Anda di halaman 1dari 5

10.1.

RESISTIVITAS LISTRIK

Superkonduktor tidak menunjukkan hambatan listrik. Hambatan


superkonduktor tiba-tiba turun menjadi sangat kecil nilai dekat suhu transisi seperti
yang ditunjukkan pada Gambar. 10.1 penelitian telah menunjukkan bahwa
resistivitas logam dalam superkonduktor turun menjadi kurang dari satu bagian di
1017 nilainya dalam keadaan normal.

Tabel 10.1 Sifat dari beberapa superkonduktor terpilih dalam urutan kronologis
Struktur
Tahun Tc(K) Bahan Kelompok Tipe He (M
Kristal
Am,)
1911 4. Hg Logam Tetragonal 1
1913 2 6. Pb Nb Logam FCC 0,033

193
1940 ๐ 2
9.25 NbN
Logam
Senyawa
BCC
NaCI
1 II
II 0.064
15 antara

195 ๐ 17
V3Si Senyawa antar-
logam
Wolfram
P
II 0,164
12^

1954 18 NbsSn Senyawa antar- WaO II 12.4


logam
1960 1 Nb-Ti Lakur (A/loy) BCC II
1964 0. SrTiOa Keramik Perovskite II 18.5
1970 7 20, Nb3(AI. Ge) W3O II
7 Senyawa antar- 11.9
1977 Nb3Ge logam Senyawa Kec4
2 antar-logam WsO II 34.0
1986 3 3 Lai 86B3C isCuOa Keramik Tetragonal II
1987 4 9 YBa^CuaCh Keramik Ortorombic II
1988 0 108 Bi cuprates Keramik Ortorombic II 29.6
1988 125 T1 cuprates KeramUc Ortorombic II 43
111

diekstrapolasi ke 0 K.H untuk bahan tipe II. (1 Oersted=79,6 Am_1)


10.2. DIAMAGNETISME SEMPURNA ATAU EFEK MEISSNER

Meissner dan Ochsenfeld pada tahun 1933 menemukan bahwa


superkonduktor mengusir fluks magnet karena yang pertama didinginkan di bawah
Tc di eksternal medan magnet, yaitu, ia berperilaku sebagai diamagnet sempurna.
Fenomena ini adalah dikenal sebagai efek Meissner. Perilaku diamagnetik
superkonduktor tidak ditentukan tergantung dari sejarahnya seperti yang
diilustrasikan oleh Gambar. 10.2. Ini juga mengikuti dari gambar ini bahwa efek
Meissner adalah fenomena reversibel. Sejak B = 0 di dalam superkonduktor, kita
dapat menulis
B = "0 (H + M) = 0
H = -M
Oleh karena itu, suseptibilitas diberikan oleh
X = M/H = - 1 (10.1)
yang berlaku untuk diamagnet sempurna.

Gambarl0.2 Sebuah superkonduktor menunjukkan


diamagnetisme sempurna terlepas dari sejarahnya.

Diamagnetik sempurna dari superkonduktor tidak dapat dijelaskan hanya


dengan mempertimbangkan resistivitas nolnya. Konduktor yang sempurna akan
berperilaku berbeda dalam kondisi yang berbeda seperti yang diilustrasikan oleh
Gambar 10.3. Karena resistivitas p adalah nol untuk nduktor sempurna,
penerapan hukum Ohm (E= p]) menunjukkan bahwa
tidak ada medan listrik yang dapat ada di dalam konduktor
sempurna. Menggunakan salah satu persamaan dari
Maxwell’s yaitu:
E’ dB

kita peroleh
B = konstan
Dengan demikian kerapatan fluks magnet yang melewati konduktor sempurna
menjadi konstan. Ini berarti bahwa ketika sebuah konduktor yang sempurna
didinginkan dalam medan magnet sampai resistansinya menjadi nol, medan magnet
dalam material akan membeku dan tidak dapat berubah selanjutnya terlepas dari
medan yang diterapkan. Ini bertentangan dengan efek Meissner. Jadi kami
menyimpulkan bahwa perilaku superkonduktor berbeda.

Dua sifat yang saling independen yang mendefinisikan basi superkonduktor adalah
resistivitas nol dan diamagnetisme sempurna, yaitu,
E = 0 dan B = 0 (10.2)

Conductor Peded
p*0 conductor -
p«0

Fig. 10.3. Magnetic Miaviour of a perfect conductor»

Anda mungkin juga menyukai