METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Docx
METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Docx
Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk
mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk membimbing belajar
dalam setting kelas atau lainnya. Model pembelajaran, dipandang paling punya peran
strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Guru diharapkan
mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami
kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik mengikuti
pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan.
Berbagai model pembelajaran yang dikembangkan secara intensif melalui berbagai
penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk
hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan
akademik melalui aktivitas individu maupun kelompok. Melalui model pembelajaran guru
dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan
aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Metode pembelajaran adalah cara atau
jalan yang ditempuh oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa metode pembelajaran
digunakan dalam konteks pendekatan secara personil antara guru dengan siswa supaya siswa
tertarik dan menyukai setiap materi yang diajarkan, karena suatu proses pembelajaran tidak
akan berhasil apabila tidak ada antusiasme dari siswa.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tentunya guru harus selalu aktif dalam
pemilihan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Dapat dilihat dari daya tampung atau
daya serap dari setiap siswa yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini
mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya
agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung
pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
ISI
MODEL PEMBELAJARAN
I. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi, merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Langkah-Langkah
a. Menyampaikan tujuan (Akademik dan sosial) dan memotivasi siswa serta aturan main
b. Menyajikan informasi: demonstrasi
c. Organisasikan siswa dalam kelompok kooperatif
d. Bimbing melakukan kegiatan/berkooperatif
e. Kuis/evaluasi
f. Penghargaan
Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu :
Role Playing
Model Pembelajaran Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran
Pelayanan (Sercvice Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
murid. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan murid dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benada mati.
Langkah-Langka
a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari atau
beberapa hari sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar) guna
mempersiapkan peran yang terdapat dalam skenario tersebut.
c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang atau sesuai
dengan kebutuhan.
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
materi tersebut.
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
f. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas skenario tersebut. Misalnya menilai peran
yang dilakonkan, mencari kelemahan dan kelebihan dari peran tersebut
atau pun alur/ jalan ceritanya.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dan kesimpulannya.
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum atau menjgevalusi seluruh
kegiatan.
j. Evaluasi/ refleksi.
k. Penutup
Kelebihan Metode Role Playing
a) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
b) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
c) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
d) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk
dilupakan
e) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias
f) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
g) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan
penghayatan siswa sendiri
h) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan
dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
Kelemahan Metode Role Playing
a) Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu
d) Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus
berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
Group Investigation
Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang
tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Langkah-Langkah
a. Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber,
memilih topik, merumuskan permasalahan)
b. Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaiman mempelajari,
siapa melakukan apa, apa tujuannya)
c. Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi)
d. Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi
laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis)
e. Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati,
mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan)
f. Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan
masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru
berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan
penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.
Kelebihan
a) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
b) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
c) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
d) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah.
Kekurangan
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.
b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model
pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut
siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri.
d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya
melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola
salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga
metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang
terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok.
Langkah-Langkah
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama + 15 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing
a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti
bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
b) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
karena diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
c) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak
tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
d) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung
dalam praktek.
f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.
g) Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai.
Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing
a) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi
sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari
soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah
dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
b) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu
menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi
pelajaran.
c) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa
saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama. tapi tdk
menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis
individu dan penghargaan kelompok.
d) Memerlukan waktu yang panjang.
e) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
f) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
Kelemahan
Jigsaw
Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang
secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan
dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
Langkah-Langkah
a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka.
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru memberi evaluasi.
h. Penutup
Kelebihan
a) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada
kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
b) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat
c) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.
d) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah,
menerapkan bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih
tinggi dan memperbaiki kehadiran.
e) Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar.
f) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
g) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain.
Kelemah
a) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus
benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan
agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari
tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak
mengerti.
b) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli
secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan
materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
c) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
d) Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas
yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti
jalannya diskusi.
e) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik
melakukan kegiatan praktek.
Langkah-langkah
a. Menyampaikan orientasi pelajaran dan tujuan pembelajaran kepada
siswa.Jadi pada tahap ini para pengajar menyampaikan beberapa hal yang
harus dipelajari dan juga kinerja peserta didik yang diharapkan.
b. Melakukan review pengetahuan serta keterampilan pra-syarat. Di sini
guru akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui keterampilan dan
pengetahuan yang sudah dikuasai siswa.
c. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam tahap ini pengajar akan
menyampaikan materi dan informasi serta memberikan berbagai contoh
dan sebagainya.
d. Melaksanakan bimbingan. Jadi bimbingan ini dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menilai tingkat
pemahaman peserta didik dan mencoba untuk mengoreksi kesalahan
konsep yang ada.
e. Memberi kesempatan untuk siswa agar terus berlatih. Di sini guru
memberi kesempatan untuk siswa agar terus melatih keterampilannya
maupun menggunakan informasi yang baru secara kelompok atau
individu.
f. Menilai kinerja masing-masing siswa dan memberinya umpan balik.
Dalam tahap ini seorang guru akan memberikan review terhadap segala
hal yang sudah dilakukan siswa, kemudian guru akan memberi umpan
balik atas respon siswa dengan benar.
g. Memberikan latihan mandiri. Jadi guru juga bisa memberikan tugas
secara mandiri untuk para siswa guna meningkatkan pemahaman atas
materi yang telah disampaikan.
V. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen, metode ini bukan sekedar metode mengajar tetapi juga
merupakan satu metode berfikir, sebab dalam Eksperimen dapat menggunakan
metode lainnya dimulai dari menarik data sampai menarik kesimpulan. Metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
Kelebihan metode eksperimen
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaan.
b. Membina siswa membuat terobosan baru.
c. Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Kelemahan metode eksperimen
a. Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.
b. Kesulitan dalam fasilitas.
c. Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
X. Metode Sosiodrama
Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan
masalah- masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa
diberikan peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya
di kelas.
Kelebihan metode sosiodrama
a. Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan
yang akan didramakan.
b. Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.
c. Memupuk bakat.
d. Menumbuhkan dan membina kerjasama.
e. Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.
f. Membina tata bahasa siswa.
Kelemahan metode sosiodrama
a. Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.
b. Banyak memakan waktu.
c. Memerlukan tempat yang luas.
d. Mengganggu kelas lain karena gaduh.
PENUTUP
Kesimpulan
Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang
mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan
dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang
dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam
kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang
melengkapinya. Perbedaan suatu model pembelajaran dapat dilihat dari langkah-langkah
pembelajaran atau disebut juga sintak pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan
pembelajara. Dari semua metode mengajar yang telah disebutkan di atas memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Suatu metode akan cocok diterapkan dalam suatu suasana
belajar mengajar apabila metode tersebut cocok dengan suasana yang sedang berlangsung,
sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh peserta didik. Tidak ada metode yang paling
baik yang ada hanyalah bagaimana cara seorang pendidik mampu melihat kondisi anak
didiknya untuk menerapkan metode mengajar yang paling cocok untuk peserta didiknya.
Suatu penerapan model pembelajaran akan berhasil apabila diikuti dengan pemilihan
metode yang tepat dan sesuai dengan model tersebut. Pemilihan metode yang sesuai dengan
dapat dicocokan dengan melihat langkah-langkah atau sintak pada model-model
pembelajaran. Oleh sebab itu model dan metode pembelajaran sangat erat kaitannya dan
sangat penting peranannya untuk menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran.
MAKALAH SEDERHANA
STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA
METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH :
https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html
http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkah-langkah.html
https://bambangsrianggoro.wordpress.com/metode-strategi-mengajar/
http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/kedudukan-model-pendekatan-metode-dalam.html