Anda di halaman 1dari 4

4.

Kontribusi UMKM Terhadap Kesempatan Kerja dan PDB


- Kontribusi UMKM terhadap kesempatan kerja secara nasional
Peranan UMKM terlihat cukup jelas pasca krisis ekonomi, yang dapat dilihat dari besaran
pertambahan nilai PDB, pada periode 1998-2002 yang relative netral dari intervensi
pemerintah dalam pengembangan sektor perekonomian karena kemampuan pemerintah yang
relative terbatas, sektor yang menunjukkan pertambahan PDB terbesar berasal dari industri
kecil,kemudian diikuti industri menengah dan besar. Hal ini mengindikasikan bahwa UKM
mampu dan berpotensi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi pada masa akan datang.
Dari aspek penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian secara absolute memiliki kontribusi
lebih besar dari pada sektor pertambangan, sektor industri pengolahan dan sektor industri
jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan menimbulkan kesenjangan pendapatan
yang semakin mendalam antara sektor yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
dan menyerap tenaga kerja lebih sedikit.
Pembangunan ekonomi hendaknya diarahkan pada sektor yang yang memberikan kontribusi
terhadap output perekonomian yang tinggi dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang
besar. Adapun sektor yang dimaksud adalah sektor industri pengolahan, dengan tingkat
pertambahan output bruto sebesar 360,19% dan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar
23,21% lebih besar daripada sektor pertanian, pertambangan dan jasa. Berdasarkan
skala,UMKM memiliki kontribusi terhadap pertambahan output bruto dan penyerapan tenaga
kerja yang lebih besar daripada Usaha Besar.
Peranan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja yang lebih besar dari UB juga terlihat
selama periode 2002-2005. UMKM memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga
kerjarata rata sebesar 96,66% terhadap total keseluruhan tenga kerja nasional sedangkan UB
hanya memberikan kontribusi rata rata 3,32% terhadap tenaga kerja nasional. Tinggi
kemampuan UMKM dalam menciptakan kesempatan kerja dibanding usaha besar
mengindikasikan bahwa UMKM memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan
dan dapat berfungsi sebagai katub pengaman permasalahan tenaga kerja (pengangguran). Dan
tampaknya sektor UMKM punya kontribusi yang paling besar pada pembentukan PDB yang
makin besar. Selain itu sektor UMKM terbukti dari tahun ke tahun secara parsial mampu
menyerap dan membuka lapangan kerja baru dari berbagai bidang mulai bidang ekonomi,
pertanian, pertenakan, kerajinan, industri, dsb. Sehingga pertumbuhan dan pemberdayaan
sektor UMKM menjadi suatu keharusan dalam rangka pencitaan lapangan kerja baru, baik
disektor formal maupun sektor informal.
- Kontribusi UMKM terhadap PDB
               Kontribusi Usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto
(PDB) diupayakan akan terus ditingkatkan seiring semakin banyaknya program
pemberdayaan yang dilakukan. UMKM juga memberikan kontribusi pada ekspor non migas
sebesar 14,20%. Hal ini berarti pada sektor-sektor dimana terbuka bagi masyarakat luas
UMKM mempunyai sumbangan nyata.  Sehingga kemampuan untuk melahirkan percepatan
pemulihan ekonomi akan ikut ditentukan oleh kemampuan menggerakkan UMKM. 

5. Otonomi Daerah dan Peluang Bagi UKM daerah


Kemampuan UMKM yang berkembang saat ini belum cukup merata kepada seluruh UMKM,
terutama karena terbatasnya jumlahh dan kualitas dari lembaga pengembangan bisnis.
Kebijakan pemberdayaan pelaku UMKM merupakan salah satu aspek yang harus
diselesaikan. Karena itu peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator dunia
usaha harus memberikan arahan yang cukup jelas. Artinya apabila struktur makro
perekonomian di Indonesia terbenahi dan kondisinya semakin membaik, maka UMKM pun
menjadi sektor perekonomian yang menjanjikan dari sekedar hanya sebagai lahan
penyambungan hidup.
Dengan terbitnya kebijakan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah, khususnya
Kabupaten/Kota lebih mempunyai ruang yang luas untuk mengelola rumah tangga sendiri
sesuai dengan potensi dan aspirasi masyarakat. Seiring dengan hal ini, penanggulangan
kemiskinan juga harus dilakukan pada tingkat daerah terkecil, namun fungsi dasar pemerintah
daerah sebagai fasilitator, regulator, serta motivator artinya Pemerintah Daerah mempunyai
peran yang sangat penting karena lebih mengerti dan memahami potensi tentang kekuatan
dan kelemahan daerah masing-masing. Namun pelibatan unsur-unsur lain di luar daerah juga
tetap menjadi masyarakat mutlak yang harus dipenuhi karena apabila pemerintah daerah
mengabaikan hal ini maka dalam pembangunan indonesia selama masa orde lama dan baru
akan terulang kembali.
Dampak dari kebijakan otonomi daerah telah menimbulkan peluang peningkatan kegiatan
perekonomian daerah, terutama di daerah luar Jawa yang selama ini mengalami ketinggalan
dibanding Jakarta atau Jawa. Kegiatan bisnis daerah yang semakin berkembang tersebut pada
gilirannya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah, termasuk dalam
hal ini adalah lembaga keuangan mikro dan perbankan. Kehadiran mereka diharapkan akan
semakin meningkatkan bisnis daerah yang bersangkutan, melalui berbagai produk yang
ditawarkan.

6. Peluang dan Tantanan


Tambunan (2010:7) menjelaskan bahwa usaha mikro dengan jumlah karyawan kurang dari
10 orang dan usaha kecil dengan kriteria karyawan kurang dari 30 orang, memiliki peran
penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta berkontribusi pada PDB dan
penciptaan kesempatan tenaga kerja.
Usaha kecil dan menengah merupakan unsur pembangunan ekonomi yang saat ini menjadi
prioritas untuk dikembangkan. UMKM merupakan pilar utama dalam perekonomian
Indonesia dimana karakteristik utama UMKM adalah kemampuan mengembangkan proses
bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relative rendah. Oleh karena itu sangat
wajar keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia
secara keseluruhan.
Kebijakan perdagangan dalam pasar bebas menjadikan perubahan fundamental di beberapa
negara Asia. Secara metodologis, dampak dari liberalisasi perdagangan internasional
terhadap UMKM di Indonesia bisa dianalisis dengan dua pendekatan langsung dan
pendekatan tidak langsung. Pendekatan langsung adalah dengan survei lapangan terhadap
pemilik / pengusaha UMKM, misalnya dengan menanyakan apakah ekspor mereka
meningkat atau produksi mereka menurun akibat persaingan dari barang-barang impor.
Sedangkan pendekatan tidak langsung adalah analisis data sekunder, misalnya data
perkembangan nilai atau pangsa ekspor UMKM, pertumbuhan output mereka atau jumlah
unit usahanya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah unit usaha
UMKM dan kontribusi outputnya terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) terus
bertambah setiap tahunnya. Hal ini mengartikan bahwa liberalisasi perdagangan internasional
atau semakin terbukanya ekonomi Indonesia terhadap dunia tidak mematikan UMKM.
UMKM merupakan pilar utama dalam perekonomian Indonesia dimana karakteristik utama
UMKM adalah kemampuan mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan
menanggung biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu sangat wajar keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Berikut adalah keuntungan yang bisa didapat dengan menerapkan kebijakan perdagangan
bebas dalam perekonomian negara:
- Memenuhi Kebutuhan Suatu Negara
- Meningkatkan Kualitas Produk
- Memperluas Lapangan Kerja
Berikut adalah beberapa kerugian yang bisa terjadi dari penerapan perdagangan bebas pada
suatu negara:
- Menghambat Pertumbuhan Industri Dalam Negeri
- Banyak Tenaga Kerja yang Tidak Terserap.
- Mengurangi Pendapatan Negara
DAFTAR PUSTAKA

http://miemande.blogspot.com/2018/12/makalah-kontribusi-umkm-terhadap.html
https://devinuroctavia.wordpress.com/2013/03/30/umkm/
http://repository.sb.ipb.ac.id/2079/5/R35-05-Ice-Pendahuluan.pdf

Anda mungkin juga menyukai