PRAKTEK DISAIN PLTA
1
PRAKTEK DISAIN PLTA
1.JADWAL PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Jadwal pelaksanaan konstruksi disusun berdasarkan pada urutan kegiatan pelaksanaan pekerjaan
dengan mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan volume pekerjaan dan kapasitas alat yang ada.
Hubungan antara proses pekerjaan, volume pekerjaan dan kapasitas serta kemampuan alat
merupakan satu kesatuan perencanaan yang saling mempengaruhi. Sesuai dengan hubungan dan
proses tersebut diatas, maka jadwal pelaksanaan konstruksi harus sinkron dengan metodologi
pelaksanaan pekerjaan.
Urutan pekerjaan yang diperlukan dalam penyusunan jadual pelaksanaan konstruksi, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Sipil dan Metal
o Pekerjaan Galian
o Pekerjaan Jembatan dan Jalan Masuk
o Pekerjaan Saluran
o Pekerjaan Penstock
o Pekerjaan Power House dan Tailrace
o Pekerjaan Pelengkap
c. Pekerjaan Mekanikal
d. Pekerjaan Elektrikal
2
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Gambar Perencanaan
Gambar perencaan konstruksi secara lengkap harus sudah tersedia dan siap untuk
dikerjakan. Penerapan gambar perencanaan pada tahapan konstruksi harus diawasi oleh
Tenaga Ahli Konstruksi (Construction Engineer) dan Tenaga Ahli Sipil (Civil Engineer)
sehingga apabila terjadi kendala dilapangan agar dapat segera diselesaikan.
Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan yang tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya maka
harus dibuat standard operasional prosedur yang baku.
2.2 Survey dan Setting Out
a. Setting Out
Setelah gambar perencanaan mendapat persetujuan oleh Pengguna Barang/Jasa
selanjutnya dilakukan setting out, pelaksanaan ini harus dilakukan oleh tenaga surveyor
yang berkwalitas dan bertanggung jawab, pelaksanaan ini dilakukan untuk memperoleh
ploting area pekerjaan pada masing‐masing sub pekerjaan dan untuk diketahui dan
mendapatnya persetujuan pengawas maupun Pengguna Barang/Jasa.
b. Survey profil elevasi
Setelah melakukan setting out kemudian dilakukan survey topografi untuk mendapatkan
super elevasi sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan Galian dan Timbunan
2.2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi peralatan konstruksi dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan dilapangan baik jumlah maupun jenisnya. Hal ini supaya efisiensi terhadap biaya
bisa tercapai mengingat pelaksanaan pekerjaan ini sangat membutuhkan peralatan dalam
jumlah besar (padat alat), mobilisasi peralatan dan material ke lapangan seperti pada Tabel
1.
3
Tabel 1. Data mobilisasi peralatan dan material
No. Angkutan
1. Peralatan :
a. Dump Truck Jalan sendiri
b. Mobil Pick up Jalan sendiri
c. Excavator Traller
d. Vibro Roller Traller
e. Buldozer Traller
f. Peralatan bantu (alat kecil) Truck
2. Material
a. Portlan Cement Traller/truck
b. Besi beton, besi WS, pipa baja untuk penstock Traller/truck
c. Batu belah Truck
d. Batu kali (besar) Truck
e. Batu pecah mesin (kecil) Truck
f. Material bantu lainnya. Truck/pick up
4
2.2.2 Bangunan Sementara
Guna mendukung tercapainya pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor EPC membuat dan
menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya antara lain sebagai berikut:
a. Bangunan Sementara
Semua bangunan fasilitas akan dibangun di dekat lokasi masing‐masing pekerjaan
dengan pertirnbangan, jarak dan keamanan sehingga dapat digunakan secara efektif.
Ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan.
Tabel 2. Data Bangunan Sementara
5
b. Penyediaan Air bersih
Untuk kebutuhan air kerja dapat dibuatkan sumur‐sumur pompa untuk mendapatkan
air tawar yang memenuhi standart konstruksi. Untuk memenuhi jumlah yang mencukupi
maka harus disediakan tandon‐tandon di masing‐masing lokasi pekerjaan karena
pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan secara bersamaan, sehingga kebutuhan air tidak
saling menunggu dari lokasi ke lokasi lain.
c. Penyediaan Listrik kerja
Penyediaan aliran listrik akan menggunakan PAT begitu juga penyediaan listrik kerja di
produksi dari Generator set dengan kapasitas yang memadai untuk masing‐masing
lokasi pekerjaan.
d. Telefon dan sistem komunikasi
Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan maka harus dibuat jaringan komunikasi yang
efektif baik dari kantor lapangan ke masing‐masing lokasi maupun dari kantor lapangan
ke kantor cabang maupun wilayah dengan menggunakan telefon, sedangkan untuk
pengiriman data dapata digunakan mesin fax dan internet jika memungkinkan di lokasi
pekerjaan.
Komunikasi ini dilakukan karena sangat diperlukan guna memonitor kedatangan
material maupun memperoleh informasi‐informasi yang cepat mengenai ketepatan
biaya, spesifikasi material maupun informasi gambar design yang aktual.
e. Peralatan Laboratorium
Untuk mendapatkan hasil laboratorium terhadap material maka, Kontraktor EPC dapat
bekerja sama dengan Universitas atau Instansi yang memiliki laboratorium ke teknik
sipilan di lokasi terdekat atau yang ditunjuk oleh owner maupun Pengawas Lapangan.
6
2.2.3 Jalan Sementara
Untuk mendukung mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material serta aktifitas di lapangan
yang harus keluar masuk lokasi pekerjaan maka dibuatkan jalan sementara yang
mempertimbangkan antara lain:
a. Lokasi jalan sementara.
b. Konstruksi jalan.
c. Jembatan sementara (jika diperlukan)
d. Saluran sementara (jika diperlukan)
Pemeliharaan jalan sementara selalu diperhatikan agar tetap terjaga secara konstruksi
sehingga tetap dapat digunakan selama pelaksanaan pekerjaan dan begitu juga saluran‐
saluran sementara tetap diperhatikan agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan
konstruksi.
2.2.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
P3K akan disediakan di kantor proyek dan jika diperlukan akan bekerjasama dengan
puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mengantisipasi jika sewaktu‐waktu diperlukan
guna menjamin keselamatan semua pekerja dilapangan. Selain itu, Kontraktor EPC dapat
bekerja sama dengan Jamsostek untuk mem‐back up asuransi kesehatan semua personil
dilapangan.
2.2.5 Pekerjaan Sementara
Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu diadakan survey terhadap fasilitas
pekerjaan sementara antara lain:
a. Konstruksi jalan sementara atau jembatan sementara
b. Perkuatan jalan atau jembatan yang ada (jika perlukan)
c. Konstruksi saluran sementara (jika perlukan)
7
3. PEKERJAAN SIPIL
Pekerjaan Sipil merupakan pekerjaan tahap pertama yang sangat menentukan tahapan
berikutnya, sehingga perencanaan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan harus di control. Hal ini dimaksudkan agar pada tahap awal dari suatu proses
pelaksanaan pekerjaan dapat terpenuhi dan tahap berikutnya (Instalasi pekerjaan Mekanikal dan
Electrikal) tidak terhambat.
3.1. Pengadaan Peralatan dan Bahan
a. Pengadaan peralatan
Sistem pengadaan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan sipil dilaksanakan oleh
Kontraktor dengan memobilisasi peralatan menuju Base Camp yang telah disiapkan
sebelumnya. Pengadaan peralatan untuk pekerjaan kontruksi meliputi peralatan berat
dan peralatan ringan sesuai dengan jenis peralatan dan fungsinya.
Mobilisasi peralatan dilaksankan pada masa pekerjaan persiapan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan harus lengkap sesuai dengan jadual peralatan seperti yang
telah diajukan dalam penawaran kontraktor, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat dalam daftar
peralatan pada analisa harga satuan seperti yang terlampir dalam tulisan ini. Sedangkan
peralatan untuk perlengkapan kontruksi yang diperlukan sesuai dengan gambar
rencana, system pengadaan dapat dipesan ataupun dirakit dalam Base Camp. Kontrak
peralatan pekerjaan sipil yang diperlukan antara lain meliputi :
- Peralatan pekerjaan Metal
- Peralatan pekerjaan Struktur
- Peralatan pekerjaan Tanah
- Peralatan pekerjaan Arsitektural
8
a.1. Peralatan pekerjaan metal
Peralatan pekerjaan metal yang diperlukan antara lain adalah:
Mesin las, Derek/tackel, mesin pemotong plat/besi, mesin bor dll. Sedangkan
fungsi dan kegunaan peralatan tersebut diatas antara lain untuk pembuatan dan
instalasi penstock, saddle peir, perakitan dan pemasangan rangka atap Power
House, pemasangan jalur/rel crane dan pemotongan baja tulangan maupun
pembentukan/pembengkokan sesuai dengan gambar rencana. Pengadaan
peralatan pekerjaan metal merupakan satu kesatuan terhadap harga satuan
pekerjaan metal, termasuk mobilisasi ke lokasi pekerjaan
a.2. Peralatan pekerjaan Struktur
Untuk pelaksanaan pekerjaan struktur, peralatan yang diperlukan antara lain
adalah: Molen/concrete mixer, water anchor untuk mensupply kebutuhan air,
Dump Truck untuk mengangkut material, perancah/steger dan scafolding untuk
pekerjaan beton/concrete, mesin penggetar campuran beton/ vibrator concrete
dll.
a.3. Peralatan pekerjaan Tanah
Peralatan pekerjaan tanah terdiri dari Dump Truck, Buldozer, Wheel Loader, Motor
Grader, Vibratory Roller, Excavator/Backhue, Hand Stamper. Pekerjaan tanah yang
diperlukan dalam pelaksanaan PLTM antara lain adalah pekerjaan galian,
timbunan dan lapis pondasi pada pekerjaan Jalan.
Untuk pekerjaan galian, peralatan yang beroperasi antara lain adalah excavator
untuk penggalian dan pembetukan profil galian, wheel loader untuk proses
pemuatan bahan galian kedalam dump truck yang selanjutnya diangkut ke lokasi
spoil bank dan diratakan dengan buldozer. Sedangkan untuk pekerjaan timbunan,
peralatan yang beroperasi adalah dump truck untuk pengangkutan material,
excavator dan loader untuk pemuatan dan vibratory roller untuk pemadatan atau
9
hand stamper untuk pemadatan dalam skala kecil. Selain itu water anchor untuk
penyiraman/pembasahan material apabila kadar air yang disyaratkan untuk
pemadatan tidak memenuhi persyaratan yang ada. Sedangkan penggunaan
stamper biasanya digunakan untuk pemadatan material timbunan ulang dan
pengaruh pemadatan akibat alat tidak diperkenankan mengganggu struktur
bangunan dibawahnya atau disekitarnya.
a.4. Peralatan pekerjaan Arsitektural
Peralatan untuk pekerjaan arsitektural kebanyakan berupa peralatan pertukangan
dan peralatan bantu lainnya, misalnya tangga, mesin bor, gurinda dll. Pengadaan
peralatan untuk pekerjaan arsitektural merupakan satu kesatuan dengan harga
dan analisa harga satuan pekerjaan
b. Pengadaan Bahan Bangunan
Material bahan bangunan terdiri dari bahan dasar yang berasal dari quary ( pasir, batu
kali, batu gunung, bahan timbunan) sedangkan material bahan dari pabrikan antara lain
semen, keramik, elastomered bearing pad, baja tulangan, baja untuk rangka atap (baja
profil), pipa besi, pipa PVC, bahan atap penutup Power House dan lain sebagainya.
3.2. Pekerjaan Survey dan Investigasi
Pekerjaan Survey dan investigasi dilaksanakan selama masa persiapan, dan merupakan
setting terhadap rencana pekerjaan sipil. Lokasi survey dan investigasi ini meliputi lokasi
rencana saluran pembawa, lokasi penstock, powerhouse, lokasi rencana galian dan jalan
masuk menuju Power House. Secara umum pekerjaan ini merupakan setting dan checking
terhadap BM maupun Bore Hole yang ada untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
evaluasi terhadap hasil Studi Kelayakan.
10
3.3. Pengelak Aliran
Sistem pengelak aliran pada bagian hulu dan hilir diperlukan pada saat pelaksanaan
pekerjaan bangunan pengambilan dan saluran pembuang akhir dilaksanakan. Maksud dari
pengelak aliran ini adalah untuk tetap menjamin aliran sungai berjalan normal tanpa
dipengaruhi oleh aktivitas pelaksanaan konstruksi PLTM. Waktu pelaksanaan pekerjaan
berhubungan dengan musim kemarau.
3.4. Jalan Masuk (Acces Road)
Jalan masuk dapat diperkeras dengan lapis aspal dengan lebar minimum 3,0 m dan bahu
jalan 1.0 m pada kedua sisi dan harus diperhitungkan baik kemiringan horisontal vertikal.
Pelaksanaan pekerjaan jalan masuk ke Power House merupakan pekerjaan persiapan
sementara yang disatukan dengan pembuatan jalan secara permanen, sehingga
direncanakan pelaksanaan pekerjaan Power House akan simultan dengan pekerjaan lainnya
tanpa menunggu lebih lama. Pada umumnya, jalan masuk menuju Power House
memerlukan volume galian yang cukup besar, hal ini disebabkan adanya kebutuhan
kemiringan vertikal dan lokasi Power House yang berada jauh dibawah elevasi jalan inspeksi
yang ada.
Dengan adanya volume galian yang cukup besar, maka bisanya pekerjaan galian pada jalan
masuk pelaksanaannya akan disamakan dengan pekerjaan galian untuk saluran penghantar,
saluran kolam penenang dan intake termasuk untuk penyiapan konstruksi lokasi penstock.
Analisis stabilias galian tebing, diperhitungkan terhadap bahaya kelongsoran, sedangkaan
untuk antisipasi terhadap kejenuhan air pada hasil galian, maka permukaan galian akan
dilindungi dengan pasangan batu mortar (slope protection) yang dilengkapi dengan pipa
drainase dan saluran drainase disepanjang galian sedangkan kosntruksi direncanakan
dengan sistem bertingkat.
Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai setelah pekerjaan galian selesai dan setelah telah
dihampar aggregat. Penghamparan aggregate dimaksudkan untuk melindungi subgrade
dari kejenuhan, mengantipasi terjadinya alur, dan memperlancar lalu lintas pengangkutan
hasil galian menuju spoil bank.
11
3.5. Jembatan
Pekerjaan ini dimulai setalah dilakukan survey dan investigasi geologi terhadap lokasi
pekerjaan, sehingga pekerjaan jembatan merupakan prioritas utama yang harus segera
dibangun. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan jembatan dapat selesai pada waktu
pelaksanan pekerjaan saluran dan Power House dimulai. Sehingga faktor keterlambatan
pekerjaan jembatan akan mempengaruhi jadual pelaksanaan pekerjaan lainnya. Dalam
konstruksi jembatan, pekerjaan sub‐structure merupakan tahapan paling awal, sedangkan
urutan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
Pembuatan pondasi.
Pemancangan tiang yang dilanjutkan pembuatan poer jembatan dan kaki jembatan.
Pembuatan abutmen/pondasi jembatan pada kedua sisi saluran.
Pembuatan gelagar utama jembatan.
Pembuatan lantai jembatan dan hand rail.
Pelapisan lantai jembatan dengan aspal dan pekerjaan finishing.
Pada umumnya, pondasi jembatan diperkirakan menggunakan material setempat, hal ini
perlu dikaji lebih mendalam untuk memperoleh kedalaman tanah keras hingga mampu
untuk mendukung beban bangunan atas jembatan. Selanjutnya untuk persiapan
penempatan tulangan pada kaki pondasi harus dilakukan pemadatan pada tanah dasar
(dengan lapis kerikil yang dipadatkan) dan dilanjutkan dengan pengecoran lantai kerja .
Pembesian pondasi jembatan akan diawali dengan pembesian kaki pondasi, dan dilanjutkan
dengan pengecoran kaki jembatan, pondasi jembatan termasuk wingwall. Rangkaian
pengeeoran tersebut dilaksanakan seera bertahap sesuai dengan umur beton tidak kurang
dari 7 (tujuh) hari.
Setelah pengecoran pondasi pada kedua sisi, maka setelah pernasanqan steger/perancah
dan bekisting untuk gelagar utama dilanjutkan dengan pemasangan tulangan dan
pengeeoran gelagar utama termasuk diapragh jembatan.
12
Pemasangan tulangan lantai jembatan dan pengecorannya merupakan tahapan akhir,
disamping pengecoran trotoar dan hang rail jembatan. Semua dimensi tulangan, dimensi
beton akan mengacu pada gambar rencana dan tolerasi yang diijinkan baik untuk dimensi
maupun prosedur pengeeoran dan pengujian laboratorium akan selalu mengacu pada
spesifikasi teknik.
3.6. Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah yang memiliki volume yang cukup besar, sehingga diperlukan lokasi
spoil bank yang dapat menampung hasil galian. Lokasi spoil bank direncanakan pada lokasi
daerah rendah yang merupakan lokasi dengan kondisi topografi berupa cekungan, sehingga
dengan penempatan spoil bank pada tanah yang rendah akan dapat memberikan
counterweight terhadap timbunan yang ada di bagian atas. Perlu diperhatikan dalam.
penempatan lokasi spoil bank, adalah pemadatan material buangan tersebut untuk
mencegah tidak stabilnya pada lokasi spoilbank.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada beberapa lokasi galian, antara lain sebagai berikut :
Lokasi jalan masuk menuju Power House.
Lokasi saluran pembawa.
Lokasi saluran penenang.
Lokasi Intake.
Lokasi Penstock.
Pelaksanaan pekerjaan galian dapat dikerjakan secara bersamaan sesuai denpan
penampang yang telah direncanakan.
Untuk mengantipasi adanya kelongsoran lereng dan tebing bekas galian maka penampang
galian dapat dibentuk sistem bertingkat. Tinggi talud harus dihitung dan analisis stabilitas
terhadap galian juga harus dihitung.
13
Selain dengan sistem terasering/bertingkat, maka untuk mengantipasi gerusan dan
longsoran akibat limpasan permukaan air hujan, maka tebing galian akan dilindungi dengan
pelindung talud berupa pasangan mortared (slope protection).
3.7. Pekerjaan Inlet dan Penstock
Metode pelaksanaan pekerjaan Penstock, merupakan tahapan paling awal yang
memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam penempatan maupun setting elevasi
termasuk koordinat Penstock. Metode pelaksanaannya berdasarkan beberapa tahapan yang
meliputi :
Perakitan dimensi Penstock sesuai dengan gambar rencana (diameter dan panjang
penstock).
Setting penempatan Penstock pada Intake harus dikontrol dengan tepat, termasuk
sudut kemiringan penstock.
Penyiapan lantai kerja yang dilanjutkan dengan perakitan tulangan pada Intake.
Pemasangan bekisting pada masing‐masing Anchor Block yang dilanjutkan dengan
pengecoran Intake.
14
3.8. Pekerjaan Anchor Block
Pekerjaan Anchor Block merupakan rangkaian dan lanjutan pekerjaan Penstock, sehingga
presisi penempatannya diperlukan ketelitian dan kecermatan. Metode pelaksanaan
pekerjaan dan parameter yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Disain dan Instalasi Anchor block mengikuti gambar rencana
Jenis material yang digunakan Beton struktur
Jenis tulangan Baja Ulir
Metode pengecoran diperlukan pentahapan pekerjaan, terutama untuk selimut
penutup Penstock
Sebelum pengecoran lantai kerja, perakitan tulanga, dan pengecoran Beton, maka
terlebih dahulu dilakukan pemasangan Anchor bar..
Sudut belokan .
Jarak penempatan setelah expansion joint Penstock.
3.9. Pekerjaan Saluran Penghantar, Penenang, Pembilas
Setelah pekerjaan galian yang telah disiapkan sesuai dengan gambar rencana, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan saluran yang meliputi pekerjaan saluran penghantar, saluran
penenang, saluran pembilas. Pekerjaan ini langsung dikerjakan diatas hasil galian dengan
konstruksi perkuatanan, misalnya pasangan batu kali. Dimensi bangunan desesuaikan
dengan desain yang ada.
Untuk pekerjaan timbunan digunakan tanah hasil galian yang dipilih dengan syarat index
plastisitas rendah ( 6 ‐10 %). Hal ini dimaksudkan agar material timbunan lebih mudah
dipadatkan dan mempunyai kepadatan yang baik, disamping untuk memberikan fungsi
bahan timbunan sebagai material drainase yang tidak kedap air.
15
3.10. Power house, Tailrace, Ruang Kontrol, dan Fasilitas lainnya
Metode pelaksanaan pekerjaan powerhouse, tailrace dan fasilitas lainnya secara umum
mengikuti gambar rencana dalam desain yang terdiri dari dimensi power house, jenis
pondasi, ruang control, ruang istirahat, mushola, kamar madi, ruang istirahat, lampu dalam
penerangan Power House biasanya jenis mercury yang menempel pada dinding bangunan, ,
Crane/derek katrol melengkapi power house dengan daya angkat yang ditentukan dalam
desain (misalnya masikum 10 ton), box beton yang akan menyelimuti draftube turbine yang
menyatu dengan tailrace,tTailrace sebagai pembuang akhir menyatu dengan box draftube
disekat dengan expantion joint akan menyalurkan aliran kembali ke sungai, dimensi tailrace
yang dilengkapi ambang pengontrol aliran misalnya berbentuk mercu type Ogee.
3.11. Rumah Jaga
Penempatan rumah jaga yang bersebelahan dengan pintu masuk merupakan posisi yang
menguntungkan sesuai dengan fungsinya. Dimensi dan jenis konstruksi rumah jaga misalnya
dengan pondasi batu kali, dll.
4.PEKERJAAN MEKANIKAL
Metode pelaksanaan untuk pekerjaan mekanikal disesuaikan dengan jenis peralatan dan tingkat
pelaksanaan pekerjaannya yang memerlukan ketelitian, kecermatan yang tinggi. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang memuaskan tanpa menimbulkan kerusakan yang fatal
terhadap peralatan yang ada setelah dilakukan uji coba/comisioning terlebih lagi setelah
dioperasikan.
Pekerjaan mekanikal dilaksanakan setelah bangunan utama pekerjaan sipil terutama gedung
pembangkit (power house) mendekati selesai. Sehingga dengan telah selesainya power house,
maka fungsi bangunan yang dapat melindungi peralatan mekanikal dari pengaruh cuaca (hujan)
serta kenyamanan dan kemudahan dalam proses pemasangan/instalasi peralatan akan
mempengaruhi hasil pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang cukup tinggi. Pekerjaan
mekanikal yang diperlukan antara lain adalah:
16
Instalasi Inlet valve
Instalasi Turbine pembangkit termasuk casing
Instalasi Draftube
Instrument dan peralatan mekanikal PLTM diusahakan menggunakan produk dalam negeri atau
paling tidak produk dalam negeri dan sebagian produk impor, sehingga sistem pengadaan barang
untuk pekerjaan mekanikal hampir sama dengan pekerjaan elektrikal. Apabila terdapat produk
impor biasanya jarak dari pelabuhan ke lokasi Proyek PLTM akan cukup jauh, maka sistem dan
metode pengangkutan/transportasi maupun sistem pengadaannya harus cukup matang
perencanaannya.
4.1. Pengadaan Barang dan Peralatan Mekanikal
Apabila terdapat komponen impor, maka sistem pengadaan barang dan peralatan
mekanikal diperoleh dari penawaran perwakilan pemasaran pabrikan yang ada di Indonesia
sedangkan proses sistem penawaran yang masuk didasarkan pada spesifikasi teknik
pekerjaan mekanikal. Sistem penyaringan terhadap penawaran yang masuk diatur dalam
pelelangan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah terutama yang
menyangkut sistem pegadaan barang di Indonesia. Secara garis besar seperti yang diatur
dalam syarat‐syarat umum kontrak, maka sistem seleksi berdasar pada aspek kompetensi
dan kompetisinya baik secara tteknis maupun secara ekonomis.
Sehubungan dengan keterkaitan dengan barang pabrikan yang memerlukan proses
pembuatan yang memerlukan waktu cukup lama, maka sistem pengadaan barang untuk
pekerjaan mekanikal diperlukan pengaturan waktu yang cukup matang (mulai dari proses
pembuatan, disain, pengiriman hingga siap pasang/instalasi diproyek), hal ini dimaksudkan
untuk memperkecil kemungkinan terjadinya keterlambatan operasi proyek.
4.2. Sistem Transportasi
Sebelum peralatan mekanikal di‐mobilisasi ke lokasi proyek, maka jalur yang akan dilalui
khususnya untuk daerah disekitar proyek yang melalui jalan desa/ kecamatan, harus
17
dievaluasi kemampuan konstruksi jembatan maupun gorong‐gorong yang ada. Hal ini
dimaksudkan untuk mengantipasi kerusakan konstruksi yang ada untuk selanjutnya
dilakukan perkuatan konstruksi sesuai degan beban yang akan dilalui (biasanya tidak lebih
dari 25 ton). Sistem pengiriman dan pengangkutan dari agensi pabrikan di Indonesia ke
lokasi proyek dapat ditempuh dengan jalur darat menggunakan kontainer. Pengangkutan
dengan sistem kontainer disamping akan terjamin keamanannya juga dimaksudkan untuk
melindungi peralatan dari pengaruh cuaca.
Pengangkutan peralatan elektrikal dari pelabuhan dapat menggunakan jasa penqirirnan
barang maupun penyewaan kontainer (termasuk trailer). Sedangkan untuk peralatan
jaringan distribusi/express feeder (khususnya untuk tiang Iistrik) dapat dilakukan pemesanan
dari pabrik dalam negeri dengan sistem pengangkutan diterima ditempat (sudah termasuk
dalam harga satuan dengan diterima ditempat).
4.3. Metode Instalasi Peralatan Mekanik
Metode pemasangan instalasi peralatan Mekanikal terutama unit turbin pembangkit
memerlukan peralatan bantu berupa derek (crane) dan peralatan pengukuran posisi dengan
presisi tinggi.
Penyiapan peralatan bantu dalam instalasi pekerjaan Mekanikal merupakan tahapan yang
sangat penting, sehingga selama proses instalasi dapat berlangsung sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mernudahkan pernasanqan/instalasi turbin dan peralatan lainnya, maka prioritas dan
urutan instalasi harus ditetapkan dan direncanakan secara detail. Selain jadwal instalasi
direncanakan dengan matang, maka faktor koordinasi instalasi menjadi bagian yang turut
mendukung keberhasilan instalasi pekerjaan mekanikal yaitu koordinasi antara pekerjaan
mekanikal, sipil dan elektrikal.
Instalasi Turbine dimulai dengan setting posisi dan kedudukan alat sesuai dengan gambar
rencana yang dikontrol dengan peralatan Theodolit untuk mendapatkan posisi dengan
presisi yang tinggi. Setelah proses setting posisi Turbine selesai maka dilanjutkan dengan
pekerjaan sipil yang berupa pengecoran/dudukan turbine yang dilakukan secara bertahap
18
dan proses kontrol posisi masih harus tetap dilakukan hingga proses pouring/pengecoran
selesai. Demikian halnya dengan instalasi inlet valve dan instalasi draftube, proses
instalasinya mengikuti prosedur seperti yang dilaksanakan dalam pekerjaan instalasi
Turbine.
Setelah proses pengecoran/pouring selesai dan umur beton sudah cukup memenuhi syarat
untuk menerima beban yang bekerja, maka proses berikutnya yaitu comisioning dapat
dilanjutkan hingga proses instalasi selesai sesuai dengan rencana yang diharapkan.
5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
5.1. Umum
Pekerjaan elektrikal dilaksanakan setelah bangunan utama pekerjaan sipil terutama gedung
pembangkit (power house) mendekati selesai termasuk penempatan turbine, hal ini
dimaksudkan untuk melindungi peralatan elektrikal dari.gangguan cuaca (hujan) disamping
untuk kemudahan pemasangan/instalasi peralatan sedangkan pekerjaan turbine diharapkan
telah selesai dengan maksud untuk setting posisi generator terhadap turbin dapat
direncanakan sesuai dengan gambar.
Pekerjaan elektrikal pada PLTM antara lain adalah:
Instalasi Unit Generator
Instalasi panel kontrol elektrikal dan penerangan
Jaringan Tegangan Menengah
Mengingat instrumen dan peralatan elektrikal PLTM secara umum adalah merupakan
produk local dan sebagian produk impor, maka sistem pengadaan barang untuk pekerjaan
elektrikal harus jelas dan bagaimana metode pengangkutan/ transportasi maupun sistem
pengadaannya baik terhadap lokasi asal pelabuhan maupun jalur transportasi yang akan
dilalui. Hal ini dipandang perlu untuk menentukan jalur transportasi dan resiko yang
mungkin terjadi dapat diperkirakan dan diantisipasi sedini mungkin untuk menghindari
keterlambatan instalasi dan kerugian lainnya yang lebih besar.
19
5.2. Pengadaan Barang dan Peralatan
Pengadaan barang dan peralatan elektrikal diperoleh dari penawaran perwakilan pemasaran
pabrikan yang ada di Indonesia. Penawaran yang masuk berdasarkan spesifikasi teknik unit
elektrikal yang ada. Sistem penyaringan terhadap penawaran yang masuk diatur dalam
pelelangan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah terutama yang
menyangkut sistem pegadaan barang di Indonesia. Secara garis besar seperti yang diatur
dalam Syarat‐syarat umum kontrak, maka sistem seleksi berdasar pada aspek kompetensi
dan kompetisinya yang paling menguntungkan secara teknis dan ekonomi.
Diusulkan pengadaan peralatan elektrikal mengambil satu paket dengan unit mesin
pembangkit (turbin) dari pabrikan seperti yang diusulan dalam penawaran kontraktor.
Demikian halnya dengan peralatan Switchgear dan trafo utama maupun trafo pemakian
sendiri disesuaikan dengan hasil pelelangan seperti yang telah diuraikan tersebut diatas.
5.3. Sistem Transportasi
Jika terdapat komponen impor, maka sistem transportasi yang menjadi perhatian adalah
pada saat unit peralatan elektrical produk import berada di Indonesia. Sistem pengiriman
dan penganqkutan dari agensi pabrikan di Indonesia ke lokasi proyek dapat ditempuh
dengan jalur darat menggunakan kontainer.
Pengangkutan dengan sistem kontainer disamping akan terjamin keamanannya juga
dimaksudkan untuk rnelindungi peralatan dari pengaruh cuaca. Dengan mempertimbangkan
fasilitas transportasi yang ada dan efektifitas pengangkutan untuk peralatan elektrikal
produk lokal akan dilakukan perlakuan yang sama dengan produk import.
5.4. Metode Instalasi Peralatan Elektrikal
Secara garis besar metode pemasangan/ installing peralatan elektrikal terutama unit
generator diperlukan peralatan bantu berupa derek (crane) dengan penempatan didalam
gedung pembangkit (power house), penggunaan crane dimaksudkan untuk memudahkan
20
kegiatan pemasangan, pembongkaran, perawatan dan perbaikan generator pada PLTM.
Pada tahap ini dapat dibarengi pada pekerjaan pembuatan JTM 20 kV express feeder.
Pemasangan peralatan elektrikal tergantung dari penyelesaian pekerjaan sipil terutama
gedung pembangkit dan peralatan bantunya. Setelah tata ruang gedung pembangkit
diselesaikan pembangunannya maka tahap selanjutnya adalah instalasi unit pembangkit dan
instalasi penerangan beserta perlengkapannya.
Untuk memudahkan pemasangan/instalasi generator, maka dudukan generator dapat di
setting sesuai dengan gambar rencana yang dikontrol dengan peralatan Theodolit untuk
mendapatkan posisi dengan presisi yang tinggi. Berdasarkan pada uraian tersebut diatas,
maka pekerjaan instalasi peralatan elektrikal dan mekanikal menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan satu sama lainnya termasuk dukungan dari pekerjaan sipil sebagai
pelengkap instalasi pekerjaan elektrikal dan mekanikal. Pekerjaan sipil yang diperlukan
dalam instalasi pekerjaan elektrikal dan mekanikal adalah pengecoran/dudukan generator
maupun turbine yang dilakukan secara bertahap setelah kedudukan dan posisi generator
tepat sesuai dengan yang direncanakan.
21