a. Bimbingan konseling Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya sehingga menemukan kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien. b. Stress Manajemen Istilah manajemen stress merujuk kepada identifikasi dan analisis terhadap permasalah yang terkait dengan stress, dan aplikasi dari berbagai terapi terapeutik untuk mengubah sumber stress atau pengalaman stress (cotton 1990). Manajemen stress ini bergantung pada beberapa faktor, seperti pelapasan ketegangan lewat katarsis, pemebelajaran kognitif dan pengambilan insigh, operant conditioning, serta reality testing (slone, dalam cotton 1990). Dalam proses manajemen ini stress ini, baik terapi maupun klien harus memahami makna stressbagi klien, bagaimana hasil tersebut dialami, dan bagaimana hal itu diatasi secara adaptif. Margiati (1999) menambahkan bahwa manajemen stres adalah membuat perubahan dalam cara anda berpikir dan merasa, dalam cara anda berperilaku, dan sangat mungkin dalam lingkungan anda. Manajemen stres juga sebagai kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara proporsional. c. Crisis Intervention (Intervensi Krisis) Krisis adalah reaksi berlebihan terhadap situasi yang mengancam saat kemampuan meyelesaikan masalah dan respons coping tidak adekuat untuk mempertahankan keseimbangan psikologis. Intervensi krisis adalah metode pemberian bantuan terhadap mereka yang tertimpa krisis, di mana masalah yang membutuhkan penanganan yang cepat dapat segera diselesaikan dan keseimbangan psikis yang dipulihkan. Intervensi krisis merupakan suatu intervensi ringkas yang dirancangkan dan khususnya digunakan untuk membantu individu-individu, keluarga-keluarga dan/atau komunitas-komunitas untuk mengatasi suatu krisis yang dirasakan dan memperbaiki tingkatan penanggulangannya. Suatu krisis adalah suatu istilah subyektif, khususnya dimana krisis dari satu orang akan merupakan tantangan dari orang lain. Dua orang menghadapi situasi yang sama bisa saja memandang kesanggupannya untuk mengatasi dan menanggulangi peristiwa itu secara sangat berbeda. Satu orang bisa saja bereaksi dengan mekanisme-mekanisme penanggulangannya dan mengatasi peristiwa tersebut, sedangkan mekanisme-mekanisme penanggulangan lama dari orang lain mungkin saja secara tak tepat membahas peristiwa tersebut dan orang itu terlempar masuk ke dalam suatu situasi krisis. Intervensi krisis berusaha mencoba untuk ikut campurtangan dalam situasi krisis tersebut dengan cara bekerjasama dengan sistem yaitu (keluarga, komunitas) untuk mendapatkan kembali mekanisme-mekanisme penanggulangan yang telah terbentuk dan sumber-sumber atau mengembangkan mekanisme- mekanisme dan sumber-sumber penanggulangan yang baru yang dapat dimanfaatkan untuk menggempur peristiwa yang menekan atau berbahaya dan mencegah masalah-masalah psikologis atau fisiologis lebih lanjut. Intervensi krisis dapat memberikan suatu kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi dengan cara membangkitkan kekuatan- kekuatan lama, sumber-sumber dan keterampilan-keterampilan penanggulangan dari individu dan, pada waktu yang sama, mendorong perkembangan kekuatan-kekuatan baru, sumber-sumber dan keterampilan-keterampilan penanggulangan yang baru semuanya yang dapat dimanfaatkan ketika menghadapi suatu peristiwa yang menekan atau berbahaya di masa depan. Sasaran akhir dari intervensi krisis itu adalah untuk mendukung/menyokong metoda-metoda pelanggan yang ada atau menolong individu-individu membangun kembali kemampuan- kemampuan penanggulangan dan pemecahan masalah seraya menolong mereka untuk mengambil langkah-langkah konkret ke arah upaya mengelola perasaan-perasaan mereka dan mengembangkan suatu rencana aksi. 2. Jelaskan strategi pemberdayaan kelompok ? a. Araz mezzo Pemberdayaan pada aras ini dilakukan terhadap sekelompok klien yang mana menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan, pelatihan, pengetahuan dan keterampilan merupakan strategi dalam meningkatkan kesadaran dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.Aras Mezzo merupakan salah satu dari aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting) dalam konteks pekerjaan sosial. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. (Abu Huraerah, 2011). Tujuan kegiatan pemberdayaan dilakukkan terhadap sekelompok klien dengan harapan pemanfaatan kelompok dapat difungsikan sebagai media,pendidikan,pelatihan dan interfensi sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan,kesadaran, membentuk sikap serta meningkatkan kemampuan kelompok sasaran ( penerima manfaat ) dalam mengatasi berbagai pesoalan yang mereka hadapi. b. Pelatihan dan pendidikan Notoatmodjo (1992) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Simanjuntak mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah upaya peningkatan kemampuan pegawai yang dalam penelitian ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Selanjutnya ada yang membedakan pengertian pendidikan dan pelatihan, antara lain Notoatmodjo. Menurut Notoadmodjo (1992) pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedang pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang. Westerman dan Donoghue (1992) memberikan pengertian pelatihan sebagai pengembangan secara sistimatis pola sikap/pengetahuan/keahlian yang diperlukan oleh seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya secara memadai. Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi atau organisasi biasanya disatukan menjadi diklat (pendidikan dan pelatihan). Unit yang menangani pendidikan dan pelatihan pegawai lazim disebut PUSDIKLAT (Pusat pendidikan dan Pelatihan). Pengembangan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu kegiatan penanggulangan kemiskinan yang cukup efektif untuk mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kapasitas SDM dan perubahan perilaku secara kolektif aparat pemerintah dan pokmas di desa. c. Dinamika kelompok
Dinamika kelompok secara harfiyah merupakan sebuah kata majemuk,
terdiri dari dinamika dan kelompok, yang menggambarkan adanya gerakan bersama dari sekumpulan orang atau kelompok dalam melakukan aktivitas organisasi. Dinamika merupakan suatu pola atau proses pertumbuhan, perubahan atau perkembangan dari suatu bidang tertentu, atau suatu sistem ikatan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara unsur yang satu dengan yang lain, karena adanya pertalian yang langsung diantara unsur-unsur tersebut. Pengertian dinamika ini lebih menekankan pada gerakan yang timbul dari dalam dirinya sendiri, artinya sumber geraknya berasal dari dalam kelompok itu sendiri, bukan dari luar kelompok.