Anda di halaman 1dari 17

BAB III

TEORI DASAR

3.1 Peralatan Mekanis

Segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian

(digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan

(hauling,transportating), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading,

leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan alat-alat mekanis

(alat-alat besar) disebut pemindahan tanah mekanis.

Selain itu penggunaan peralatan mekanis disesuaikan dengan kondisi

lapangan kerja yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Jalan-jalan dan sarana pengangkutan yang ada Tumbuh-tumbuhan

2. Macam material dan perubahan volumenya

3. Daya dukung material

4. Iklim

5. Ketinggian dari permukaan air laut

6. Kemiringan, jarak dan keadaan jalan

7. Effisiensi kerja

8. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan

9. Syarat-syarat penimbunan

10. Waktu

11. Ongkos-ongkos produksi

30

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
31

3.2 Alat Gali Muat

Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator. Beberapa alat mekanis

digunakan untuk menggai tanah dan batuan. Yang termasuk dalam kategori ini

adalah power shovel,backhoe, dragline dan clamshell

Alat gali ini mempunyai bagian-bagan utama, antara lain:

a. Bagian atas yang dapat berputar

b. Bagian bawah untuk berpindah tempat

c. Bagian-bagian tambahan yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

3.3. Produktivitas Alat Gali Muat

3.3.1 Alat Gali Muat

Untuk menghitung produktivitas back hoe, pertama-tama kita harus

membatasi terhadap kondisi yang ada pada setiap keadaan pekerjaan.

Back hoe sama seperti power shovel dimana jenis material

mempengaruhididalam perhitungan produktivitas. Penentuan waktu siklus

backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket.

Untuk perhitungan produktivitas alat gali muat dapat menggunakan

persamaan dibawah ini :

60
P x C b x Ff x Sf x ..Eff................(1)
Ctm

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
32

Keterangan :

P = Produktivitas alat gali muat, bcm/jam

Ctm = Waktu edar alat gali-muat, menit

Cb = Kapasitas bucket alat gali-muat, m3

Ff = Faktor isian mangkuk (Fill factor)

Sf = Faktor pengembangan (Swell factor)

Eff = Effisiensi Kerja %

3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Mekanis

3.4.1. Faktor Isian Mangkuk

Faktor isian mangkuk (Ff) adalah perbandingan antara kapasitas nyata

mangkuk alat gali-muat dengan kapasitas baku mangkuk (sesuai spesifikasi) alat

gali-muat.

Vn .........(2)
Ff =
Vs

Keterangan :

Ff = Faktor isian mangkuk (Fill factor)

Vn = Kapasitas nyata mangkuk alat gali-muat, m3

Vs = Kapasitas baku mangkuk alat gali-muat (sesuai spesifikasi alat),m³

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
33

3.4.2. Waktu Edar

Menurut Partanto, dalam suatu 33ating produksi pada tambang terbuka

yang menerapkan 33ating excavator-dump truck sebagai alat tambang utama,

untuk kerja dump truck sebagai alat angkutnya sangat berperan dalam pencapaian

target produksi. Dapat juga dikatakan, dump truck adalah alat yang fleksibel serta

jumlah dan kapasitasnya dapat disesuaikan dengan alat gali/muat yang

melayaninya.

Produktivitas dump truck dipengaruhi oleh waktu edar, dimana waktu

edar dump truck tergantung pada jumlah dump truck yang dapat dilayani oleh

satu buah excavator. Menurut Partanto, waktu edar dump truck adalah terdiri

dari 4 (empat) segmen besar, yaitu loading time (waktu memuat, yaitu

frekuensi pengisian dikali waktu edar excavator), hauling time (waktu

mengangkut), dumping time (waktu pembongkaran) dan return time (waktu

kembali). Menurut Peurifoy, waktu edar dump truck terdiri dari 5 (lima) segmen,

yaitu ditambah dengan spoting at the excavator yang terdiri dari waktu

33ating3333 dump truck di daerah penggalian dan penimbunan serta waktu

tunggu dump truck sebelum diisi excavator.

Waktu edar back hoe terdiri dari fill dipper (waktu pada saat shovel mengisi

bucket), swing (waktu bucket untuk mengisi bak dump truck), dump (waktu saat

bucket menumpahkan galiannya ke bak dump truck), dan return (waktu shovel

kembali mengisi bucket) dan delay (waktu tunggu excavator sebelum mengisi bak

dump truck). Excavator yang berfungsi sebagai alat gali muat dalam kerjanya

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
34

mengalami digging resistance, yaitu tahanan yang dialami oleh alat gali pada

waktu melakukan penggalian tanah. Tahanan ini disebabkan oleh :

a. Gesekan antara alat gali dan material yang digali, dimana semakin besar

kelembaban dan kekerasan butiran material semakin besar pula gesekan

yang terjadi.

b. Kekerasan material yang umumnya bersifat menahan masuknya alat gali

kedalam material.

c. Roughness (kekasaran) dan ukuran butiran material.

d. Adanya gaya adhesi antara material dengan alat gali dan kohesi antara

butiran-butiran material itu sendiri.

e. Berat jenis material.

Secara garis besar, waktu edar alat berat terdiri dari dua bagian, yaitu :

 Waktu Tetap (Fixed Time)

 Waktu Tidak Tetap (Variable Time)

Waktu tetap adalah waktu yang diperlukan untuk gerakan-gerakan tetap.

Besarnya 34ating selalu konstan, walaupun ada perbedaan kondisi kerja,

pengaruhnya sangat kecil. Tiap-tiap jenis alat memiliki gerakan-gerakan konstan

yang berbeda-beda. Misalnya waktu tetap pada excavator adalah mengayun

(swing) baik dalam keadaan bermuatan maupun dalam keadaan kosong. Untuk

dump truck waktu tetapnya adalah membuang muatan.

Untuk wheel loader menumpahkan muatan merupakan waktu tetap.

Besarnya waktu tetap ini biasanya sudah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Jadi

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
35

waktu tetap adalah waktu yang berlaku secara umum untuk semua jenis kondisi

kerja.

Waktu 35ating3535 adalah waktu yang diperlukan untuk gerakan-gerakan

tidak tetap. Waktu ini lebih banyak tergantung pada kondisi pekerjaan. Misalnya

untuk excavator, kekerasan material akan berpengaruh terhadap waktu isi

bucketnya. Sedangkan untuk dump truck waktu angkut merupakan waktu yang

bervariasi sesuai dengan jenis permukaan jalan dan jarak angkut.

Dengan mengetahui waktu tetap dan waktu tidak tetap maka waktu edar

dapat dihitung. Waktu edar atau Cycle Time (CT) adalah jumlah waktu tetap dan

waktu tidak tetap.

Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk

menyelesaikan sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan

bersiap-siap memulainya kembali.

3.4.3. Waktu edar alat gali-muat

Waktu edar alat gali-muat dapat dirumuskan sebagai berikut :

.........(3)
Ctgm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4

Keterangan :

Ctgm = Waktu edar alat gali-muat, detik

Tm1 = Waktu menggali material, detik

Tm2 = Waktu putar dengan bucket terisi, detik

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
36

Tm3 = Waktu menumpahkan muatan, detik

Tm4 = Waktu putar dengan bucket kosong, detik

3.4.4. Kesediaan dan Penggunaan Alat

Salah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat gali-muat

dan alat angkut yang diinginkan dalam operasi penambangan adalah masalah

kesediaan (availability) alat. Ketersediaan alat merupakan 36ating yang

menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan

pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari alat

yang tersedia.

a) Kesediaan Mekanis (Mechanical Availibility)

Faktor yang menunjukkan kesediaan alat dalam melakukan pekerjaan dengan

memperhatikan kehilangan waktu yang digunakan untuk memperbaiki mesin,

perawatan dan 36ating36 mekanis lainnya. Jika kesediaan mekanis kecil maka

kondisi mekanis alat kurang baik, jam perbaikan tinggi sehingga hanya

digunakan sebagai cadangan.

W .........(4)
MA  x 100 %
WR

Keterangan :

W = Working hours atau jumlah jam kerja

Waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat

yang dalam kondisi dapat dioperasikan artinya tidak rusak,

meliputi setiap keterlambatan yaitu pulang ke lokasi kerja,

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
37

pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar serta

keadaan cuaca.

R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan.

Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena

menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk

penyediaan suku cadang serta waktu untuk perawatan

preventif.

b) Kesediaan Fisik (Physical Availibility)

Faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan kerja dengan

memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, 37ating cuaca dan

lain-lain. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis, berarti

bahwa alat belum digunakan sesuai dengan kemampuannya

WS
PA  x 100 % .........(5)
WSR

Keterangan :

S = Standby hours atau jumlah jam kerja suatu alat yang tidak

dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan

dalam keadaan siap operasi.

W+S+R = Scheduled hours atau jumlah seluruh jam kerja dimana alat

dijadwalkan untuk beroperasi.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
38

c) Penggunaan Kesediaan (Use of Availability)

Faktor yang menunjukkan efisiensi kerja alat selama waktu kerja yang tersedia

dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa

efektif alat yang tidak rusak dimanfaatkan dan menjadi ukuran seberapa baik

pengelolaan peralatan yang digunakan. Persentase rendah menunjukkan bahwa

pengoperasian alat tidak maksimal.

W
UA  x 100 % .........(6)
WS

Keterangan :

W = Working hours atau jumlah jam kerja.

S = Standby hours atau jam kerja suatu alat yang tidak dapat

dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam

keadaan siap operasi.

d) Penggunaan Efektif (Effective Utilization)

Faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia

dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang dimanfaatkan oleh

alat untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia.

W
EU  x 100 % .........(7)
WSR

Keterangan :

W = Working hours atau jumlah jam kerja.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
39

W+S+R = Scheduled hours atau jumlah seluruh jam kerja dimana

alat dijadwalkan untuk beroperasi.

3.4.5. Pola Penggalian dan Pemuatan

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola

pemuatan merupakan salah satu 39ating yang mempengaruhi waktu edar alat.

Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi

pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat

angkut yang 39ating, mangkuk (bucket) alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap

ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan

dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut

maupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan

yang ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:

a. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang berada di

atas atau di bawah jenjang (Gambar 3.1).

1. Top Loading, yaitu alat gali-muat melakukkan penggalian dengan

menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah

alat gali-muat.

2. Bottom Loading, yaitu alat gali-muat melakukan penggalian dengan

menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
40

Gambar 3.1 Pola Penggalian dan Pemuatan Alat Gali Muat

3.5. Alat Gali-Muat(Excavator)

Excavator adalah alat berat yang multi fungsi yang mampu melakukan

pekerjaan menggali (digging), memuat (loading), dan memecah (breaking).

Excavator mengaplikasikan hidrolik sebagai sistem penggeraknya, yaitu alat yang

dapat bekerja karena adanya tekanan hidrolik pada mesin dalam

pengoperasiannya. Konstruksi utama excavator terdiri dari boom, arm, dan

bucket.

Excavatortipe Backhoe, utamanya digunakan untuk menggali tanah dibawah

permukaan alami tanah dimana mesin berada. Excavator cocok untuk menggali

parit dan lubang. Karena mudah dikendalikan, excavator lebih baik dibandingkan

dragline ataupun power shovel dalam operasi skala kecil – menengah. Salah satu

keuntungan lainnya adalah mudah untuk melakukan pemuatan ke alat angkut.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
41

3.5.1 Bagian-bagian dari Excavator

Excavator memiliki as diantara bagian penggeraknya (undercarriage)

dengan bagian kabin dan mesin, sehingga alat tersebut dapat berputar tanpa ada

gerakan pada penggeraknya. Bagian-bagian pada excavator yaitu : Bagian atas

Revolving unit yang dapat berputar, bagian bawah travel unit yang berfungsi

untuk berjalan atau berpindah tempat, dan bagian attachment, seperti : Bucket,

arm, boom, dll.

Sumber:http://www.manunggaljayaabadi.co.id/Images/bagian-bagian-pada-excavator.jpg

Gambar 3.2 Bagian-bagian Excavator

3.6. Dimensi(Dimention) Excavator

Dimensi atau ukuran alat merupakan faktor pertimbangan dalam pemilihan

alat.Ukuran excavator sangat bervariasi dari yang kecil hingga yang

besar.Excavator yang berukuran kecil tidak memerlukan ruang kerja yang besar,

namun semakin besar dimensi dari excavator, maka akan berpengaruh pada

kebutuhan ruang kerja yang besar pula. Jika pemilihan tidak sesuai maka akan

menyebabkan excavator tersebut tidak dapat digunakan secara efektif.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
42

Boom dan Arm adalah bagian dari excavator yang merupakan rangkaian

utama berfungsi sebagai lengan dari excavator dan tersedia dalam berbagai

ukuran atau dimensi yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan alat tersebut.

Sumber : Handbook Komatsu-Edition30

Gambar 3.3 Dimensi Excavator

3.7. Bucket

Pemilihan alat atau komponen yang tepat adalah salah satu faktor yang dapat

mengoptimumkan kinerja dan performance alat berat.Kapasitas bucket diukur

dalam 2 jenis kapasitas, yaitu struck dan heaped capacity. Walaupun begitu

heaped capacity lebih sering dipergunakan untuk tujuan praktikal. Excavator

bucket capacity dapat berdasarkan standar-standar internasional yang ada seperti

ISO atau JIS, PCSA dan SAE.

1. Struck Capacity

Struck capacity adalah kapasitas bucket setelah melakukan pengerukan.

Kapasitas ini diasumsikan dengan pengukuran pada bidang datar (view

plane) bucket dari dasar bucket sampai bagian cutting edge.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
43

Gambar 3.4 Struck Capacity

2. Heaped Capacity

Heaped capacity adalah penjumlahan antara struck capacity dan volume

material berlebih diatas bucket dengan asumsi sudut kemiringan bentuk

material berlebih tersebut berbanding 1:2 atau 1:1.

Gambar 3.5 Heaped Capacity

3.8. Jenis-Jenis Bucket Excavator

Terdapat beberapa jenis dan ukuran bucket tersedia, sehingga pemakai dapat

memilih bucket yang paling sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Adapun jenis

bucket yang tersedia dapat di kategorikan berdasarkan bentuknya sebagai berikut :

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
44

1. Ripper Buckets

Gambar 3.6 Ripper Buckets

Ripper Bucket di disain untuk pengupasan batuan dengan menggunakan

ketiga kuku dan lebih cepat dibandingkan menggunakan kuku tunggal.

Ripper bucket cocok digunakan untuk menggali lapisan bebatuan atau

tanah liat yang keras. Bucket jenis ini memiliki penetrasi yang cukup

dalam.

2. Trapezoidal Buckets

Gambar 3.7 Trapezoidal Buckets

Bucket tipe ini dirancang untuk secara khusus menggali parit dan selokan.

3. Slope Finishing Buckets

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
45

Gambar 3.8 Slope Finishing Buckets

Slope finishing bucket digunakan untuk meratakan permukaan tanah

karena memiliki bucket yang datar dan lebar, biasa digunakan untuk

meratakan jalan, kanal, sisi lereng, sisi sungai.

4. Ditch Cleaning Buckets

Gambar 3.9 Ditch Cleaning Buckets

Berfungsi untuk membersihkan sungai atau mengeruk lumpur di dasar

sungai, dimana bucket ini mempunyai beberapa lubang yang berfungsi

sebagai tempat keluarnya air.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati
46

5. Standart Bucket

Gambar 3.10 Standart Bucket

Adalah jenis bucket yang sering digunakan karena flexible untuk beberapa

kondisi pekerjaan.

6. Clamshell Bucket

Gambar 3.11 Clamshell Bucket

Digunakan pada crane untuk pengerukan kapasitas besar dan aplikasi penggalian.

Optimalisasi produktivitas pc 2000 pada kegiatan loading overburden di PT Pamapersada Nusantara Jobsite Kideco Kalimantan Timur
Ranti Rahmawati

Anda mungkin juga menyukai