Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA USIA ANAK SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Komunitas

Disusun oleh :
Sutriyono ( 1907085)
Fahrizal Amri ( 1907090 )
Gevy Hukunala ( 1907083)

PRODI S1 KEPERAWATAN KELAS C


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara


unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun
1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang
belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut
anak bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang
ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai
dengan kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12
tahun sisebut usia sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia
sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau
masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran
dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah
perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik,
kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai
hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan
kecakapan dan daya tahannya.
Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar
menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya.
Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung
jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak
mengidentifikasi stresor potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan
stres dan respons stres anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk
mencapai keberhasilan yang maksimal.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas
2. Untuk mengetahui tentang konsep tugas kounitas dengan anak usia sekolah
3. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada
komunitas dengan anak usia sekolah.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan Keperawatan
mendapat informasi tentang landasan teori asuhan keperawatan pada komunitas
dengan anak usia sekolah.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk
sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-
kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan
kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini
anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan
cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
B. Perkembangan Usia Sekolah
1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk
tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia
tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh.
Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak
lebih cepat perkembangannya daripada otot.

2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase
laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa
prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung
membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak
bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui
media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap
industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai
keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk
mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap
industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.

3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting
dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah
bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering
muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk
mengendalikannya.

4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama
periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat
dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
dijumpainya.

5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh
Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar
tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa
bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.

6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau
nyata daripada belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan
neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut
bila masuk neraka.

7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai
pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan
mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah
mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu mengucapkannya dengan
benar.

8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.

9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru
dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan,
pakaian, dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan
pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya.
Disini, peran orang tua sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang
pubertas.

10. Perkembangan Konsep Diri


Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan
orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak
membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal,
sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun
ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar perilaku
umum yang diinternalisasi.
C. Masalah Anak Usia Sekolah
1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan
kebersihan diri
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk keberhasilan social
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak
menjadi rendah diri
c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan
bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat
berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan social
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya
bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya
sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai
penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak
2. Bahaya Psikologis
a.  Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada
anak-anak usia sekolah yaitu :Kosakata yang kurang dari rata-rata
menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan
orang lain.
1) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan
membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila
perlu saja
2) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
3) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan
orang lain, membual akan ditentang oleh temannya
b. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang
kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih
sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain
c.  Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk
menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan
kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak
puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila
konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung
berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus
menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak
e. Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku
anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah
yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas
perilaku
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa
yang sebaiknya dilakukan
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
f. Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-
teman sebaya
2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat
bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah
g. Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai
peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang
dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk
dengan anak-anaknya
2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka
orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum
anak
3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar
dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan
pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak.
Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan
keluarga yang baik.
4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya
lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua
dan orang tua cenderung membenci hal itu
5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah
mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap
terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai
wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di
rumah.
6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai
dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan
membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.
7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya
pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang
orang tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua
8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak
menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu
tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga
membenci sikap sianak
9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat
orang tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap
kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di TPQ Al Furqon


Pucang Indah ,Mranggen , Demak menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi
pendidikan, anak sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.

A. Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as
partner meliputi : data inti komunitas dan subsystem.
1. Data inti komunitas, terdiri dari:
a. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi
di TPQ Al Furqon Pucang Indah untuk usia 6 – 12 tahun + 10 siswa ,
jumlah anak sekolah di TPQ menurut jenis kelamin dan golongan umur
tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di


TPQ Al Furqon Pucang Indah Tahun 2020

usia
6 th 7 th 8 th 9 th 10 th 11 th 12 th

10% 10%
10% 10%

20%

40%
Dari 10 siswa TPQ Al Furqon Pucang Indah antara siswa laki-laki yang berumur
7 – 12 tahun dan anak perempuan berumur 7 - 12 tahun mempunyai presentase
b. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
c. Jenis kelamin pada TPQ Al Furqon Pucang Indah :
Jenis kelamin usia anak sekolah pada TPQ Al Furqon Pucang Indah tergambar
pada diagram di bawah ini :

jenis kelamin
pria wanita

20%

80%

Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan jenis kelamin di TPQ Al


Furqon Pucang Indah Tahun 2020

Dari diagram di atas mayoritas responden wanita yaitu 80%

Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tersedia


mushola untuk tempat beribadah karena letak TPQ bersebelahan dengan masjid, orang
tua juga menyadari bahwa tidak hanya ilmu akademik yang harus dipelajari tetapi ilmu
agama juga sangat penting untuk diajarkan baik disekolahan maupun dirumah.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan seorang ustadz, menyatakan bahwa


anak-anak sangat berantusias dan bersemangat dengan belajar mengaji sama halnya
seperti belajar disekolah. Ustad juga menyatakan bahwa yang lebih rajin dan sering
mendatangi TPQ kebanyakan wanita dibanding laki-laki.
2. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

a. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe bangunan TPQ semipermanen, tempatnya strategis dekat


dengan masjid Kebersihan lingkungan sekitar TPQ terjaga
dengan baik, terdapat tempat sampah di TPQ, terdapat 1 toilet di
dekat TPQ, terdapat banyak arena permainan anak .Ada taman di
sekitar kompleks TPQ tersebut. Kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi : Hasil wawancara dengan seorang ustadz, bahwa di TPQ Al


Furqon Pucang Indah terdapat kegiatan bakti sosial ke panti
asuhan yang sudah lama berjalan dan juga kegiatan keagamaan
seperti pengajian mingguan dan hafalan Al Qur’an . Serta
rekreasi setiap beberapa bulan sekali .

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang


kurang baik yaitu banyaknya membeli makanan ringan seperti
snack dan makanan instan lainnya yang dapat menganggu
kesehatan anak-anak bila sering memakan jenis makanan
tersebut. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap makanan
yang dikonsumsi yang seharusnya sudah menjadi perhatian
terhadap orang tua untuk memperhatikan makanan yang
dikonsumsi oleh anak-anaknya karena itu dapat menganggu
kesehatan maupun tumbuh kembang anak.

b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekitar TPQ Al Furqon Pucang Indah terdapat


Puskesmas dan sarana fasilitas kesehatan untuk tempat berobat bagi anak
ataupun orangtua yang sedang sakit .

c. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa atau anak yang Mengaji di
TPQ kebanyakan orang tua para siswa mempunyai pekerjaan sebagai
wiraswasta berdagang dan juga pekerja kantoran.
d. Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan
Terdapat guru mengaji TPQ dan ustad ustadzah yang akan membantu
anak anak yang akan belajar mengaji.
a) Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 10 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan
jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

jajan sembarangan

30%
Ya
Tidak

70%

Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia


sekolah di TPQ Al Furqon Pucang Indah

Pada diagram diatas diketahui bahwa mayoritas anak usia sekolah di TPQ Al
Furqon memiliki kebiasaan jajan sembarangan sebesar 70 %. Ini merupakan
hal yang negative bagi anak-anak usia sekolah karena kandungan gizi dan
kebersihannya bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
b) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Dari 10 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan
jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut:

jenis makanan
5

3
2

permen makanan ringan makanan pinggir jalan

Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah TPQ Al


Furqon Pucang Indah

Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah
makanan ringan sebanyak 5 anak (50 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi
kesehatan anak usia sekolah karena makanan ringan mengandung bahan yang
tidak sehat.

c) Frekuensi jajan makanan diluar rumah

frekuensi jajan diluar


tidak pernah kadang-kadang sering

40%

60%
Diagram 5 : Frekuensi kebiasaan jajan makanan dluar rumah yang dilakukan
oleh anak usia sekolah di TPQ Al Furqon Pucang Indah

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah yang sering jajan diluar
rumah sebanyak 6 anak (60%). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan
anak-anak karena dalam makanan ringan tersebut terdapat bahan kimia dan
dapat menganggu kesehatan bila dikonsumsi terlalu sering.

Berdasarkan wawancara dari petugas kesehatan di Posyandu menyatakan


bahwa anak-anak TPQ Al Fuqon Pucang Indah sudah mendapat pengetahuan
makanan yang sehat dari orsng tuanya tetapi masih tetap mengkonsumsi
makanan tersebut.

e. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak TPQ Al Furqon Pucang Indah
adalah sepeda, dan berjalan kaki.
f. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut
sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah maupun di TPQ Al Furqon
serta kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak usia
sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu mengikuti
kegiatan kepramukaan.
g. Komunikasi
1) Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi makanan yang sehat dan baik dikonsumsi yaitu:
informasi makanan sehat

orang tua
di sekolah
di tv

Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah untuk


memperoleh pengetahuan tentang makanan yang sehat untuk dikonsumsi di TPQ
Al Furqon Pucang Indah

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai informasi tentang


makanan yang sehat untuk dikonsumsi bersumber dari orang tua, sekolah bahkan
dari televisi

2) Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anakusia sekolah di TPQ Al


Furqon Pucang Indah

meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua,
peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak,
keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah
anak. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
diskusi pada orang tua
5
4
3
2
1
0
tidak pernah
jarang
sering

Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang


tua di TPQ Al Furqon Pucang Indah

Berdasarkan diagram di atas, maka anak menjawab jarang mengadakan


diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar 5
responden ( 50%) sedangkan yan sering sebesar 5 responden (50%).
Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk
mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu
kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai
pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh
anaknya.

h. Pendidikan

Semua anak di TPQ Al Furqon Pucang Indah bersekolah .

i. Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya


biasanya ke Kebun Binatang Mangkang pusat perbelanjaan, taman-taman kota,
Pantai Marina , dan wahana rekreasi air seperti kolam renang . Untuk
pengembangan nilai social TPQ Al Furqon rutin mengunjungi panti asuhan.
B. Analisa Data

Data focus Masalah keperawatan


1. lingkungan Fisik Ketidakefektifan memelihara kesehatan
terdapat kebiasaan pada lingkungan
TPQ yang kurang baik bagi
perkembangan anak yaitu anak yang
sering jajan sembarangan dan
kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan yang dikonsumsi
oleh anaknya.
2. Keamanan dan transportasi
A. kebiasaan jajan sembarangan
70 % anak di usia sekolah memiliki
kebiasaan jajan sembarangan.
Mayoritas jenis jajanan yang
dkonsumsi anak usia sekolah
adalah snack dan makanan siap saji
sebanyak 10 anak usia sekolah
diantaranya 20% permen, 50%
makanan Ringan sedangkan 30% Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
jajanan pinggir jalan % orang tua
3. Komunikasi
1. Formal
Anak mengetahui tentang makanan
sehat bersumber dari orang tua, di
sekolah dan dari media yaitu TV.
2. Informal
Sebesar 50% anak yang diskusi
dengan orang tua dan 50% jsrsng
berdiskusi dengan orang tua
C. Diagnose Keperawatan
1. Ketidakefektifan memelihara kesehatan b/d kurang pengetahuan tentang makanan
yang sehat untuk dikonsumsi
2. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak usia sekolah
berdiskusi kepada orang tua yang sering 50% yang jarang berdisusi kepada orang
tua 50%.
D. Perencanaan
1. Prioritas Masalah
2. Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa
keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah
ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa
keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan
masyarakat.

Prioritas untuk diagnosa komunitas pada anak usia sekolah di TPQ AL Furqon adalah
sebagai berikut :

Diagnose Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total score


keperawatan penyelesaian positif untuk untuk
pada anak usia masalah penyelesaian peningkatan
sekolah 1: rendah dikomunitas kualitas hidup
2: sedang 0: tidak ada 0: tidak ada
3: tinggi 1: rendah 1: rendah
2: sedang 2: sedang
3: tinggi 3: tinggi

Ketidakefektifan 3 3 3 9
memelihara
kesehatan
Ketidakefektifan 3 2 2 7
komunikasi anak
dengan orang tua
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah ketidakefektifan
memelihara kesehatan pada anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi
adalah upaya preventif dan promotif untuk meningkatkan pengetahuan tentang anak dan
orang tua tentang makanan yang sehat dan baik bagi anak usia sekolah di TPQ Al Furqon.
E. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana Sasaran Metode Waktu Dan Tempat


keperawatan Tindakan
Ketidakefektifan 1.Tindakan 1. lakukan Ustad/us Komunik 23 TPQ Al
memelihara jangka panjang pendekatan tadzah, asi dan september Furqon
kesehatan terbentuknya secara formal orang informasi 2020
kelompok anak dengan ustad tua,
usia sekolah yang TPQ, orang kelompo
peduli terhadap tua dan k anak-
kesehatannya lingkungan anak
khususnya pada sekitar. usia
makanan yang 2. berikan sekolah
sehat pendidikan di TPQ
2. anak usia kesehatan A;
sekolah mampu tentang makan Furqon
mengurahi jajan yang sehat
jajanan yang tidak untuk
sehat dikonsumsi
3. anak usia anak usia
sekolah sekolah dan
mendapatkan bahaya
pengetahuan yang makanan
cukup tentang instan
makanan yang 4. . lakukan
sehat dan baik kerja sama
untuk dikonsumsi dengan
puskesmas
setempat
unt11uk
melakukan
monitoring
terhadap
kelompok
anak usia
sekolah di
TPQ Al
Furqon dan
warga sekitar

F. Implementasi

Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Kegiatan


Ketidakefektifan - 1. melakukan pendekatan dengan
memelihara kesehatan ustad/ustadzah TPQ Al Furqon
dan orang tua ataupun lingkungan
sekitar.
-
-
2. memberikan penyuluhan
pendidikan kesehatan tentang
makan yang sehat untuk
dikonsumsi anak usia sekolah dan
bahaya mengkonsumsi makanan
instan.
-
-
3. melakukan kerjasama dengan
pusksmas setempat untuk
melakukan pengawasan atau
monitoring terhadap kelompok
TPQ Al Furqon, orang tua dan
lingkungan sekitarnya

G. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari
pelaksanaan diagnose keperawatan pertama di TPQ Al Furqon yaitu beranggotakan 10
peserta, yang terlibat dalam penelitian ini 100% peserta dan sesuai dengan waktu dan
tempat yang telah ditentukan. Evaluasi yang dapat diketahui yaitu terkait
meningkatnya pengetahuan tentang makanan yang sehat dan bahaya makanan instan
untuk dikonsumsi bagin anak usia sekolah.
BAB IV
SIMPULAN
A. Simpulan
Komunitas adalah kumpulan orang wilayah tertentu dengan system social tertentu.
Komunitaa meliputi individu, keluarga kelompok dan masyarakat. Salah komunitas
adlah kelompok anak usia sekolah yang tergolong menjadi sasaran pengkajian
adalah anak SD ataupun Anak TPQ yang masih di tingkat pendidikan SD yang
berumur 6 – 12 tahun.

Anda mungkin juga menyukai