JURNAL AGROQUA
Pengaruh peningkatan padat tebar ........ Vol. 16 No. 1 Tahun 2018
1)
Dedi Pardiansyah, 1)Widya Oktarini, dan 1)Suharun Martudi
1)
Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu
correspondence : dedi2301@gmail.com , widyaoktarini@gmail.com,
suharunmartudi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Peningkatan padat tebar pada budidaya ikan menyebabkan tingginya pengunaan pakan
sehingga daya saing akan pemanfatan oksigen akan meningkat, ikan akan kekurangan
oksigen sehingga pertumbuhan menjadi lambat. Daya saing pemanfatan oksigen terjadi
karena banyaknya sisa-sisa feses yang menyebabkan terjadinya penumpukan amoiak
yang akan diuraikan oleh bakteri dan mikroba lainnya. Dengan adanya sistem
resirkulasi budidaya menggunakan kepadatan tinggi dapat dilakukan, ikan akan hidup
sesuai dengan kebutuhan oksigen yang berasal dari proses difusi dari pergerakan air
dan kotoran pun akan berkurang dengan penggunaan filter. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui padat tebar ikan nila (Oreochromis niloticus) yang terbaik terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila yang dibudidayakan di dalam kolam
terpal dengan sistem Resirkulasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yaitu 5 perlakuan dan 3 ulangan sehingga mendapatkan 15 unit percobaan ; P1
Padat tebar = 20 ekor/m2, P2 = 30 ekor/m2,P3 = 40 ekor/m2, P4 = 50 ekor/m2, P5 = 60
ekor/m2 dan dilanjutkan dengan Uji Polinomial Orthogonal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa padat tebar yang berbeda berpengaruh sangat nyata (**) terhadap
pertumbuhan panjang dan berat serta juga berpengaruh nyata terhadap konversi dan
efesiensi pakan tetapi berbeda nyata (ns) terhadap kelangsungan hidup ikan nila
(Oreochromis niloticus). Berdasarkan uji lanjut polynomial pada pengamatan berat
biomassa ikan maka padat tebar yang terbaik untuk pemeliharaan ikan nila dengan
sistem resirkulasi adalah 56 ekor/m2
Kata kunci : Oreochromis niloticus, Sistem Resirkulasi, Padat Tebar
penggunaan padat tebar yang optimal, kandungan protein 31-33 %, kadar Lemak
karna jumlah padat tebar mempengaruhi 3-5%, kadar abu 10-13% dan kadar air
konsumsi oksigen sehingga jumlah 11-13%.
oksigen yang dihasilkan harus bisa Penelitian menggunakan
menyesuikan dengan kebutuhan oksigen Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 5
ikan agar ikan dapat tumbuh dengan baik. perlakuan dan 3 ulangan sehingga
Ikan nila biasanya di budidayakan di mendapatkan 15 unit percobaan. Adapun
kolam tanah, keramba dan di kolam air perlakuan terhadap media pemeliharaan
deras (KAD), dimana teknik budiday yaitu : P1 = Padat tebar 20 ekor/m2, P2 =
tersebut membutguhkan lahan luas atau Padat tebar 30 eko/m2, P3 = Padat tebar
berada pada posisi yang strategis sehingga 40 ekor/m2, P4 = Padat tebar 50 ekor/m2,
membutuhkan biaya lahan yang mahal. P5 = Padat tebar 60 ekor/m2.
Tujuan dari penelitian ini adalah Data yang diperoleh diuji lanjut
untuk mengetahui padat tebar ikan nila dengan analisis sidik ragam pada taraf 5%
(Oreochromis niloticus) yang terbaik dan 1%, sedangkan untuk mengetahui
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan padat tebar yang terbaik maka dilakukan
hidup ikan nila yang dibudidayakan di uji lanjut Polinomial Ortogonal. Peubah
dalam kolam terpal dengan sistem yang diamati adalah (1) Berat biomassa,
Resirkulasi. (2) Kelangsungan Hidup. Sebagai data
pendukung diamati kualitas air yaitu suhu,
METODOLOGI PENELITIAN pH dan oksigen terlarut.
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan April-Mei selama 60 hari HASIL
bertempat di Desa Talang Kering Setelah melakukan penelitian didapatkan
Kecamatan Air Napal Kabupaten kelangsungan hidup ikan nila terendah
Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. pada P3 (padat tebar 40 ekor/m2) sebesar
96,66%. Berdasarkan hasil sidik ragam
Wadah yang digunakan selama penelitian
menunjukkan bahwa tidak berpengaruh
ini adalah kolam terpal dengan ukuran 50 nyata (ns) terhadap padat tebar yang
cm x 50 cm x 60 cm tinggi air 50 cm. berbeda.
Jumlah wadah sebayak 15 unit. Ikan uji Sedangkan untuk melihat
yang digunakan adalah ikan nila pertumbuhan berat ikan nila selama
(Oreochromis niloticus) sebanyak 153 penelitian dapat disajikan pada gambar 1.
ekor. Ikan uji berukuran 8-12 cm dengan
berat 15-20 gram/ekor. Pakan yang
digunakan pakan buatan Pellet dengan
82
Pardiansyah, D. dkk. JURNAL AGROQUA
Pengaruh peningkatan padat tebar ........ Vol. 16 No. 1 Tahun 2018
Gambar2. kurva hubungan pertumbuhan berat dengan padat tebar yang berbeda
83
Pardiansyah, D. dkk. JURNAL AGROQUA
Pengaruh peningkatan padat tebar ........ Vol. 16 No. 1 Tahun 2018
Dapat dilihat bahwa pada gambar tersebut padat tebar yang terbaik
2 diatas dari persamaan Y = -0.5092x2 + berdasarkan berat biomassa adalah 56
57.281x - 336.95 dapat dihitung titik ekor/m2 dan hubungan kedekatan antara
optimum (X) dan titik maksimum (Y) berat terhadap padat tebar sebesar 0.92.
maka didapatkan hasil titik X = 56,24 Semakin tinggi padat penebaran dapat
sedangkan titik Y= 1274,0. mempengaruhi laju pertumbuhan ikan
Selain parameter yang diatas disebabkan adanya daya saing akan
kualitas air salah satu yang diamati untuk memperebutkan makanan, ruang gerak
lebih jelas dapat dilihat pada tabel4rata- sehingga ada ikan yang tidak
rata kualitas air selama penelitian pada mendapatkan makanan secara optimal
tiap variable yang di amati : yang menyebabkan pertumbuhan menjadi
lambat (Diansari, Vanya R. 2013).
Peningkatan padat tebar hingga
Tabel 4.Kisaran kualitas air wadah pada mencapai daya dukung maksimum akan
setiap perlakuan selama menyebabkan pertumbuhan ikan menurun
penelitian akan diikuti dengan peningkatan jumlah
Oksigen pakan, buangan metabolisme tubuh,
0
UP Suhu ( C) terlarut Ph konsumsi oksigen, dan dapat menurunkan
(ppm) kualitas air (Diansari dkk,2013) kadar
P1 26-28 6,2-7,4 6,7-7,9 oksigen merupakan faktor lingkungan
P2 25-28 6,3-7,2 6,8-8 yang penting, apabila konsentrasi oksigen
P3 26-29 6,3-6,7 6,7-7,9 terlarut rendah, nafsu makan organisme
P4 26-28 6,3-6,7 6,8-7,9 yang dibudidayakan (ikan nila) menurun
P5 26-28 6,2-6,7 6,8-8,2 sehingga mempengaruhi pertumbuhan
serta daya tahan terhadap penyakit,
PEMBAHASAN sebaliknya jika konsentrasi oksigen
Jumlah padat penebaran ikan terlarut rendah terus berlangsung maka
merupakan salah satu penentu kemungkinan ikan yang dipelihara akan
keberhasilan dalam budidaya ikan, dalam mati karena kekurangan oksigen, tetapi
penelitian ini setelah dianalisis keragaman dengan adanya sistem resirkulasi dapat
didapatkan pengaruh padat tebar yang meningkatkan kualitas air, dan pakan
berbeda tidak berpengaruh (ns) terhadap yang baik juga mendukung besarnya
kelangsungan hidup tetapi sangat pemanfaatan dan daya serap pakan oleh
berpengaruh nyata (**) terhadap ikan hal ini sejalan dengan (Hanjani dan
pertumbuhan berat. Hastuti, 2002 ; Mudjiman, 2009;
Berdasarkan analisis keragaman Pardiansyah, 2014), mengatakan bahwa
maka didapatkan hasil uji lanjut Pemeliharaan dengan sistem resirkulasi
polynomial orthogonal pada pertumbuhan dapat meningkatkan oksigen terlarut,
berat biomassa ikan menunjukkan padat mengurangi karbondioksida, amoniak dan
tebar yang terbaik berdasarkan persamaan limbah yang dihasikan ikan.
Y = -0.5092x2 + 57.281x - 336.95 hasil Begitu juga dengan kualitas air
titik optimum X = 56,24 dan titik yang kurang baik akan menyebabkan
maksimum Y= 1274,0 maka dari hasil pertumbuhan ikan menjadi lambat,
84
Pardiansyah, D. dkk. JURNAL AGROQUA
Pengaruh peningkatan padat tebar ........ Vol. 16 No. 1 Tahun 2018
86