Anda di halaman 1dari 31

SEED BANK

LAPORAN

Oleh:

SATYA PANCA YUDHA


1904290181
AGROTEKNOLOGI 4

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan nikmat kesehatan dan

kekuatan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan Laporan

Praktikum Ilmu Gulma yang berjudul “Seed bank”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan
material pada penulis.
2. Ibunda Ir. Asritanarni Munar, M.P., Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Ibunda Dr. Dafni Mawar Tarigan, S.P., M. Si., Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Muhammad Thamrin, S.P., M. Si., Selaku Wakil Dekan III Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Ibunda Assoc. Prof. Ir. Irna Syofia, M.P., Selaku Dosen Penanggung Jawab
Praktikum Ilmu Gulma.
6. Kakak Nurhajijah, S.P., M.P., Selaku Asisten Dosen Praktikum Ilmu Gulma.
7. Abang Faqih Aulia Rahman, S.P., Selaku Asisten Dosen Praktikum Ilmu Gulma.
8. Abang Faturrahman Sasongko, Selaku Asisten Dosen Praktikum Ilmu Gulma.
9. Abang Ryan Chandra Wijaya, Selaku Asisten Dosen Praktikum Ilmu Gulma.
10. Teman-teman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
harapkan.

Medan, Juni 2021

i
Halaman

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum .......................................................................................................... 3
Kegunaan Praktikum .................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4
Gulma ................................................................................................................................ 4
Golongan Gulma 4
Morfologi 5
Habitat 6
Siklus Hidup 7
Cara Tumbuh 8
Seed Bank ........................................................................................................................ 8
Benih ................................................................................................................................. 9
Dormansi........................................................................................................................ 10
BAHAN DAN METODE ..................................................................................................... 12
Tempat dan Waktu ...................................................................................................... 12
Bahan dan Alat ............................................................................................................. 12
Metode Percobaan ....................................................................................................... 12
Pelaksanaan Penelitian............................................................................................... 12
Persiapan Lahan ................................................................................................ 12
Penentuan Sampel ............................................................................................ 12
Pengisian Polybag ............................................................................................ 13

ii
Pemeliharaan Tanaman 13
Penyiraman 13
Parameter Pengamatan 13
Jumlah dan Keragaman Gulma 13
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 14
Hasil ................................................................................................................................ 14
Pembahasan ................................................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 16
Kesimpulan ................................................................................................................... 16
Saran ................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 20

DAFTAR TABEL

1. Jumlah dan Keragaman Gulma ................................................................................... 14

iii
Halaman

iv
Halaman
DAFTAR GAMBAR

1. Dokumentasi Pengamatan 1 MST .................................................................... 20


2. Dokumentasi Pengamatan 2 MST .................................................................... 20
3. Dokumentasi Pengamatan 3 MST .................................................................... 20
4. Jumlah dan Keragaman Gulma ........................................................................ 20

v
Halaman

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengamatan Seed Bank ..........................................................................


20
2. Laporan Sementara Seed Bank .............................................................
20

vi
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seed bank adalah propagul dorman dari gulma yang berada di dalam tanah yaitu

berupa biji, stolon dan rimpang, yang akan berkembang menjadi individu gulma

jika kondisi lingkungan mendukung. Seed bank umumnya paling banyak berada

dipermukaan tanah, tetapi adanya retakan tanah dapat menyebabkan perubahan

ukuran seed bank (seed bank size) menurut kedalaman tanah. Pada tanah tanpa

gangguan, seed bank berada pada kedalaman 2-5 cm dari permukaan tanah, tetapi

pada tanah pertanian, seed bank berada 12-16 cm diatas permukaan tanah

(Santoso, dkk,. 2009).

Biji-biji gulma dalam tanah/ha dapat mencapai berjuta-juta jumlahnya dan terdiri dari

sekitar 50 species yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh pengolahan tanah

sebelumnya maupun vegetasi diatasnya. Biji spesies gulma setahun (annual weed

spesies) dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun sebagai cadangan benih

hidup atau viable seeds. Kedalaman letak biji gulma dapat diketahui bagaimana besar

kecilnya persaingan gulma terhadap tanaman pokoknya. Perlu direncanakan pola

tanam yang tepat untuk mengetahui bagaimana keadaan suatu gulma dapat

berkecambah dalam lingkungan yang memungkinkan (Sukman dan Yakup,. 2002).

Keberadaan benih gulma yang bertahan hidup dipermukaan tanah dan di dalam tanah

merupakan cadangan biji gulma (Seed bank) yang petensial untuk kembali tumbuh.

Benih gulma terdiri dari biji baru yang dihasilkan gulma yang jatuh ke
Halaman
permukaan tanah atau benih gulma lama yang berada di dalam tanah dan bertahan

beberapa tahun, sehingga keberadaan benih gulma merupakan indikator

viii
2

populasi gulma diwaktu lampau dan sekarang. Lahan-lahan pertanian yang

digunakan secara intensif umumnya mempunyai simpanan biji dalam tanah yang

lebih besar dibandingkan dengan lahan-lahan yang baru dibuka (Marga,. 2016).

Hadirnya gulma dilahan budidaya suatu tanaman dapat menyebabkan kerugian

yang cukup signifikan apabila tidak segera dikendalikan. Gulma dapat

menurunkan produktivitas tanaman budidaya melalui persaingan dengan

faktorfaktor pertumbuhan seperti air, cahaya, matahari, dan hara. Selain itu, gulma

juga dapat menjadi inang bagi organisme pengganggu tanaman lainnya dan

mengganggu kegiatan pemupukan, pengamatan dan pemanenan. Pada masa-masa

ini perlu dilakukan pengendalian gulma secara intensif agar tidak terjadi kerugian

(Prabowo, dkk,. 2020).

Prinsip utama dalam pengendalian gulma pada budidaya tanaman ialah menekan

populasi gulma sebelum merugikan tanaman. Penundaan pengendalian gulma

sampai gulma berbunga akan memberikan kesempatan gulma untuk

berkembangbiak dan penyebaran gulma pada lahan budidaya. Untuk dapat

memperoleh kualitas maupun kuantitas produksi secara maksimal pengendalian

gulma perlu diperhatikan dan frekuensi pengendalian gulma tergantung pada

petumbuhan gulma di lahan budidaya. Penyiangan gulma dilakukan untuk

membersihkan tanaman dari gulma yang dapat mengganggu proses pertumbuhan

tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal

(Dinata, dkk,. 2017).


3

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui propagul dorman dari gulma yang berada di dalam tanah

(simpan) yaitu berupa biji, stolon dan rimpang yang akan berkembang menjadi

individu gulma jika kondisi lingkungan mendukung.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat mengikuti praktikal praktikum Teknik Budidaya

Tanaman Pangan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

2. Sebagai syarat masuk praktikum Teknik Budidaya Tanaman Pangan Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang

tidak diinginkan manusia. Gulma mengganggu tanaman budidaya karena

berkompetisi dalam mendapatkan hara, air, cahaya dan ruang. Berbagai macam

gulma dapat tumbuh subur apabila tidak dikendalikan dengan baik yang dapat

mengakibatkan penurunan hasil 20-80%. Permasalahan gulma mulai timbul pada

saat suatu jenis tumbuhan atau sekelompok tumbuhan mulai dirasakan

mengganggu aktivitas manusia baik dalam pemenuhan kebutuhannya,

kesenangannya atau kepentingan lainnya (Syofia dan Radiah,. 2018).

Pengendalian Gulma

Teknik pengendalian gulma dapat dilakukan secara langsung meliputi penyiangan

manual dan penggunaan herbisida. Penyiangan manual dilakukan dengan

mencabut gulma yang tidak diinginkan dari tanah. Selain penyiangan,

pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Herbisida

merupakan bahan kimiawi yang digunakan untuk mengendalikan gulma.

Pemilihan jenis herbisida dan dosis aplikasi perlu dilakukan karena mampu

mempengaruhi jenis gulma yang dikendalikan (Purnamasari, dkk,. 2017).

Golongan Gulma

Adanya berbagai definisi dan deskripsi gulma menunjukkan bahwa golongan

gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi dalam

pemberantasan dan pengelolaannya. Identifikasi jenis-jenis gulma akan membantu

dalam proses pengendalian gulma. Hasil identifikasi dapat membantu dalam

mengatasi dan menghambat pertumbuhan gulma di lahan pertanian serta dapat

mengetahui potensi dari gulma tersebut. Identifikasi merupakan kegiatan dalam


5

rangka melihat, mengamati, dan mencatat pada setiap sifat-sifat penting yang

bernilai ekonomis atau merupakan penciri dari individu yang bersangkutan

(Antralina,. 2012).

Gulma berdasarkan morfologi

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya

tahan yang luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di

dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan jalur

fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian

secara cepat. Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang

juga bulat, dan biasanya tidak berongga. Contohnya adalah Cyperus rotundus,

Fimbristylis littoralis dan Scripus juncoides (Siregar, dkk,. 2017).

Gulma Golongan rumput/berdaun sempit termasuk dalam familia

Gramineae/Poaceae. Gulma ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian

tetapi memiliki stolon, yang mana stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan

rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Ciri lain dari gulma ini adalah batang bulat

atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun biasanya berbentuk garis linier, tetapi

daun rata. Lidah-lidah daun sering terlihat jelas pada batas antara pelepah daun dan

helaian daun. Contoh gulma rumput-rumputan adalah Imperata cylindrica,

Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, dan Panicum repens (Syarifa, dkk,.

2018).

Gulma daun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta.

Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap
6

tanaman berupa kompetisi cahaya. Ciri-ciri gulma ini adalah daun lebar dengan

tulang daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava,

Eichornia crassiper, Amaranthus spinosus, Portulaca oleracea, dan Lindernia sp.

(Barus,. 2003).

Gulma pakis-pakisan (Ferns) umumnya berkembang biak dengan spora dan

berbatang tegak atau menjalar. Tumbuhan paku-pakuan atau pakisan, diketahui

mempunyai peranan penting bagi ekosistem hutan dan manusia. Bagi manusia

tanaman pakisan bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk dikonsumsi.

Contoh gulma pakis-pakisan, antara lain pakis kresek (Stenochlena palustris) dan

pakis kawat (Dicranopteris linearis) (Syukur,. 2019).

Gulma Berdasarkan Habitat

Gulma daratan (Terrestrial weed) memiliki ciri-ciri diantaranya tumbuh di lahan

kering dan tidak tahan genangan air. Gulma daratan ini tumbuh didarat, yaitu

ditegalan dan perkebunan. Jenis gulma daratan yang tumbuh tergantung pada jenis

tanaman utama yang diikuti, jenis tanah, iklim dan pola tanam. Golongan gulma

darat ini memiliki anggota yang banyak jumlahnya (Cahyati,.2018).

Gulma air (aquatic weeds) merupakan gulma yang hidupnya berada di air. Jenis

gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung

dipermukaan air (Eichorina crassipes, Silvinia spp), gulma air yang tenggelam di

dalam air (Ceratophylium demersum) dan gulma air yang timbul ke permukaan

tumbuh dari dasar (Nymphae sp., Sagitaria spp.). Semuanya mempunyai aspek

umum, yakni lingkungan akuatis atau perairan. Gulma ini memiliki ciri-ciri yaitu

sebagian atau seluruh daur hidupnya di air, umumnya bila kekeringan mati
7

(Maslaha,. 2020).

Gulma Berdasarkan Siklus Hidup

Gulma Semusim (Annual weed) merupakan gulma yang memiliki daur hidup

hanya satu tahun atau kurang dari mulai perkecambahan biji hingga menghasilkan

biji lagi dan selanjutnya mati. Pada umumnya, gulma semusim mudah

dikendalikan, namun pertumbuhannya sangat cepat karena memproduksi biji

sangat banyak. Gulma dilapangan pada umumnya adalah semusim. Ciri-ciri gulma

semusim: umur kurang dari satu tahun, organ perbanyakan dengan biji, mati

setelah biji masak dan produksi biji melimpah (Imron,. 2017).

Gulma dwi-tahunan (Biennial weed) yang memiliki siklus hidup lebih dari satu

tahun tetapi kurang dua tahun. Pertumbuhan tahun pertama untuk pertumbuhan

vegetatif dan dikenal sebagai tahap roset. Akar sering berdaging dan berfungsi

sebagai organ penyimpan makanan. Tahun kedua, bunga muncul dari mahkota

yang dikenal tahap perbautan. Setelah memproduksi biji, selanjutnya mati (Talaka

dan Rajab,. 2013).

Gulma tahunan (Perennial weed) yang dapat hidup lebih dari dua tahun. Setiap

tahunnya pertumbuhan dimulai dengan perakaran yang sama. Ciri-ciri gulma ini

yaitu umur lebih dari dua tahun, perbanyakan vegetatif dan atau generatif, organ

vegetatif bersifat dominansi apikal yaitu cenderung tumbuh pada ujung, bila organ

vegetatif terpotong-potong semua tunasnya mampu tumbuh menjadi gulma baru.

Gulma menyebar dengan biji dan organ penyimpanan di dalam tanah seperti

rhizom, stolon, umbi, umbi lapis dan lainnya (Sinuraya,.2007).


8

Gulma Berdasarkan Cara Tumbuh

Gulma tumbuh Tegak (Erect) salah satunya yaitu (Melastoma candidum L.)

batangnya berkayu, berwarna coklat, tegak 1,5-5 m dengan percabangan

simpodial. Daunnya tunggal, bertangkai, letaknya berhadapan bersilang. Helai

daun berwarna hijau, berbentuk bulat dengan panjang 2-20 cm dan lebar 1-8 cm,

memiliki ujung dan pangkal daun runcing, bagian tepi daun rata, permukaan

berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga teraba kasar dengan 3 tulang

daun yang melengkung, dengan panjang petiolus 5-12mm (Susanti, dkk,. 2008).

Gulma tumbuh Menjalar (Creeping) salah satunya adalah (Calopogonium

mucunoides) dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur ringan sampai berat,

gulma ini tidak tahan terhadap genangan air yang tinggi. Gulma ini tumbuh

menjalar dan membelit tanaman yang tumbuh di dekatnya. Ruas tanaman yang

menempel pada tanah dapat mengeluarkan akar serabut. Pada akar serabut

tersebut, banyak dijumpai bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium

(Subrata dan Setiawan,. 2018).

Gulma memanjat (Climbing) salah satunya yaitu (Pyrrosia piloselloides).

Tumbuhan ini biasa dijumpai di tempat-tempat berelevasi rendah sampai tinggi,

memanjat pada batang pohon atau dinding rumah yang tak terawat. Tumbuh di

batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil, memanjat, bersisik,

panjang 5-12 cm, dan akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya

tumbuh dengan jarak yang pendek (Reader dan Buck,. 2000).

Pengertian Seed bank

Seed bank adalah tempat di mana benih dipelihara masa depan. Benih

tetap dingin dan kering, dan memang begitu diganti secara teratur bank benih bisa
9

ditemukan di dunia. Beberapa toko bibit tanaman pangan penting, seperti

kacangkacangan, gandum, dan nasi. Bank benih lainnya adalah untuk tanaman liar

atau asli. Benih disimpan karena alasan yang berbeda. Yang paling yang penting

adalah memastikan keanekaragaman hayati. Ini berarti tumbuh karena banyak

tanaman yang berbeda dan varietas masing-masing tanaman (Simbolon,. 2018).

Karakteristik Seed bank

Seed bank umumnya paling banyak berada di permukaan tanah, tetapi adanya

retakan tanah dapat menyebabkan perubahan ukuran Seed bank (Seed bank size)

menurut kedalaman tanah. Pada tanah tanpa gangguan, Seed bank berada pada

kedalaman 2-5 cm dari permukaan tanah, tetapi pada tanah pertanian, Seed bank

berada 12-16 cm diatas permukaan tanah. Proses perkecambahan Seed bank pada

setiap lapisan tanah yang diambil memiliki kemampuan perkecambahan yang

berbeda beda (Azizah, dkk,. 2015),

Pengertian Benih

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan pengembangan

usahatani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi.

Benih bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas

tinggi dengan daya tumbuh >90%. Sistem budidaya tanaman menjabarkan bahwa

benih tanaman dan selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang

digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman. Dijelaskan

pula bahwa benih bermutu adalah benih yang varietasnya benar dan murni,

mempunyai mutu genetis, fisiologi, dan fisik yang tinggi sesuai dengan standar

mutu kelasnya (Rahmianna, dkk,. 2015).


10

Karakteristik Benih

Ukuran benih menjadi faktor penting karena mencerminkan besarnya cadangan

makanan dalam benih. Benih yang ringan tidak mengandung cadangan makanan

yang cukup sehingga pertumbuhan awal tidak kuat, kecambah lemah, dan kurang

mampu beradaptasi dengan lingkungan. Benih dengan bobot lebih berat

memberikan pertumbuhan brangkasan dan hasil biji yang nyata lebih tinggi dari

benih dengan bobot lebih ringan. Pada beragam spesies, tanaman yang berasal

dari benih berukuran besar tumbuh dan berkembang lebih bagus dari tanaman

yang berasal dari benih dengan ukuran kecil (Ambika, dkk,. 2014).

Pengertian Dormansi

Dormansi didefenisikan sebagai status dimana benih tidak berkecambah walaupun

pada kondisi lingkungan yang ideal untuk perkecambahan. Dormansi merupakan

strategi reproduksi gulma untuk tetap bertahan hidup dalam keadaan yang tidak

menguntungkan. Dengan cara demikian, perkecambahan dapat terjadi beberapa waktu

kemudian dan atau terjadi di tempat lain yang berjauhan dengan induknya. Selain itu

dormansi dapat menjadikan biji-biji gulma tahan bertahuntahun dalam tanah dan

hanya akan berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungannya menguntungkan.

Biji-biji gulma yang berada dalam tanah tersebut mempunyai tingkat dormansi yang

berbeda-beda, sehingga perkecambahan dari suatu populasi biji gulma tidak terjadi

secara serentak (Siahaan, dkk,. 2014).

Tipe-tipe Dormansi

Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih sangat

bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya. Tipe-tipe

dormansi antara lain dormansi fisik yang disebabkan oleh impermiabilitas


11

kulit biji terhadap air, resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio,

permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas. Dormansi fisiologis yang

disebabkan oleh immaturity embrio, after ripening, dormansi sekunder, dormansi

yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio (Aisah dan Herrianto,.

2016).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Rawang Panca Arga, Sumatera Utara.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Juni 2021 pukul

15.15-16.15 Wib.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada Praktikum Ilmu Gulma materi Seed bank ini adalah

tanah dan Kompos .

Alat yang digunakan pada Praktikum Ilmu Gulma materi Seed bank ini adalah

adalah polybag/plastik gula ukuran 1 Kg dan Cangkul.

Metode Percobaan

Percobaan ini menggunakan metode pengujian Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan perlakuan pengambilan sampel pada kedalam tanah

ukuran MI (510cm), M2 (15-20cm) dan M3 (25-30cm) dan diulang sebanyak 3

kali pada setiap masing-masing kedalaman.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Lahan yang disiapkan harus dibersihkan terlebih dahulu dari gulma sebagai tempat

untuk pengambilan sampel.

Penentuan Sampel

Pola sampel ditentukan kemudian diambil pada kedalaman M1 (5-10cm), M2 (15-

20cm) dan M3 (25-30cm) dan diulang sebanyak 3 kali kemudian di homogenkan.

Pengisian Polybag
13
Sampel yang telah dihomogenkan dicampur dengan kompos kemudian dimasukkan

kedalam polybag dan diberi sampel kedalaman yang berbeda pada setiap polybag .

Pemeliharaan tanaman

Tanaman ditaruh ditempat terkena sinar matahari secara langsung serta dijauhi dari

segala macam gangguan dan Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.

Parameter Pengamatan

Pertumbuhan gulma diamati setiap seminggu sekali dan diamati jumlah dan
keragaman gulma yang tumbuh pada setiap masing-masing polybag dan dicatat
pada tabel pengamatan.
Nama Gulma M1 M2 M3

1 2 3 1 2 3 1 2 3
Euphorbia hirta 3 4 1 1 2 1 0 0 1
Portulaca oleraceae 1 2 3 0 1 1 2 0 0
Eleusine indica 1 2 0 0 0 0 1 0 0
Cyperus rotundus 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Amaranthus spinosus 0 1 1 0 1 0 0 0 0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Jumlah dan Keragaman Gulma


Nama Gulma M1 M2 M3

1 2 3 1 2 3 1 2 3
Euphorbia hirta 3 4 1 1 2 1 0 0 1
Portulaca oleraceae 1 2 3 0 1 1 2 0 0
Eleusine indica 1 2 0 0 0 0 1 0 0
Cyperus rotundus 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Amaranthus spinosus 0 1 1 0 1 0 0 0 0

Pembahasan

Berdasarkan pengamatan diatas pertumbuhan Euphorbia hirta L. dimana

pertumbuhannya dipermukaan tanah. Pertumbuhan dapat berkembang dengan

cepat di permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur (Septikayani,. 2018)

bahwa Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) ialah gulma yang dapat tumbuh didaerah

iklim tropis dan hidup di permukaan tanah mulai daerah pantai hingga

pegunungan, dilahan tak terurus, halaman rumah dan tepi jalan raya. Penyerbukan

dibantu oleh angin karena biji yang masak berukuran kecil-kecil dan bila masak

mudah tertiup angin.

Berdsarkan pengamatan diatas pertumbuhan gulma Portulaca oleraceae L. Dapat

berkembangbiak dengan baik dan ternyata tidak menghambat dalam penyerapan

hara khususnya nitrogen, sehingga nitrogen total dalam tumbuhan Portulaca

oleraceae L. Relatif sama untuk semua perlakuan. Hal ini sesuai dengan literatur

(Cahyanti, dkk,. 2005) bahwa hambatan dalam penyerapan hara oleh adanya

alelopati akan menurunkan kandungan klorofil. Kandungan klorofil

suatu tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor genetik, cahaya,

oksigen, karbohidrat, suhu dan unsur hara (N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn).

Berdasarkan pengamatan di atas gulma Eleusine indica L. termasuk gulma yang

berkembangbiak dengan cepat dan dapat tumbuh disuatu areal pertanian. Hal ini

sesuai dengan literatur (Syahputra, dkk,. 2016) bahwa Eleusine indica

keberadaannya dapat ditemukan hampir di semua pertanaman ataupun budidaya

tanaman, terutama pada areal perkebunan tanaman tahunan. Keberadaan gulma ini
15
cukup mengganggu pada areal produksi yang meliputi tanaman menghasilkan

(TM) dan tanaman belum menghasilkan (TBM) serta pada areal pembibitannya.

Berdasarkan pengamatan di atas gulma Cyperus rotundus L. termasuk gulma Yang

mempunyai zat alelopati dan mudah berkembang melalui akar dan benih terdapat

dalam tanah. Hal ini sesuai dengan literatur (Amin,. 2019) bahwa Cyperus

rotundus L. termasuk gulma menahun yang sangat agresif karena mempunyai

pengaruh senyawa zat alelopati yang sangat kuat, khususnya melalui senyawa

beracun yang dikeluarkan dari akar dan bagian-bagian yang organnya telah mati.

Berdasarkan pengamatan diatas Amaranthus spinosus L. termasuk gulma yang

mudah menyebar karena mempunyai karakter biji yang banyak. Hal ini sesuai

dengan literatur (Anggara,. 2017) bahwa bayam duri mempunyai sifat kompetitif

kuat dan dapat memproduksi senyawa-senyawa kimia yang bersifat racun untuk

mendominasi sumberdaya alam yang berada dalam keadaan terbatas dalam

lingkungannya dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya. Bayam

duri termasuk tumbuhan bergolongan C4 yang cukup merugikan bagi petani.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang terdapat pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Seed bank umumnya paling banyak berada dipermukaan tanah, tetapi adanya

retakan tanah dapat menyebabkan perubahan ukuran seed bank (seed bank size)

menurut kedalaman tanah.

2. Gulma dapat menurunkan produktivitas tanaman budidaya melalui persaingan

dengan faktor-faktor pertumbuhan seperti air, cahaya, matahari, dan hara.


3. Biji-biji gulma yang berada dalam tanah tersebut mempunyai tingkat dormansi

yang berbeda-beda, sehingga perkecambahan dari suatu populasi biji gulma

tidak terjadi secara serentak.

4. Penundaan pengendalian gulma sampai gulma berbunga akan memberikan

kesempatan gulma untuk berkembangbiak dan penyebaran gulma pada lahan

budidaya.

5. Pemilihan jenis herbisida dan dosis aplikasi perlu dilakukan karena mampu

mempengaruhi jenis gulma yang dikendalikan

Saran

Pada percobaan ini diperlukan ketelitian khusus mulai dari penentuan sampel pada

setiap ukuran kedalaman yang berbeda dan pada saat proses pengamatan dengan

penentuan jumlah dan keragaman gulma yang tumbuh pada masing-masing

polybag tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aisah, S dan Herrianto, E, 2016, Pelepasan Kulit Ari dan Suhu Perendaman
Terhadap Pematahan Dormansi Benih Pepaya, Jurnal Biologi dan
Pembelajaran Biologi, Vol. 1, No. 1, ISSN: 2528-1615, Hal: 81-93.

Ambika, dkk, 2014, Review On Effect of Seed Size on Seedling Vigour and Seed
Yield, Research Journal of Seed Science, Vol. 7, No. 2, Hal: 31-38.

Amin, R, M, 2019, Pengaruh Pemberian Ekstrak Alang-alang (Imperata cylindrica


L.), Teki (Cyperus rotundus L.), dan Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Terhadap Gulma di Lahan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.

Anggara, D, H, 2017, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kamboja (Plumeria


rubra L.) Terhadap Pertumbuhan Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus
L.), Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

Antralina, M, 2012, Karakteristik Gulma dan Komponen Hasil Tanaman Padi


Sawah (Oryza sativa L.) Sistem SRI pada Waktu Keberadaan Gulma Yang
Berbeda, Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, Vol. 3, No. 2, Hal:
9-17.

Azizah, dkk, 2015, Potensi Cadangan Biji Pada Kedalaman Tanah 0-15 Cm di
Area Yang Berbeda Pada Hutan Sekunder di Kebun Raya Unmul
Samarinda, Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul, Vol. 1,
No. 1, ISBN: 978-602-72658-1-3, Hal: 1-5.

Barus, E, 2003, Pengendalian Gulma di Perkebunan. Yogyakarta: Kanisius.

Cahyanti, dkk, 2005, Pertumbuhan , Kadar Klorofil dan Nitrogen Total Gulma
Krokot (Portulaca oleracea L.) pada Pemberian Ekstrak Anting-anting
(Acalypha indica L.), Jurnal Biosmart, Vol. 7, No. 1, ISSN: 1411-321X,
Hal: 27-31.

Cahyati, N, 2018, Pengaruh Ekstrak Alang-alang (Imperata cylindrica L.)


Terhadap Pertumbuhan Tanaman Gulma Bandotan (Ageratum conyzoides
L.), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Dinata, dkk, 2017, Pengaruh Waktu dan Metode Pengendalian Gulma Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.), Jurnal Produksi
Tanaman, Vol. 5, No. 2, ISSN: 2527-8452, Hal: 191-197.
18
Imron, A, M, 2017, Identifikasi Jenis Gulma Pada Pengembangan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis L.) di Lahan Tadah Hujan, Fakultas Pertanian,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Marga, H, 2016, Seed Bank Gulma Pada Berbagai Pola Tanam di Lahan Pasir
Pantai, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta.

Maslaha, I, V, 2020, Identifikasi Jenis Gulma Pada Lahan Perkebunan Kopi


(Coffea) dan Pinang (Areca catechu) Bram Itam Kuala Tungkal, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin.

Prabowo, dkk, 2020, Identifikasi Seed Bank Gulma Lokal dan Pengaruh Frekuensi
Penyiangan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Rawit, Jurnal Ilmu
Pertanian, Vol. 32, No. 2, ISSN: 2549-9343, Hal: 121-128.

Purnamasari, dkk, 2017, Pengaruh Teknik Pengendalian Gulma Pada Tanaman


Padi (Oryza sativa L.), Jurnal Produksi Tanaman, Vol. 5, No. 5, ISSN:
2527-8452, Hal: 870-879.

Rahmianna, dkk, 2015, Pemanfaatan Biji Keriput Kacang Tanah Sebagai Benih,
Malang.

Reader dan Buck, 2000, Pertumbuhan Gulma Pada Kondisi Lingkungan, PT.
Gramedia Pres, Jakarta.

Santoso, E, dkk, 2009, Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah di Perkebunan Teh
pada Berbagai Tahun Pangkas, Jurnal Agronomi Indonesia, Vol. 37, No. 1,
Hal: 46-54.

Septikayani, I, N, 2018, Efektivitas Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta


L.) Sebagai Ovisida Terhadap Nyamuk Demam Berdarah Dengue (Aedes
aegypti), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.

Siahaan, dkk, 2014, Komposisi dan Kepadatan Seed Bank Gulma Pada Berbagai
Kedalaman Tanah Pertanaman Palawija Balai Benih Induk Tanjung
Selamat, Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol. 2, No. 3, ISSN: 2337-6597,
Hal: 11811189.

Simbolon, A, F, 2018, Pertumbuhan Seed Bank Dari Hutan Lindung di Daerah


Tangkapan Air Danau Toba Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara,
Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.

Sinuraya, S, M, 2007, Gulma Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera


Utara, Medan,
19
Siregar, dkk, 2017, Uji Alelopati Ekstrak Umbi Teki Pada Gulma Bayam Duri
(Amaranthus spinosus L.) dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea
mays L.), Jurnal Produksi Tanaman, Vol. 5, No. 2, Hal: 290-298.

Subrata dan Setiawan, 2018, Keragaman Vegetasi Gulma di Bawah Tegakan Pohon
Karet (Hevea brasiliensis L.) pada Umur dan Arah Lereng Yang Berbeda di
PTPN IX Banyumas, Jurnal Ilmiah Pertanian, Vol. 14, No. 2, Hal: 1-13.

Sukman, Y dan Yakup, 2002, Gulma dan Teknik Pengendaliannya, Edisi Revisi,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Susanti, dkk, 2008, Bioactive Constituents from The Leaves of Melastoma


Malabathrium L., Jurnal Ilmiah farmasi, Vol. 5, Hal: 1-8.

Syahputra, dkk, 2016, Sebaran Gulma Eleusine indica L. Resisten Ganda


Herbisida pada Satu Kebun Kelapa Sawit Di Sumatera Utara, Jurnal
Agroekoteknologi, Vol. 4, No. 4, ISSN: 2337-6597, Hal: 2407-2419.

Syarifa, Dkk, 2018, Identifikasi Gulma Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Sumatera
Selatan, Jurnal Biosilampari, Vol. 1, No. 1, ISSN: 2622-7770, Hal: 40-44.

Syofia, I dan Radiah, M, 2018, Keanekaragaman Komunitas Gulma Dalam Tanah


pada Tingkat Kedalaman dan Jarak Pengambilan Tanah di Tanaman Kelapa
Sawit Belum Menghasilkan, Jurnal Agrium, Vol. 21, No. 2, ISSN:
24427306, Hal. 178-186.

Syukur, M, 2019, Jenis dan Pemanfaatan Paku-pakuan Oleh Masyarakat Desa


Ulak Jaya Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang, PIPER, Vol. 28.

Talaka, A. dan Rajab, Y. S, 2013, Weed Biology and Ecology: - A Key to


Successful Weed management and Control, IOSR Journal of Agriculture
and Veterinary Science, Vol. 2, No. 3, Hal: 11-14.

LAMPIRAN
1. Pengamatan Seed Bank

Gambar 1. Dokumentasi Pengamatan 1 MST.

Gambar 2. Dokumentasi Pengamatan 2 MST.

Gambar 3. Dokumentasi Pengamatan 3 MST.


2. Laporan Sementara Seed Bank

Gambar 4. Jumlah dan Keragaman Gulma

Anda mungkin juga menyukai