Anda di halaman 1dari 38

 

DESAIN ELEKTRIKAL

5. DESAIN ELEKTRIKAL

2.6. Elektrikal

2.6.1 Pentanahan

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari
lonjakan listrik utamanya petir. Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu
peralatan atau sirkit listrik dengan bumi.

Sistem pentanahan yang digunakan baik untuk pentanahan netral dari suatu sistem tenaga listrik
, pentanahan sistem penangkal petir dan pentanahan untuk suatu peralatan khususnya dibidang
telekomunikasi dan elektronik perlu mendapatkan perhatian yang serius , karena pada prinsipnya
pentanahan tersebut merupakan dasar yang digunakan untuk suatu system proteksi. Tidak jarang
orang umum/ awam maupun seorang teknisi masih ada kekurangan dalam mengprediksikan nilai
dari suatu hambatan pentanahan. Besaran yang sangat dominan untuk diperhatikan dari suatu
sistem pentanahan adalah hambatan sistem suatu sistem pentanahan tersebut.

Sampai dengan saat ini orang mengukur hambatan pentanahan hanya dengan menggunakan
earth tester yang prinsipnya mengalirkan arus searah ke dalam system pentanahan, sedang
kenyataan yang terjadi suatu system pentanahan tersebut tidak pernah dialiri arus searah.
Karena biasanya berupa sinusoidal (AC) atau bahkan berupa impuls (petir) dengan frekuensi
tingginya atau berbentuk arus berubah waktu yang sangat tidak menentu bentuknya.

A. Tujuan Utama Sistem Pentanahan

Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah)
terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik,
circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik
atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Tujuan system pentanahan adalah:

 Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasn yang
diperbolehkan

 Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan
yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan

                                                     1 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari


konduktor tersebut

Masalah pentanahan merupakan salah satu faktor penting di dalam pelistrikan seperti pada
instalasi pembangkit, sistem transmisi dan distribusi. Pentanahan berhubungan erat dengan
perlindungan suatu sistem berikut semua perlengkapannya. Pengusahaan pentanahan berarti
mengusahakan agar arus gangguan yang timbul pada saat tertentu, mengalir masuk tanah
sehingga tidak merusak peralatan listrik yang ada. Dalam pelaksanaannya pentanahan meliputi:

 Pentanahan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik
padapenghantar arus dari sistem seperti pada sistem transmisi dan distribusi.

 Pentanahan peralatan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu
bagian yang tidak membawa arus dari sistem, seperti pada pipa baja, saluran tempat
kabel, batang pemegang saklar.

B. Penggunaan Pentanahan dalam Aplikasi Proteksi

Karena gejala alami, seperti kilat, tanah digunakan untuk membebaskan sistem dari arus sebelum
personil atau pelanggan dapat terluka atau komponen sistem yang peka dapat rusak karena
adanya arus kejut yang ditimbulkan oleh petir.

Karena potensial dalam kaitan dengan kegagalan sistem tenaga listrik dengan kembalian tanah,
tanah membantu dalam memastikan operasi yang cepat menyangkut relay proteksi sistem daya
dengan menyediakan jalan arus gagal tahanan rendah tambahan. Jalan tahanan rendah
menyediakan tujuan untuk mengeluarkan potensial secepat mungkin. Tanah harus mengalirkan
potensial sebelum personil terluka atau sistem telepon rusak.

5.1.3 Bagian Bagian yang Ditanahkan

Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut
dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:

a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan
mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah
disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak
sehingga tidak berbahaya bagi

b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini
diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan
listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.

                                                     2 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di
sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar
petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki
tiang saluran transmisi.

d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam
kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung
tanah. Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan
tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm. Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi
adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak
demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan
oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut
dipasang

Dalam system pentanahan semakin kecil nilai tahanan maka semakin baik terutama untuk
pengamanan personal dan peralatan, beberapa patoakan standart yang telah disepakati adalah
bahwa saluran tranmisi substasion harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nilai tahanan
pentanahan tidak melebihi 1Ω untuk digunakan pada aplikasi data dan maksimum harga tahanan
yang diijinkan 5Ω pada gedung.

C. Kontruksi Sistem Pentanahan

Peralatan Konstruksi Sistem Pentanahan adalah :

ꞏ Elektroda tanah (grounding electrode) adalah sejenis penghantar yang ditanam di


dalam tanah dan berfungsi agar potensial semua penghantar yang dihubungkan sama
dengan potensial tanah. Perlengkapan ini juga merupakan alat pelepasan arus ke
tanah. Elektroda tanah memegang peran penting karena amat menentukan seberapa
besar arus gangguan yang dapat dilepaskan ke tanah.

ꞏ Penghantar tanah (grounding conductor) berfungsi menghubung-kan peralatan sistem


yang akan ditanahkan ke bus tanah atau elektroda tanah.

D. Syarat – Syarat Sistem Pentanahan yang Efektif

1. Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu


keperluan pemakaian

2. Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :

                                                     3 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

o Bahan Konduktor yang baik

o Tahan Korosi

o Cukup Kuat

3. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.

4. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.

5. Biaya pemasangan serendah mungkin.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tahanan Pentanahan

Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :

1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan


yang ditanahkan.

2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.

3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.

Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan kawat
penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap
impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi

lightningdischarge. Untuk menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat


sependek mungkin.

Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling
elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).

a. Tahanan Jenis Tanah (ρ)

Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang hemispherical

R = ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya ρ.


Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa faktor :

1. sifat geologi tanah

                                                     4 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

2. Komposisi zat kimia dalam tanah

3. Kandungan air tanah

4. Temperatur tanah

5. Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.

b. Sifat Geologi Tanah

Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari
pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan
jenis terendah, sedang batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.

Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ρ ) dari berbagai jenis tanah.

Tabel. 1

c. Komposisi Zat – Zat Kimia Dalam Tanah

Kandungan zat – zat kimia dalam tanah terutama sejumlah zat organik maupun

                                                     5 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula. Didaerah yang mempunyai
tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah yang tinggi
disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut. Pada daerah yang demikian
ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu dengan menanam elektroda pada
kedalaman yang lebih dalam dimana larutan garam masih terdapat.

d. Kandungan Air Tanah

Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis tanah ( ρ )
terutama kandungan air tanah sampai dengan 20%. Dalam salah satu test laboratorium
untuk tanah merah penurunan kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan
tahanan jenis tanah naik samapai 30 kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20%
pengaruhnya sedikit sekali.

e. Temperatur Tanah

Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan
temperatur permukaan. Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama
setahun tidak banyak, sehingga faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.

f. Elektroda Pentanahan Jenis

Elektroda pentanahan

Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem pentanahan yaitu

1. Elektroda Batang

2. Elektroda Pelat

3. Elektroda Pita

Elektroda – elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga secara
gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.

ELEKTRODA BATANG

Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di

                                                     6 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

tanam vertikal di dalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau
galvanised steel.

Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian
pentanahan yang lain.

ELEKTRODA PELAT

Bentuk elektroda pelat biasanya empat perseguí atau empat persegi


panjang yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara
penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya
tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah lebih praktis dan
ekonomis.

ELEKTRODA PITA

Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat BCC yang di
tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam ± 2 feet. Elektroda pita ini bisa dipasang
pada struktur tanah yang mempunyai tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada
daerah yang tidak mengalami kekeringan. Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan
dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman.

2.6.2 Generator

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja
dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun)

                                                     7 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator).

Dihubungkan dengan turbin melalui poros sehingga ketika baling-baling turbin berputar
maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari
turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator
pembangkit listrik lainnya

Prinsip Kerja Generator

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang


menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-
ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.

Apabila rotor generator diputar pada kecepatan nominalnya, dimana putaran tersebut
diperoleh dari putaran penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada kumparan
medan rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis fluksi yang dihasilkan
melalui kutub-kutub inti akan menghasilkan tegangan induksi pada kumparan jangkar
stator sebesar:

Ea = C. n. Ф

dimana:

Ea : Tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar generator

                                                     8 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

C : Konstanta

n : Kecepatan putar

Ф : Fluksi yang dihasilkan oleh arus penguat (arus medan)

5.2.1. PEMILIHAN GENERATOR

A. GENERATOR SINKRON

Pada umumnya untuk pembangkit tenaga listrik type generator yang dipakai adalah
generator Sinkron.

Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau generator AC
(alternating current) atau juga generator singkron. Alat ini sering dimanfaatkan di
industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan arus listrik sebagai
sumber penggerak.

                                                     9 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a Generator arus bolak-balik 1 fasa

b Generator arus bolak-balik 3 fasa

Konstruksi Generator

Generator terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu:

1. Bagian yang diam (stator).

2. Bagian yang bergerak (rotor).

Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Inti stator.

Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin untuk
menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk
menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya

2. Belitan stator.

Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam

                                                     10 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk


mendapatkan tegangan induksi.

3. Alur stator.

Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator


ditempatkan.

4. Rumah stator.

Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder.
Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat
bantu dalam proses pendinginan.

Bagian yang bergerak (Rotor)

Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan stator
dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:

1. Inti kutub

2. Kumparan medan

Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan
atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan
medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus
pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik
dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan
ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar.

Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), dipakai
konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau ”salient pole” dengan jumlah kutub-kutub yang
relatif banyak.

                                                     11 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Pengaturan Putaran

Putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap
tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik (alternating current). Frekuensi listrik yang
dihasilkan oleh generator sinkron harus sebanding dengan kecepatan putar generator
tersebut. Dalam hal ini, rotor sebagai bagian yang bergerak terdiri atas rangkaian-rangkaian
elektromagnet dengan arus searah (DC) sebagai sumber arusnya. Medan magnet rotor
akan bergerak sesuai dengan arah putaran rotor. Untuk menjaga putaran tetap konstan,
maka pada penggerak mula (prime mover) dilengkapi governor. Governor itu sendiri adalah
suatu alat yang berfungsi mengatur putaran tetap konstan pada keadaan yang bervariasi.

Besar kecepatan putaran generator dapat dihitung melalui persamaan berikut:

dimana:

n = kecepatan putaran (rpm)

f = frekuensi (Hz)

p = jumlah kutub

B. GENERATOR ASINKRON (PLTMINI HIDRO)

Penggunaan generator asinkron (generator induksi) sebagai pembangkit listrik pada


PLTMH masih dipakai untuk skala kecil (1 kw – 30 kW). Biasanya sebagai generator

                                                     12 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

asinkron digunakan motor induksi.

Sistem IMAG (asynchronous) jika dibandingkan dengan sistem syncronouse

(generator sinkron) memiliki beberapa keunggulan yang sangat berarti untuk proyek-
proyek PLTMH, terutama dengan kapasitas sampai 30 kW. Keunggulan utamanya
antara lain :

ꞏ Harga lebih murah dibandingkan generator sinkron

ꞏ Produk memenuhi standar industri sehingga daya tahan lebih terjamin

ꞏ Tersedia dalam beberapa ukuran mulai dari 1 kW – 30 kW

ꞏ Lebih mudah untuk disesuaikan dengan putaran turbin

ꞏ Motor tiga fasa dapat dipasang dengan sistem satu fasa tanpa perubahan apapun
pada motor

Karakteristik Generator Induksi (IMAG)

Generator induksi umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati kecepatan


sinkronnya. Perubahan beban pada Generator induksi mempengaruhi putaran generator
induksi. Akibatnya akan terjadi perubahan frekuensi yang menimbulkan tenaga listrik. Pada
generator induksi (IMAG). Tegangan akan turun dengan cepat pada saat beban bertambah,
sehingga perlu adanya pengaturan tegangan dan putaran. Saat ini untuk instalasi
mikrohidro, dengan menggunakan motor induksi sebagai generator, tersedia sistem
pengaturan IGC (Induction Generator Controller).

5.3. PENGATURAN TEGANGAN (AVR)

Generator sinkron merupakan alat pembangkit tenaga listrik utama yang dipakai untuk
mengkonversikan tenaga mekanis menjadi tenaga listrik. Masalah utama dari
generator ini adalah tegangan keluaran yang berubah-ubah dikarenakan pembebanan
pada terminal eluaran generator. Semakin banyak pembebanan yang diberikan maka
tegangan keluaran generator akan semakin kecil

Karena hal tersebut berpengaruh secara langsung terhadap sistem kelistrikan maka
perlu untuk dibuat suatu alat penstabil tegangan generator yang bertujuan agar
tegangan keluaran generator dapat lebih stabil dan konstan

                                                     13 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk


menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban
yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output
generator.

Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat
distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti
alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang
bekerja secara otomatis.

Generator-generator sekarang dirancang dan dibuat untuk tegangan yang bervariasi


akibat dari adanya variasi arus jangkar atau variasi beban yang menimbulkan turunnya
tegangan (voltage drop) pada kumparan jangkar yang bervariasi pula. Jatuhnya
tegangan impedansi tersebut tergantung kepada besar arus dan faktor daya beban.
Dengan pengaturan arus eksitasi, tegangan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menaikkan tegangan, arus eksitasi dapat ditambah dan berlaku juga sebaliknya.

Yang dimaksud dengan eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan adalah suatu
perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan generator arus
bolak-balik (alternating current) yang dijalankan dengan cara membangkitkan medan
magnetnya dengan bantuan arus searah.

Sistem penguatan dapat digolongkan berdasarakan cara penyediaan tenaganya, yaitu:

1. Sistem penguatan sendiri.

2. Sistem penguatan terpisah.

Untuk generator berkapasitas besar umumnya digunakan sistem penguatan sendiri. Sistem
penguatan ini digunakan pada generator tanpa sikat (brushless alternator). Generator tanpa
sikat ini mempunyai exiter yang kumparan jangkarnya pada rotor dan kumparan medannya
pada stator. Arus penguatan didapat dari induksi magnet sisa (remanensi) pada stator
generator utama yang diberikan oleh stator generator penguat. Arus tersebut diatur terlebih
dahulu oleh AVR (automatic voltage regulator) yang merupakan alat pengatur tegangan
yang bekerja secara otomatis. AVR dalam hal ini melakukan pengaturan tegangan. Arus
yang dihasilkan oleh rotor generator penguat akan disearahkan dengan menggunakan dioda

                                                     14 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

putar (rotating diode) yang ikut berputar dengan kedua rotor generator yang berputar. Sistem
penguatan sendiri dipasang pada ujung poros generator utamanya.

5.4. TRANSFORMATOR

a. PENGERTIAN

Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan


daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator
menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan
daya, dimana arus bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi
itu akan berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu
belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda potensial. Perhatikan
gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1. Arus bolak balik mengelillingi inti besi

Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator
sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat
beda potensial Perhatikan gambar 1.2. dibawah ini.

                                                     15 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Gambar 1.2. Prinsip kerja transformator

1. TRANSFORMATOR DAYA

Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya.

Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan jantung dari
transmisi dan distribusi.Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat
beroperasi secara maksimal (kalau bias secara terus menerus tanpa
berhenri).Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu, maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik munkin.Oleh karena itu tranformator harus
dipelihara dengan menggunakan system dan peralatan yang benar,baik dan
tepat.Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian tranformator dan
bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian lainnya.

Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi tranformator 500/150 kV


dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT).Transformator 150/20 kV
dan 70/20 kV disebut juga trafo distribusi.Titik netral transformator ditanahkan sesuai
dengan kebutuhan unutk system pengamanan / proteksi,sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20
kV ditanahkan dengan thanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung disisi netral
20 kV nya.

Pada PLTM tansformator daya yang yang digunakan harus disesuaikan dengan
tegangan out put dari generator pada umumnya transformator PLTM bertegangan 400
V/20 kV, 33 kV/20 kV dan 6,3 kV/20 kV.

Dalam pemilihan transformator yang digunakan harus di sesuaikan dengan vektor group
agar sesuai dengan jaringan , umumnya transformator daya bervektor group YnD5 dan
pada titik netral trafo harus dipasang Netral Grounding Resistor (NGR) dengan nilai 40Ω.
Fungsi NGR adalah untuk membatasi arus gangguan ketanah

                                                     16 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti :

b. Transformator Mesin (Pembangkit)

c. Transformator Gardu Induk

d. Transformator Distribusi

Transformator dpat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti :

ꞏ Transforamator besar

ꞏ Transforamtor sedang

ꞏ Transforamtor kecil

Konstruksi Bagian-Bagian Transformator

Transformator terdiri dari :

A. Bagian Utama

1. Inti besi

2. Kumparan Transformator

3. Miyak Tasnformator

4. Bushing

5. Tagki Konservator

B. Perlatan Bantu

1. Pendingin

                                                     17 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

2. TapChanger

3. Alat Pernapasan (Dehydration Breather)

4. Indikator-indikator : Thermometer , permukaan minyak

C. Peralatan Proteksi

1. Rele Bucholz

2. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane ) / Burstin Plate

Rele tekanan lebih (sudden Pressure Relay )

Rele pengaman tangki

Pemadam kebakaran (transformator – transformator besar )

Rele Differensial

Rele arus lebih

Rele hubung tanah

Rele thermis

Arreste

5.4.3. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI

Setiap pusat listrik memerlukan energi listrik untuk pemakaian (di dalam pusat listrik)
sendiri yaitu untuk :

a. Lampu Penerangan

b. Penyejuk Udara

c. Menjalankan alat-alat bantu unit pembangkit, seperti mesin pengangkat, pompa


minyak pelumas dan lain lain.

d. Panel kontrol

e. Alat-alat dan mesin perbengkelan yang merupakan unsur pendukung


pemeliharaan dan perbaikan pusat listrik.

                                                     18 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

f. Pengisian baterai aki yang merupakan sumber arus searah bagi pusat listrik.

Transformator yang dipergunakan sama dengan tranformator distribusi dengan vektor


group Dyn5 sedangkan kapasitas tergantung dari besarnya auxilary yang ada biasanya
antara 50 – 100 kVA.

5.5. SWITCHGEAR (KUBIKEL 20 KV)

Sistem tenaga listrik dikatakan handal apabila sistem tersebut mampu menyediakan
energi listrik secara terus menerus, tegangan stabil, frekwensi dan faktor daya yang
baik. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai suatu sistem tenaga
listrik harus memenuhi faktor kehandalan dan keamanan. Faktor kemanan dan
kehandalan dimaksud adalah aman terhadap manusia (konsumen) dan peralatan yang
terpasang. Kehandalan dari penyaluran energi listrik sangat penting karena akan
mempengaruhi kepercayaan terhadap PLTMH. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
perlu mengetahui gangguan yang mungkin terjadi dan dengan segera dideteksi, disolir
dari sistem oleh peralatan proteksi. Masalah gangguan harus menjadi prioritas utama
pada sistem PLTMH dan cara pengamanan daerah gangguan tersebut agar tidak
mempengaruhi bagian lain.

Switchgear biasa digunakan sebagai tempat / panel yang berisi PMS (Pemisah),
Fuse/Sekering atau Pemutus. Switchgear digunakan untuk mensuplay beban serta
menghilangkan gangguan yang berasal dari beban. Fungsi utama dari switchgear
adalah untuk pengaman, yaitu menghilangkan gangguan hubung singkat dan
gangguan overload, sebagai perlindungan pada peralatan sebelum switchgear.
Switchgear juga digunakan untuk sinkronisasi dengan Pembangkit tenaga lain atau
sistem yang sudah existing ataupun juga pada sistem isolated. Switchgear harus
terpasang untuk mengontrol generator dan menghubungkan dengan sistem atau
beban pada sistem isolated. Switchgear ini harus bisa mengamankan generator dan
Transformator.

Untuk mengatasi gangguan maka perlu dianalisa jenis gangguan yang mungkin terjadi
pada jaringan distribusi dengan mengacu pada arus beban maksimum. Gangguan
hubung singkat yang mengakibatkan arus listrik terbesar yang dijadikan
pedoman/acuan dalam penentuan peralatan proteksi. Berdasarkan analisis gangguan

                                                     19 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

hubung singkat maka gangguan hubung singkat tiga fasa yang dapat mengakibatkan
arus hubung singkat terbesar, sehingga gangguan ini dijadikan acuan dalam
penentuan peralatan proteksi. Dalam penentuan peralatan proteksi juga harus
disesuaikan dengan peralatan dan jaringan terpasang.

Sistem proteksi harus memenuhi persyaratan sensitivitas, kehandalan, selektivitas dan


kecepatan, yang semuanya tergantung pada ketepatan penerapan pola proteksi dan
pemilihan peralatan proteksi.

Peralatan switchgear yang harus ada pada sistem interkoneksi 20 kV

Kubikel Incoming,

2. Kubikel Outgoing

3. Kubikel Metering

4. Kubikel Coupling

PANEL DISTRIBUSI

Panel distribusi diperlukan untuk suply peralatan bantu atau auxilary yang mendukung
operasional suatu pembangkit. Trafo yang digunakan adalah trafo pemakaian sendiri.

Setiap pusat listrik memerlukan energi listrik untuk pemakaian (di dalam pusat listrik)
sendiri yaitu untuk :

a. Lampu Penerangan

                                                     20 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

b. Penyejuk Udara

c. Menjalankan alat-alat bantu unit pembangkit, seperti mesin pengangkat (crane),


pompa minyak pelumas dan lain lain.

d. Panel kontrol

e. Alat-alat dan mesin perbengkelan yang merupakan unsur pendukung pemeliharaan


dan perbaikan pusat listrik.

f. Pengisian baterai aki yang merupakan sumber arus searah bagi pusat listrik.

Kapasitas trafo pemakaian sendiri dan panel distribusi PLTMH tergantung dari desainnya.
Tidak selalu PLTMH yang kapasitasnya besar maka Pemakaian sendiripun semakin besar.
Tegangan yang dipergunakan adalah 33 phasa 380 V

5.6. BAT/ BAT CHARGER DAN UPS

Apabila terjadi gangguan besar dan semua unit pembangkit trip (kondisi Black Out),
maka tidak tersedia tegangan untuk menjalankan alat-alat bantu dalam rangka start
kembali. Untuk itu diperlukan suatu sistem emergensi sehingga PLTMH tersebut bisa
melakukan black start. Alternatif skenario emergensi ini bisa dilakukan dengan :

1. Baterai

Battery adalah suatu alat yang berfungsi sebagai buffer antara power suplai dengan
peralatan elektronik yang kita gunakan seperti Peralatan bantu, Kubikel, Kontrol,
komputer, printer dan lain sebagainya. Bila ada gangguan, atau dengan kata lain
suplai daya terputus, maka UPS akan segera bekerja dalam waktu sesingkat
mungkin sehingga peralatan elektronik yang kita miliki tidak mengalami kerusakan.
Dalam hal ini UPS berfungsi sebagai suplai daya baru (backup dari suplai daya
utama) sehingga PLTMH mampu black start tanpa adanya suplay tegangan dari
pembangkit lainnya.

                                                     21 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Disamping itu UPS juga digunakan sebagai pengaman pada peralatan bantu
elektronika apabila terjadinya penurunan kualitas Tegangan listrik. Menurunnya
kualitas suplai daya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup peralatan
elektronik yang disuplainya. Beberapa hal utama yang menyebabkan menurunnya
kualitas suplai daya :

Teganga lebih (Surja) impuls akibat petir. Tegangan lebih akibat petir biasanya terjadi dalam
waktu beberapa mikro detik. Tegangan lebih ini biasanya dapat merusak perangkat keras
(hardware) dari peralatan elektronik yang dikenainya. Seperti microchips, harddisk, monitor
dsb.

2. Tegangan lebih akibat switch. Biasanya terjadi akibat mesin listrik yang diputus dari
suplai. Bila kejadian ini berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan pada
perangkat keras.

3. Tegangan kedip sesaat akibat peralatan listrik berdaya besar baru dinyalakan. Tegangan
kedip ini dapat menyebabkan komputer hang, salah pembacaan pada harddisk atau
kerusakan fisik pada harddisk tersebut.

4. Tegangan kurang, akibat grid (sistem) tidak mampu melayani beban puncak. Hal ini
mengakibatkan peralatan kita dicatu dengan tegangan lebih rendah dari ratingnya. Hal
ini sangat berbahaya bagi peralatan kita sangat sensitif terhadap perubahan tegangan.

                                                     22 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Gambar 2
Komponen Utama UPS
Komponen utama dari sebuah UPS adalah :
a. Baterei

Jenis baterei yang digunakan adalah jenis lead-acid (tegangan nominal 2,0 V per sel)
dan jenis nikel-cadmium (tegangan nominal 1,2 V per sel). Baterei ini mampu menjadi
sumber tegangan cadangan selama 15-30 menit.
b. Rectifier (penyearah)

Berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai daya untuk mengisi
baterei.
c. Inverter

Berfungsi untuk mengubah arus DC dari bateri menjadi arus AC ke peralatan yang
dilindungi oleh UPS.
Gambar 3

Macam UPS berdasarkan cara kerjanya :


Line Interactive UPS

Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang
berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan.

On-Line UPS

Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal
apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai
daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari baterei ke inverter yang
kemudian diubah menjadi AC.

                                                     23 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Off-Line UPS

UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang lain. Karena
rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch
akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan
mengalir arus DC dari baterei menuju inverter.

2. Mesin Genset

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu
set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau
alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau alternator sebagai
perangkat pembangkit listrik.

Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan
bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau gulungan
tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan berputar).

Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine memutar rotor pada
generator sehingga timbul medan magnit pada kumparan stator generator, medan magnit
yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor yang berputar akan menghasilkan
arus listrik sesuai hukum Lorentz Arus listrik yang dihasilkan oleh generator akan memiliki
perbedaan tegangan di antara kedua kutub generatornya sehingga apabila dihubungkan
dengan beban akan menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika sebagai P (daya)
= V (tegangan) x I (arus), dengan satuan adalah VA atau Volt Ampere. Rumusan fisika yang
lebih kompleks lagi dijelaskan bahwa
P (daya) = V (tegangan) x I (arus) x CosPhi (faktor daya) dengan satuan Watt.

Genset dapat dibedakan dari jenis engine penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine
yaitu engine diesel dan engine non diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan
bakarnya berupa solar, sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium.

Di pasaran, genset dengan engine non diesel atau berbahan bakar bensin biasa
diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas maksimum 10.000 VA
atau 10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan bakar solar diaplikasikan pada genset
berkapasitas > 10 kVA. Mengapa demikian ? Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh

                                                     24 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

diesel lebih besar daripada engine non diesel, dimana cara kerja pembakaran diesel yang
lebih sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsif dan
bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan bakar diesel (solar) lebih murah
daripada bensin (gasoline).

Pemilihan besar UPS dan genset tergantung dari jumlah beban pada pemakaian sendiri
serta energi yang dibutuhkan pada saat Black Start. Penentuan Genset/UPS 1 phasa dan
3 phasa tergantung dari instalasi yang digunakan pada pembangkit listrik tersebut juga.

5.7. SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

Frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator dipengaruhi oleh
kecepatan putar generator. Perubahan kecepatan putar generator akan menimbulkan
perubahan frekuensi dan tegangan listrik. Pada batas-batas tertentu perubahan
tersebut tidak membahayakan.

Tujuan pengontrolan pada PLTMH adalah untuk menjaga sistem elektrik dan mesin
agar selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan. Daerah kerja ini meliputi :

1. Tegangan konstan pada 220 V +5% dan -10% pada sistem 1 phasa.

2. Tegangan konstan pada 380 V +5% dan -10% pada sistem 3 phasa.\

3. Frekwensi konstan 50 Hz +/- 5 %.

Semua peralatan listrik didesain untuk beroperasi pada frekuensi dan tegangan
tertentu. Bila beroperasi pada frekuensi dan tegangan yang berbeda dapat
mengakibatkan peralatan listrik cepat rusak. Misalnya : pada malam hari 90% rumah
mematikan lampu, maka beban mikrohidro menjadi turun. Hal ini akan mengakibatkan
roda gerak berputar lebih cepat (run away speed). Akibatnya frekuensi listrik akan naik
dan bila terlalu tinggi akan merusak alat-alat elektronik yang digunakan di rumah-
rumah.

Sistem pengontrolan pada mikrohidro meliputi :

a. Pengontrolan aliran air yang memasuki turbin (FLOW CONTROL)

b. Pengontrolan beban / daya listrik (LOAD CONTROL)

                                                     25 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Mekanisme pengontrolannya dapat berlangsung secara manual, otomatis atau semi


otomatis. Sistem pengaturan yang banyak dipakai pada PLTMH (Isolated) adalah
sistem kontrol otomatis dengan mengunakan ELC. Bagian utama dari sistem kontrol
ini terdari dari panel kontrol dan ballast load. Prinsip pengaturannya adalah
menyeimbangkan antara daya yang dihasilkan oleh generator dengan beban (daya)
konsumen. Pada saat beban konsumen berkurang, kelebihan daya yang dihasilkan
generator akan dipindahkan ke ballast load sehingga beban total pada generator tidak
berubah.

Beberapa system pada PLTMH yang banyak digunakan adalah :

Instalasi PLTMH dengan kapasitas daya kurang dari 1 kW, sistem pengaturan/kontrol dapat
dilakukan secara manual.

b. IGC (Induction Generator Controller), sistem pengaturan beban untuk menggunakan


motor induksi sebagai generator (IMAG/Induction Motor As Generator). Sistem ini
dapat digunakan untuk kapasitas daya kurang dari 50 kW.

c. ELC (Electronic Load Controller), sistem pengaturan beban untuk generator sinkron
umumnya digunakan untuk kapasitas daya diatas 50 kW.

d. DTC System (Digital Turbin Control System), sistem pengaturan turbin secara
otomatis sehingga memungkinkan untuk dihubungkan dengan jaringan PLN.

Sistem kontrol tersebut khususnya IGC dan ELC telah dapat difabrikasi secara lokal dan
terbukti handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada
panel kontrol (switch gear). Fasilitas operasi panel kontrol minimal terdiri dari :

a. Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis maupun manual

b. Stop/berhenti secara otomatis

c. Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan : over under voltage, over under frequency

Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih).

                                                     26 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Gambar : Panel tampilan parameter besaran listrik

Keterangan gambar:
1. Ampere meter: untuk pengukuran arus pada fasa R, S, dan T
2. Frequency meter: untuk mengukur frekuensi pada generator
3. Voltmeter: untuk mengukur tegangan pada generator
4. Voltmeter: untuk mengukur tegangan pada eksitasi
5. Ampere meter: untuk mengukur arus pada eksitasi
6. kW meter: untuk mengukur daya aktif yang dibangkitkan
7. cos phi meter: untuk mengukur cos phi atau faktor daya
8. hours meter: untuk menghitung jam operasi pembangkit
9. digital meter: menampilkan besaran-besaran di atas secara digital
guide vane position: untuk menampilkan posisi pembukaan guide vane dalam persen

                                                     27 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Gambar : Panel operasi PLTM/H

Keterangan gambar:
1. Switch operasi
2. Eksitasi ON/OFF
3. Operasi bypass valve
Operasi pompa oli

5. Operasi main inlet valve


6. Operasi guide vane
7. Operasi CB
8. RPM meter
9. Lock out relay
10. Announciator

                                                     28 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

5.7.1. PENGATURAN KONTROL BEBAN (LOAD CONTROL)

Electronic Load Controller (ELC) atau pada generator induksi disebut Induction
Generator Controller (IGC) mempunyai fungsi untuk menjaga frekuensi agar tetap
konstan dengan cara menstabilakan kecepatan generator. Kecepatan generator akan
konstan jika ada keseimbangan antara daya masukan dari turbin dengan daya keluaran
generator yang berupa tenaga listrik. Daya keluaran generator yang digunakan oleh
konsumen berupa lampu penerangan,mesin-mesin listrik, pemanas, dsb,
penggunaannya sangat bervariasi dan besarnya bisa berubah setiap saat. Jika daya
masukan dari turbin ke generator tidak mengalami perubahan sedangkan daya
keluaran generator yang digunakan oleh konsumen berubah-ubah maka
keseimbangan daya tidak akan tercapai, hal ini akan mengakibatkanadanya perubahan
kecepatan generator sehingga frekuensi akan berubah dengan sendirinya. Oleh
karena itu perlu ada penyesuaian antara beban generator dan daya masukkannya
dengan menempatkan beban penyeimbang di sisi keluaran generator yang disebut
beban tambahan (ballast load).

Gambar. Prinsip ELC

Aliran daya dari turbin ke generator sampai dengan beban konsumen dan beban
tambahan dapat dilihat pada Gambar 6.1. Fungsi ELC disini adalah untuk mengatur
penyaluran daya ke beban tambahan secara otomatis dan cepat seiring dengan
perubahan beban di konsumen. Besarnya beban tambahan adalah 120 % dari
dayalistrik terbangkit. Dengan demikian jika tidak ada daya ke beban konsumen, maka
semua daya bisa disalurkan ke beban tambahan (ballast).

                                                     29 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

5.7.2. PENGATURAN KONTROL ALIRAN (FLOW KONTROL)

Kontrol aliran air merupakan cara lain pengaturan frekuensi dengan menjaga
kecepatan putaran turbin, sehingga kecepatan putaran generator akan konstan.
Kecepatan generator akan konstan jika ada keseimbangan antara daya masukan dari
turbin dengan daya keluaran generator yang berupa tenaga listrik. Ketika terjadi
perubahan beban pada konsumen, frekuensi akan ikut berubah karena kecepatan
putaran generator berubah mengikuti beban. Untuk mengembalikan nilai frekuensi
menjadi normal,

kecepatan putaran generator perlu ditambah atau dikurangi menjadi kecepatan normal
seperti semula. Karena kecepatan rotor generator tergantung kecepatan putaran turbin,
maka perlu dilakukan pengaturan kecepatan putaran turbin dengan cara mengatur jumlah
aliran air yang masuk ke turbin. Untuk melakukan pengaturan aliran air yang masuk turbin,
digunakan governor atau katup yang dapat membuka dan menutup dengan pembukaan
tertentu sesuai dengan masukan set point dari frekuensi generator. Apabila frekuensi
generator turun, maka perlu dilakukan penambahan aliran air dengan membuka lebih lebar
bukaan katup governor, dan sebaliknya. Prinsip kerja dari sistem governor ditunjukkan paa
gambar dibawah:

                                                     30 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

5.8. PLC (Programmable Logic Controller)

Programmable Logic Controller (PLC) meupakan suatu bentuk pengontrol berbasis


mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan
instruksi-instruksi dan mengimplementasikan fungsi-fungsi seperti logic, sequencing, timing,
counting dan aritmatika untuk mengontrol mesin-mesin dan proses-proses yang terjadi.

PLC sama halnya dengan komputer namun bedanya komputer dioptimalkan untuk tugas-
tugas perhitungan dan penyajian data, sedangkan PLC dioptimalkan untuk tugas-tugas
pengontrolan dan pengoperasian di dalam lingkungan industri.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan PLC memiliki karakteristik sebagai berikut:

                                                     31 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

Pada saat ini sudah banyak aplikasi-aplikasi sistem kendali yang dimanfaatkan dalam
lingkungan rumah tangga, industri termasuk juga dalam lingkungan PT. PLN (Persero).

Banyak ragam piranti elektronik yang dimanfaatkan sebagai perangkat sistem


kendali.Sistem kendali yang dimaksud disini adalah sistem panel kontrol untuk
mengoperasikan suatu peralatan menjadi lebih mudah, lebih aman dan lebih rapi

Kebanyakan sistem kontrol mesin menggunakan peralatan rele rele atau elektronik card.
Sistem ini sangat tidak praktis karena tidak bisa digunakan secara umum.Misalnya pada
setiap mesin yang berbeda tipe maka bentuk dan tipe card sebagai kontrol otomatisnya juga
berbeda.

Pada saat ini elektronik card sudah jarang lagi dipakai dan sebagai gantinya banyak dipakai
Programmable Logic Controller (PLC).

Programmable Logic Controller (PLC) merupakan salah satu peralatan yang memanfaatkan
teknologi digital karena PLC dapat melakukan proses kerjanya menggunakan sinyal sinyal
digital. Disamping itu struktur dan karakteristik serta cara kerja PLC mirip dengan cara kerja
sebuah saklar yang menerapkan sistem dengan digital dengan dua keadaan tinggi “1” untuk
keadaan On dan rendah “0” untuk Off.

Perbandingan sistem konvensional dengan PLC

Berikut perbandingan antara panel dengan sistem konvensional dengan panel dengan
menggunakan PLC

                                                     32 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

a) Kelemahan sistem konvensional .


ꞏ Sistem pengkabelan/wiring lebih komkplek
ꞏ Maintenance membutuhkan waktu relatif lebih lama
ꞏ Pelacakan kesalahan sistem yang terjadi sangat komplek

ꞏ Memerlukan catu daya yang lebih besar untuk mengerakkan rele yang banyak
dan bertipe elektro magnetik
ꞏ Modifikasi sistem membutuhkan waktu banyak
ꞏ Apabila terjadi kerusakan sistem harus dimatikan

Sistem kontrol memerlukan ruang yang cukup besar karena ukuran dan banyaknya rele
yang digunakan

b) Kelebihan sistem konvensional

ꞏ Sumber daya manusia di Indonesia sangat familiar dengan sistem ini, karena
mudah untuk dipelajari.
ꞏ Material banyak tersedia di pasaran

c) Kelebihan sistem PLC

ꞏ Relatif mudah untuk melakukan perubahan pada tanpa harus mengubah


pengkabelan
ꞏ Jumlah rele bantu yang dipergunakan dapat dikurangi
ꞏ Memiliki jumlah kontak rele dan timer yang banyak
ꞏ Dapat dilakukan program simulasi dari design sebelum diaplikasikan
ꞏ Lebih mudah untuk menginstalasiannya karena pengkabelannya lebih sederhana

ꞏ Lebih mudah untuk menemukan kesalahan , karena PLC memiliki fasilitas self
diagnosii
ꞏ Secara umum biaya yang diperlukan lebih kecil
ꞏ Program dapat disimpan

d) Kelemahan mengunakan PLC


ꞏ Penggunaannya belum familiar

ꞏ Banyak merk PLC yang beredar dan masing-masing mempunyai cara tersendiri
dalam pemrogramman.

                                                     33 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

PLC tidak ubahnya seperti sebuah komputer. Karena komputer lebih familiar dimasyarakat
, maka jika ingin memahami PLC bisa digambarkan seperti halnya komputer.

Kalau komputer yang diproses outputnya adalah berbentuk data, sedangkan pada PLC
yang diproses outputnya berbentuk sistem otomatisasi pada mesin-mesin industri.

Pada PLC peralatan input bisa berbentuk kontak,limit switch,pressure switch dll. Sedangkan
outputnya bisa rele, kontaktor,solenoid dll.

Hardware PLC dibagi menjadi tiga bagian utama

ꞏ Power supply
ꞏ Central Processing Unit (CPU)
ꞏ Input – output module

Power supply

Standar power suplly yang tersedia dilapangan mayoritas menggunakan tegangan


12 VDC,24 VDC, 110 VAC dan 220 VAC.

Central Prosessing Unit (CPU)

CPU merupakan otak dari PLC yang mengerjakan berbagai macam operasi,
antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori,
membaca kondisi /nilai input serta mengatur nilai output.

Dalam CPU PLC terdapat bagian–bagian seperti :

ꞏ ROM (Read only memory)

                                                     34 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

ꞏ RAM (Random Acces Memory)


ꞏ Processor,
ꞏ Power supply
Battery backup

Input / output unit

Input output unit adalah struktur masukan dan keluaran yang terdapat dalam PLC dan
memyebabkan PLC tersebut bekerja atau menjalankan intruksi programnya.
Sebagaimana fungsinya PLC sebagai pengontrol suatu proses operasi mesin maka
struktur input/output merupakan perantara atau bagian yang menghubungkan antara
bagian kontrol seperti sakelar, katup-katup dll dengan CPU.

Perangkat Keras Programmable Logic Controller

Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat
diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang
ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori. PLC
mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan
output, memori serta piranti program.

Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan
program instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.

Central Processing Unit

Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh

                                                     35 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua
operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara
input-output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan
mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.

Memori

Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk
menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat
mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan
untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.

Model Input Output

Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan
peralatan yang dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata
mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun
demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O. Model input
atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console

Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM


(Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi
permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang
dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat
dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat
dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu
putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU
lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan
programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR

                                                     36 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

5.9. DCS (Distribution Control System)

Suatu Distribution Control System (DCS) adalah suatu sistem control yang mengontrol
sistem produksi manufactur, suatu proses atau berbagai macam sistem dinamis. Semua
sistem control harus terhubung pada jaring untuk komunikasi dan monitoring. Suatu DCS
biasanya menggunakan suatu prosesser sebagai kontroller dan menggunakan protocol
komunikasi maupun protocol interkoneksi antara input atau output suatu DCS. Suatu DCS
biasanya menggunakan suatu prosesser sebagai kontroller dan menggunakan protocol
komunikasi maupun protocol interkoneksi antara input atau output suatu DCS. Processor
DCS menerima informasi dari input dan mengirikan informasi tersebut ke suatu output.
Pocessor pada DCS terhubung pada berbagai macam peralatan melalui multiplexer atau
demultiplexer. Salah satu peralatan yang terhubung dengan DSC adalah control utama dan
pada akhirnya menuju ke HMI (Human management Interface) atau konsul control.

DCS dihubungkan pada sensor dan aktuator dan menggunakan control setpoint untuk
mengontrol aliran dari material pada sistem. Hal yang paling umum adalah mengontrol
putaran set point yang berisi dari sensor tekanan, kontroller dan control valve. Pengukuran
tekanan atau aliran ditransmisikan ke kontroller, biasanya sinyalnya diperkuat oleh peralatan
input atau output. Ketika variabel melalui hasil pengukuran mencapai suatu titik (prosessor),
maka kontroller akan menginstruksikan suatu katup atau peralatan actuator untuk membuka
atau menutup sampai proses aliran fluida mencapai suatu titik/peralatan yang ditetapkan.
Prosessor tidak hanya digunakan untuk mengatur aliran fluida saja tetapi juga mengatur
Variabel Speed Drive (VSD), motor, dan lain sebagainya.

Suatu DSC dasar terdiri secara fungsi maupun secara geografinya suatu DCS digital mampu
mengekseskui 1 sampai 256 atau lebih printah control pada suatu control box. Suatu
peralatan Input/Output (I/O) dapat terintegrasi dengan kontroller dapat dilakukan secara
remote. Sistem DCS biasanya didesain dengan menggunakan prosessor tersendiri untuk
meningkatkan keandalan pada sistem kontrol. Kebanyakan sistem ini sudah berupa aplikasi
yang cukup familier bagi operator atau pengguna program/sistem tersebut. Hal ini
memudahkan pengguna untuk lebih focus kepada aplikasi sistem dari pada peralatan.
Meskipun pengetahuan serta kompetensi yang luas tentang sistem kelistrikan juga
dibutuhkan untuk mensupport hardware dan software serta program tersebut.

DCS dapat dijalankan oleh satu atau lebih workstation dan dapat dikonfigurasi/diatur oleh
workstation tersebut atau oleh suatu PC secara offline. Komunikasi antar komponen beserta
DCS bisa melalui kabel LAN ataupun dengan kabel fiber optik. Suatu server atau prosesor

                                                     37 
 
DESAIN ELEKTRIKAL

aplikasi dapat termasuk aplikasi kolektor data, pelaporan serta aplikasi kompoter yang
mendukung pengaturan sistem tersebut.

                                                     38 

Anda mungkin juga menyukai