Anda di halaman 1dari 5

Resume

Filsafat, Agama,
Etika, dan Hukum

Diajukan untuk memenuhi tugas Etika Bisnis dan Profesi


Kelas A R.18 Lt. 2 Pukul 16.10-18.50

Dosen Pengampu
Dr. Agung Budi Sulistiyo, S.E., M.SI., Ak.
NIP. 197809272001121002

Disusun oleh:
Stephen Jonathan Harsono
NIM.170810301011

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Hakikat Filsafat
Filsafat berasal dari dua kata yunani: philo dan shopia. Philio berarti cinta, sedangkan sophia
berarti bijaksana. Jadi philoshopia berarti cinta terhadapa kebijaksanaan. Karakteristik
berpikir filasafat adalah sifatnya menyuluruh, sangat mendasar, dan spekulatif. Sifatnya
menyuluruh artinya mempertahankan hakikat keberadaan dan kebenaran tentang keberadaan
itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruan. Sifat yang mendasar artinya bahwa
filsafat tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu adalah benar. Sifat yang spekulatif berarti
selalu ingin mencari jawaban bukan saja pada suatu hal yang sudah diketahui, tetapi yang
belum diketahui. Menurut Abdulkadir Muhammad menjelaskan filsafat dengan melihat
unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Kegiatan intelektual (pemikiran)
2. Mencari makna yang hakiki (interpretasi)
3. Segala fakta dan gejala (objek)
4. Dengan cara refleksi, metodis, dan sistematis (metode)
5. Untuk kebahagiaan manusia (tujuan)
Hakikat Agama
Definisi hakikat agama dapat dirinci berdasarkan unsur-unsur penting sebagai berikut:
1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transendental, yang Ilahi-
Tuhan Yang Maha Esa
2. Berisi pedoman tingkah laku, nilai-nilai dan norma norma yang diwahyukan langsung
oleh ilahi melalui nabi-nabi.
3. Untuk kebagiaan hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
Setiap agama berisi ajaran dan pedoman tentang:
1. Tatwa, dogma, doktrin, atau filsafat tentang ketuhanan.
2. Susila, moral, atau etika.
3. Ritual, upacara, atau tata cara beribadat
4. Tujuan agama
Hakikat Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya
adalah ta etha berarti adat istiadat. Etika sebagai praksis sama dengan moral yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok. Etika sebagai
ilmu adalah pemikiran. Etika sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah apabila
proses penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis, dan sistematis.
Hakikat Nilai
Definisi nilai dapat disimpulkan dalam tiga hal, yaitu:
1. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal)
2. Ada bermacam-macam nilai selain nilai uang yang sudah cukup dikenal
3. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi.
Hubungan Agama, Etika, dan Nilai
Berkat pikirannya, manusia mampu memperoleh ilmu tentang hakikat keberadaan (duniawi)
melalui proses penalaran. Hanhya manusia yang mampu menyadari perlunya mencari nilai
tertinggi atau nilai akhir yang harus dicapai. Semua agama mengarjakan tentang
etika/moralitas. Tingkat keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan tingkat moral
seseorang akan menentukan hierarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Menurut agama,
pencapaian nilai-nilai kehidupan duniawi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi sebagai
media untuk mendukung tercpainya tujuan akhir.
Hukum, Etika, dan Etiket
No Hukum Etika Etiket
1 Persamaan: sama-sama mengatur
perilaku manusia
2 Perbedaan:
A Sumber hukum: Sumber Etika: Sumber Etiket:
Negara, Pemerintah Masyarakat Golongan Masyarakat
B Sifat Pengaturan: Sifat pengaturan: Sifat pengaturan:
Tertulis berupa Undang-undang,Ada yang lisan Lisan
peraturan pemerintah dan sebagainya.
kebiasaan), ada yang
tertulis (kode etik)
C Objek yang diatur: Objek yang diatur: Objek yang diatur:
Bersifat Lahiriah (hukum warisan, Berifat rohaniah, bersifat lahiriah,
hukum agraria) dan rohaniah (hukum misalnya: perilaku etis misalnya: tata cara
pidana) (jujur, tidak menipu), berpakaian, tata cara
dan perilaku tidak etis menerima tamu, tata
(korupsi, mencuri) cara berbicara dengan
orang tua

Karakter dan Kepribadian


Karkter adalah kompetensi yang harus dimiliki seseorang. Kompentensi ini mencakup
pengembangan seacara seimbang dan utuh ketiga lapisan, yaitu: fisik, pikiran dan jiwa.
Karkater dapat diubah, dibentuk, dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan tiada henti serta
melalui pengalaman hidup. Tingkat keberhasilan seseorang ditentukan oleh tingkat
kecocokan karakter yang dimilikinya dengan tuntutan kenyataan. Menurut Chorpa ada 10c
yang dapat dijadikan sebagai karakter manusia: ada maksud yang lebih tinggi, kesatuan,
kesadaran, penerimaan, kreatifitas, keberadaan, efisiensi, pembentukan ikatan, memberi,
keabadian.
Kecerdasan, karakter, dan Etika
Menurut Stephen R. Covey ada tiga jenis kecerdasan dengan tiga golongan: Psiko etika, sosio
etika, teo etika. Psiko etika merupakan masalah aku dengan aku. Sosio etika menyangkut
masalah aku dengan orang lain, dan teo etika menyangkut masalah aku dengan Tuhan.
Empat kecerdasan Karakter Sel Chopra Etika Nafis
Covery
PQ Efisiensi Psiko Etika
IQ  Kesadaran (kemampuan Psiko Etika
beradaptasi)
 Keabadian (meneruskan
pengetahuan dan talenta)

EQ  Penerimaan (Menerima Sosio Etika


kehadiran dan
ketergantungan)
 Memberi (memberi integritas
sel-sel lainnya)
 Pembentukan ikatan
SQ  Maksud yang lebih tinggi Teo Etika
 Kesatuan
 Kreatifitas
 Keberadaan

Pikiran, Meditasi, dan Gelombang Otak


Olah pikir merupakan suatu konsep dan ketreampilan untuk mengatur gelombang otak
manusia yang paling sesuai dengan aktivitasnya sehingga bisa mencapai hasil optimal.
Gelombang otak dibedakan menjadi empat kategori sebagai berikut:
Nama Ciri-ciri
Beta (14-100Hz) Kognitif, analisis, logika, otak kiri, konsentrasi,
prasangka, pikiran sadar, aktif, cemas, khawatir
stres
Alpha (8-13.9Hz) Khusyuk, relaksasi, meditatif, nyaman tenang,
sanytai, superlearning, focus-alertness, puas,
bahagia
Theta (4-7,9Hz) Sangat khusyuk, deep-meditation, problem
solving, mimpi, intuisi, nurani bawah sadar,
ikhlas, kreatif, integratif, hening
Delta (0,1-3,9Hz) Tidak lelap, non physical state, nurani bawah
sadar kolektif, tidak ada pikiran dan perasaan,
cellular regeneration.

Model Pembangunan Manusia Utuh


Model hakikat manusia tidak utuh menjelaskan suatu mofdel hakikat manusia yang dilandasi
paradigma tidak utuh sehingga menimbulkan berbagai permasalahn yang memunculkan
ketidakbahagiaan. Bertujuan hanya mengejar kekayaan, kesenangan, dan kekuasaan duniawi.
Kecerdasan yang dikembangkan IQ dan melupakan mengembangkan EQ dan SQ. Model
hakikat manusia utuh merupakan suatu model yang dikembangkan untuk kembali kepada
paradigma tentang hakikat manusa seutuhnya. Dalam pengembangan manusia utuh,
dikembangkan juga secara seimbang kecerdasan emosional dan spritual disamping
kecerdasan intelektual dan kesehatan fisik. Model ini bertujuan untuk mencapai kebahagiaan
dapat diwujudkan hanya bila karakter positif ini dapat dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai