I. PENDAHULUAN
bantuan modal langsung, kredit usahatani, dan lain sebagainya yang jumlahnya
sangat beragam. Namun hasilnya petani Indonesia masih berpendapatan rendah,
masih tergantung terhadap berbagai bantuan, dan masih selalu berfikir belum
mampu bergerak sendiri dalam melaksanakan usahataninya. Begitu pula dengan
program–program penyuluhan pertanian yang selama ini sudah berjalan, belum
mampu secara optimal membantu petani dalam meningkatkan taraf hidupnya,serta
belum mampu mendorong petani untuk menemukan pemecahan masalahnya
sendiri dalam melaksanakan usahataninya.
Adapun jumlah penyuluh pertanian yang ada di Kalimantan Tengah baik
penyuluh yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Penyuluh Tenaga Harian Lepas
(THL), Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (TBPP), dan jumlah lainnya dapat
dilihat pada Tabel 1.
4
Barito
6 66 0 41 0 0 0 107
Selatan
Barito
7 39 0 33 0 10 2 84
Utara
8 Sukamara 14 0 5 0 0 0 19
9 Lamandau 26 0 7 0 0 0 33
10 Seruyan 11 0 9 57 4 0 81
11 Katingan 57 0 29 1 10 0 97
Pulang
12 65 0 28 27 21 0 141
Pisau
Gunung
13 25 0 27 0 0 0 52
Mas
Barito
14 63 0 40 0 2 0 105
Timur
Murung
15 1 0 18 0 0 0 19
Raya
Kota
16 Palangka 26 0 3 0 8 0 37
Raya
Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Kalimantan Tengah/
BKPKP (2016).
5
II. PEMBAHASAN
Pertemuan diskusi
c. Materi Penyuluhan Pertanian
Materi penyuluhan, pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin
dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya
(Mardikanto, 1993). Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 menyebutkan
bahwa materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan
oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai
bentuk yang meliputi: informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen,
ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
Materi penyuluhan pertanian pada umumnya berasal dari sumber yang
memerlukan proses adaptasi terlebih dahulu sesuai dengan lokasi atau
wilayah kerja penyuluhan yang bersangkutan (Ibrahim dkk, 2003).
Dijelaskan lebih lanjut bahwa materi penyuluhan hendaknya disesuaikan
dengan yang dibutuhkan petani, sehingga petani mau menerima,
mempelajari dan menerapkan materi penyuluhan, khususnya dalam
pengelolaan usahataninya.
Materi penyuluhan harus berangkat dari kebutuhan yang dirasakan (felt
need) terutama menyangkut:
a). Kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan.
b). Masalah yang sedang dan akan dihadapi.
c). Perubahan-perubahan yang diperlukan/diinginkan.
data potensi agrosistem, dimana data didalamnya berisi tentang jenis usahatani,
jumlah luas tanaman, jumlah kepala keluarga tani, rata-rata luas per orang,
produksi tingkat kecamatan, dan produktivitas (Ha/Ton). 3). Menginventarisasi
data produksi usahatani, Dimana datanya berisi tentang data produksi pertanian,
peternakan, kebun rakyat, dan hortikultura. Dari setiap unsur penilaian diberikan
skor yang sesuai dengan kelengkapan data. Kisaran skor 1-4, selanjutnya skor
tersebut diklasifikasikan dalam tingkat sangat baik, baik, cukup dan kurang.
1 Marliati, dkk (2008) Faktor-Faktor Tujuan Penelitian Penelitian ini adalah 1. Petani berada pada usia
Penentu ini yaitu untuk penelitian penjelasan produktif dan
Peningkatan menganalisis (explanatory pengalaman
Kinerja Penyuluh faktor-faktor research), yaitu beragribisnis cukup
Pertanian penentu manakah menjelaskan lama, namun belum
Dalam yang efektif hubungan kausalitas ditunjang oleh
Memberdayakan berpengaruh antara peubah-peubah pendidikan formal dan
Petani terhadap tingkat melalui pengujian non formal yang tinggi
(Kasus Di kinerja penyuluh hipotesis. serta belum didukung
Kabupaten Kampar pertanian. Pengambilan sampel oleh luas penguasaan
Provinsi Riau). petani (responden lahan pertanian yang
penelitian) dilakukan memadai.
dengan metode 2. Tingkat kinerja
pengambilan sampel penyuluh pertanian
gugus bertahap dalam memberdayakan
(multistage cluster petani relatif belum baik
sampling). (kategori cukup), hal ini
Data yang digunakan disebabkan oleh faktor-
dalam penelitian, faktor yang berpengaruh
meliputi data primer nyata terhadap kinerja
dan data sekunder. penyuluh pertanian
yaitu: karakteristik
sistem sosial (nilai-nilai
sosial budaya; fasilitasi
20
2 Mujiburrahmad, dkk Kinerja Tujuan utama dari Metode yang 1. Tingkat kinerja
(2014) Penyuluh Pertanian penelitian ini digunakan dalam penyuluh pertanian di
di Kabupaten Pidie adalah: (1) pengumpulan data Kabupaten Pidie secara
Provinsi Aceh Mengindentifikasi adalah sensus dan keseluruhan hasil
dalam tingkat kinerja menggunakan kinerjanya berada dalam
Melaksanakan penyuluh pertanian paradigma kuantitatif. kategori rendah. Hal ini
Tugas dan di Kabupaten Pidie Jenis data yang disebabkan oleh
Fungsinya dalam dikumpulkan terdiri rendahnya beberapa
melaksanakan atas data primer dan aspek kinerja yaitu:
tugas-tugasnya; dan data sekunder. evaluasi dan juga
(2) Menganalisis pelaporan,
faktor–faktor yang pengembangan
berhubungan penyuluhan lapang
dengan kinerja pertanian,
penyuluh pertanian. pengembangan profesi
dan penunjang tugas
21
penyuluh pertanian.
2. Faktor karakteristik
internal penyuluh
pertanian yang
berhubungan nyata
dengan kinerja
penyuluh adalah: masa
kerja, dan jumlah
kelompok binaan,
sedangkan yang tidak
berhubungan nyata
adalah: umur, tingkat
pendidikan formal,
motivasi kerja dan
pemanfaatan media.
Faktor eksternal
karakteristik petani
yang berhubungan nyata
dengan kinerja
penyuluh adalah:
dukungan administrasi
dan kondisi lingkungan
kerja, sedangkan yang
tidak berhubungan
nyata adalah:
ketersedian prasarana
dan sarana,
keterjangkuan daerah
tempat bekerja dan
tingkat partisipasi aktif
petani. Faktor
kompetensi tugas
penyuluh yang
berhubungan nyata
dengan kinerja
penyuluh pertanian
adalah: penerapan
22
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diperoleh beberapa kesimpulan,
antara lain sebagai berikut:
1. Metode penyuluhan pertanian adalah cara yang digunakan untuk penyuluh
pertanian dalam menyampaikan materi penyuluhan kepada petani. Ada 4
(empat) golongan metode yang digunakan penyuluh pertanian, yaitu
berdasarkan teknik komunikasi, berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai,
berdasarkan indera penerima yang digunakan sasaran, macam-macam
metode penyuluhan pertanian.
2. Kinerja penyuluh pertanian adalah suatu prestasi yang dicapai oleh
penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya sesuai
dengan standar kriteria yang ditetapkan. Kinerja penyuluh pertanian
dikatakan benar-benar berhasil apabila semua indikator penilaian kinerja
dapat tercapai semua dan petani juga berhasil.
Cara menghitungnya adalah point penilaian (skor x jumlah pernyataan),
apabila hasil jawaban dari 21 pernyataan semuanya sesuai dengan
penilaian masing-masing skor maka akan didapatkan standar nilai prestasi
kerja penyuluh pertanian.
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
29
Lampiran 1
16 Pelaku Utama yang Sudah Mengakses Pelaku utama yang sudah mengakses
Saprotan dan Informasi saprotan dan informasi
a. Sangat baik >75% pelaku utama yang sudah mengakses 4
b. Baik 50-75% pelaku utama yang sudah mengakses 3
c. Cukup <50% pelaku utama yang sudah mengakses 2
d. Kurang Tidakada yang mengakses 1
17 Pelaku Utama yang sudah Mengakses Pelaku utama yang sudah mengakses
Teknologi dan Pemasaran pemasaran
a. Sangat baik >75% pelaku utama yang sudah mengakses 4
b. Baik 50-75% pelaku utama yang sudah mengakses 3
c. Cukup <50% pelaku utama yang sudah mengakses 2
d. Kurang Tidak ada yang mengakses 1
IX Meningkatnya Produktivitas dan Skala Usaha Pelaku Utama
18 Meningkatnya Produktivitas dan Skala Meningkatnya produktivitas dan skala usaha
UsahaPertanian danHortikultura komoditas unggulan
a. Sangat baik >75% pelaku utama yang sudah meningkat 4
b. Baik 50-75% pelaku utama yang sudah meningkat 3
c. Cukup <50% pelaku utama yang sudah meningkat 2
d. Kurang Tidak ada yang meningkat 1
19 Meningkatnya Produktivitas dan Skala Meningkatnya produktivitas dan skala usaha
UsahaTernak dan Perikanan komoditas unggulan
a. Sangat baik >75% pelaku utama yang sudah meningkat 4
b. Baik 50-75% pelaku utama yang sudah meningkat 3
c. Cukup <50% pelaku utama yangs udah meningkat 2
d. Kurang Tidak ada yang meningkat 1
20 Meningkatnya Produktivitas dan Skala Meningkatnya produktivitas dan skala usaha
Usaha Perkebunan Rakyat komoditas unggulan
a. Sanga tbaik >75% pelaku utama yangs udah meningkat 4
b. Baik 50-75%p elaku utama yang sudah meningkat 3
c. Cukup <50% pelaku utama yang sudah meningkat 2
d. Kurang Tidak ada yang meningkat 1
X Meningkatnya Pendapatan Pelaku Utama
21 Meningkatnya Pendapatan dan Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
Kesejahteraan Petani petani
a. Sangat baik >75% pelaku utama yang sudah meningkat 4
b. Baik 50-75% pelaku utama yang sudah meningkat 3
c. Cukup <50% pelaku utama yang sudah meningkat 2
d. Kurang Tidak ada yang meningkat 1
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian, 2013
33