Minggu ke ...
Perilaku
Ati Harmoni
Bentuk Perilaku:
Perilaku bawaan, dan
Perilaku terajar.
Perilaku bawaan
Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung
mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam
taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang
mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap
suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola
reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.
Contoh: refleks rentangan
Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik,
yang:
1. mengarahkan kontraksi refleks otot
2. menghambat kontraksi otot-otot antagonis
3. terus-menerus memonitor keberhasilan yang dengannya perintah-perintah dari
otak diteruskan, dan dengan cepat dan secara otomatis membuat setiap
penyesuaian sebagai pengganti yang perlu.
Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak
tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan
serangkai aksi.
Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe perilaku
naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon. Isyarat yang
memicu aksi naluriah disebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan,
biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan.
Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial.
Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang
dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau
setahun.
Perilaku Terajar
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi secara
permanen sebagai akibat pengalaman individu.
Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap
stimulus berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai
kebiasaan (habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar sejati.
Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar yang paling sederhana, yang
pada dasarnya adalah respon sebagai hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu
stimulus yang berbeda dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan
Rusia, dalam penelitiannya dengan anjing menemukan bahwa jika anjing diberi
makanan pada mulutnya, ia akan mengeluarkan air liur yang mungkin merupakan
refleks bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuron sensori, jaring-jaring neuron di
otak, dan neuron motor yang menuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika
pada saat meletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel, anjing selanjutnya
akan berliur setiap kali anjing tersebut mendengar bel. Hal ini merupakan respon yang
diperlazimkan. Anjing telah belajar bereaksi terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus
yang diperlazimkan.
Wawasan mencakup menanamkan hal-hal yang telah dikenal dengan cara-cara baru.
Jadi merupakan tindakan kreatif sejati. Wawasan juga bergantung pada perkembangan
konsep atau prinsip.
Bahasa: Semua manusia, bahkan dalam masyarakat yang paling primitif pun, memiliki
bahasa yang sangat maju. Hal ini merupakan abstraksi yang kedua (konsep merupakan
abstraksi juga).
Ada dua teori dasar tentang memori. Yang pertama menyatakan bahwa memori
merupakan proses dinamik. Menurut teori ini, sensasi menimbulkan impuls saraf, yang
kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jaring-jaring neuron dalam
sistem saraf pusat. Hal ini memungkinkan karena jaring-jaring interneuron yang amat
luas dalam serebrum manusia. Teori dinamik ini ditunjang oleh fakta yang menakjubkan
bahwa belum pernah ditemukan daerah khusus dalam otak manusia untuk
penyimpanan memori yang lama. Teori yang kedua mengatakan bahwa setiap sensasi
yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang permanen di dalam
otak. Beberapa biologiwan mengemukakan bahwa memori mungkin disimpan dalam
kode kimiawi di dalam otak. Beberapa memperhatikan RNA, beberapa memperhatikan
protein, sebagai substansi yang menyandikan memori. Masih terlalu dini untuk
menyatakan apa sifat memori itu. Bisa jadi proses dinamik maupun perubahan fisika-
kimia terlibat didalamnya.
Perolehan memori terjadi paling sedikit dalam dua langkah yang berbeda. Pada
manusia, kerusakan pada lobus temporal dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan
mengingat pengetahuan baru selama kira-kira satu jam lebih. Kerusakan seperti itu tidak
berpengaruh pada memori yang diperoleh dalam tahun-tahun sebelum kerusakan
terjadi. Penderita sakit jiwa yang menjalani pengobatan kejutan listrik tidak mengingat-
ingat kejadian yang berlangsung sejenak sebelum perlakuan tersebut, tetapi memori
tentang peristiwa sebelumnya tidak terhalang.
Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku bergantung pada mesin
perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi otot.
Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu: (1)
makan, (2) mencegah jangan sampai dimakan, (3) mampu bertahan hidup dalam
kondisi fisik lingkungannya, dan (4) meneruskan gen-gennya kepada generasi
berikutnya.
1) Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat
khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan
spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi
diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa
untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian
makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum
mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang,
untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa
species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan
tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya
untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik
mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan
hewan sosial berkisar pada makan bersama.
2) Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar dari melarikan diri dari
pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan
penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).
3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan hewan hanya dapat
bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan
sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung,
yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan
kendali homeostatis terhadap lingkungannya.
4) Perilaku Reproduktif: