Anda di halaman 1dari 5

Resume

Liablitas Jangka Pendek,


Provisi, dan Kontinjensi

Diajukan untuk memenuhi tugas Akuntansi Keungan Menengah II


Kelas B R.10 Lt. 1 Pukul 07.50-10.30

Dosen Pengampu
Indah Purnamawati, S.E., M.Si., AK
NIP. 196910111997022001

Disusun oleh:
Stephen Jonathan Harsono
NIM.170810301011

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diperkirakan akan jatuh tempo atau
diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca dan akan diselesaikan dalam
jangka waktu siklus normal operasi. Karakteristik dari hutang adalah kewajiban saat ini yang
harus diselesaikan di masa yang akan datang dengan menyerahkan aktiva/jasa.

Menurut International Accounting Standarts Board, liabilitas merupakan sebagai kewajiban


perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengundang manfaat
ekonomik. Liabilitas jangka pendek dilaporkan jika salah satu dari dua kondisi berikut
terpenuhi, liabilitas tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normal atau
liabilitas tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah tanggal
pelaporan. Siklus operasi adalah periode waktu yang berlalu antara perolehan barang dan jasa
yang terlibat dakam proses manufaktur dan realisasi kas akhir yang dihasilkan dari penjualan
dan penagihan berikutnya. Berikut beberpa liablitas jangka pendek yang umum:

1. Utang usaha; merupakan saldo yang harus dibayarkan kepada orang lain untuk
barang, perlengkapan atau jasa yang dibeli dengan pembayaran kemudian.
2. Wesel bayar, merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu di
masa depan sesuai tanggal yang ditetapkan.
3. Bagian lancar dari utang jangka panjang; perusahaan tidak memasukkan utang jangka
panjang yang jatuh tempo saat ini sebagai liabilitas jangka pendek jika utang:
diselesaikan dengan aset yang diakumulasi untuk tujuan ini yang belum secara benar
ditampilkan sebagai aset lancar, dibiayai kembali atau diselesaikan dari utang yang
diterima melalui utang baru, dikonversi menjadi saham biasa.
4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan dibiayai kembali; Perusahaan bisa
mengecualikan kewajiban jangka pendek dari liabilitas jangka pendek jika kedua
kondisi berikut terpenuhi: perusahaan harus berniat untuk membiayai kembali
kewajiban atas dasar jangka panjang, perusahaan harus memiliki hak tanpa syarat
untuk menunda penyelesaian liablitas untuk setidaknya 12 bulan setelah tanggal
pelaporan.
5. Utang dividen merupakan jumlah yang harus dibayar perusahaan kepada para
pemegang saham sebagai akibat dari otorisasi direksi.
6. Uang muka dan deposito pelanggan; perusahaan dapat menerima deposito dari
pelanggan untuk menjamin kinerja kontrak atau jasa atau sebagai jaminan untuk
menutupi kewajiban masa depan hyang diharapkan.
7. Pendapatan diterima dimuka; pencatatan akun pendapaatn diterima di muka: Setelah
menerima uang muka debit pada kas dan kredit pada akun liabilitas jangka pendek
untuk mengindetifikasi sumber pendapatan diterima dimuka, yang kedua setelah
memperoleh pendapatan debit pada akun pendapatan diterima dimuka dan kredit pada
akun pendapatan yang diperoleh.
8. Utang pajak penjualan
9. Utang pajak penghasilan
10. Liabilitas terkait karyawan; ada 3 jenis liabilitas terkait karyawan: pemotongan gaji,
cuti berbayar, bonus. Pemotongan gaji selama perusahaan belum mengirimkan
jumlah yang dikurangkan kepada otorisasi yang tepat pada akhir periode akuntansi
perusahaan harus mengakui liabilitas jangka pendek tersebut. Cuti berbayar adalah
absen dari pekerjaan yang dibayar seperti liburan, sakit, dll. Hak vested terjadi saat
pemberi kerja memiliki liabilitas untuk melalkukan pembayaran kepada karyawan
bahkan setelah mengakhiri pekerjaanya. Hak diakumulasi adalah hak karyawan yang
dapat dibawa ke masa depan jika tidak digunakan pada periode di mana diperoleh.
Hak tidak diakumulasi tidak dapat dibawa ke periode berikutnya cuti tersebut hangus
jika tidak digunakan. Program bagi hasil dan bonus; liabilitas berdasarkan program
bagi hasil atau bonus harus diperhitungkan sebagai beban bukan pembagian laba,
karena merupakan hasil dari pelayanan karywan dan bukan transaksi dengan pemilik.

Provisi merupakan liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti. Provisi memiliki
ketidakpastian yang lebih besar mengenai waktu atau jumlah pengeluaran masa depan yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Perusahaan mengakui beban dan
liabilitas terkait untuk provisi hanya jika tiga syarat berikut terpenuhi:

1. Perusahaan memiliki kewajiban kini sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
2. Kemungkinan besar memerlukan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban, dan
3. Perkiraan yang dapat diandalkan dapat dibuat untuk jumlah kewajiban

Beberpa jenis jenis umum provisi yang dapat diakui dalam laporan keuangan:

 Provisi litigasi; Faktor-faktor yang mempertimbangkan dalam mencatat liabilitas


sehubungan provisi litagasi: periode waktu dimana penyebab utama tindakan terjadi,
probabilitas hasil yang tidak menguntungkan, kemampuan untuk membuat estimasi
yang wajar mengenai jumlah kerugian.
 Provisi garansi merupakan janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk
mengganti kekurangan jumlah, kualitas, atau kinerja suatu produk. Perusahaan
menggunakan dua metode dasar akuntansi untuk biaya garansi, yaitu: metode basis
kas dan metode akrual. Dalam metode basis kas perusahaan menanggung biaya
garansi pada saat terjadinya. Jadi, penjual mengenakan biaya garansi untuk periode di
mana biaya ini menyesuaikan dengan garansi. Dalam metode basis akrual jika besar
kemungkinan pelanggan akan membuat klaim garansi dan perusahaan dapat
memperkirakan biaya yang diperlukan, perusahaan harus menggunakan metode
akrual. Dalam metode akrual prerusahaan mengenakan biaya garansi pada beban
operasi pada tahun penjualan. Pengakuan dalam akuntansi:

Cash Basis Accrual Basis

 Beban garansi dicatat pada saat Beban garansi diakui pada periode yang
terjadi klaim sama dengan terjadinya penjualan
 Tidak mencatat adanya hutang
garansi sebelum klaim terjadi Memenuhi konsep matching cost against
 Diterapkan jika jumlah beban revenue
garansi relatif tidak material dan
periode garansi pendek
 Premi dan kupon; tujuan perusahaan menawarkan premi, potongan harga untuk
merangsang penjualan. Perusahaan harus menggunakan biaya premi dan kupon untuk
dibebankan pada periode penjulan yang mendapatkan keuntungan dari program
tersebut.
 Provisi lingkungan
 Provisi kontrak memberatkan dimana biaya yang tidak dapat dihindari untuk
memenuhi kewajiban melebihi manfaat ekonomi yang diharapkan akan diterima.
Biaya yang diharapkan harus menggambarkan biaya neto terendah atas pemutusan
kontrak, yaitu yang lebih rendah dari biaya untuk memenuhi kontrak, kompensasi
atau denda yang timbul karena kegagalan untuk memenuhi kontrak.
 Provis restrukturisasi merupakan program yang direncanakan dan dikendalikan oleh
manajemen dan perubahan material terkait lingkup bisnis yang dilakukan oleh
perusahaan, atau cara menjalankan bisnis tersebut.
 Asuransi diri merupakan item lain yang tidak diakui sebagai provisi. Meskipun jika
perusahaan daapat memperkirakan nilai kerugian dengan tingkat kepastian yang
tinggi, kerugian tersebut bukan merupakan liabilitas karena timbul dari kejadian di
masa depan dan bukan dari kejadiandi masa lalu.

Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena merupakan kewajiban
yang belum dipastikan sebagai kewajiban kini, kewajiban kini yang tidak berkemungkinan
besar bahwa pembayaran dilakukan, kewajiban kini dimana estimasi yang andal atas
kewajiban tersebut tidak dapat dilakukan aset kontinjensi adalah aset yang mungkin timbul
dari kejadian masa lalu dan keberdaannya dikonfirmasi dengan terjadinhya atau tidak
terjadinya kejadian tidak pasti di masa yang akan datang di mana kejadian tersebut tidak
sepenuhnya berada dalam pengendalian perusahaan. Aset kontinjensi umumnya adalah:

1. Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, donasi, bonus.


2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah dalam sengketa pajak.
3. Kasus pengadilan tertunda yang kemungkinan besar hasilnya menguntungkan.

Dalam praktiknhya, liabilitas jangka pendek biasanhya dicatat dan dilaporkan dalam laporan
keuangan dengan keseluruhan nilai jatuh temponya. Dua rasio yang digunakan untuk
memeriksa likuiditas adalah rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar adalah rasio total aset
lancar terhadap total liabilitas jangka pendek.

Rasio lancar = Aset lancar

Liabilitas jangka pendek

Acid test ratio = (kas+Investasi jangka pendek + Piutang neto)

Liablitas jangka pendek

Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) mengharuskan entitas menyajikan liablitas jangka pendek
terpisah dari liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka pendek menurut PSAK 1 (Revisi
2009) adalah liabilitas entitas kini, yang timbul akibat peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang akan
diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus operasi atau 12 bulan mana yang lebih panjang
atau untuk tujuan diperdagangkan. Klasikfikasi liabilitas jangka pendek jika memenuhi
kriteria:

1. Entitas menghrapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi


normalnya
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang diatur lebih lanjut dalam PSAK instrumen keuangan yaitu PSAK 50 (Revisi 2013)
Penyajian Instrumen keuangan; PSAK 55 (Revisi 2013) Pengakuan dan pengukuran
Instrumen keuangan dan PSAK 60 (Revisi 2013) Pengungkapan Instrumen Keuangan. Untuk
liabilitas diestimasi atau sekarang dikenal dengan istilah provisi diatur dalam PSAK 57
(Revisi 2009) Provisi dan Kontinjens. Liabilitas jangka pendek menurut ilustrai dalam PSAK
1 (Revisi 2009) disajikan dalam laporan posisi keuangan bagian atas sebelum liabilitas jangka
panjang, namun menurut IAS 1 disajikan setelah liablitas jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai