Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk
mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk membimbing belajar
dalam setting kelas atau lainnya. Model pembelajaran, dipandang paling punya peran
strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Guru diharapkan
mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami
kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik mengikuti
pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan.
Berbagai model pembelajaran yang dikembangkan secara intensif melalui berbagai
penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk
hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan
akademik melalui aktivitas individu maupun kelompok. Melalui model pembelajaran guru
dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan
aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Metode pembelajaran adalah cara atau
jalan yang ditempuh oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa metode pembelajaran
digunakan dalam konteks pendekatan secara personil antara guru dengan siswa supaya siswa
tertarik dan menyukai setiap materi yang diajarkan, karena suatu proses pembelajaran tidak
akan berhasil apabila tidak ada antusiasme dari siswa.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tentunya guru harus selalu aktif dalam
pemilihan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Dapat dilihat dari daya tampung atau
daya serap dari setiap siswa yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini 
mendorong  seorang  guru  untuk mencari metode  yang tepat dalam penyampaian  materinya
agar dapat diserap dengan  baik  oleh  siswa.  Mengajar  secara  efektif  sangat  bergantung 
pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar. 
ISI

MODEL PEMBELAJARAN
I. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi, merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Langkah-Langkah
a. Menyampaikan tujuan (Akademik dan sosial) dan memotivasi siswa serta aturan main
b. Menyajikan informasi: demonstrasi
c. Organisasikan siswa dalam kelompok kooperatif
d. Bimbing melakukan kegiatan/berkooperatif
e. Kuis/evaluasi
f. Penghargaan
Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini diantaranya yaitu :
 Role Playing
Model Pembelajaran Role Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran
Pelayanan (Sercvice Learning). Model pembelajaran ini adalah suatu model
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
murid. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan murid dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benada mati.
Langkah-Langka
a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari atau
beberapa hari sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar) guna
mempersiapkan peran yang terdapat dalam skenario tersebut.
c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang atau sesuai
dengan kebutuhan.
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
materi tersebut.
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
f. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas skenario tersebut. Misalnya menilai peran
yang dilakonkan, mencari kelemahan dan kelebihan dari peran tersebut
atau pun alur/ jalan ceritanya.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dan kesimpulannya.
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum atau menjgevalusi seluruh
kegiatan.
j. Evaluasi/ refleksi.
k. Penutup
Kelebihan Metode Role Playing
a) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
b) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
c) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
d) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk
dilupakan
e) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias
f) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
g) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan
penghayatan siswa sendiri
h) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan
dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
Kelemahan Metode Role Playing
a) Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu
d) Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus
berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

 Problem Based Intruction (PBI)


Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan
paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan
pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan
pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka
masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai
pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan
masalah.
Langkah-Langkah
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll.)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Kelebihan
a) Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-
benar diserapnya dengan baik.
b) Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
c) Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
d) Siswa berperan aktif dalam KBM
e) Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan sebab mereka
sendiri yang menemukan konsep tersebut.
f) Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi
g) Pembelajaran lebih bermakna
h) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah
yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
i) Menjadikan siswa lebih mandiri
j) Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain
k) Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan
pendapat
Kelemahan
a) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
b) Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
d) Membutuhkan waktu yang banyak
e) Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI
f) Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk
siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll
g) Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.
h) Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30
siswa perkelas.

 Mind Mapping (Peta pikiran)


Mind mapping (peta pikiran) merupakan cara mencatat yang menye- nangkan,
cara mudah untuk menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak.
Mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang
sesuai dengan cara kerja otak. Sugiarto menyatakan bahwa, “mind mapping (peta
pikiran) adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan
masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau grafik sehingga lebih mudah
memahaminya.
Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa
menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, mengga- bungkan kerja
otak bagian kiri dan kanan. Dengan mind mapping siswa dapat meningkatkan daya
ingat hingga 78%. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
yang terdapat di dalam diri seseorang.
Langkah-Langkah
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi.
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
Kelebihan
a) Cara ini cepat
b) Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul
dikepala anda.
c) Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
d) Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Kekurangan
a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
c) Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan
 Change of pairs (Tukar pasangan)
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan
tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan
pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan semula/pertamanya.
Langkah-Langkah
a. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa
menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari
kempok yang lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru
ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula.
f. Kesimpulan.
g. Penutup.
Kelebihan
a) Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama mempertahankan pendapat.
b) Semua siswa terlibat.
c) Melatih siswa untuk lebih teliti, cermat, cepat dan tepat.
Kelemahan
a) Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama.
b) Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
c) Siswa kurang konsentrasi.

 Group Investigation
Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang
tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Langkah-Langkah
a. Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber,
memilih topik, merumuskan permasalahan)
b. Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaiman mempelajari,
siapa melakukan apa, apa tujuannya)
c. Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi)
d. Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi
laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis)
e. Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati,
mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan)
f. Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan
masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru
berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan
penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.
Kelebihan
a) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
b) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
c) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
d) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah.
Kekurangan
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.
b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model
pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut
siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri.
d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
 Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya
melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola
salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga
metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang
terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok.
Langkah-Langkah
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama + 15 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing
a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti
bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
b) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
karena diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
c) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak
tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
d) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung
dalam praktek.
f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.
g) Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai.
Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing
a) Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi
sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari
soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah
dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
b) Ketua kelompok yang  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu
menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi sehingga
diperlukan waktu yang  tidak  sedikit  untuk siswa mendiskusikan materi
pelajaran.
c) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa
saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama. tapi tdk
menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis
individu dan penghargaan kelompok.
d) Memerlukan waktu yang panjang.
e) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
f) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

 Numbered Heads Together


Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim dengan
melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Langkah-Langkah
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
f. Kesimpulan
Kelebihan
a) Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. 
b) Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat
melalui aktifitas belajar kooperatif.
c) Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi
pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat
sampai pada kesimpulan yang diharapkan. 
d) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat
kepemimpinan.

Kelemahan

a) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat


menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 
b) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin
pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. 
c) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
 Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke
dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi
materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan
menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun siswa dites
secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja
dan prestasi timnya.
Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan
kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran STAD dapat membuat
siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Langkah-langkah
a. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan
Kelebihan
a) Meningkatkan kecakapan individu.
b) Meningkatkan kecakapan kelompok.
c) Meningkatkan komitmen, percaya diri.
d) Menghilangkan prasangka terhadap teman sebaya dan memahami
perbedaan.
e) Tidak bersifat kompetitif.
f) Tidak memiliki rasa dendam dan mampu membina hubungan yang hangat.
g) Meningkatkan motivasi belajar dan rasa toleransi serta saling membantu
dan mendukung dalam memecahkan masalah.
Kekurangan
a) Siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja
sama dengan teman-teman yang lebih mampu.
b) Terjadi situasi kelas yang gaduh singga siswa tidak dapat bekerja secara
efektif dalam kelompok.
c) Pemborosan waktu.

 Team Game Tournament (TGT)


Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe
atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan
turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-
siswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat memberikan
kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan untuk membuat
permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah
a. Penyajian Kelas (Class Presentations)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class presentations).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan
singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah
yang dipimpin oleh guru.
b. Belajar dalam Kelompok (Teams)
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria
kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelumnya, jenis
kelamin, etnikdanras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang
peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan
anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game
atau permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim
atau kelompok belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam
belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan
masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok
melakukan kesalahan.
c. Permainan (Games)
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat
peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan
game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana
bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau
lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim atau kelompoknya
masing-masing. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang
menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan.
d. Pertandingan atau Lomba (Tournament)
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau
permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir
minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan
kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya
pada meja II dan seterusnya.
e. Penghargaan Kelompok (Team Recognition) 
Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan
kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal
ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka
buat.
Kelebihan
a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
c) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
d) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari
siswa.
e) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
f) Motivasi belajar lebih tinggi.
g) Hasil belajar lebih baik.
h) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Kelemahan TGT adalah:
a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. 
b) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak
sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
c) Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan
sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.

 Jigsaw
Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang
secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan
dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
Langkah-Langkah
a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka.
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru memberi evaluasi.
h. Penutup
Kelebihan
a) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada
kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
b) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat
c) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.
d) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah,
menerapkan bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih
tinggi dan memperbaiki kehadiran.
e) Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar.
f) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
g) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain.
Kelemah
a) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus
benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan
agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari
tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak
mengerti.
b) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli
secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan
materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
c) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
d) Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas
yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti
jalannya diskusi.
e) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti
proses pembelajaran.

II. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu
model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan
baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru
Ahmadi, 2010:39).
Di samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan
sangat cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya
seperti berikut ini :
 Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran baru.
 Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa ataupun
mengajari prosedur yang mempunyai struktur jelas.
 Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan sebuah
penjelasan terstruktur.

 Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para peserta didik
melakukan kegiatan praktek.

 Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.

Langkah-langkah
a. Menyampaikan orientasi pelajaran dan tujuan pembelajaran kepada
siswa.Jadi pada tahap ini para pengajar menyampaikan beberapa hal yang
harus dipelajari dan juga kinerja peserta didik yang diharapkan.
b. Melakukan review pengetahuan serta keterampilan pra-syarat. Di sini
guru akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui keterampilan dan
pengetahuan yang sudah dikuasai siswa.
c. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam tahap ini pengajar akan
menyampaikan materi dan informasi serta memberikan berbagai contoh
dan sebagainya.
d. Melaksanakan bimbingan. Jadi bimbingan ini dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menilai tingkat
pemahaman peserta didik dan mencoba untuk mengoreksi kesalahan
konsep yang ada.
e. Memberi kesempatan untuk siswa agar terus berlatih. Di sini guru
memberi kesempatan untuk siswa agar terus melatih keterampilannya
maupun menggunakan informasi yang baru secara kelompok atau
individu.
f. Menilai kinerja masing-masing siswa dan memberinya umpan balik.
Dalam tahap ini seorang guru akan memberikan review terhadap segala
hal yang sudah dilakukan siswa, kemudian guru akan memberi umpan
balik atas respon siswa dengan benar.
g. Memberikan latihan mandiri. Jadi guru juga bisa memberikan tugas
secara mandiri untuk para siswa guna meningkatkan pemahaman atas
materi yang telah disampaikan.

III. Model Pembelajaran Terpadu


Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.
Langkah-langkah
a. Menentukan sebuah tema yang sesuai.
b. Libatkan semua siswa di kelas agar mendiskusikan kemungkinan tema
yang akan diangkat dalam pembelajaran.
c. Menentukan fokus pembelajaran.
d. Memberikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beraneka macam yang
berkaitan dengan tema yang akan jadi fokus pembelajaran.
e. Mengembangkan strategi-strategi untuk menggunakan sumber daya yang
tersedia.
f. Membentuk suasana belajar yang rileks tapi tetap serius.
g. Membagi informasi-informasi yang dimiliki pada tema yang akan
dipelajari.
h. Mengajak siswa mencermati dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
personal (afektif)
i. Mendorong demokrasi dalam belajar, kreatif, penemuan, dan kooperatif.
j. Mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan informasi.
k. Melibatkan berbagai narasumber yang mungkin dapat membantu seperti
pustakawan, para profesional, orang tua siswa, hingga relawan.
l. Membantu dan mengajak siswa menyajikan hasil kerja dan hasil belajar
mereka.
m. Memberi penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung jawab
untuk evaluasi mandiri.

IV. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)


Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151)
dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan
keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan
membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri.
Langkah-langkah
a. Orientasi siswa kepada masalah otentik
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual/kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

V. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)


Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC
(Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok,
pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling
mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task),
sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model
pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar
(SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi
sosial dengan lingkungan.
Langkah-Langkah
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas.
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
e. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
f. Penutup

VI. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)


Model Missouri Mathematics Project ( MMP ) merupakan suatu program yang
di desain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan – latihan
agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan – latihan yang dimaksud
yaitu lembar tugas proyek, dimana pada saat kegiatan belajar mengajar guru
memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal – soal
tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi
yang dijelaskan oleh Guru.
Langkah-langkah
a. Review 
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah meninjau ulang
pelajaran lalu terutama yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari pada pembelajaran tersebut, membahas soal pada PR yang
dianggap sulit oleh siswa serta membangkitkan motivasi siswa.
b. Pengembangan
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan berupa penyajian ide baru
dan perluasan, diskusi, serta demonstrasi dengan contoh konkret.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi kelas. Pengembangan akan
lebih baik jika dikombinasikan dengan control latihan untuk
menyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi ini.
c. Latihan terkontrol
Pada langkah ini siswa berkelompok merespon soal dengan diawasi
oleh guru. Pengawasan ini berguna untuk mencegah terjadinya
miskonsepsi pada pembelajaran.Guru harus memasukkan rician khusus
tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan
pencapaian materi yang dipelajari.
d. Seat work/kerja mandiri
Pada langkah ini siswa secara individu atau kelompok belajar
merespon soal untuk latihan atau perluasan konsep yang telah dipelajari
pada langkah pengembangan.
e. Penugasan/Pekerjaan Rumah (PR)
PR tidak perlu diberikan kecuali guru yakin siswa akan berlatih
menggunakan prosedur yang benar.Tugas PR harus memuat beberapa
soal review.
METODE PEMBELAJARAN
I. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunaannya. Menurut Ibrahim, metode  ceramah  adalah  suatu  cara  mengajar 
yang  digunakan  untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,
dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Metode ini seringkali digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran apabila
menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak, namun perlu diperhatikan juga
bahwa metode ini akan berhasil baik apabila didukung oleh metode-metode yang lain,
misalnya metode tanya jawab, latihan dan lain-lain. Guru harus benar-benar siap
dalam hal ini, karena jika disampaikan hanya ceramah saja dari awal pelajaran sampai
selesai, siswa akan bosan dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran, bahkan
bisa-bisa siswa tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh gurunya.
 Kelebihan metode ceramah
a. Guru lebih menguasai kelas.
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
 Kelemahan metode ceramah
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
b. Yang  visual  menjadi  rugi,  yang  auditif  (mendengar)  lebih  biasa
menerima.
c. Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.
d. Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik padaceramahnya. 
II. Metode Tanya Jawab 
Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat ywo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru dengan siswa.
Metode  tanya  jawab  dapat juga diartikan sebagai  metode  mengajar  yang 
memungkinkan terjadinya  komunikasi  langsung  yang  bersifat  dua  arah sebab 
pada  saat yang  sama  terjadi  dialog  antara  guru  dan  siswa. Guru  bertanya  siswa
menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. 
 Kelebihan metode tanya jawab 
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya   pikir,
termasuk daya ingatan.
c. Mengembangkan  keberanian  dan  keterampilan  siswa  dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
 Kelemahan metode tanya jawab 
a. Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa     untuk
berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
b. Tidak  mudah  membuat  pertanyaan  yang  sesuai  dengan  tingkat
berpikir dan mudah dipahami siswa.
c. Sering membuang banyak waktu.
d. Kurangnya  waktu  untuk  memberikan  pertanyaan  kepada  seluruh siswa.

III. Metode Diskusi 


Metode diskusi  adalah  bertukar  informasi,  berpendapat,  dan  unsur-unsur
pengalaman  secara  teratur  dengan  maksud  untuk  mendapat  pengertian bersama
yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang
dibahas. Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok, dan diskusi sangat
erat hubungannya dengan pemecahan suatu masalah (problem solving).
Dengan demikian, Metode  Diskusi  adalah metode pembelajaran
berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan
bersama. Oleh karena itu diskusi bukanlah debat, karena debat adalah perang mulut
orang beradu argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi untuk
memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan
sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.
Adapun tujuan dari metode diskusi adalah sebagai berikut :
1. Mendorong siswa untuk berpikir kritis.
2. Mendorong siswa untuk mengekspresikan pendapatnya dan buah
pikirannya secara bebas untuk memecahkan masalah bersama.
3. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
 Kelebihan metode diskusi 
a. Merangsang  kreatifitas  anak  didik  dalam  bentuk  ide,  gagasan,   
prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.
b. Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
c. Memperluas wawasan.
d. Membina  untuk  terbiasa  musyawarah  dalam  memecahkan  suatu
masalah.
 Kelemahan metode diskusi
a. Membutuhkan waktu yang panjang.
b. Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
d. Dikuasai  orang-orang  yang  suka  berbicara  atau  ingin menonjolkan diri.

IV. Metode Demonstrasi 


Demonstrasi yang dimaksud disini ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Metode ini dilakukkan dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Metode  demonstrasi  adalah  metode  mengajar  yang  cukup  efektif sebab 
membantu  para  siswa  untuk  memperoleh  jawaban  dengan mengamati suatu proses
atau peristiwa tertentu. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah
sebagai berikut :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
 Kelebihan metode demonstrasi 
a. Menghindari verbalisme. 
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 
c. Proses pengajaran lebih menarik.
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara     teori
dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
 Kelemahan metode demonstrasi
a. Memerlukan keterampilan guru secara khusus. 
b. Kurangnya fasilitas. 
c. Membutuhkan waktu yang lama. 

V. Metode Eksperimen 
Metode Eksperimen, metode ini bukan sekedar metode mengajar tetapi juga
merupakan satu metode berfikir, sebab dalam Eksperimen dapat menggunakan
metode lainnya dimulai dari menarik data sampai menarik kesimpulan. Metode 
eksperimen  adalah  cara  penyajian  pelajaran,  di  mana  siswa melakukan 
percobaan  dengan  mengalami  dan  membuktikan  sendiri sesuatu yang dipelajari
 Kelebihan metode eksperimen 
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaan. 
b. Membina siswa membuat terobosan baru. 
c. Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk     kemakmuran
umat manusia. 
 Kelemahan metode eksperimen
a. Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.
b. Kesulitan dalam fasilitas.
c. Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.

VI. Metode Latihan (Drill) 


Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk
melaksanakan  kegiatan  latihan  agar  memiliki  ketangkasan  atau keterampilan yang
lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Penerapan metode ini dengan mengajak siswa ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.
 Kelebihan metode latihan
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris.
b. Untuk memperoleh kecakapan mental
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.
d. Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
e. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.
f. Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis
 Kelemahan metode latihan.
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Monoton, mudah membosankan.
d. Membentuk kebiasaan yang kaku.
e. Dapat menimbulkan verbalisme.

VII. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)


Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Biasanya guru memberikan
tugas berupa resume dengan menggunakan kalimat sendiri dari materi yang sudah
dipelajari.
 Kelebihan metode resitasi 
a. Merangsang  siswa  dalam  melaksanakan  aktivitas  belajar  baik
individual maupun kelompok.
b. Dapat mengembangkan kemandirian.
c. Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
d. Mengembangkan kreatifitas siswa.
 Kelemahan metode resitasi 
a. Sulit dikontrol. 
b. Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu. 
c. Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu. 
d. Menimbulkan kebosanan. 

VIII. Metode Karyawisata 


Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti kunjungan di luar
kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat
yang jauh disebut study tour.
Melalui  metode  ini  siswa-siswa  diajak  mengunjungi  tempat-tempat
tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat  yang akan dikunjungi dan hal-hal yang 
perlu  diamati  telah  direncanakan  terlebih  dahulu,  dan  setelah kegiatan siswa
diminta membuat laporan. 
 Kelebihan metode karyawisata 
a. Memiliki  prinsip  pengajaran  modern  dengan  memanfaatkan lingkungan
nyata. 
b. Membuat relevansi antara apa  yang dipelajari dengan kebutuhan di
masyarakat. 
c. Merangsang kreatifitas siswa. 
d. Bahan pelajaran lebih luas dan aktual. 
 Kelemahan metode karyawisata 
a. Kurangnya fasilitas. 
b. Perlu perencanaan yang matang.
c. Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
d. Mengabaikan unsur studi.
e. Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

IX. Metode Sistem Regu (Team Teaching)


Metode sistem regu (team teaching), merupakan metode mengajar dua orang
guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi
beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa
guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu
sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.

X. Metode Sosiodrama 
Metode  yang  digunakan  untuk  mengajarkan  nilai-nilai  dan  memecahkan
masalah- masalah  yang  dihadapi  dalam  hubungan  sosial  dengan  orang-orang  di 
lingkungan  keluarga,  sekolah  maupun  masyarakat.  Dalam pelaksanaannya  siswa 
diberikan  peran  tertentu  dan  melaksanakan  peran tersebut serta mendiskusikannya
di kelas.
 Kelebihan metode sosiodrama 
a. Melatih  siswa  untuk  melatih,  memahami  dan  mengingat  isi  bahan
yang akan didramakan. 
b. Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif. 
c. Memupuk bakat. 
d. Menumbuhkan dan membina kerjasama.
e. Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.
f. Membina tata bahasa siswa.
 Kelemahan metode sosiodrama
a. Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.
b. Banyak memakan waktu.
c. Memerlukan tempat yang luas.
d. Mengganggu kelas lain karena gaduh.

XI. Metode Simulasi


Metode simulasi, simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura
atau berbuat seolah-olah. Kata simulasition artinya tiruan atau perbuatan yang pura-
pura. Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksud sebagai cara
untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui proses tingkah laku imitasi atau
bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam
keadaan yang sebenarnya.
 Kelebihan Metode Simulasi 
a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak; baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b. Simulasi dapat mengembangkan krwativitas siswa, karena melalui simulasi
siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik
yang disimulasikan.
c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
 Kelemahan Metode Simulasi 
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik. sering simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempenggaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.

PENUTUP

Kesimpulan
Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang
mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan
dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang
dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam
kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang
melengkapinya. Perbedaan suatu model pembelajaran dapat dilihat dari langkah-langkah
pembelajaran atau disebut juga sintak pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan
pembelajara. Dari semua metode mengajar yang telah disebutkan di atas memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Suatu metode akan cocok diterapkan dalam suatu suasana
belajar mengajar apabila metode tersebut cocok dengan suasana yang sedang berlangsung,
sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh peserta didik. Tidak ada metode yang paling
baik yang ada hanyalah bagaimana cara seorang pendidik mampu melihat kondisi anak
didiknya untuk menerapkan metode mengajar yang paling cocok untuk peserta didiknya.
Suatu penerapan model pembelajaran akan berhasil apabila diikuti dengan pemilihan
metode yang tepat dan sesuai dengan model tersebut. Pemilihan metode yang sesuai dengan
dapat dicocokan dengan melihat langkah-langkah atau sintak pada model-model
pembelajaran. Oleh sebab itu model dan metode pembelajaran sangat erat kaitannya dan
sangat penting peranannya untuk menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran.

MAKALAH SEDERHANA
STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA
METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH :

NAMA : NI WAYAN WIDA SASMINING PRASTIWI


NIM : E1M 014 038
PRODI : P. KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2016
DAFTAR PUSTAKA

https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html

http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkah-langkah.html

https://bambangsrianggoro.wordpress.com/metode-strategi-mengajar/

http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/kedudukan-model-pendekatan-metode-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai