LP INC Sri Muliana
LP INC Sri Muliana
Oleh :
Sri Muliana, S.Kep
NIM. 70900120047
(Hj. Diawati, S.ST., M. Kes) (Dr. Risnah, SKM, S.Kep. Ns., M.Kes)
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi Persalinan
dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul Jannah,
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah
spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir secara spontan
selaput ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin, a.
2. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi
B. Etiologi
1. Penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone
yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan
his.
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
perinfus.
C. Patofisiologi
fundus karena kepala bayi sudah memasuki pintu atas panggul yang
bawah.
menimbulkan kontraksi, yang lebih sering yang disebut his palsu, sifat
his palsu yaitu rasa nyeri ringan dibagian bawah, datanganya tidak
2. Tanda-tanda persalinan
2017).
kecil, hal ini di sebut dengan ketuban pecah dini (Dewi Setiawati,
D. Manifestasi Persalinan
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-
sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian
servik.
E. Faktor Persalinan
Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka
1) Os. Coxae
2) Os illium
3) Os. Ischium
4) Os. Pubis
6) Os. Coccygis
midlet
3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
persepuluh menit.
besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap
2 sampe 3 menit
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul
beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.
3. Passanger
dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling
besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
4. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang
Psikologis meliputi :
c. Kebiasaan adat
c. Medikasi persalinan
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
proses persalinan.
F. Kala Persalinan
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
a. Fase laten
b. Fase aktif
menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun
ke pelvis.
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada
rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu
his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan
abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan
melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam
anterior.
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam
panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu
bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis
dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan
terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura
a. Penurunan Kepala.
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
promontorium.
belakang.
pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil
lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya
tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan
ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke
d. Ekstensi
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal
ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai
dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada
atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu
setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu
jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
a. Pelepasan Placenta
placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah,
kontraksi uterus.
b. Pengeluaran plasenta
simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali pusat masuk (belum
2) Klein, saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali
3) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali pusat
di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dank eras,
4. Kala IV
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga
kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus
G. Pemeriksaan Penunjang
korioamnionitis.
tertinggal endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban
6. Kertas lakmus: Bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat
asam, bila biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.
H. Penatalaksanaan
1. Penanganan umum :
lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban (basa), dan bila
2. Penanganan khusus :
Konfirmasi diagnosis :
3. Penanganan konservatif:
c. Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
d. Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes busa
f. Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan
induksi
pusat.
4. Penanganan aktif :
a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
kali
b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan
diakhiri:
PERSIAPAN PERSALINAN
1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
c. Underware secukupnya
2. Bayi :
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
2. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang
bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi
jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah
3. Alat :
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
l. 4 kain bersih
Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
f. Stetoskop
g. Tensi meter
4. Obat-Obatan
Ibu:
c. 3 botol RL
Bayi:
b. Vit K 1 mg
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengakajian
3) Seksualitas
4) Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas
2) Defisit pengetahuan
3) Risiko infeksi
4) Risiko hipovolemia
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Ansietas Ansietas Menurun 1. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
2. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
3. Identifikasi tingkat kecemasan
4. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan dan persepsi
5. Instruksikan pasien menggunakan tekhnik
relaksasi
a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
6) Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Nyeri akut1. Lakukan pengkajian nyeri secara
berkurang komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang tidak berhasil
4. Risiko cedera padaResiko cedera pada1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan kelelahan
relaksasi
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Nyeri / ketidaknyamanan
6) Pernafasan
7) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Nyeri akut menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang tidak berhasill
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
c) Nadi melambat
4) Nyeri / ketidaknyamanan
5) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko hipovolemi
2) Nyeri akut
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Risiko Resiko hipovolemia1. Pertahankan catatan intake dan output
hipovolemia menurun yang akurat
2. Monitor vital sign
3. Dorong masukan oral
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Nyeri akut Nyeri akut menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
3. Risiko cedera padaResiko cedera pada1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
ibu ibu menurun pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
3. Menghindari lingkungan yang berbahaya
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
8) Keamanan
9) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut
2) Resiko hipovolemi
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Nyeri akut menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang tidak berhasil
DAFTAR PUSTAKA
Robson, Elizabeth, Jason Waugh. 2013. Patologi Pada kehamilan Manajemen &
Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Saleha S, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Varney, Hellen. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume1. Jakarta:
EGC.