Referat Anemia Berli
Referat Anemia Berli
ANEMIA APLASTIK
Disusun Oleh:
Berliana Malau, S. Ked
H1AP15015
Pembimbing:
dr. Galuh Setyorini, Sp. PD, FINASIM
NPM : H1AP15015
Fakultas : Kedokteran
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini.
Pada kesempatan ini Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Galuh Setyorini, Sp. PD, FINASIM sebagai
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan telah memberikan
masukan-masukan, petunjuk serta bantuan dalam penyusunan tugas ini.
2. Teman–teman yang telah memberikan bantuan baik
material maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun referat ini.
Penulis
Berliana Malau
3
DAFTAR ISI
1
2
3
4
5
6
6
6
6
7
8
9
9
10
11
12
12
14
15
16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia aplastik adalah anemia yang ditandai oleh yang merupakan suatu
keadaan yang ditandai oleh adanya anemia, leukopenia, dan trombositopenia
pada darah tepi. Anemia aplastik terjadi akibat kegagalan hemopoiesis akibat
hiposelular dari sumsum tulang. Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Ehrlich
pada tahun 1888 pada seorang perempuan muda yang meninggal setelah
menderita penyakit dengan gejala anemia berat, perdarahan, dan hiperpireksia.
Pemeriksaan postmortem menunjukkan sumsum tulang yang hiposeluler.1
Penyakit anemia aplastik jarang ditemukan namun berpotensi
mengancam jiwa. Insidensi anemia aplastik bervariasi pada seluruh dunia dan
berkisar antara 2 sampai 6 kasus per 1 juta penduduk per tahun dengan variasi
geografis. Insiden anemia aplastik derajat sedang hingga berat dilaporkan pada
33,33% dan 57,14% kasus masing-masing dari utara distrik Bengal Barat. Salah
satu pusat di India juga melaporkan bahwa anemia aplastik menyumbang 20-30%
kasus dengan pansitopenia. Frekuensi dari anemia aplastik yang terlihat di rumah
sakit di negara Asia jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan dari Barat.1,2
Anemia aplastik dapat diwariskan atau didapat. Perbedaan antara
keduanya bukan pada usia pasien, tetapi berdasarkan pemeriksaan klinis dan
laboratorium. Anemia aplastik merupakan penyakit yang akan diderita seumur
hidup, sehingga diperlukan kerjasama tim medis, pasien, serta keluarga dan
lingkungan dalam pengelolaan penyakit ini.2,
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Anemia (berasal dari bahasa Yunani, anaimia yang berarti kekurangan
darah) didefinisikan oleh penurunan jumlah total hemoglobin atau jumlah sel
darah merah. Aplastik menunjukkan gangguan perkembangan, perhentian
produksi atau tidak adanya suatu jaringan tertentu. Anemia aplastik bukan hanya
terjadi anemia, tetapi juga pansitopenia yang hampir selalu ditemukan berupa
leukopenia dan trombositopenia sebagai akibat hiposelular dari sumsum tulang
sehingga tidak dapat melakukan hemopoiesis.1,2,4
2.2. Epidemiologi
Penyakit anemia aplastik jarang ditemukan. Insidensi anemia aplastik
berkisar antara 2 sampai 6 kasus per 1 juta penduduk per tahun dengan variasi
geografis. Pada penelitian The International Aplastik Anemia and Agranulolytosis
Study memperkirakan ada 2 kasus per 1 juta penduduk pertahun. Frekuensi dari
anemia aplastik yang terlihat di rumah sakit di negara Asia jauh lebih tinggi
daripada yang dilaporkan dari Barat. Anemia aplastik didapat umumnya muncul
pada usia 15-25 tahun dan insiden tertinggi kedua adalah pada usia lebih dari 60
tahun. Berdasarkan jenis kelamin bervariasi secara geografis. Di Amerika Serikat
dan Eropa umur sebagian besar pasien berkisar 15-24 tahun.2,3
Perjalanan penyakit pada pria lebih berat dibandingkan pada perempuan.
Perbedaan umur dan jenis kelamin mungkin disebabkan oleh risiko pekerjaan,
sedangkan perbedaan geografis mungkin disebabkan oleh lingkungan.2
2.3. Klasifikasi
Berdasarkan derajat pansitopenia darah tepi, anemia aplastik didapat
diklasifikasikan menjadi tidak berat, berat, dan sangat berat. Klasifikasi anemia
aplastik didasarkan pada kriteria pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Klasifikasi derajat berat anemia aplastik3
6
Klasifikasi Kriteria
Anemia aplastik berat
Selularitas sumsum tulang <25%
Sitopenia sedikitnya dua Hitung neutrofil <500/ul
dari tiga seri sel darah Hitung trombosit <20.000/ul
Hitung retikulosit absolut
<60.000/ul
Anemia aplastik sangat berat Sama seperti kriteria anemia aplastik berat
namun hitung neutrofil <200/ul
Anemia aplastik tidak berat Sumsum tulang hiposeluler namun
sitopenia tidak memenuhi kriteria berat
2.5. Patofisiologi
Defek yang mendasari pada semua kasus adalah pengurangan yang
bermakna dalam jumlah sel induk pluripotensial hemopoietik dan kelainan sel
induk yang ada atau reaksi imun terhadap sel induk tersebut, yang membuat sel
7
induk tidak mampu membelah dan berdiferensiasi secukupnya untuk mengisi
sumsum tulang.2
8
mengakibatkan pendarahan di kulit, selaput lendir atau pendarahan di organ-
organ. Manifestasi klinis pada pasien dengan anemia aplastik dapat berupa: 2,3,5
2.6.1 Sindrom anemia :
a. Sistem kardiovaskuler: rasa lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak napas
intoleransi terhadap aktivitas fisik, angina pektoris hingga gejala payah
jantung.
b. Susunan saraf: sakit kepala, pusing, mata berkunang – kunang, iritabel,
lesu dan perasaan dingin pada ekstremitas.
c. Sistem pencernaan: anoreksia, mual dan muntah, flaturensi, perut
kembung, enek di hulu hati, diare atau obstipasi.
d. Sistem urogeniatal : gangguan haid dan libido menurun.
e. Epitel dan kulit: kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang cerah,
rambut tipis dan kekuning kuningan.
2.6.2 Gejala perdarahan : ptekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan subkonjungtiva,
perdarahan gusi, hematemesis/melena atau menorhagia pada wanita.
Perdarahan organ dalam lebih jarang dijumpai, namun jika terjadi
perdarahan otak sering bersifat fatal.
2.6.3 Tanda-tanda infeksi: ulserasi mulut atau tenggorokan, selulitis leher, febris,
sepsis atau syok septik.
9
Hidung 7
Saluran cerna 6
Vagina 3
Demam 16
Hepatomegali 7
Splenomegali 0
10
dari 50% dengan kurang dari 30% sel hematopoiesis terlihat pada sumsum
tulang.2,5
Gambar 2.3 Gambaran sumsum tulang belakang pada orang normal (kiri) dan
pada anemia aplastik (kanan)1
2.9. Diagnosis
Kriteria diagnosis anemia aplastik berdasarkan International
Agranulocytosisand Aplastik Anemia Study Group (IAASG) adalah sebagai
berikut:1
1. Satu dari tiga sebagai berikut :
Hb <10 g/dl atau Hct < 30%
Trombosit < 50x109/L
Leukosit < 3,5x109 /L
2. Retikulosit <30x109/L
3. Gambaran sumsum tulang :
a. Penurunan selularitas dengan hilangnya atau menurunnya semua sel
hematopoeitik atau selularitas normal oleh hiperplasia eritroid fokal
dengan deplesi seri granulosit dan megakariosit.
b. Tidak adanya fibrosis yang bermakna atau infiltrasi neoplastik
4. Pansitopenia karena obat sitostakita atau radiasi terapeutik harus
dieksklusi.
11
Anemia aplastik perlu dibedakan dengan kelainan yang disertai
pansitopenia atau bisitopenia pada darah tepi, antara lain1,2:
1. Leukemia Limfositik Granuar Besar
2. Myeloplasia Hiposelular
3. Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
4. Pansitopenia karena penyebab lain
2.11. Tatalaksana
Terapi Imunosupresif
Terapi imonosupresif adalah modalitas terapi terpenting pada sebagian
pasien anemia aplastik. Obat yang digunakan adalah antithymocyte globulin
(ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG) dan siklosporin A (CsA). Mekanisme
kerja ATG atau ALG masih belum diketahui namun kemungkinan melalui koreksi
terhadap destruksi T-cell immunomediated pada sel asal dan stimulasi
langsung/tidak langsung terhadap hemopoiesis.1,2
Regimen yang sering dipakai adalah ATG kuda (ATGam dosis
20mg/kgBB perhari selama 4 hari) atau ATG kelinci (thymoglobin dosis3,5 mg/kg
BB perhari selama 5 hari) ditambah CsA (12-15mg/kgBB) umumnya selama 6
bulan. Untuk mencegah reaksi alergi, selalu diberikan kortikosteroid yaitu 1
mg/kgBB selama 2 minggu pertama pemberian ATG.2
Transplantasi Terapi
sumsum tulang imunosupresif
12
Ada respon Faktor pertumbuhan
hematopoietik atau
Tidak
Kambuh androgen atau matched
kambuh
unrelared transplant
13
b. Pemberian tranfusi trombosit bila terdapat perdarahan atau kadar trombosit
< 20.000/mm3
Kriteria respon terapi berdasarkan kelompok European Bone Marrow
Transplantation (EBMT) adalah sebagai berikut1:
Remisi komplit: bebas transfusi, granulosit minimal 2000/mm 3 dan
trombosit minimal 100.000/mm3
Remisi sebagian: tidak bergantung pada transfusi, granulosit dibawah
2000/mm3 dan trombosit dibawah 100.000/mm3
Refrakter: tidak ada perbaikan
2.12. Prognosis
Prognosis atau perjalanan penyakit anemia aplastik sangat bervariasi,
tetapi tanpa pengobatan pada umumnya memberikan prognosis yang buruk.2
Prognosis dapat dibagi tiga, yaitu3:
a. Kasus berat dan progresif, rata-rata meninggal dalam 3 bulan (10-15% kasus)
b. Pasien dengan perjalanan penyakit kronik dengan remisi dan relaps dapat
meninggal dalam 1 tahun (50% kasus)
c. pasien yang mengalami remisi sempurna atau parsial (sebagian kecil pasien)
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16