Anda di halaman 1dari 12

MENELITI PENULISAN KALIMAT EFEKTIF DAN JENIS-JENIS KALIMAT

PADA DUA MAKALAH MAHASISWA

Penelitian ini Disusun untuk memenuhi Tugas dari


Bapak Isnu Wahyono, M.Pd. dan Ibu Suparti, M.Pd
Dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia (JAU 501)

Oleh Kelompok 4
Alyssa Aprilla 1611015320004
Annisa Syalita Aulia Rahman 1611015220003
Annisaul Karimah Syarifuddin 1611015220004
Farida 1611015220010
Muhammad Luthfi Firdaus 1711015310017
Riza Fahlevi 1711015410005
Siti Maryam 1611015320031

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk
“Meneliti Penulisan Kalimat Efektif dan Jenis-Jenis Kalimat pada Dua Makalah
Mahasiswa” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak Isnu Wahyono, M.Pd. dan
Ibu Suparti, M.Pd.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Banjarmasin, 11 September 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah


Kalimat adalah hal kedua yang disediakan oleh bahasa untuk
melakukan komunikasi. Kalimat adalah satuan ujaran atau tuturan yang berisi
pengertian lengkap yang biasanya tersusun oleh subjek, predikat dan objek
serta keterangan (Nofrion, 2016). Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah
tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan
semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994).
Makalah yang sering kita jumpai terkadang terdapat kalimat-kalimat
yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kemungkinan diantaranya kalimat-kalimat yang dituliskan kabur,
kacau, tidak logis atau bertele-tele. Oleh karena adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat
tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas jenis-jenis kalimat dan meneliti kalimat efektif dengan segala
permasalahannya pada dua makalah mahasiswa.
1.2 Pembatasan Masalah
Makalah ini akan dibatasi pada penelitian tentang penulisan kalimat efektif
dan jenis-jenis kalimat pada dua makalah mahasiswa yang berjudul tentang
“Ekstraksi” dan “Konsep pH”.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat?
2. Apa saja jenis-jenis kalimat?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
4. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif?
5. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
6. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
7. Bagaimana struktur kalimat efektif?

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi kalimat
2. Mengetahui jenis-jenis kalimat
3. Mengetahui pengertian kalimat efektif
4. Mengetahui unsur-unsur kalimat efektif
5. Mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
6. Mengetahui syarat yang mendasari kalimat efektif
7. Memahami struktur kalimat efektif
BAB II
2.1 Pengertian Kalimat
Kalimat efektif  adalah kalimat dengan penggunaan jumlah kata yang sedikit dapat
mengungkapakan gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadinya pelanggran terhadap
kaidah setiap unsur dan aspek bahasa (wahyono,2017).
2.2 Unsur-unsur kalimat 
Unsur-unsur kalimat efektif ada tujuh ciri yang menandakan sebuah kalimat efektif.
Tujuh ciri tersebut adalah: kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan
makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, kelogisan bahasa.
2.3 Ciri ciri klimat efektif
ada sembilan ciri kalimat dikatan efektif bila memenuhi syarat: memiliki kesatuan,
keutuhan, kelogisan, keepadanan makna dan struktur, kesejajaran bentuk kata,
kefokusan pikiran, kehematan penggunaan unsur kalimat, kecermatan dan kesatuan,
keberfariasian kata.
2.4 kalimat dinyatakan efektif bila memiliki ciri-ciri:
a. Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat maupun di
dalam paragraf syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan gagasan.
Kesatuan gagasan ini akan memiliki arti bahwa di dalam sebuah kalimat hanya ada
satu ide/gagasan.
b. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk
menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan hal- hal
berikut:
1) Kalimat memiliki subjek dan
predikat yang jelas.
Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan pula
dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam sebuah
kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut
2) Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah kalimat
memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah kalimat.
3) Subjek tidak ganda.
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang
ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek harus
memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan pemahaman yang
berbeda.
c. Keparalelan (kesejajaran) Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang
digunakan dalam kalimat.
Contoh: Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut
tidak memiliki kepararelan bentuk karena bila digunakan kata memetiki berarti
bukang hanya setangkai namun memiliki makna jamak, seharusnya memetik.
d. Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Cara
untuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk
superordinate , tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamakkan kata-
kata yang sudah menggunakan bentuk jamak. Contoh : Belajar adalah merupakan
tanggung jawab mahasiswa. Pemakaian kata adalah merupakan memiliki makna yang
sama.
e. Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: Waktu dan
tempat kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata dipersilakan tidak tepat/tidak
logis karena yang dapat dipersilakan adalah orang. Maka kalimat tersebut akan
menjadi efektif apabila kata tersebut diganti menjadi waktu dan tempat kami serahkan
atau kami berikan.
f. Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan
tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca
untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
1) Mahasiswa perguruan tinggi
yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (tidak
cermat)
2) Mahasiswa yang berasal dari
perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (cermat)
Kebervariasian
Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi
dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.
G.Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide
pokok kalimat. Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang
ditonjolkan tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.
H.Ketepatan
Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili
tujuan, maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata yang
berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh dalam kalimat
tersebut. Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-
unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsur- unsur asing atau daerah.
Sebagai contoh, pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar jika
disepadankan dengan konjungsi dimana, di mana, atau yang mana dalam bahasa
Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur bahasa
daerah sebaiknya tidak dipakai dalam tulisan.
Contoh:
1) Masyarakat hukum adalah
sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu dimana di dalam
kelompok tersebut berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku.
(salah)
2) Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah
yang menganut serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (benar)
k. Keringkasan
Dalam menulis ditemukan
pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki makna yang sama.
Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan kata merupakan
bentuk ringkas/pendek.
Contoh:
1. Kami mengadakan penelitian
anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
2. Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)
BAB III

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran.


Dalam bahasa lain kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan bahasa tulis
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda
tanya. Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur berupa kata, frasa, dan idausa. Jika
disusun berdasarkan pengertian diatas unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan
pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian yang tidak dapat
dihilangkan, ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat
dihilangkan disebut inti kalimat, Sedangkan bagian kalimat yang dapat dihilangkan
bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian yang
bukan inti dapat membentuk kalimat luas ( Widjono, 2007).
Kalimat efektif adalah kalimat singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena hanya
menggunakan unsur yang diperlukan saja. Unsur kalimat benar-benar berfungsi
sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan informasi yang terkandung di
dalamnya. Sifat ini tidak terjadi pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas
ditandai dengan kejelasan struktur kalimat dan makna kelengkapan struktur kalimat
secara gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam
kalimat tersebut. Kalimat efektif dapat mengomonikasikan pikiran atau perasaan
penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat. Kalimat efektif
untuk komunikasi penulis dan pembaca tidak akan menghadapi keraguan, salah
komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian ( Widjono, 2007).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :
1. Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur.
2. Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal.
3. Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami.
4. Kehematan penggunaan unsur kalimat.
5. Kecermatan dan kesantunan.
6. Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
(Widjono, 2007).
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, antara lain
strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan
ejaannya pun harus benar (Ramadhanti, 2015). Setiap kalimat yang disusun harus
mengandung ide atau pikiran. Ide atau pikiran yang dimaksud merupakan isi kalimat
itu sendiri. Isi kalimat harus terstruktur lebih mengarah pada hubungan yang jelas
antara unsur-unsur kalimat, yaitu antar kata, subjek dengan predikat, predikat dengan
objek (jika ada), juga dengan keterangannya (jika ada). Penyelidikan susunan kata
dalam bahasa Indonesia baik berupa aneksi dan kata majemuk, maupun berupa
kalimat ternyata berdasarkan aturan segala sesuatu yang menerangkan (M)
selalu diletakkan di belakang yang diterangkan (D). Atas dasar ketentuan-ketentuan
itu, maka apabila kita temukan susunan kata dalam suatu kalimat tidak
sesuai atau menyimpang dengan ketentuan tersebut, berarti kalimat itu salah (Jalal,
2012).

Makalah yang digunakan untuk perbandingan yaitu Konsep pH oleh Muhammad


Luthfi Firdaus dan Ekstraksi oleh kelompok 3 dalam mata kuliah kimia analisis.
Untuk makalah 1 kesalahannya ada pada bagian untuk asam dan untuk basa,
sebaiknya tidak diperlukan kata “untuk” karena untuk nama bahannya saja sudah
cukup jelas. Untuk makalah 2 terjadi kesalahan pada bagian “Metode pemisahan
merupakan pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan semua komponen yang
terkandung dalam bahan yang dipisahkan. Pemisahan yang demikian dikenal dengan
pemisahan lengkap (complete separation). “ diganti dengan” Metode pemisahan
merupakan pemisahan dengan tujuan mendapatkan semua komponen yang
terkandung dalam bahan yang dipisahkan. Pemisahan ini di”kenal dengan pemisahan
lengkap (complete separation)”. Kemudian pada bagian “Pembentukan kompleks
tidak bermuatan merupakan tahap penting dalam ekstraksi. Jelaslah bahwa kompleks
bermuatan tidak akan terekstraksi sehingga mutlak kompleks di ekstraksi harus tanpa
muatan.” diganti dengan ”Pembentukan kompleks tidak bermuatan merupakan tahap
penting dalam ekstraksi., kompleks bermuatan tidak akan terekstraksi sehingga
mutlak kompleks di ekstraksi harus tanpa muatan”.
DAFTAR PUSTAKA

Jalal, M. 2012. Problematika Kesalahan Bahasa pada Penulisan Skripsi Mahasiswa


Universitas Airlangga. Jurnal Ilmu Humaniora. 2 : 92-209.
Ramadhanti, D. 2015. Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karya Ilmiah Siswa:
Aplikasi Semantik Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Lembah
Gumanti. Jurnal Gramatika. 2 : 167-173.
Widjono, H.S. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Keperibadian di
Pengurusan Tinggi. PT Grasindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai