, sebagian besar
habis terpakai untuk metabolisme tubuh pakan digunakan untuk proses
dan hanya tersisa sedikit untuk metabolisme dan sisanya digunakan
pertumbuhan sehingga menyebabkan untuk beraktifitas lain seperti
terjadinya pertumbuhan benih ikan nila pertumbuhan (Subamia et al., 2003).
yang lambat. Sementara itu pemberian
pakan dengan dosis 15% non probiotik Pertumbuhan Harian (ADG)
memberikan pertumbuhan bobot tubuh Pertumbuhan harian panjang
benih ikan nila yang lebih rendah dan berat benih ikan nila (Oreochromis
dibandingkan pakan berprobiotik. niloticus) selama 28 hari dengan
Pertumbuhan berat mutlak benih menggunakan tiga perlakuan dosis
ikan nila dari masing-masing perlakuan pakan berbeda yang dicampur probiotik
memberikan hasil yang berbeda. yakni perlakuan A (15%), perlakuan B
Adanya perbedaan pertambahan berat (10%), dan perlakuan C (5%) secara
mutlak dari ketiga perlakuan dosis jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
pakan yang diberikan menunjukkan Berdasarkan data pertumbuhan
bahwa perlakuan di atas memberikan harian panjang dan berat benih ikan
respon yang berbeda-beda. nila terlihat bahwa pertumbuhan berat
Perlakuan B memperlihatkan benih ikan nila lebih tinggi dari
pertumbuhan berat yang tertinggi pertumbuhan panjang. Hal ini
dibandingkan perlakuan A dan C. menunjukkan bahwa pemberian pakan
Perbedaan pertumbuhan dari ketiga dengan dosis berbeda yang dicampur
dosis pakan tersebut dipengaruhi oleh probiotik menghasilkan pertumbuhan
komponen yang terdapat dalam pakan. berat yang lebih tinggi dibandingkan
Pakan berprobiotik (perlakuan B dan C) dengan pertumbuhan panjang. Menurut
memiliki pertumbuhan bobot tubuh Islaminingrum (2011) dalam Mashuri et
yang lebih tinggi dibandingkan pakan al., (2012) bahwa hubungan panjang
non probiotik (perlakuan A). Hal ini dan berat yang terjadi pada ikan, ada
disebabkan karena pakan pada yang bersifat allometrik positif yang
perlakuan B dan C memiliki tambahan menunjukkan bahwa pertumbuhan
vitamin dan mineral dari probiotik yang berat ikan lebih cepat dari pada
ditambahkan. Menurut Yanti et al., pertumbuhan panjangnya dan
(2013), komponen lain yang juga allometrik negatif yang menunjukkan
dibutuhkan dalam pakan yaitu vitamin pertumbuhan panjang ikan lebih cepat
dan mineral dalam jumlah yang kecil, dari pada pertumbuhan beratnya.
namun kehadirannya dalam pakan juga Pertumbuhan Harian panjang dan berat
penting karena dibutuhkan tubuh ikan benih ikan nila selama penelitian
untuk tumbuh dan menjalani beberapa menunjukkan angka pertumbuhan yang
fungsi tubuh. Ikan akan mengkonsumsi besar karena dipengaruhi oleh
pakan hingga akan memenuhi

71
penambahan probiotik pada pakan niloticus) sesuai perlakuan pemberian
benih ikan nila. dosis pakan berbeda yang dicampur
Hasil perhitungan pertumbuhan dengan probiotik, menunjukkan
harian rata-rata panjang dan berat kelangsungan hidup seperti yang
menunjukkan bahwa perlakuan B terlihat pada Gambar 3.
Berdasarkan data yang disajikan pada
Tabel 1 Pertumbuhan Panjang dan
gambar 3 dapat diketahui bahwa
Berat Harian Benih Ikan Nila
kelangsungan hidup benih ikan nila
Pertumbuhan Harian (ADG)
Perlakuan berbeda-beda pada tiap perlakuan.
Panjang (cm) Berat (gram)
Kelangsungan hidup tertinggi diperoleh
A 0.096 0.148
pada benih ikan nila yang diberi pakan
B 0.143 0.165
B yaitu sebesar 93.33% sedangkan
C 0.115 0.151
Sumber : Hasil olahan data primer yang terendah secara berturut-turut
(dosis pakan 10% + 5 ml probiotik) adalah yang diberi pakan C dan A.
memiliki pertumbuhan harian tertinggi
kemudian disusul dengan perlakuan C 100
93.33
(dosis 5% + 5 ml probiotik), dan
80 82.22
perlakuan A (dosis 15% non probiotik) 71.11
Sintasan (%)

menunjukkan angka pertumbuhan 60


terendah. 40
Arisma (2004) dalam Wijayanti
(2010), menyatakan bahwa 20

pertumbuhan dipengaruhi oleh sumber 0


energy dari pakan yang tersedia. A B C
Sumber energi tersebut berupa Perlakuan
karbohidrat, lemak, dan protein.
Sumber energi nonprotein (Karbohidrat Gambar 3. Kelangsungan Hidup Benih Ikan
dan lemak) yang tepat dalam pakan Nila
dapat mengurangi penggunaan protein
sebagai sumber energy (Suhenda dkk,. Tingginya kelangsungan hidup benih
2003 dalam Wijayanti (2010). Jika ikan nila yang diberi pakan berprobiotik
sumber energi nonprotein cukup, maka (perlakuan B dan C) dibandingkan
fungsi protein untuk pertumbuhan dapat dengan pakan non probiotik (perlakuan
terlaksana (Arisma, 2004 dalam A) dipengaruhi oleh kandungan nutrisi
Wijayanti, 2010). pakan berprobiotik yang cukup untuk
mendukung kebutuhan pokok ikan. Hal
Kelangsungan Hidup ini sejalan dengan pernyataan Harun
(2007), bahwa kecukupan jumlah dan
Hasil perhitungan kelangsungan jenis yang cukup untuk mendukung
hidup benih ikan nila (Oreochromis

72
kebutuhan pokok ikan dapat perlakuan C yaitu sebesar 1,178 gram.
menunjang kehidupan ikan. Semakin rendah nilai FCR berarti
Yustina (2003) dalam Rabiati et al.,
(2013), menyatakan kematian larva
yang tinggi disebabkan larva sudah 4.000
3.144
kehabisan cadangan makanan berupa 3.000
kuning telur, sedangkan pakan alami 1.92 A

FCR
yang tedapat didalam media hidupnya 2.000 1.178 B
tidak sesuai dengan kebutuhan serta 1.000 C
makanan tidak sesuai dengan jenis,
0.000
ukuran dan jumlah. A B C
Perlakuan
Rasio Konversi pakan (FCR)
Pada penelitian ini, kebutuhan Gambar 4. Konversi Pakan Benih Ikan Nila
pakan benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) dihitung berdasarkan hasil semakin baik pakan yang diberikan.
penimbangan berat benih ikan nila Semakin rendah nilai FCR berarti
(Oreochromis niloticus) per satu semakin baik pakan yang diberikan.
minggu. Persentase pakan yang Nilai FCR terbaik terdapat pada
diberikan selama penelitian sesuai perlakuan C (dosis 5%) sebesar 1.178
dengan dosis masing-masing hal ini berarti untuk menghasilkan 1
perlakuan. Untuk perlakuan A (Dosis gram daging dibutuhkan pakan
15%) perlakuan B (Dosis 10%) dan sebanyak 1.178 gram. Menurut
perlakuan C (Dosis 5%) dari bobot Effendie (1979), semakin rendah nilai
tubuh benih ikan nila. Hasil perhitungan konversi pakan, semakin sedikit yang
konversi pakan benih ikan nila dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg
(Oreochromis niloticus) sesuai daging ikan. Artinya, semakin efisien
perlakuan pemberian dosis pakan pakan tersebut diubah menjadi daging.
berbeda yang dicampur dengan
probiotik terlihat pada Gambar 4.
Kualitas Air
Pemberian dosis pakan yang berbeda
Kualitas air merupakan faktor yang
pada benih ikan nila (Oreochromis
sangat penting dalam budidaya ikan
niloticus), menunjukkan tingkat
karena diperlukan sebagai media
pemberian pakan yang berbeda pula.
hidup. Air sebagai lingkungan tempat
Tingkat pemberian pakan tertinggi
hidup organisme perairan harus
ditunjukan pada perlakuan A yaitu
mampu mendukung kehidupan dan
3,144 gram, kemudian yang kedua
pertumbuhan dari organisme tersebut.
ditunjukan pada perlakuan B yaitu
Hasil pengukuran kualitas air selama
sebesar 1,920 gram, dan pemberian
pemeliharaan benih ikan nila
pakan yang terendah ditunjukan pada
(Oreochromis niloticus) menunjukkan

73
bahwa kisaran yang diperoleh masih ada diwadah pemeliharaan kemudian
berada pada batas yang baik bagi menambahkan dengan air baru.
kehidupan benih. Data kualitas air Beberapa faktor lingkungan di
dapat dilihat pada Tabel 2. dalam air yang berpengaruh terhadap
Pengukuran kualitas air kehidupan ikan antara lain suhu,
dilakukan setiap seminggu sekali derajat keasaman (pH) dan lain
dengan menggunakan alat ukur pH sebagainya. Suhu air selama penelitian
meter dan termometer. Pengukuran berkisar antara 27–29°C. Hal itu
kualitas air selama masa pemeliharaan menunjukkan bahwa media
dilakukan setiap seminggu sekali, pemeliharaan sesuai dengan pendapat
kualitas air yang diukur yaitu suhu dan Djokosetiyanto, et al., (2005), yang
pH. Sumber air yang digunakan adalah menyatakan suhu air yang baik untuk
air tawar yang berasal dari pemeliharaan ikan patin siam berkisar
Laboratorium Agribisnis Perikanan antara 26-30°C. Hubungan antara suhu
SMK N 1 Batudaa, air tersebut dengan pertumbuhan ikan menurut
Tabel 2. Parameter kualitas air Huet (1971) dalam Syamsunarno
pemeliharaan benih ikan nila (2008), yaitu adanya pertumbuhan
Parameter yang kecil atau tidak ada sama sekali di
Perlakuan
Suhu (°C) pH bawah suhu tertentu (20°C).
A 28 - 29 6.8 - 7 Selanjutnya, pertumbuhan meningkat
B 27 - 28 6.8 - 7 seiring dengan meningkatnya suhu
C 27 - 29 6.8 - 7 sampai mencapai titik maksimum
Sumber : Hasil olahan data primer (30°C), dan menurun kembali atau
bahkan menjadi negatif (letal) pada
kemudian diendapkan dalam sebuah suhu di atas titik maksimum (33°C).
wadah plastik sehingga dapat Dengan demikian, kisaran suhu air
digunakan untuk pemeliharaan benih pada media penelitian tersebut masih
ikan nila. dalam batas yang layak dalam
Air yang digunakan selama mendukung pertumbuhan benih ikan
pemeliharaan benih ikan nila didukung nila.
dengan diterapkan sistem aerasi
selama 24 jam, selain itu juga dilakukan KESIMPULAN DAN SARAN
pembersihan dasar wadah dengan cara Kesimpulan
dishipon. Penyiphonan dilakukan setiap 1. Dosis pakan berbeda yang dicampur
pagi dan sore hari, jumlah air yang probiotik berpengaruh sangat nyata
diambil dalam kegiatan penyiponan terhadap pertumbuhan dan
sebanyak 25% dari total air. Kegiatan kelangsungan hidup benih ikan nila
pergantian air dilakukan setelah proses (Oreochromis niloticus).
pengukuran panjang dan berat, dengan 2. Dosis pakan terbaik yang dicampur
cara membuang 70% dari total air yang probiotik untuk pertumbuhan dan

74
kelangsungan benih ikan nila adalah pertumbuhan larva ikan patin
sebanyak 10% dari berat biomassa. siam (Pangasius sp.). Jurnal
akuakultur Indonesia. Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan.
Saran Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Perlu dilakukan penelitian
lanjutan mengenai penggunaan Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi
probiotik lain dan Penggunaan probiotik Perikanan. Cetakan Pertama.
disarankan diaplikasikan pada Bogor. Yayasan Dewi Sri.
budidaya ikan nila untuk menurunkan
penggunaan pakan yang berlebih dan Effendie, M.I., 1997. Biologi Perikanan.
pemanfaatan nutrisi dalam pakan yang Yogyakarta. Yayasan Pustaka
optimal. Nusantara. 163 hal.

Gaspersz, V. 1994. Metode


DAFTAR PUSTAKA Perancangan Percobaan.
Cetakan Kedua. CV. Armico.
Cahyoko, Y., Arif , M., dan Pertiwi, K. Bandung.
2011. Pengaruh Pemberian Harun. 2007. Pengaruh Kadar Protein
Pakan Buatan, Pakan Alami, dan Nisbah Energi Protein
dan Kombinasinya terhadap Pakan Berbeda Terhadap
Pertumbuhan, Rasio Kinerja Pertumbuhan Benih
Konservasi Pakan dan Tingkat Ikan Batak (Labeobarbus
Kelulushidupan Ikan Sidat soro). Tesis. Institut Pertanian
(Anguilla Bicolor). Jurnal Ilmiah Bogor.
Perikanan dan Kelautan. Mashuri, Sumarjan, dan Abidin, Z.,
Fakultas Perikanan dan 2012. Pengaruh Jenis Pakan
Kelautan Universitas Airlangga Yang Berbeda Terhadap
Damayanti, A., Amir, S., dan Saopadi. Pertumbuhan Belut Sawah
2012. Frekuensi Pemberian (Monopterus albus zuieuw)
Pakan Optimum Menjelang The Effect Of Different Feed
Panen Pada Ikan Nila Types On The Growth Of Eels
(Oreochromis niloticus). Jurnal (Monopterus albus zuieuw).
Perikanan Unram. Program Jurnal Penelitian. Fakultas
studi budidaya perairan. Pertanian Universitas
Universitas Mataram. Mataram
Djokosetiyanto, D., Dongoran, R. K., Nugroho, Estu. 2013. Nila Unggul#1-
dan Supriyono, E. 2005. Cet.1. Penebar Swadaya.
Pengaruh alkalinitas terhadap Jakarta
kelangsungan hidup dan

75
Putra AN, Utomo NBP dan Widanarni. Pakan 30% Terhadap Kinerja
2015. Growth Performance of Pertumbuhan Benih Ikan Patin
Tilapia (Oreochromis niloticus) (Pangasius hypophthalmus).
Fed with Probiotic, Prebiotic Skripsi. Institut Pertanian
and Synbiotic in Diet. Pakistan Bogor. Bogor.
Journal of Nutrition 14 (5): 263- Tarigan, Pindota. 2014. Laju
268. Pertumbuhan dan
Putra AN. 2010. Kajian Probiotik dan Kelangsungan Hidup Benih
Sinbiotik untuk Meningkatkan Ikan Botia (Chromobotia
Kenerja Pertumbuhan Ikan Nila macracanthus) dengan
(Oreochromis niloticus). TESIS. Pemberian Pakan Cacing
Bogor: Fakultas Perikanan dan Sutera (Tubifex sp.) yang
Ilmu Kelautan, Institut Dikultur Dengan Beberapa
Pertanian Bogor. Jenis Pupuk Kandang. Skripsi.
Rabiati., Basri. Y dan azrita. 2013. Program Studi Manajemen
Pemberian Pakan Alami Yang Sumberdaya Perairan. Fakultas
Berbeda Terhadap Laju Pertanian. Universitas
Sintasan Dan Pertumbuhan Sumatera Utara.
Larva Ikan Bujuk (Channa Widiyati, A dan M. T. D. Sunarno. 2010.
lucius Civier). Jurnal Penelitian. Dampak penggunan pakan
Fakultas Perikanan dan ilmu buatan terhadap
Kelautan Universitas Bung keberlanjutan perikanan
Hatta. budidaya di perairan waduk.
Ringø E, Olsen RE, Gifstad TØ, Dalmo Badan research kelautan dan
RA, Amlund H, Hemre GL dan perikanan. Bogor.
Bakke AM. 2010. Prebiotics in Wijayanti, K. 2010. Pengaruh
aquaculture: a review. Pemberian Pakan Alami Yang
Aquaculture Nutrition 16:117- Berbeda Terhadap Sintasan
136 dan Pertumbuhan Benih Ikan
Sudiarto AJ, Mustahal dan Putra AN. Palmas (Polypterus senegalus
2013. Aplikasi Prebiotik pada senegalus). Skripsi.
Pakan Komersial untuk Departemen Biologi Akuakultur.
Meningkatkan Kinerja Universitas Indonesia. Depok.
Pertumbuhan pada Ikan Nila Yanti, Z. Z.A. Muchlisin, Sugito. 2013.
(Oreochromis niloticus). Jurnal Pertumbuhan dan
Perikanan dan Kelautan 4 (4): Kelangsungan Hidup Benih Ikan
229-234 Nila (Oreochromis niloticus)
Syamsunarno, M.B. 2008. Pengaruh Pada Beberapa Konsentrasi
Rasio Energi-Protein yang Tepung Daun Jaloh (Salix
Berbeda Pada Kadar Protein trasperma) Dalam Pakan.

76

Anda mungkin juga menyukai