Anda di halaman 1dari 59

Konsep Halalnya Sediaan Farmasi dalam Islam

KATA PENGANTAR
DFTAR ISI
PENDAHULUAN

Kata Farmasi berasal dari kata Pharmacon yang merupakan bahasa Yunani yang


berarti  racun atau obat. Farmasi merupakan profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di
bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan
distribusi obat.  Ilmu kefarmasian belum dikenal oleh dunia  pada zaman Hiprocrates atau
yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ilmu Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM
samapai dengan 370 SM.  Pada peradaban itu seorang Dokter memiliki banyak tugas
tidak hanya mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh sang pasien, tetapi ia juga
mempersiapkan ramuan atau racikan obat seperti halnya seorang apoteker. Hal ini tak
lepas dari begitu kesehatan sebagai salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia
bahkan dari zaman purba.Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh manusia untuk
menjaga kesehatan mereka, mulai dari pengobtan yang tradisonal, modern hingga
penemuan obat-obat baru untuk penyembuhan berbagai penyakit. The United Nations
Development Programme (UNDP) mengklasifiksikan kesehatan sebagai salah satu
dimensi dalam pengukuran indeks pembangunan manusia (Klasen 2018), seperti Human
Development Index (HDI), Gender Development Index (GDI), Gender Inequality Index
(GII), dan Multidimensional Poverty Index (MPI). Tingkat kesehatan masyarakat salah
satunya ditentukan oleh kualitas layanan kesehatan yang ditunjang oleh berbagai asuhan,
termasuk asuhan kefarmasian. Praktik kefarmasian yang semula berfokus pada
pegelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien yang dikenal dengan asuhan kefarmasian
(Depkes 2004). Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
dijelaskan bahwa pekerjaan kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah,
keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau
masyarakat yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan.
Indonesia sebagai Negara berkembang dan dengan status sebagai salah satu Negara
populasi penduduk terbesar di dunia dengan penduduk mayoritas Islam yaitu 87,21 %.
Hal ini berimplikasi pada konsumsi sediaan farmasi, khususnya konsumsi obat-obatan.
Penggunaan obat dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan tidak cukup sekedar
menjamin keamanan, mutu, dan khasiat, akan tetapi juga harus tersedia jaminan halal.
Terminologi halal merupakan bagian yang penting dan fundamental, karena merupakan
kewajiban (syariat) yang harus dipatuhi oleh setiap umat Islam. Hal ini sebagaimana
termaktub dalam Qs Albaqarah [2]:168, yakni firman Tuhan, “Wahai manusia! Makanlah
dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi...” Pelanggaran kewajiban
(syariat) dengan mengkonsumsi produk nonhalal, dipercaya oleh umat Islam sebagai
kesalahan besar yang akan berefek negatif pada kehidupan di dunia maupun kehidupan
sesudah mati. Hal ini di Indonesia berkaitan erat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan Kemenag sebagai pemberi izin sertifikasi halal bagi produk khususnya obat-obatan.
Perlindungan konsumen atas ketersediaan produk halal di Indonesia dijamin oleh
Undang- Undang (UU) Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH).
Pasal 67 UU JPH menyatakan bahwa, pelaku usaha wajib melakukan sertifikasi
selambat-lambatnya 17 Oktober 2019 sebagaimana ketentuan. Namun demikian,
implementasi dari undang-Undang JPH hingga kini masih belum berjalan secara
sempurna karena kendala problem birokratis. Maura Linda Sitanggang (Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian) menyatakan bahwa formulasi sebuah obat begitu komplek, dan
Kementerian (Kesehatan) belum siap untuk melihat apakah ada unsur halal atau haram
pada sebuah obat (Tempo, 6 Desember 2013). Pernyataan tersebut didasarkan pada
realitas bahwa berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2014, nilai impor bahan
baku industri farmasi mencapai 90 persen. Negara-negara pengimpor merupakan negara
mayoritas nonmuslim, yakni Cina (60%), India (30%), dan sisanya dari Eropa dengan
nilai kurang lebih sebesar US $ 1.3 milyar (Sitanggang 2016). Secara umum, kondisi
sediaan farmasi halal masih belum sejalan dengan peningkatan permintaan atas produk
halal di Indonesia. Indikator GIE (2018/2019) memberikan indeks sebesar 44 untuk
negara Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tidak berada pada 10 besar negara
konsumen Halal Pharmaceuticals and Cosmetics.
Kemudian jika berbicara masalah farmasi (apoteker) merupakan gelar profesional dengan
keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik
pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/ makanan, rumah sakit,
industrifarmasi, industri obat tradisional, apotek, peradaban pertama yang memiliki
apotek dan tokoh obat. Howard R Turner dalam bukunya Science in Mediavel Islam,
umat Islam mulai menguasai farmasi setelah melakukan gerakan penerjemahan secara
besar-besaran di era Kekhalifaan Abbasiyah. Pada abad ke-7 sampai abad ke-12, para
ilmuwan muslim secara khusus memberi perhatian untuk melakukan investigasi atau
pencarian terhadap beragam produk alam yang dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Tokoh-tokoh Islam pada masa kejayaan Islam tersebut berperan penting dalam ilmu
kedokteran dan farmasi tergambar dalam kitabkitab yang mereka hasilkan. Realitas ini
dapat menepis dugaan selama ini, seolah-olah pengetahuan farmasi lahirnya dari Barat,
padahal kenyataannya dunia farmasi Islam telah lebih dahulu unggul lebih dahulu
dibandingkan Barat.
Kemudian bebrbicara masalah farmasi tentunya tidak bias dilepaskan dari sediaan obat.
Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat
dalam farmakoterapi dan dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek
yang optimal. Terdapat beberapa bentuk kesediaan obat, anatara lain sebagai berikut:
Pulvis dan Pulveres (Serbuk)
Sebagai sediaan farmasi serbuk merupakan suatu campuran obat dan atau bahan kimia
yang halus terbagi-bagi dalam bentuk kering. Serbuk juga merupakan bagian yang halus
dari sediaan, himpunan yang kasar atau suatu produk dengan ukuran partikel menengah.
Serbuk dapat dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara ilmiah
atau merupakan campuran dua atau lebih usur kimia murni yang dibuat serbuk dalam
perbandingan tertentu. Kekurangan dari sediaan serbuk adalah keengganan meminum
obat yang terasa pahit, kesulitan menahan teruarainya bahan-bahan higroskopis, mudah
mencair atau menguap yang dikandungnya dan waktu serta biaya yang dibutuhkan pada
pengolahan dan pembungkusannya dalam keseragaman dosis tunggal. Pulvis memiliki
sifat yang cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan, absorbsi obat lebih
cepat dibanding dalam bentuk tablet, tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak
menyenangkan, dirusak dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.
Tablet
Tablet merupakan obat dalam bentuk sediaan padat yang bisasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dibedakan dalam berbagai
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, ketebalan, daya hancurnya,
dan dalam aspek lainnya tergantung cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya.
Tablet dibuat dengan cara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan
bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan
die. Alat kompresi yang digunakan untuk membuat tablet merupakan alat berat dari
berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta
produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet dibuat dari bahan aktif dan bahan tambahan
yang meliputi bahan pengisi,penghancur, pengikat dan pelicin. Metode pembuatannya
bisa dilakukan dengan granulasi basah, granulasi kering ataukempa langsung. Tablet
yang baik harus memenuhi persyaratan yang cukup, antaralain: cukup kuat untuk
mempertahankan bentuknya mulai produksi sampai digunakan oleh pasien, mempunyai
kandungan bahan obat dan bobot tabletyang seragam, warna yang menarik, ukuran dan
bentuk yang pantas serta terjamin stabilitasnya.
Pil
Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian melalui mulut atau secara oral. Pada waktu sekarang ini
pemakaian pil telah digantikan oleh kapsul dan tablet. Penggunaan obat dalam bentuk pil
sudah jarang ditemui, apalagi sediaan pil dengan bahan dari alam. Banyaknya inovasi
baru terhadap bentuk yang membuat pil semakin jarang ditemui. Padahal dibandingkan
dengan sediaan solid lainnya, pil lebih mudah dalam proses pembutannya dan dosisnya
juga telah ditentukan bersamaan dengan pembuatan massa pil. Berdasarkan Farmakope
Indonesia edisi III, pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat. Di dalam pil juga terdapat bahan tambahan yaitu pengisi, pengikat,
pembasah, penabur, dan penyalut. Sedangkan bobot rata-rata pil bisa 100-250 mg atau
251-500 mg
Obat isap
Obat isap merupakan sediaan padat berbentuk cakram yang mengandung bahan obat dan
umumnya juga bahan pewangi, dimaksudkan untuk secara perlahan-lahan melarut dalam
rongga mulut untuk efek setempat. Tablet hisap adalah sediaan padat yang dapat
melepaskan bahan obat dengan lambat serta melarut perlahan kurang dari 30 menit di
dalam mulut. Tablet hisap memiliki banyak keuntungan yang terdapat pada sediaan tablet
pada umumnya, antara lain proses produksi mudah, praktis dalam pengemasan,
penyimpanan, dan transportasi, selain itu juga adanya jaminan ketetapan dosis,
pemakaiannya mudah, relatif lebih stabil dibanding sediaan oral cair, secara fisik lebih
stabil dibanding kapsul, serta lebih aman dibanding sediaan parenteral. Keuntungan lain
yang dimiliki tablet hisap yaitu dapat mengatasi kekurangan yang ada pada tablet
umumnya, seperti kesukaran menelan pada anak kecil dan orang-orang tertentu,
penggunaan tablet hisap lebih praktis karena tidak perlu ditelan, cukup dihisap dalam
mulut. Obat isap yang beredar dalam perdagangan dengan dasar permen yang keras atau
dengan dasar gula dan bahan perekat seperti mucilago gom. Obat isap dapat dibuat
dengan kompresi menggunakan mesin tablet dengan punch yang besar dan datar. Mesin
dijalankan pada derajat tekanan yang tinggi untuk menghasilkan obat isap yang lebih
keras dari tablet biasa sehingga perlahan-lahan melarut atau hancur dalam mulut.
Kapsul
Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih yang
dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin.
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam bahan obat
atau lebih bahan yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya
dibuat dari gelatin yang sesuai. Kebanyakan kapsul yang beredar di pasaran adalah kapsul
yang semuanya dapat ditelan oleh pasien. Selain itu terdapat sediaan kapsul yang dapat
disisipkan ke dalam rektum sehingga obat dilepaskan dan diabsorbsi di tempat tersebut,
atau isi kapsul dapat dipindahkan dari cangkang gelatin dan digunakan sebagai pengukur
yang dini dari obat-obat bentuk serbuk. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
1. Kapsul Lunak (Soft Capsule): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam
minyak. 2. Kapsul keras (Hard Capsule): berisi bahan obat yang kering. Kapsul gelatin
cangkang keras adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Kapsul gelatin cangkang keras terbuat dari gelatin berkekuatan
gel relatif tinggi dibandingkan kapsul gelatin cangkang lunak (Hidayat, 2016). Mayoritas
dari produk kapsul terbuat dari gelatin kapsul keras. Kapsul keras dibuat dua cangkang
yaitu badan cangkang kapsul dan penutupnya yang lebih pendek dari badan cangkang
kapsul. Penutup kapsul menyelubungi sesuai dengan ujung badan kapsul. Cangkang
kapsul keras terbuat dari campuran gelatin, gula, dan air. Bahan tersebut jelas, tidak
berwarna dan rasanya hambar. Kapsul dengan dua bagian telah digunakan hampir seabad
di bidang farmasi bidang, dan gelatin telah diadopsi sebagai bahan utama kapsul ini
karena karakteristiknya yang sangat baik sebagai gelatinizer. Namun, gelatin adalah salah
satu proteinnya berasal dari hewan; oleh karena itu tidak stabil dari sudut pandang kimia
dan memiliki risiko TSE (Transmissible Spongiform Encephalopathy).
Gelatin lunak (softgel atau lunak elastis) kapsul terdiri dari satu bagian cangkang lunak
tertutup rapat. Gelatin lunak kapsul dibuat dengan menambahkan plasticizer, yaitu
gliserin atau polyhydric alkohol (sorbitol) hingga gelatin. Bahan tambahan plasticizer
memiliki fungsi dapat meningkatkan elastisitas dan ketahanan gelatin. Gelatin lunak
kapsul dibuat dalam berbagai bentuk seperti tabung yang berbentuk bulat, elips, lonjong,
dan khusus bentuk dengan atau tanpa twist off. Kapsul gelatin lunak dapat mengandung
cairan tidak berair, suspensi, bahan pucat, atau kering bubuk. Peran kapsul gelatin lunak
sangat penting untuk mengandung zat obat yang mudah menguap atau obat bahan yang
rentan terhadap kerusakan dikehadiran udara .
BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI ZAMAN PURBA

Suatu zaman yang sangat awal, belasan maupun puluhan abad sebelum masehi. Alam
lebih dahulu tercipta dari manusia, alam menyediakan berbagai sumber hayati, hewani
serta mineral mineral serta zat kimiawi lainnya yang pada akhirnya akan dimanfaatkan
oleh manusia. pada masa zaman prasejarah (awal mula kehidupan) manusia dan penyakit
adalah 2 hal yg berkait, dulu untuk mengobati   penyaki mereka menggunakan insting
dalam mengobati penyakit misal luka manusia membubuhkan daun-daun segar diatas
luka, atau menutupinya dengan lumpur, mereka melakukan pencarian obat secara acak,
dan ini merupakan awal mula pngetahuan dan ilmu farmasi.Selanjutnya penemuan
arkeologi mengenai tulisan-tulisan mengenai farmasi yang terkenal adalah penemuan
catatan-catatan yang disebut ‘Papyrus Ebers’, papyrus ebers ini merupakan suatu kertas
yang berisi tulisan yang panjangnya 60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki
(sekitar sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula atau resep, disamping itu
disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda antara lain obat yang berasal dari tumbuh
tumbuhan seperti akasis,biji jarak (castrol), anisi dll serta mineral seperti besi oksida,
natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, mereka menyangka bahwa jika
suatu penyakit menyerang itu merupakan kutukan dari dewa atau merasuknya roh jahat
kedalam tubuh mereka. Satusatunya pengobatan yang dianggap mujarab mengusir roh
jahat yang bersarang pada tubuk si pemyakit. Pengusiran itu biasanya dengan memakai
amtera-matera, penggunaan tetubuhan (bunyi-bunyian,atau yang sedikit lebih maju
dengan cara pemberian tumbuhan-tumbuhan atau ramuan tumbuhan, (bias dari daun,
akar,getah, dan sebagainya). Pemeberian ramuan dari tumbuh tumbuhan ini yang diyakini
sebagai titik awal perkembangan pengobatan  yang terus berlanjut sampai saat ini.
Biasanya yang memberikan pengobatan memakai ramuan tumbuh-tumbuhan itu adalah
para ketua dalam kelompoknya dan pengobatan dengan cara ini berlangsung terus secara
turun temurun orang-orang sumeria sekitar 3000 tahun sebelum masehi telah
menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat.
Bukti tersebut banyak dibuktikan pada berbagai tulisan di atas tablet cukup terkenal
kuno biasanya berupa batu mengenai resep pengobatan suatu penyakit. Salah satu bukti
yang adalah tablet tanah sumeria yang dibuktikan dngan penemuan pada gambar di
bawah ini yang berasal dari abad ketiga sebelum masehi dan siakui sebagai resep bentuk
tulisan tertua di dunia.

Gambar 1.1 Tablet Tanah Sumeria


Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang meski dalam bentuk yang
sangat sederhana.Manusia purba belajar dengan menggunakan insting dan observasi
terhadap burung-burung dan hewan-hewan buas.Mereka juga memanfaatkan air dingin,
daun, kotoran, dan lumpur.Dengan berbagai usaha yang bersifat coba-coba, manusia
purba mempelajari berbagai hal untuk menolong sesamanya. Dalam waktu singkat,
mereka dapat menggunakan pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain. Meskipun
menggunakan metode yang masih kasar, beberapa obat masa kini berasal dari sumber-
sumber yang telah digunakan oleh nenek moyang kita tersebut. Sejak adanya manusia
tentunya tentunya kita merasakan hal yang sama, yaitu terserang penyakit. Bahkan
manusia di zaman purba juga telah mengenal berbagai mcam teknik pengobatan
tradisional dengan menggunakan obat tradisional. Jauh sebelum adanya tabib Arab dan
China, di sekitar tahun 1630 SM, di berbagai pemukiman di sungai Nil, sungai Tigris,
Sungai Eufrat, sungai Yangtse, dan sungai Kuning serta sungai Indus, dimana telah
terjadi perubahan-perubahan yang mempenguruhi konsep penyakit dan cara pengobatan.
Ketika manusia mulai belajar bagaman cara mengontrol gehala alam, seperti bagaimana
cara bertani, membuat bangunan, membangun proyek-proyek besar, kepercayaan kepada
dewa-dewa dalam kehidupan sehari, kepercayan akan adanya kekuatan dewa-dewa, maka
akan berubah pula konsep dan cara hidup.

A. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno


Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga sebagai tempat munculnya
peradaban manusia, adalah yang pertama menemukan dan melaksanakan praktek
peracikan obat.Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan tiga
peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan apoteker. Naskah-naskah
medik ditulis di atas tablet tablet tanah liat yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep
dan cara peracikan obat, dan juga doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil
menemukan hal-hal penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada masa
sekarang dikenal dengan farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-kegiatan
spiritual.Hal ini disebabkan oleh keistimewaan manusia sebagai mahluk yang berfikir.
Perubahan pada zaman tersebut terbukti dengan di temukannya Clay tablets dan payrus
dalam amsyarakat Mesopotamia dan Mesir kuno yaitu pada millennium kedua sebelum
masehi. Hal tersebut menjadi tonggak awal penggunaan obat secara rasiol oleh kalangan
manusia.

Gambar 1.1 Pengobatan Pada Masyarakat Babylonia Kuno


Dari dokumen-dokumen dan temuan lainnya yang terkumpul oleh para peneliti, diketahui
sudah ada pemisahan secara perlahan antara pengobatan empiric (pengobatan yang
dilakukan berdasarkan pengalaman) dengan pengobatan yang dilakukan secara
Spiritual. Pada masyarakat Babylonia kuno dikenal dua teknik pengobatan yaitu asipu
(magic healer) dan asu (empiric healer). Asipu dalam mengobati penyakit menggunakan
berbagai jenis tumbuhan yang diolah dan dibuat dalam berbagai bentuk obat, seperti
supositoria, pil, larutan dan salep. Asu dan asipu tidak saling bersaing, akan tetapi sering
melakukan kerjasama ketika mengobati penyakit yang sulit untuk sembuhkan.

B. Farmasi pada Masa Mesir Kuno


Sama halnya dengan masyarakat Babylonia, masyarakat Mesir kuno juga spesialisasi
dalam pembuatan dan bahkan penjualan obat.pembuat obat pada zaman ini belum dapat
dikatan sebagai pendahulu farmasis saat ini, sebab sejak surutnya masyarakat babylonia
kuno dan mesir kuno, pengobat atau tabib kembali mengambil peran sebagai pembuat
obat, artinya farmasi yang betul-betul terpisah dari pengobat atau tabib masih memelukan
waktu yang amsih panjang. Bangsa mesir kuno mencatat kejadian-kejadian pada saat itu
atau ide-ide mereka dengan menulisnya di papyrus atau dalam bentuk hyeroglyph mulai
tahun 3000 SM. Seperti halnya di Babylonia, pada catatan peninggalan Mesir
menunjukkan hubungan yang dekat antara penyembuhan supranatural dengan
penyembuhan empiris. Resep/formula obat biasanya diawali dengan doa atau mantra
tertentu. Di dalam formula-formula tersebut disebutkan obat-obat yang lebih rumit,
bentuk sediaan yang lebih banyak dan teknik pembuatan yang mendetil. yang paling
terkenal dari catatan yang ada adalah papyrus ebers.

Gambar 1.3 Pengobatan Mesir Kuno

Papyrus ebers ini merupakan suatu kertas yang berisi tulisan yang panjangnya 60 kaki
(kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki (sekitar sepertiga meter) berisi lebih dari 800
formula atau resep. Disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda antara
lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti akasis, biji jarak (castrol), anisi dll
serta mineral seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. Georg
Ebers, yang menemukan dokumen tersebut di kuburan suatu mumi dan
menerjemahkannya sebagian, selama setengah dari akhir abad ke-19. Bangsa Mesir Kuno
memiliki penyusun/penyedia khusus obat, dikenal sebagai Pastophor. Farmasi dipandang
sebagai cabang status yang tinggi dari bagian kedokteran, dan seperti di Sumeria,
apoteker ini juga menjadi imam/pendeta dan berlatih di kuil-kuil. Untuk mempertahanka
pengobatan Papyrus, terutama dibuat catatan yang disebut Eber Papyrus yang berasal
sekitar 1500 SM. Orang mesir membuat sediaan obat dalam bentuk infus, salep, pastiles
(lozenges), suppositoria, lotion, enema, dan pil. Papryrus Eber berisi sebanyak 875 resep
obat dan 700 daftar obat. Praktik medis Mesir sebagian besar tidak berubah tetapi sangat
maju untuk zamannya, termasuk operasi non-invasif sederhana, pengaturan tulang, gigi,
dan luas mengatur farmakope. Pemikiran medis Mesir mempengaruhi tradisi selanjutnya,
termasuk Yunani. Teori Saluran Dalam Pengobatan Mesir Kuno:
1) Jantung adalah sumbernya. Jantung bisa berbicara kepada setiap bagian tubuh.
2) Ketika orang bernapas melalui hidung, udara masuk ke jantung, paru-paru, dan
kemudian perutnya.
3) Lubang hidung memiliki empat pembuluh, dua di antaranya menyediakan lendir dan
dua menyediakan darah.
4) Tubuh manusia memiliki empat pembuluh, yang mengarah ke dua telinga.
5) "Nafas kehidupan" memasuki telinga kanan dan "nafas kematian" memasuki telinga
kiri.
6) Empat pembuluh yang mengarah ke kepala menyebabkan kebotakan.
7) Semua penyakit mata berasal dari empat pembuluh di dahi, yang memasok darah ke
mata.
8) Dua pembuluh memasuki testis dan menyediakan air mani.
9) Dua pembuluh di bokong memasok mereka dengan nutrisi penting.
10) Enam pembuluh mencapai telapak kaki dan enam mengarah ke lengan ke jari-jari.
11) Dua pembuluh memasok kandung kemih dengan urin.
12) Empat pembuluh memasok hati dengan cairan dan udara.
13) Ketika mereka memenuhi sampai melimpahi hati dengan darah, mereka
menyebabkan penyakit.
14) Empat pembuluh juga memasok paru-paru dan limpa dengan cairan dan udara.
15) Cairan dan udara yang keluar dari anus berasal dari empat pembuluh.
16) Dubur juga terkena dampak dari semua pembuluh di lengan dan kaki ketika mereka
dipenuhi dengan sampah di pembuluh darah
Kemudian salah satu simbol yang menghubungkan praktek kefarmasian saat ini dengan
mitologi kuno adalah simbol R (recipe”ambilah”), yang dijumpai dalam penulisan resep
di seluruh dunia. Sebagian besar pendapat menyatakan bahwa simbol tersebut berasal
dari simbol mata Horus, dewa elang bangsa Mesir dapat kita lihat pada gambar di bawah

Gambar 1.4 simbol R Sebagai Resep


Pengobatan Mesir Kuno
Praktik medis di Mesir kuno begitu maju sehingga banyak dari pengamatan, kebijakan,
dan prosedur biasa mereka tidak akan dilampaui di barat selama berabad-abad setelah
jatuhnya Roma dan praktik mereka akan menginformasikan pengobatan Yunani dan
Romawi. Mereka memahami bahwa penyakit dapat diobati dengan obatobatan,
mengenali potensi penyembuhan dalam pijatan dan aroma, memiliki dokter pria dan
wanita yang berspesialisasi dalam bidang tertentu tertentu, dan memahami pentingnya
kebersihan dalam merawat pasien.
Di zaman modern diakui bahwa penyakit dan infeksi dapat disebabkan oleh kuman dan
orang mungkin berpikir orang selalu percaya begitu, tetapi ini adalah inovasi yang relatif
terlambat dalam pemahaman manusia. Baru pada abad ke 19 M, teori kuman penyakit
dikonfirmasi oleh Louis Pasteur dan dibuktikan oleh karya ahli bedah Inggris Joseph
Lister. Sebelum salah satu dari mereka, dokter Hongaria Ignaz Semmelweis (1818-1865
CE) menawarkan proposal yang kemudian aneh kepada komunitas medis bahwa mereka
dapat memotong angka kematian dalam praktik mereka hanya dengan mencuci tangan.
Dia diejek oleh dokter, yang tidak melihat alasan untuk mencuci tangan bahkan sebelum
prosedur bedah yang paling invasif, dan menjadi semakin frustrasi dan pahit.
Semmelweis berkomitmen pada rumah sakit jiwa pada tahun 1865 M di mana ia
meninggal, setelah dipukuli habis oleh para penjaga, karena menyarankan praktik yang
diakui sebagai akal sehat hari ini. Orang Mesir kuno akan menerima usulan Semmelweis
tanpa ragu-ragu; bukan karena mereka memahami konsep kuman, tetapi karena mereka
menghargai kebersihan. Angka kematian setelah prosedur medis di Mesir kuno mungkin
lebih rendah daripada rumah sakit Eropa mana pun di era Kristen hingga pertengahan
abad ke-20 M ketika kebersihan pribadi dan sterilisasi instrumen menjadi praktik umum.
Meskipun tidak ada keraguan banyak lagi teks pengobatan mesir kuno tersedia di Mesir,
hanya beberapa yang selamat sampai sekarang. Namun, beberapa orang ini menyediakan
banyak informasi tentang bagaimana orang Mesir melihat penyakit dan apa yang mereka
yakini akan meringankan gejala pasien atau mengarah pada penyembuhan.
Mereka diberi nama untuk individu yang memiliki mereka atau institusi yang
menampung mereka. Semua dari mereka, pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil,
bergantung pada sihir simpatik serta teknik praktis

Konsep Penyakit
Dokter Mesir Kuno percaya bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat yang merasuki
tubuh atau memasukkan racun ke dalam tubuh. Agar sembuh, orang sakit harus memakan
atau meminum sesuatu yang berbau busuk sehingga roh jahat pergi dari dalam tubuh.
Cara lainnya adalah dokter Mesir berusaha membersihkan bagian dalam tubuh untuk
menyingkirkan racun dengan cara memberikan obat pencahar atau mengeluarkan darah
kotor. Mereka berdoa pada Sekhmet, dewa penyembuhan. Untuk menyembuhkan flu,
dokter Mesir menggunakan susu manusia. Dokter Mesir juga melakukan tindakan medis
yang efektif. Mereka memijat kaki yang sakit,serta mengobati lengan atau kaki yang
patah. Dokter gigi mencabut gigi yang terinfeksi. Namun dokter Mesir tidak mampu
melakukan apa-apa untuk mengobati skistosomiasis, yang mungkin telah menyebabkan
kematian banyak rakyat Mesir. Malaria juga menewaskan banyak orang, dan penyakit ini
tak mampu disembuhkan oleh dokter Mesir.
Kontribusi terbesar dokter Mesir kepada dunia kedokteran adalah penelitian tentang cara
kerja tubuh manusia. Mereka berhasil mengetahui bahwa denyut nadi terkait dengan
detak jantung. Mereka juga mampu mendapai bahwa batang bronkhus berada di bawah
tulang selangka, mulai dari tenggorokan hingga paru-paru. Dokter Mesir yang paling
terkenal adalah Maimonides yang hidup pada periode Islam.
Pengobatan Sistem Bedah Dalam Pengobatan Mesir Kuno
Di Saqqara ada makam Ankh-Mahor, yang dikenal sebagai Makam Dokter mesir kuno.
Dalam salah satu gambar dinding, dua pria mengalami ekstremitas mereka dengan
berbagai cara dijelaskan sebagai manikur, pijat atau operasi. Bagaimanapun, orang
setidaknya sesekali selamat operasi. Mayat-mayat yang diamputasi sejak Kerajaan Lama
dan Tengah telah ditemukan yang menunjukkan tanda-tanda penyembuhan. Prostheses
yang menunjukkan tanda-tanda aus, juga telah ditemukan. Alasan amputasi ini tidak
diketahui dan tidak ada teks medis yang masih ada yang menyebutkan kemungkinan,
apalagi alasan amputasi sebagai terapi pengobatan. Sunat dilakukan pada remaja Gambar
lain menunjukkan apa yang tampak seperti kinerja sunat remaja (satu-satunya contoh
penggambaran prosedur ini) dengan hieroglif yang mengatakan salep digunakan untuk
membuatnya dapat diterima, yang telah ditafsirkan sebagai makna bahwa anestesi lokal
digunakan, meskipun bacaan ini, seperti yang sering terjadi dalam prasasti seperti itu,
diragukan. Poppies kadang-kadang disebutkan dalam literatur medis Mesir. Para dokter
pasti memiliki gagasan yang cukup bagus tentang sifat-sifat mereka.Sulit untuk
memperkirakan seberapa luas praktik sunat itu. Sisa-sisa mumi tidak banyak membantu
dan bukti sastra jarang. Selama Kerajaan Baru baik Merneptah dan Ramses III membuat
musuh-musuh mereka yang terbunuh dikebiri dan alat kelamin mereka dikumpulkan.
Kurangnya sunat di antara rakyat Libya dan sekutu mereka berulang kali disebutkan:

Pengobatan Gigi Dalam Pengobatan Mesir Kuno


Bedah Gigi di Mesir Kuno. Sementara orang Mesir tidak melakukan operasi besar seperti
yang dilakukan hari ini, mereka memang membuat perkembangan besar dalam
pengetahuan dan praktik bedah. Dokter Mesir diketahui telah melakukan beberapa
operasi bedah kecil. Papyrus yang di ketemukan Edwin Smith memberi tahu kami tentang
metode yang digunakan untuk merawat tulang yang terkilir, Papyrus yang di ketemukan
Ebers memberi tahu kami tentang praktik yang berkaitan dengan pengangkatan kista dan
tumor ’dan menawarkan berbagai metode untuk mencapai hal ini (kauterisasi dan
pendarahan).

Persalinan dan kelahiran Dalam Pengobatan Mesir Kuno


Di Mesir kuno tidak ada kata yang dikenal untuk bidan, dokter kandungan, atau dokter
kandungan. Tetapi karena orang Mesir kuno tidak memiliki kata-kata untuk hal-hal ini
tidak berarti bahwa mereka tidak ada. Di Mesir Kuno bidan datang dalam berbagai
bentuk. Untuk petani, bidan adalah teman, tetangga, dan atau anggota keluarga yang
membantu melahirkan bayi. Untuk wanita bangsawan dan kelas yang lebih kaya, bidan
biasanya adalah pelayan atau perawat yang sudah tinggal di rumah tangga. Bidan saat ini
tidak memiliki pelatihan formal untuk mempelajari perdagangan mereka. Sebaliknya
mereka belajar melalui magang di mana pengetahuan diturunkan dari anggota keluarga ke
anggota keluarga atau dari teman ke teman. Pekerjaan bidan termasuk memberikan
dukungan emosional, dorongan, perawatan medis, dan bantuan agama dan perlindungan
bagi wanita selama hidup mereka.Area yang menjadi fokus bidan adalah kehamilan,
persalinan, kesuburan, dan kontrasepsi.Sebagian besar wanita Mesir kuno bekerja dan
melahirkan bayi mereka di "atap rumah atau di paviliun punjung atau kurungan, yang
merupakan struktur kolom batang papirus yang dihiasi dengan tanaman merambat". Pada
zaman Ptolemaic, wanita dari kelas bangsawan melahirkan di rumah kelahiran yang
melekat pada kuil. Posisi yang diambil wanita-wanita ini ketika mereka melahirkan bayi
mereka adalah berdiri, berlutut, berjongkok, atau duduk di atas tumit mereka di atas batu
bata bersalin, atau duduk di kursi bersalin. Bidan kemudian akan ditempatkan di depan
ibu untuk membantu persalinan dan menangkap bayi. Dua wanita atau bidan lain akan
ditempatkan di kedua sisi ibu untuk memegang tangan dan lengannya saat dia mendorong
dan memberi dorongan. Terkadang bidan meletakkan sepiring air panas di bawah kursi
bersalin agar uap dapat membantu mempermudah persalinan. Batu bata persalinan yang
digunakan wanita Mesir kuno memiliki panjang 14 kali 7 inci dan dihiasi dengan adegan
berwarna-warni dan gambar-gambar proses kelahiran. Kursi melahirkan terbuat dari batu
bata dan berlubang di tengahnya. Mereka dihiasi dengan tulisan hieroglif pemilik dan
lukisan pemandangan ibu, bayi, dan dewi. Karena kelahiran dan persalinan bisa
berbahaya bagi ibu dan anak, bidan Mesir kuno menggunakan banyak dewi dan dewa
untuk bantuan dan perlindungan. Dewi dan dewa yang menurut bidan dan wanita Mesir
kuno akan membantu selama kehamilan dan kelahiran adalah Hathor, Bes, Taweret,
Meskhenet, Khnum, Thoth, dan Amun. Hathor adalah dewi-pelindung wanita dan
kebahagiaan rumah tangga dan mengawasi wanita melahirkan. Dia mengambil bentuk
seekor sapi. Bes adalah dewi kerdil yang menaklukkan hal-hal jahat yang berkeliaran di
sekitar ibu dan bayinya. Taweret adalah dewi kuda nil yang hamil dan dewa utama wanita
selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Dia membawa pisau ajaib atau simpul Isis.
Meskhenet digambarkan dalam bentuk batu bata bersalin dengan kepala manusia dan
memberikan kekuatan dan dukungan kepada ibu yang bekerja. Khnum adalah dewa
pencipta yang memberikan kesehatan kepada bayi yang baru lahir setelah lahir. Dewa
Thoth membantu persalinan dan dewa Amun membantu meredakan rasa sakit yang parah
dengan meniup angin utara yang sejuk. Patung-patung dan gambar-gambar dewi dan
dewa ini ditempatkan di seluruh ruangan dan dilukis di dinding, melahirkan batu bata dan
kursi yang digunakan para wanita pekerja. Cara lain yang digunakan bidan untuk
meminta bantuan dan perlindungan ilahi selama persalinan adalah dengan menempatkan
tongkat ajaib berbentuk sabit gading, yang dihiasi dengan ukiran dewa, ular, singa, dan
buaya, di perut wanita yang melahirkan.

Obat Herbal Dalam Pengobatan Mesir Kuno


Herbal memainkan peran utama dalam pengobatan Mesir. Obat-obatan tanaman yang
disebutkan dalam papirus Ebers misalnya termasuk opium, ganja, mur, kemenyan, adas,
cassia, senna, thyme, pacar, juniper, lidah buaya, biji rami dan minyak jarak - meskipun
beberapa terjemahannya kurang pasti. Cengkeh, bawang putih telah ditemukan di situs
pemakaman Mesir, termasuk makam Tutankhamen dan di kuil bawah tanah suci banteng
di Saqqara. Banyak ramuan yang direndam dalam anggur, yang kemudian diminum
sebagai obat oral. Orang Mesir mengira bawang putih dan bawang merah membantu
ketahanan, dan memakannya dalam jumlah besar. Bawang putih mentah secara rutin
diberikan kepada penderita asma dan mereka yang menderita keluhan paru-paru. Bawang
membantu melawan masalah sistem pencernaan. Bawang putih adalah agen
penyembuhan yang penting saat itu juga bagi orang Mesir modern dan bagi sebagian
besar orang di wilayah Mediterania: cengkeh segar dikupas, dihaluskan dan dimaserasi
dengan campuran cuka dan air. Ini dapat digunakan untuk berkumur dan berkumur, atau
dikonsumsi secara internal untuk mengobati sakit tenggorokan dan sakit gigi. Cara lain
untuk mengambil bawang putih baik untuk pencegahan maupun pengobatan adalah
dengan memanaskan beberapa siung bawang putih tumbuk dalam minyak zaitun.
Diterapkan sebagai obat gosok eksternal atau diambil secara internal bermanfaat untuk
keluhan bronkial dan paruparu termasuk pilek. Cengkeh segar dari bawang putih mentah
yang dibungkus kain muslin atau kain tipis dan ditempelkan di pakaian dalam diharapkan
untuk melindungi dari penyakit menular seperti pilek dan influenza. Ketumbar, C.
Sativum dianggap memiliki sifat pendinginan, stimulan, karminatif dan pencernaan. Baik
biji dan tanaman digunakan sebagai bumbu dalam masakan untuk mencegah dan
menghilangkan perut kembung, mereka juga diambil sebagai teh untuk perut dan semua
jenis keluhan kemih termasuk sistitis. Daun ketumbar biasanya ditambahkan segar ke
makanan pedas untuk mengurangi efek iritasi mereka. Itu adalah salah satu ramuan yang
dipersembahkan kepada para dewa oleh raja, dan biji-bijian ditemukan di makam
Tutankhamen dan di situs pemakaman kuno lainnya. Cumin, Cumin cyminum adalah
ramuan umbelliferous yang berasal dari Mesir. Benih dianggap sebagai stimulan dan
efektif melawan perut kembung. Mereka sering digunakan bersama dengan ketumbar
untuk penyedap.
Bubuk jinten dicampur dengan tepung terigu sebagai pengikat dan sedikit air dioleskan
untuk meringankan rasa sakit dari sendi yang sakit atau rematik. Jintan bubuk dicampur
dengan lemak atau lemak babi dimasukkan sebagai supositoria anal untuk menyebarkan
panas dari anus dan berhenti gatal. Daun dari banyak tanaman, seperti willow, sycamore,
acacia atau pohon ym, digunakan dalam tapal dan sejenisnya. Asam tanat yang berasal
dari biji akasia biasanya membantu mendinginkan pembuluh (dan menyembuhkan luka
bakar. Minyak jarak, buah ara dan tanggal, digunakan sebagai pencahar.
Cacing pita, ular di perut, ditangani dengan infus akar delima dalam air, yang disaring
dan diminum. Alkaloid yang terkandung di dalamnya melumpuhkan sistem saraf cacing,
dan mereka melepaskan cengkeramannya. Bisul diobati dengan ragi, seperti halnya
penyakit perut. Beberapa obat dibuat dari bahan tanaman yang diimpor dari luar negeri.
Mandrake, diperkenalkan dari Kanaan dan tumbuh secara lokal sejak Kerajaan Baru,
dianggap sebagai afrodisiak dan, dicampur dengan alkohol, menyebabkan
ketidaksadaran. Minyak cedar, antiseptik, berasal dari Levant. Henna Persia tumbuh di
Mesir sejak Kerajaan Tengah, dan jika identik dengan henu yang disebutkan dalam Ebers
Papyrus - digunakan untuk melawan kerontokan rambut. Mereka merawat catarrh dengan
lidah buaya yang berasal dari Afrika timur. Frankincense, mengandung
tetrahydrocannabinol dan digunakan seperti hashish sebagai pembunuh rasa sakit,
diimpor dari Punt. Mineral dan produk hewani juga digunakan. Madu dan minyak
merupakan bagian dari banyak perawatan luka, ASIkadang-kadang diberikan terhadap
penyakit virus seperti flu biasa, daging segar diletakkan pada luka dan keseleo terbuka,
dan kotoran hewan dianggap efektif pada waktu yang sama. Sebuah toples kosmetik di
Museum Kairo menyandang legenda: "Lotion mata untuk disebarkan, bagus untuk
penglihatan." Sebuah papirus Mesir dari tahun 1500 SM membahas resep untuk
mengobati konjungtivitis dan kornea, iris, dan masalah kelopak mata. Bahan kimia
berbasis timah seperti karbonat dan asetat populer untuk sifat terapeutik mereka.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI PERADABAN
ROMAWI-YUNANI

Kata Farmasi berasal dari kata Pharmacon yang merupakan bahasa Yunani yang


berarti  racun atau obat. Farmasi merupakan profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di
bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan
distribusi obat.  Ilmu kefarmasian belum dikenal oleh dunia  pada zaman Hiprocrates atau
yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ilmu Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM
samapai dengan 370 SM.  Pada peradaban itu seorang Dokter memiliki banyak tugas
tidak hanya mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh sang pasien, tetapi ia juga
mempersiapkan ramuan atau racikan obat seperti halnya seorang apoteker.
Seiring dengen perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kesehatan, problematika
dalam pengadaan obat menjadi semakin rumit, baik karena formulanya  dan cara
pembuataan obat tersebut. Oleh karena itu dibutuhkanlah seseorang yang dapat
mendalami keahlian dalam pembuatan dan peracikan obat. Sehingga pada tahun 1240
SM Raja Jerman Frederick menyadarinya dan memberikan perintah untuk
memisahkan dengan resmi antara Kedokteran dan Farmasi. Perintah tersebut sekarang
dikenal dengan Dektrit Two Silices. Dari sinilah sejarah farmasi ini berasal, sehingga para
ahli mengambil kesimpulan bahwa akar ilmu kedokteran dan ilmu kefarmasian ialah
sama. Namun jika berbicara maslah perkembangan dunia farmasi kta tidak bias lepas dari
dua bangsa tersohor tentang pradaban manusia, khususnya di Eropa, ayitu Yunani dan
Romawi.

A. Farmasi Romawi kuno


Masa Romawi yang merupakan masa terakhir dari pertumbahan ilmu pada Zaman Kuno
dan merupakan masa yang paling sedikit memberikan sumbangsih pada seajarah ilmu
dalam Zaman Kuno. Namun bangsa Romawi memiliki kemahiran dalamkemampuan
keinsinyuran dan keterampilan ketatalaksanaan serta mengatuur hukum dan
pemerintahan. Bangsa ini tidak menekankan soal-soal praktis dan mengabaikan teori
ilmiah, sehingga pada masa ini tidak muncul ilmuwan yang terkemuka. Peradaban
Romawi terkenal kemajuan dalam kesehatan masyarakat. Roma kuno punya infrastruktur
seperti sanitasi canggih, termasuk sistem pembuangan limbah, drainase, dan publik
mandi. Selama tahun-tahun awal penyebaran Kekristenan, banyak wanita dan biarawan
disediakan merawat pasien, terutama orang tua dan orang tua miskin. Para wanita itu
disebut 'Diakones'. Wanita-wanita ini dianggap sebagai pendahulu menyusui karena
mereka cenderung merawat pasien, orang miskin di rumah mereka, tahanan dan lainnya
oleh menyediakan perawatan untuk mereka. Dalam hal ini, Ordo Diakonat dapat
dianggap sebagai yang pertama Upaya effort mengunjungi perawat ’, karena pada masa
kerasulan mereka merawat orang miskin yang sakit di rumah mereka sebagai juga di
rumah sakit. Pada tahun 400 ada empat puluh diaken melayani sebagai perawat paroki di
Konstantinopel.
Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa Yunani.
Faktanya, sebagian besar dokter Romawi berasal dari Yunani, atau merupakan keturunan
Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan (empedu
hitam, empedu kuning, lendir, dan darah) dan metode pengobatan dengan cara
pengeluaran darah. Dalam masalah pengobatan, bangsa Roma kuno belajar dari bangsa
Yunani kuno. Pada awalnya pada kekaisaran Roma tidak ada orang yang bertindak
sebagai seorang dokter. Hal ini disebabkan karena diduga setiap masyarakat Roma kuno
sudah mengetahui mengenai pengobatan dengan herbal dan penanganan orang yang sakit
dirumahnya masing-masing.
Begitu Roma berhubungan dengan Yunani, banyak dokter dari Yunani yang datang ke
Italia dan Roma, dimana biasanya adalah tahanan perang dan berstatus sebagai budak
atau pembantu rumah tangga oleh orang Roma yang kaya raya. Setelah beberapa lama
banyak dokter-dokter yang berstatus pembantu rumah tangga tersebut menjadi warga
merdeka yang dibebaskan oleh tuan mereka karena pengetahuan mereka akan
pengobatan.
Bangsa Roma kuno adalah bangsa yang mempercayai bahwa pemikiran yang sehat akan
membut badan yang sehat. Mereka percaya bahwa dengan tubuh yang sehat maka mereka
bisa menjegah tubuh menjadi sakit. Untuk itu daripada mengeluarkan uang untuk dokter,
bangsa Roma kuno banyak mengeluarkan uang untuk menjaga kesehatan mereka.
Perhatian terbesar kekaisaran Roma adalah pada kesehatan tentara mereka. Karena tanpa
tentara yang sehat, kekaisaran Roma akan lemah. Oleh karena itu sumber air yang
disediakan untuk para tentara dijaga untuk tetap bersih. Selain itu juga para komandan
tentara juga selalu memerintahkan bawahannya untuk tidak mendirikan tenda di dekat
rawa karena air disekitar rawa tidak sehat.
Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa Yunani.
Faktanya, sebagian besar dokter Romawi berasal dari Yunani, atau merupakan keturunan
Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan tubuh
(empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah) dan metode pengobatan dengan cara
pengeluaran darah. Dokter Romawi yang paling penting adalah Galenus, yang hidup pada
tahun 100-an Masehi dan menulis sebuah buku tentang pengobatan. Buku Galenus
tersebut (sebenarnya merupakan versi pendeknya) menjadi buku pengobatan utama yang
digunakan oleh para dokter di Eropa selama ratusan tahun berikutnya. Galenus
mengulangi banyak penelitian Hippokrates mengenai empat cairan, namun dia juga
menambahkan banyak sekali hasil penelitiannya tentang tubuh manusia. Galenus
mempelajari bagian dalam tubuh manusia dengan cara memeriksanya langsung. Biasanya
dia mengamati tubuh prajurit atau gladiator yang terluka. Dan dia membedah banyak
hewan untuk mengetahui cara kerja tubuh mereka. Galenus tentunya mengetahui tentang
anatomi lebih banyak daripada Hippokrates. Galenus memahami bahwa darah dialirkan
ke seluruh tubuh oleh jantung. Dan dia sudah mengungkap bahwa saraf mengendalikan
gerakan tubuh, dan bahwa manusia berpikir menggunakan otak. Namun dia tidak
membuat banyak kemajuan dalam hal metode pengobatan terhadap manusia. Dia masih
berpikiran bahwa metode pengeluaran darah adalah cara yang baik.
Bangsa Romawi lebih menekankan segi kepraktisan, bukan teori semata. Sumbangan
bangsa Romawi di bidang kedokteran dan obat-obatan sangat besar bagi dunia sekarang.
Mereka telah menggunakan radas kedokteran seperti pada gambar di atas. Radas
kedokteran tersebut ditemukan di Pompeii, salah satu diantara 200 perkakas kedokteran
untuk memeriksa bagian dalam ibu yang mengandung. Radas yang disebut spekulum ini
menyerupai radas yang digunakan jaman sekarang. Pada gambar alat-alat bedah di atas
adalah alat-alat bedah antara lain jepitan (Tweezer). Para dokter berhasil melakukan
operasi gondok, amandel, dan batu ginjal. Para dokter berhasil menolong kelahiran
seorang bayi yang tidak dapat dilahirkan secara normal yang disebut operasi caesar
(disebut demikian karena pertama kali untuk melahirkan Yulius Caesar).
Sebelum mendapat pengaruh dari yunani, cara pengobatan romawi merupaka cara
pengobatan tradisional dan berupa pemanjatan doa-doa kepada para dewa. Namun, ketika
wabah melanda roma pada tahun 293 SM, bangsa romawi meminta bantuan pada dewa
yunani, yaitu Asclepius. Sedikit demi sedikit para dokter yunani pindah ke roma sambil
membawa berbagai pemikiran yunani mereka. Dokter pertama yang datang adalah
Asclepiades . Dua karya ensiklopedia populer saat itu adalah De Re Medicina (Tentang
Pengobatan) oleh cornelius celsus, sebagian besar isinya berdasarkan tulisan-tulisan
hippocrates dan historia naturalis oleh tetua caius pliny yang meliputi pembedahan,
tumbuhan obat, kekuatan gaib, dan cerita rakyat.
Sistem pengobatan romawi kuno yang terpopuler adalah mengeluarkan cairan tubuh yang
busuk dimana membekam dengan sejenis mangkuk (cupping). Tujuannya adalah
mengeluarkan zat-zat beracun dan cairan tubuh yang jahat dari tubuh. Sebuah mangkuk
berisi sehelai kain yang menyala ditekankan pada kulit. Pembakaran tersebut
menghabiskan oksigen udara yang terdapat didalam mangkuk. Karena setengah hampa
udara, mangkuk tersebut menyedot tubuh kuat-kuat. Pembekaman kering dilakukan pada
kulit yang tidak terluka sedangkan pembekaman basah dilakukan pada kulit terluka atau
bagian yang sengaja diris. Untuk mengeluarkan darah, nanah dan cairan lainnya.

Gambar 2.3 Pengobatan Romawi kuno


Sebagian besar dokter romawi hanya menyuruh pasien mereka beristirahat, mandi,
mengubah pola makannya, dan memberikan obat dari tumbuhan,
meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit daripada dicina. Mereka menganjurkan pemakaian
adas untuk meningkatkan produksi ASI kepada para ibu yang baru melahirkan.
Pengobatan dengan ikan, lebih dari 2000 tahun sebelum adanya ECT, ikan pari listrik
atau ikan torpedo dimanfaatkan untuk memberikan elektroterapi pertama. Ikan-ikan pari
ini dipelihara dalam beberapa tangki berisi air laut. Psien yang dicelupkan kedalamnya
mungkin akan merasakan kejutan sekuat 500 volt yang dikeluarkan oleh ikan-ikan
tersebut molekul air. Cara ini digunakan untuk mengobati nyeri persendian dan nyeri otot
atau kelumpuhan. Tokoh paling tekenal dalam duni kesehatan Rowmawi adalaah
Claudius Galen.

Gambar 2.4 Claudius Galen


Claudius Galen, adalah dokter pada kekaisaran kelima Romawi. Dia adalah seorang guru,
filsuf, apoteker dan ilmuwan terkemuka pada zamannya. Selama hidupnya ia
menghasilkan lima ratus buku dan risalah tentang semua aspek ilmu kedokteran dan
pelajaran filsafat dan ide-idenya adalah untuk merumuskan banyak keyakinan ilmiah
yang mendominasi pemikiran medis selama sekitar 1 500 tahun. Galen adalah compiler
besar dan systemiser dari Yunani-Romawi kedokteran, fisiologi, farmasi dan anatomi.
Pengaruh Galen masih dapat dilihat hari ini. Kata "galenik" digunakan untuk
menggambarkan obat-obatan dan obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan nabati dan
hewani menggunakan metode yang ditentukan. Galen dilahirkan di Pergamum, Asia
Kecil pada 22 September 131 dan dididik oleh ayahnya, yang memutuskan anaknya harus
memasukkan profesi medis. Ini adalah pilihan yang bijaksana sebagai anaknya kemudian
menjadi sangat terkenal.
Pada awalnya Galen belajar filsafat, khususnya Aristoteles tetapi ketika tujuh belas tahun
mulai mengkhususkan diri dalam kedokteran. Sementara obat-obatan mempelajari Galen
bepergian secara luas di seluruh Yunani, Asia Kecil dan Palestina untuk memperoleh
pengalaman dan keterampilan. Berumur 28, ia kembali ke Pergamum dan memperoleh
posisi sebagai dokter ke gimnasium melekat pada tempat kudus lokal di Asklepios. Galen
tetap di sana selama lima tahun kemudian pindah ke Roma untuk mengajar kedokteran.
Sementara ada ketenarannya menyebar dengan cepat dan membawanya jabatan dokter
untuk Marcellus Aurelius dan anaknya Commodus. Sementara ia dokter kepada kaisar,
Galen juga memiliki tanggung jawab untuk pengobatan terluka Gladiators. Ini
memberinya kesempatan baik untuk belajar anatomi secara rinci dan untuk melaksanakan
operasi. Dia melakukan vivisections dan evaluasi setelah ujian pada kera Barbary, tetapi
tidak pernah pada manusia.
Galen mengemukakan teori bahwa penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan dari
empat humor: darah, dahak, empedu hitam dan empedu kuning. Ia direkomendasikan diet
khusus untuk membantu dalam pengobatan yaitu "pembersihan jus membusuk" dan
sering membersihkan dan pertumpahan darah akan digunakan. teori ini diterima sampai
ditantang oleh Paracelsus yang percaya bahwa penyakit adalah hasil dari tubuh yang
diserang oleh agen di luar. Dengan menggunakan percobaan Galen menunjukkan bahwa
arteri membawa darah, bukan udara seperti yang umum diyakini. Dia juga memahami
nilai puls dalam diagnosis. Namun Galen juga percaya (salah) darah yang terus menerus
dibuat dan digunakan. Selain menjalankan praktek medis ia juga menjalankan farmasi
dengan sendiri, dengan obat-obatan sendiri yang terbuat dari hewan dan sayuran ekstrak,
banyak tanaman yang ditanam di kebun sendiri. Galen katalog rinci berbagai obat
termasuk bagaimana masing-masing dibuat dan dosis yang tepat untuk diberikan. Galen
meninggal pada tahun 201SM. Claudius Galen adalah seorang dokter Yunani yang pergi
ke Roma dan menghidupkan kembali ide-ide Hippocrates dan dokter Yunani lainnya.
Bangsa Romawi telah menunjukkan sedikit minat dalam karya Hippocrates dan Galen
butuh untuk mendorong ke depan di Roma. Galen lahir pada tahun 131 SM. Dia adalah
seorang intelek berbakat yang belajar di sekolah kedokteran terkenal di Alexandria di
Mesir. Pada usia 28, Galen menjadi ahli bedah untuk sekolah gladiator tapi di 161 SM ia
pindah ke Roma tampaknya dengan tujuan tunggal mencari ketenaran dan kekayaan. Dia
pasti mencapai ketenaran, tapi untuk beberapa Roma ini menjadi terlalu banyak. Sebagai
seorang Yunani, Romawi banyak melihat Galen dengan kecurigaan dan di 166 SM, ia
terpaksa melarikan diri dari kota. Dua tahun kemudian ia kembali ke kota dalam
menanggapi undangan oleh kaisar. Dengan perlindungan ini, Galen tetap di kota ini
sampai kematiannya, berusia sekitar 70, di 201 SM. Galen menghidupkan kembali
metode disukai oleh Hippocrates dan dokter Yunani lainnya yang hidup pada zaman
Hippocrates. Dia menempatkan penekanan besar pada pengamatan klinis - memeriksa
pasien sangat teliti dan mencatat gejala mereka. Galen juga menerima pandangan bahwa
penyakit adalah hasil dari ketidakseimbangan antara darah, dahak, empedu kuning dan
empedu darah. Galen juga percaya pada kekuatan penyembuhan dari alam dan ia
mengembangkan perawatan untuk mengembalikan keseimbangan empat humor. Galen
percaya dalam penggunaan berlawanan - jika seorang pria demam, ia diperlakukan
dengan sesuatu yang dingin; jika seorang pria dingin, ia akan diperlakukan dengan panas.
Orang-orang yang lemah diberi latihan fisik yang berat yang harus dilakukan untuk
membangun otot-otot mereka. Orang-orang yang mengalami masalah pernapasan karena
dada lemah diberi latihan menyanyi. Galen diperpanjang pengetahuan tentang anatomi
dengan membedah babi dan kera dan mempelajari struktur tulang dan otot. Galen juga
tertarik anatomi manusia tetapi tidak ada bukti bahwa dia membedah tubuh manusia -
meskipun rumor bertahan bahwa ia lakukan. Dalam "Pada Prosedur Anatomi", Galen
menyarankan murid-muridnya untuk membedah kera tetapi mengambil kesempatan
apapun yang ada untuk mempelajari tubuh manusia. Galen juga mempelajari bagaimana
tubuh bekerja, berkonsentrasi pada pergerakan darah dan kerja sistem saraf. Untuk yang
terakhir, ia bereksperimen dengan tali tulang belakang babi. Pengaruh Galen sangatlah
besar. Dia dilindungi oleh kaisar. Galen juga percaya bahwa pengetahuan harus dibagi
dan ia adalah seorang penulis yang luar biasa dari buku. Buku-buku ini masih digunakan
pada Abad Pertengahan dan, bagi banyak mahasiswa kedokteran, mereka adalah sumber
utama informasi tentang pengobatan.

B. Farmasi Yunani Kuno


Yunani kuno, seperti dengan Roma Kuno dan Mesir Kuno, memainkan peran penting
dalam sejarah medis. Yang paling terkenal dari semua dokter Yunani Kuno adalah
Hippocrates. Pada 1200 SM, Yunani Kuno berkembang di segala bidang baik
perdagangan, pertanian, militer, pelayaran, dll. Pengetahuan mereka tentang obat
dikembangkan sesuai kondisi tersebut. Bangsa Yunani mendapatkan berbagai pengaruh
dari luar yakni dari Mesopotamia dan Mesir, walaupun jika dibandingkan terdapat
perbedaan yang sangat besar antara obat dan bentuk pengobatan yang digunakan. Dalam
mitologi Yunani yang dikenal sebagai dewa pengobatan awalnya adalah Apollo, yang
kemudian digantikan oleh Asklepios (Aesculapius), setelah Apollo dibunuh oleh Zeus,
raja para dewa. Apollo mendapatkan pengetahuan tentang obat-obatan dari Chiron,
bangsa Centaur (manusia dengan dua tangan dan berbadan kuda, lambang bintang
Sagitarius). Dalam melakukan tugasnya, Asklepios dibantu oleh dua orang putrinya yakni
Hygea dan Panacea. Dewa mendominasi kehidupan orang-orang Yunani.
Kejadian alam dijelaskan karena kekuatan dewa. Meskipun demikian dunia media
Yunani Kuno tidak sepenuhnya didasarkan pada dewa, mereka mulai mencoba mencari
penjelasan alami mengapa seseorang mendapat sakit dan meninggal. Orang-orang Yunani
telah belajar kedokteran 1000 tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus. Dalam 'Iliad' oleh
Homer, tentara yang terluka dirawat oleh dokter dan dalam sebuah kisah pemimpin
Yunani yang bernama Menelaus, dirawat karena luka panah di lengan oleh dokter di
Machaon.Namun, tidak semua orang Yunani Kuno pergi ke dokter ketika sakit. Masih
banyak dari mereka yang percaya akan para dewa. Kuil Dewa Apollo yang dianggap
sebagai penyembuh berada di Delphi dibangun pada abad ke 6 SM.
Kemudian banyak mayarakat Yunani kuno beralih ke Dewa Asclepios untuk meminta
bantuan penyembuhan. Tempat yang disebut Asclepeia dibangun bagi mereka dalam
kesehatan yang buruk. Tempat ini seperti kuli dan di sini orang datang untuk mandi, tidur
dan bermeditasi. Kaum miskin juga diizinkan untuk mengemis uang di bangunan ini.
Mereka yang pergi ke asclepeias diharapkan untuk meninggalkan persembahan kepada
Asclepios. Sistem kuil ini dijalankan oleh para imam. Pasien di Asclepeias didorong
untuk tidur karena diyakini bahwa selama tidur mereka akan dikunjungi oleh Dewa
Asclepios dan dua putrinya, Panacea dan Hygeia. Kunjungan ketiganya ini diharapkan
untuk menyembuhkan semua penyakit.
Sebagian besar para filsuf berusaha menjelaskan secara rasional tentang alam dan
fenomena yang terjadi di dalamnya termasuk kaitannya dengan seni pengobatan. Masalah
yang sering dihadapi oleh para filsuf tersebut adalah : penjelasan rasional apakah yang
bisa didapatkan dari asal-usul dunia dimana manusia hidup di dalamnya dan asal-usul
penyakit yang diderita oleh manusia.Yang paling menarik adalah ide tentang sesuatu yang
esensial dan fundamental di mana segala sesuatu berasal daripadanya. Berikut ini
disenaraikan beberapa filsuf Yunani yang ide dan pandangannya mempengaruhi konsep
kesehatan dan penyakit.

1. Empedocles
Empedocles mengemukakan ide bahwa ada 4 unsur yang menjadi akar dari segala
sesuatu termasuk tubuh hewan dan manusia yakni : air, udara, api dan tanah. Teori ini
disebut sebagai teori 4 elemen. Menurut Empedocles dan para pengikutnya sehat
merupakan keseimbangan dari keempat elemen tersebut, sedangkan sakit disebabkan
karena ketidakseimbangan keempat elemen tersebut.
2. Theoprastus

Gambar 2.1 Theoprastus

Theoprastus (sekitar 300 SM) adalah sosok ilmuan Yunani kuno ternama yang dikenal
sebagai filosof besar dan ahli dalam ilmu alam dan disebut-sebut sebagai Bapak
Botani.Berbagai observasi dan pengamatan yang dilakukannya mengenai medis dan
herba merupakan suatu pencerahan bagi pemahaman manusia. Beliau bertindak sebagai
pengajar bagi sekumpulan siswa yang mempunyai minat yang sama dengannya. Di
dalam gambar ini Beliau memperagakan tanaman Belladonna, dan di belakangnya
terletak bunga pomegranate, senna, dan juga manuskrip-manuskrip perkamen.Siswa
juga terlihat menggunakan papan gading yang dilapisi madu warna sebagai alat tulis.
3. Phytagoras
Phytagoras mengemukakan ide bahwa hubungan antara nada dengan lamanya suatu
akor (chord) bervibrasi dapat dinyatakan dalam angka-angka tertentu. Dalam
kefarmasian bangsa Mesopotamia awal, astrologi berpengaruh kepada kapan suatu
tumbuhan (sebagai bahan obat) harus dipanen, dan bahkan kapan suatu obat harus
diracik.
4. Hippocrates

Gambar 2.2 Hippocrates


Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang dihargai karena memperkenalkan
farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan
menyusun sistematika pengetahuan kedokteran Pengobatan yang utama menurut kaum
Hippocratean (pengikut Hippocrates) adalah digunakannya bahan-bahan yang memiliki
efek purgatif (pencahar kuat), sudorifik (meningkatkan pengeluaran keringat), emetik
(memuntahkan) dan enema (cairan urus-urus, umumnya disemprotkan ke dalam anus).
Pada intinya bahan-bahan tersebut digunakan untuk mengobati penyakit yang dipercaya
pada saat itu, disebabkan oleh kelebihan cairan tubuh. Proses penyembuhan tersebut
dikenal sebagai pembersihan, pemurnian atau penyucian tubuh (body catharsis). Konsep
ini merubah makna kata pharmakon sebelumnya, yang mengacu kepada jimat atau
guna-guna (baik menyembuhkan atau meracuni) menjadi bahan-bahan. Sejak masa
Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum
dikenal adanya profesi Farmasi.Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga
sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat.Semakin lama masalah
penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga
dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri.Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick
II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam
dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan
adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI PERADABAN
ARAB DAN CINA

A. Farmasi pada Masa Cina Kuno


Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh Shen Nung
(sekitar 2000 SM).Seorang kepala suku yang telah mencari dan menginvestigasi khasiat
obat dari ratusan herbal.Beliau diyakini mencobakan beberapa herbal tersebut terhadap
dirinya sendiri, serta menulis Pen T-Sao pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang
berisikan 365 jenis obat-obatan.Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil
obat sebagai wujud perlindungan Tuhan untuk mereka.Shen Nung secara menakjubkan
menguji beberapa herbal, kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan
hutan yang masih dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan
background “Pa Kua”, suatu simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan. Tanaman-
tanaman obat yang ditemukan oleh Shen Nung antara lain podophyllum, rhubarb,
ginseng, stramonium, kulit kayu cinnamon, dan jugaseperti yang berada di tangan bocah
pada gambar, ma huang atau disebut suja dengan ephedra.
Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh Shen Nung
(sekitar 2000 SM). Shen Nung juga di kenal sebagai bapak kedokteran dan Farmakologi
China. dan juga seorang  kaisar yang menguasai Cina selama lebih dari 140 tahun .
Sementara dikenal sebagai ' The Red Emperor '. Dalam obat-obatan Cina  ia dianggap
pelindung semua dukun dan apotek serta penulis The Great Herbal Cina. Seorang kepala
suku ( kaisar )  yang telah mencari dan menginvestigasi khasiat obat dari ratusan herbal.
Beliau diyakini mencobakan beberapa herbal tersebut terhadap dirinya sendiri, serta
menulis Pen T-Sao pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang berisikan 365 jenis
obat-obatan. Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil obat sebagai wujud
perlindungan Tuhan untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji beberapa
herbal, kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan hutan yang masih
dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan background “Pa Kua”,
suatu simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan. Tanaman-tanaman obat yang
ditemukan oleh Shen Nung antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium, kulit
kayu cinnamon, dan juga seperti yang berada di tangan bocah pada gambar, ma huang,
atau disebut juga ephedra. Shen Nung juga di kenal sebagai bapak kedokteran dan
Farmakologi China, sampai sekarang masih di gunakan oleh praktisi obat tradisional di
China. Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM.
Ada beberapa ahli farmasi yang terkenal di china, antara lain:
Li Shizhen.
Pada zaman dinasti Ming sekitar abad ke-16, ahli farmasi terkenal Li Shizhen telah
menyusun satu buku yang berjudul Garis Besar Bencao, buku itu menjadi karya klasik
dalam sejarah obat-obatan Tiongkok.   Li Shizhen (1518~1593) adalah orang Jizhou
Propinsi Hubei Tiongkok selatan. Karena ayah Li Shizhen adalah seorang dokter, sejak
kecil Li Shizhen sering ikut ayahnya memetik tumbuhan obat-obatan di gunung lalu
mengolahkan tumbuhan itu menjadi obat-obatan.Pada tahun 1531, Li Shizhen yang
berumur 14 tahun gagal dalam pengujian nasional. Sejak itu ia berupaya meneliti
kedokteran dan mengobati rakyat biasa. Li Shizhen mengumpulkan banyak resep obat,
maka ia berpengetahuan banyak terhadap obat-obatan. Untuk menyusun buku obat-
obatan baru, Li Shizhen telah membaca karya kedokteran dan buku kuno sejumlah 800
jilid lebih, pernah tiga kali mengamademen buku  itu. melalui upaya selama hampir 30
tahun, pada tahun 1578 Li Shizhen telah menyelesaikan buku Garis Besar Bencao yang
terkenal di dunia. Garis Besar Bencao telah mencatat 1892 macam obat-obatan, dan
11000 lebih macam resep obat. Sementara itu dalam buku itu terdapat lukisan obat-
obatan sejumlah 1000 lebih. Garis Besar Bencao diperkenalkan ke berbagai tempat dunia
sejak abad ke-17, dan menjadi karya penting penelitian   farmasi jaman modern maupun
pada zaman sekarang
Selain kedokteran, Li Shizhen juga berprestasi di bidang kimia, geografi, astronomi dan
meteorologi, dan oleh karena itu itu termasuk salah seorang ilmuwan yang paling jaya
dalam sejarah. Tahun 1593, Li Shizhen meninggal dunia dalam usia 75 tahun. Tak lama
setelah ia wafat, Kitab Bencao Gangmu resmi diterbitkan, dan tersebar ke Jepang. Pada
hari kemudian, kitab itu diterjemahkan dalam bahasa Latin, Jerman, Perancis, Inggris,
dan Rusia untuk tersebar di seluruh dunia dan dijuluki sebagai "kitab kedokteran Timur.
Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar
2735 SM. Para pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong
Bencao Jing (Herb-Akar Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1. Bahan-bahan
tersebut dikumpulkan selama dinasti Han dan dikaitkan dengan mitos Shennong .
Literatur sebelumnya termasuk daftar resep untuk penyakit tertentu, dicontohkan oleh
"Resep untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di makam Mawangdui, disegel di 168
SM

Gambar 3. 1 Dioscorides, De Materia Medica , Byzantium, abad ke-15

Shennong Bencao Jing
Kefarmasian di China menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh Shen Nung (seki
tar 2000 SM). Shen Nung juga dikenal sebagai bapak kedokteran dan Farmakologi China.
Dan juga seorang  kaisar yang menguasai China selama lebih dari 140 tahun.
Semetara saat itu dikenal sebagai “The Red Emperor”. Dalam obat-obatan Dalam obat-
obatan di China ia dianggap sebagai pelindung semua dukun dan apotek
serta penulis The Great Herbal China. Seorang kepala suku ( kaisar )  yang telah mencari
dan mengivestigasi khasiat obat dari ratusan herbal. Beliau diyakini mencobakan obat
herbal tersebut kepada dirinya sendiri serta menulis Pen T-Sao pertama dengan tulisan-
tulisan mengenai herbal-herbal. Asli yang berisiskan 365 jenis obat herbal. Sesuatu yang
masih dipuja orang china asli penghasil obat sebagai wujud perlindungan Tuhan untuk
mereka. Shen Yeng secara menakjubkan menguji obat herbal,kulit kayu, akar tumbuhan
yang di peroleh dari lading, rawa-rawa dan hutan. Menggunakan background “Pa Kua”,
suatu symbol matematis dari symbol penciptaan dn kehidupan.Tanaman-tanaman herbal
dan obat yang ditemukan olehnya anatara lain odophyllum, rhubarb, Ginseng dan lain-
lain.
B. Farmasi Pada Masa Arab Kuno
Farmasi Arab ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanah merupakan satu
bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia
Arab dan Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara
sumbangan Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang
diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga
ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada zaman-
zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi dipraktekkan secara
terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam dalam
farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum farmasi pada tahun 1260.
Tulisan berjudul Minhaj itu adalah hasil karya Abu’l-Muna al-Kohen al-Attar dari Mesir.
AlAttar seorang ahli farmasi berpengalaman. Dalam Minhaj, al-Attar menuliskan
pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek, atau seni meracik ubat. Sebahagian
besar buku itu menguraikan tentang etika farmasi, salah satu topik penting dalam sejarah
profesi kesehatan.
Sementara itu, di kota-kota seperti Baghdad, profesi farmasi dipraktekkan dengan rapi
sehingga ahli farmasi mendapat perlindungan dan sanjungan daripada pemerintah serta
pengguna ketika itu. Melalui penyebaran perdagangan dunia Islam yang kian pesat, dan
daya tarik bahan rempahrempah dan bahan obat-obatan, menjadikan kedudukan profesi
farmasi khususnya, dan kesihatan pada umunya di dunia Arab semakin meningkat. Dan
sebenarnya bidang farmasi Barat adalah berasal daripada farmasi Arab dan Islam. Aspek
dan pengaruh Arab ini tidak ditulis oleh penulis barat pada sejarah perubatan umumnya
dan sejarah farmasi khususnya. Sedangkan pada hakikatnya prestasi sains dan budaya
dunia Arab begitu banyak mempengaruhi profesi serta sumbangan pustaka farmasi di
barat yang ada hingga hari ini. Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar,
praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab
pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di Eropah
khususnya dan Barat umumnya. Adapun tokoh-tokoh arab dalan dunia farmasi yang
terkenal adalah:
Yuhanna bin Masawayh (777 – 857)
Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali sebgai apoteker). Beliau terkenal
melalui tulisannya dalam bahasa Arab tentang meteria medica dan rawatan. Salah satu
daripadanya berjudul al-Mushajjar al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-
obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Malah beliau menyatakan bahwa para
dokter yang boleh menyembuhkan penyakit dengan hanya melalui pengaturan pola
makan tanpa penggunaan ubat adalah yang paling berjaya dan beruntung. Masawayh juga
mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan terkenal untuk meningkatkan sistem
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Beliau menyeru para dokter agar menggunakan
hanya satu obat untuk satu penyakit berdasarkan prinsip empiriks dan analogi. Bahan
yang banyak digunakan dalam terapi perubatan Arab adalah kamfora. Menurut
Masawayh bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui perdagangan dengan
India dan Parsi. Menurutnya lagi, sandalwood iaitu bahan yang digunakan untuk
menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning, putih atau merah juga datang dari
India. Bahan-bahan seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada abad ke-8
(atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah farmasi terbentuk dalam Islam. Misalnya, kata-
kata seperti al-Saydanani ataupun al-Saydalani yang berarti dia yang menjual atau yang
berkaitan dengan sandalwood, sedang perkataan saydanah bermaksud farmasi.
Pada masa itu, Masawayh dikenal sebagai dokter dari beberapa khalifah, di ibukota
Abbasiah selama hampir empat dekade. Beliau juga merupakan dokter Islam yang
pertama mendirikan sekolah kolej farmasi swasta Arab.
Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari
Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh. Pada usia 30 tahun beliau
diperintahkan untuk ke kota Samarra oleh Khalifah Mu’tasim (833-842) untuk mengabdi
sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku kedokteran, yang terkenal adalah Syurga
Hikmah yang membicarakan tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi,
psikoterapi, kebersihan, pola makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara
merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah kedokteran abstrak serta petikan dari
referens yang berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa bab tentang meteria
medika, makanan biji-bijian, kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ burung dan
juga campuran obat-obatan termasuk cara membuatnya. Tabari juga menyarankan agar
nilai terapeutik setiap obat digunakan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu dan dokter harus
pandai membuat pilihan yang terbaik. Beliau pernah menguraikan dengan terperinci
penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan terapeutik, termasuk cara-cara menyimpannya
sambil memperingatkan tentang bahaya yang ada pada bahan tersebut. Contohnya
peringatan terhadap penggunaan satu mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa
menyebabkan tidur ataupun maut. Sabur b. Sahl Beliau merupakan orang pertama
menulis formula pertama dalam sejarah Islam. Formula ini dikenali sebagai Agradadhin.
Sabur meninggal dunia pada 869. Dalam tulisannya, beliau memberikan resep kedokteran
tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologinya, dosis-dosisnya untuk
setiap sekali pengunaan. Formula-formula ubat ini disusun berdasarkan jenis sediaan:
tablet, serbuk, salap, sirup dan sebagainya. Banyak dari resep-reses ini menunjukkan
persamaan dengan dokumen dari Asia Barat dan Yunani-Roman. Formula ini ditulis
untuk ahli-ahli farmasi apakah di apotik ataupun di hospital. Oleh itu, hampir selama 200
tahun formula ini digunakan sebagai panduan ahli farmasi di seluruh dunia Islam. Tulisan
Sabur ini merupakan satu langkah penting dalam sejarah farmakope dan banyak disalin
serta ditiru dalam buku kedokteran Arab selanjutnya.
Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)
Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada praktek farmasi dan kedokteran Arab.
Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada masa
itu merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan dalam
perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan negara sekitarannya untuk mendalami
lagi latihannya. Setelah beliau kembali ke Baghdad, beliau sudah mahir tentang asal-usul
perubatan Yunani khususnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Syria. Hunayn
memainkan peranan yang penting dalam penterjemahan atau penentuan ketepatan
terjemahan yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrate, Gelen dan penulis Yunani lain)
di samping menulis buku-bukunya sendiri. Sumbangannya menjadi lebih terasa pada
tahun 830, Khalifah al-Ma’mun mendirikan satu institusi sains (bait al-Hikmah) untuk
tujuan penyelidikan dan penterjemahan bahan-bahan Yunani ke dalam bahasa Arab.
Hunayn menjadi pembimbing pusat kajian ini dan dalam masa 40 tahun, beliau
menterjemahkan dan mewujudkan istilah serta rangkaian kata yang digunakan untuk
tujuan praktek kedokteran dan pengajaran. Antara buku dan tulisan Hunayn adalah
tentang aspek kebersihan mulut, pecuci dan penggunaan bahan-bahan pergigian. Beliau
terkenal sebagai penulis Arab pertama yang melakukan hal ini. Beliau juga yang
menemukan bahan-bahan makanan dan minuman yang dianggap dapat merusak gigi.
Hunayn juga mengusulkan pembersihan gigi, khususnya selepas makan seperti yang
dianjurkan dalam kedokteran moderen. Tulisannya yang lain termasuklah tentang nilai
gizi dan pemakanan, tentang mandi, terapi gizi secara umum dan juga tentang bunga
mawar serta obat-obatan tertentu.
Ibnu Sina
Nama lengkap Abu Ali Husain bin Abdullah bin Sina atau Ibnu Sina, dikenal di dunia
Barat dengan Avicenna dan juga pengeran para dokter. Ibnu Sina dilahirkan pada tahun
980 M di Afsanah, desa kecil dekat Bukhara (Ibukota Dinasti Samanyyah), sekarang
wilayah Uzbekistan dan meninggal pada tahun 1037 M. Semasa hidupnya Ibnu Sina,
pernah mengabdi di istana. Tugasnya mempersiapkan pengobatan serta perawatan pada
khalifah, keluarga istana, dan pejabat penting. Kompentensi Ibnu Sina dalam dunia
kedokteran tidak diragukan lagi. Beliau adalah ahli bedah, yakni dengan melakukan
praktik bedah yang rumit, seperti mengentaskan pembengkakan pada kanker pada periode
permulan, membedah kelenjar tenggorokan dan batang tenggorokan, membuang bisul
pada pengkristalan paru-paru. Ia juga mengobati penyakit wasir dengan cara mengikat
temuannya sampai kepada penyakit saraf di mana Ibnu Sina merupakan perintisnya. Ia
mengemukakan rincian cara mengeluarkannya dan kewaspadaan yang harus diperhatikan,
dan mengajarkan cara-cara pembedahan dengan melakukan penyuntikan di bawah kulit
pasien dengan menggunakan pembiusan untuk mengobati luka.
Karya-karya Ibnu Sina di bidang kedokteran dan farmasi antara lain:
1. Buku al-Qanun fi-Tibb.
Buku ini merupakan buku pedoman kedokteran dan buku yang terluas dipergunakan oleh
kalangan kedokteran baik di daerah Islam maupun bangsa Eropa. Melalui buku ini, ilmu
kedokteran moderm mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, susunannya
secara sistematis. Buku ini pernah diterjemahkan dalam bahasa Latin. Pada abad ke-16
M, buku tersebut mempunyai pengaruh besar di kalangan kedokteran. Buku ini masih
dipergunakan juga sampai abad ke-19. Buku ini juga menunjukkan pengetahuan anatomi.
Buku Qanun Ibnu Sina sejak zaman Dinasti Han di Cina telah menjadi buku standar
karya-karya medis Cina. Pada Abad Pertengahan, sejumlah karya Ibnu Sina telah
diterjemahkan dalam bahasabahasa Latin dan Ibrani, yang merupakan bahasabahasa
pengantar ilmu pengetahuan pada masa itu. Qanun terdiri dari lima pokok bagian, yaitu:
a) Prinsipprinsip umum kedokteran yang meliputi filsafat kedokteran, anatomi, fisiologi,
pemeliharaan kesehatan (higienis) dan penangan penyakit-penyakit;
b) Obat-obatan yang sederhana;
c) Gangguangangguan organ dalam dan luar tubuh;
d) Beragam penyakit yang mempengaruhi tubuh secara umum, tidak terbatas pada satu
organ tubuh; dan
e) Obat-obat persenyawaan kompleks.
Dalam pengobatan dengan obat-obatan dijelas kan oleh Ibnu Sina melalui bukunya The
Canon of Medicine bahwa ada tiga aturan dalam memilih obat-obatan, yakni:
a. Seleksi sesuai keualitas, baik panas, dingin, lembab, kering;
b. Pemilihan jumlah yang akan diberikan (dosis). Dalam hal ini ada dua sub bagian: a)
Pengukuran dalam hal berat badan;b) pengukuran kualitas derajat panas dan dingin;
dan
c. Aturan relatif terhadap pemberian. Ibnu Sina juga menulis tak kurang dari 700
persiapan pembuatan obat, peralatannya,kegunaan dan khasiat obat-obatan tersebut.
Kontribusi IbnuSina dalam bidang farmasi itu dituliskannya dalam bukunyayang
sangat monumental Canon of Medicine. Dalam Kitabal-Qanun fi Tibb, ilmuwan
besar ini memberikan panduanpenting tentang aspek farmasi. Bahkan dalam kitab
Qanun menyediakan satu jilid khususnya membahas materi-materikedokteran dan
farmasi. Dia mendeskripsikan secara rincitetumbuhan yang menghasilkan obat dan
beberapa macam hewan, serta barang-barang tambang yang juga menghasilkanobat.
Dijelaskan, prinsip dasar dari resep obat-obatan adalah simpel dan terbebas dari
unsur zat berbahaya. Untuk itu,bahan pembuat obat harus dipastikan kualitasnya.
Produkobat juga harus dites terhadap dua jenis penyakit. Ini untukmenghindari efek
samping. Pemberian dosis yang tepatserta masa kadaluarsa hendaknya juga
diperhatikan dengan saksama.
2. Buku As-Syifa (The Book of Recovery or The Book of Remedy) buku tentang
penemuan atau buku tentang penyembuhan.
3. Buku Sadidiya, buku ilmu kedokteran.
BAB IV
SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI DI INDONESIA

Sejarah kefarmasian di Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari sejarah tradisi pengobatan di
dunia. Tradisi ini telah berjalan ribuan tahun bahkan diperkirakan telah bersamaan dengan
keberadaan manusia di alam semesta. Pengetahuan tabib dan pengobatan berkembang di
Yunani, Mesir, Cina, India, dan berbagai wilayah di Asia termasuk di Indonesia. Dengan
sumberdaya alam yang melimpah membuat orang-orang terdahulu banyak mewariskan
tradisi-tradisi melalui pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini pemanfaatan tumbuh-
tumbuhan sebagai obat yang lebih dikenal dengan “JAMU”. Namun, pengetahuan farmasi
sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih “muda” dan baru berkembang secara
berarti setelah masa kemerdekaan. Pada masa penjajahan, baik pada masa pemerintahan
Hindia Belanda maupun masa pendudukan Jepang, kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya
sangat lambat dan profesi farmasi masih belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Sampai
proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tenaga-tenaga farmasi Indonesia pada
umumnya terdiri dari asisten apoteker dengan jumlah relatif sangat sedikit. Tenaga-tenaga
apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari Denmark, Austria, Jerman, dan
Belanda.

A. Farmasi Pada Zaman Penjajahan Sampai Perang Kemerdekaan


Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada dasarnya diawali dengan pendidikan
asisten apoteker pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Menurut catatan yang ada,
asisten apoteker warga Negara Belanda lulusan Indonesia yang pertama adalah pada
tahun 1906 yang diuji di Surabaya. Warga negara Indonesia asli tercatat sebagai lulusan
pertama pada tahun 1908 yang diuji di Surabaya dan lulusan kedua terjadi pada tahun
1919 yang diuji di Semarang.
Dari buku Verzameling Voorschrifen tahun 1936 yang dikeluarkan oleh DVG dapat
diketahui bahwa Sekolah Asisten Apoteker didirikan dengan Surat Keputusan Pemerintah
Hindia Belanda tanggal 7 Oktober 1918 nomor 38, yang kemudian diubah dengan surat
keputusan tanggal 28 Januari 1923 nomo 15 (stb. No.50) dan 28 Juni 1934 nomor 45 (stb
392) dengan nama “Leergang voor de opleiding van apotheker-bedienden onder den
naam van apothekers-assistenschool”. Peraturan ujian Asisten Apoteker dan persyaratan
izin kerja diatur dalam surat keputusan Kepala DVG tanggal 16 Maret 1933 nomor
8512/F yang kemudian diubah lagi dengan surat keputusan tanggal 8 September 1936
nomor 27817/F dan tanggal 6 April 1939 nomor 11161/F. Setelah didirikan Sekolah
Asisten Apoteker tersebut, lulusan asisten apoteker sedikit meningkat rata-rata 15 orang
setahun bahkan pada tahun 1941 tercatat lulusan asisten apoteker sebanyak 23 orang.
Sebelum dibentuk sekolah tersebut setahun rata-rata hanya 5 orang yang kesemuanya
berasal dari pendidikan praktek di apotek.
Sekitar tahun 1930-an ditetapkan beberapa peraturan perundang-undangan kefarmasian
yang cukup penting antara lain: (1) Undang Undang Obat Bius tanggal 12 Mei 1927 (ST
1927 No 278) diubah dengan St 1949 No. 335. (2) Ordonasi Loodwit tanggal 21
Desember 1931 nomor 28 (stb. 509) (3) Ordnasi Pemeriksaan Bahan-Bahan Farmasi
tanggal 12 Desember 1936 No 19 (Stb No. 660).
Pada masa penjajahan Hindia Belanda sampai perang kemerdekaan jumlah pabrik
farmasi maupun apotek sangat sedikit sekali. Pabrik farmasi yang tercatat pada periode
itu antara lain ialah Pabrik Kina dan Institut Pasteur yang memproduksi sera dan vaksin,
keduanya di Bandung serta Pabrik Obat Manggarai di Jakarta. Sedangkan apotek pada
umumnya hanya terdapat di Jawa dan beberapa kota besar di Sumatra. Pada tahn 1937
jumlah apotek di seluruh Indonesia tercatat 76 apotek. Fungsi apotek pada periode itu
disamping melakukan peracikan dan penyerahan obat melakukan pula produksi dan
distribusi obat. Pada sekitar Perang Dunia II terutama ketika invasi Jepang sudah
mendekati Indonesia, tenaga-tenaga apoteker banyak melarikan diri ke Australia sehingga
mengakibatkan banyak apotek kehilangan pimpinan.
Adanya kenyataan ini maka pada tahun 1944 Gubernur Jenderal Hindia Belanda
mengeluarkan suatu peraturan yang memberikan hak kepada seorang dokter untuk
memimpin sebuah apotek yang ditinggalkan apotekernya, disamping peraturan apotek-
dokter yang telah ada yang memperbolehkan seorang dokter untuk membuka apotek-
dokter di daerah yang belum mempunyai apotek. Pada zaman pendudukan Jepang mulai
dirintis pendidikan tinggi farmasi di Indonesia dan dapat diresmikan pada tanggal 1 April
1943 dengan nama Yakugaku sebagai bagian dari Jakarta Ika Daigaku. Pada tahun 1944
Yakugaku menjadi Yaku Daigaku. Setelah Jepang kalah perang dengn sekutu dan
diproklamasikannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia, pendidikan tinggi farmasi
ini bubar dan segenap mahasiswanya berjuang untuk menegakkan kemerdekaan dan
kedaulatan negara yang baru diproklamasikannya. Sementara itu pada tahun 1944,
pemerintah pendudukan Jepang melakukan pendidikan asisten apoteker dengan masa
pendidikan selama 8 bulan dan siswa berasal dari lulusan SMP. Sampai waktu
pemerintahan Jepang jatuh telah dihasilkan dua angkatan dengan jumlah yang sangat
sedikit. Di sekitar perang kemerdekaan yakni pada tanggal 27 September 1946 dibuka
Perguruan Tinggi Ahli Obat di Klaten yang kemudian menjadi Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada yang ada dewasa ini. Satu tahun kemudian yakni pada tanggal
1 Agustus 1947 di Bandung diresmikan Jurusan Farmasi di Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu
Alam Universitas Indonesia yang kemudian menjadi Departemen Farmasi ITB atau
Sekolah Farmasi ITB yang sekarang ini. Kedua Lembaga Pendidika Tinggi Farmasi yang
didirikan pada masa perang kemerdekaan ini dalam perkembangan kefarmasian di
Indonesia selanjutnya mempunyai peranan yang penting. Pada masa perang kemerdekaan
ini terutama menjelang penyerahan kedaulatan ada beberapa peraturan perundang-
undangan kefarmasian yang penting antara lain ialah: Reglement DVG Stb No. 228
(merupakan perubahan Reglement DVG Stb no. 97) Ordonasi Bahan Bahan Berbahaya
tanggal 9 Desember 1949 No. 377. Undang Undang Obat Keras tanggal 22 Desember
1949 (Stb.419).

B. Periode setelah perang kemerdekaan sampai dengan Tahun 1958


Pada periode ini jumlah tenaga farmasi terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah
dalam jumlah relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka Sekolah Asisten
Apoteker (SAA) Negeri/Republik yang pertama, dengan jangka waktu pendidikan selama
2 tahun. Lulusan angkatan pertama dari SAA ini tercatat sekitar 30 orang. Sementara itu
jumlah apoteker juga mengalami peningkatan baik yang berasal dari pendidikan di luar
negeri maupun lulusan dari dalam negeri. Pada tanggal 5 September 1953, Bagian
Farmasi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi UGM untuk pertama kali
menghasilkan 2 orang apoteker. Sekitar satu setangah tahun kemudian bagian Farmasi
Intitut Teknologi Bandung menghasilkan apoteker pertama yakni pada tanggal 2 April
1955.
Pada tahun 1953 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang nomor 3 tentang Pembukaan
Apotek karena kekurangan tenaga Apoteker pada masa itu. Sebelum dikeluarkannya
Undang Undang nomor 3 tersebut, untuk membuka apotek boleh dilakukan dimana saja
dan tidak diperlukan izin dari Pemerintah, dengan adanya peraturan tersebut maka
Pemerintah dapat menutup/ moratorium pada kota-kota tertentu untuk mendirikan apotek
dan hanya diberikan untuk daerah-daerah yang belum ada atau belum memadai jumlah
apoteknya. Undang-Undang nomor 3 tersebut kemudian diikuti keluarnya Undang-
Undang nomor 4 tahun 1954 tentang Apotek Darurat yang membenarkan seorang asisten
apoteker untuk memimpin sebuah apotek. Undang-Undang tentang Apotek Darurat ini
sebenarnya harus berakhir pada tahun 1958 karena ada klausul yamg termaktub dalam
Undang-Undang tersebut yang menyebutkan bahwa Undang-Undang tersebut tidak
berlaku lagi 5 tahun setelah apoteker pertama dihasilkan oleh Perguruan Tinggi Farmasi
di Indonesia. Tetapi karena lulusan apoteker ternyata sangat sedikit, Undang-undang
Apotek Darurat tersebut diperpanjang sampai tahun 1963 dan perpanjangan tersebut
berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan tanggal 29 Oktober 1983 nomor
770/Ph/63/b.
Pada periode ini, terutama sekitar tahun 1955 tercatat beberapa sejarah kefarmasian yang
cukup penting yakni lahirnya Ikatan Apoteker Indonesia sebagai hari Muktamar ke-1
yang diselenggarakan pada tanggal 17-18 Juni di Jakarta. Pada tahun itu pula tepatnya
pada tanggal 19-23 Desember 1955 di Kaliurang Yogyakarta diselenggarakan Konferensi
Antar Mahasiswa Farmasi seluruh Indonesia yang pertama dan melahirkan MAFARSI.
Perkembangan lain dalam dunia pendidikan farmasi ialah berdirinya Jurusan Farmasi
UNPAD pada tahun 1957. Menurut data yang ada pada thun 1955 jumlah apoteker
tercatat 108 orang, asisten apoteker 1218 orang, apotek 131 dan Pabrik Obat sebanyak 7
pabrik, Pada tahun 1958 jumlah tersebut bertambah menjadi: apoteker 132 orang, asisten
apoteker 1613 orang, apotek 146 dan pabrik obat sebanyak 18 pabrik.
C. Periode tahun 1958 sampai 1967
Pada periode 1958 sampai 1967, meskipun upaya untuk memproduksi obat telah banyak
dirintis, pada kenyataanya industri-industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan
yang cukup berat antara lain kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan
baku obat sehingga industri yang dapat bertahan hanyalah industri yang memperoleh
bagian jatah atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar negeri. Pada periode ini,
terutama antara tahun 1960-1965 hanya dapat berproduksi sekitar 30% dari kapasitas
produksinya. Oleh karena itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian
besar berasal dari impor. Sementara itu, karena pengawasan belum dapat dilakukan
dengan baik maka banyak terjadi kasus-kasus bahan baku maupun obat jadi yang tidak
memenuhi persyaratan standar.
Disekitar tahun 1960-1965 beberapa peraturan perundang-undangan yang penting dan
berkaitan dengan kefarmasian yang dikeluarkan oleh Pemerintah antara lain ialah:
Undang-Undang nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan Undang-Undang
nomor 10 tahun 1961 tentang Barang. Undang-Undang nomor 7 tahun 1963 tentang
Farmasi. Undang-Undang nomor 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan
Pemerintah nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada periode ini, ada hal penting yang
patut dicatat dalam sejarah kefarmasian di Indonesia yakni berakhirnya Apotek Dokter
dan Apotek Darurat. Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 8 Juni 1962
nomor 33148/Kab/176 antara lain ditetapkan: Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk
pembukaan apotek dokter. Semua izin apotek Dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak
tanggal 1 Januari 1963. Sedangkan berakhirnya Apotek Darurat ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri tanggal 29 Oktober 1963 nmor 770/ph/63/b yang isinya antara lain:
Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan Apotek Darurat. Semua izin Apotek
Darurat di Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1
Februari 1964. Semua izin Apotek Darurat di Ibukota Daerah Tingkat II dan kota-kota
lainnya dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Mei 1964.
Pada tahun 1963, sebagai realisasi Undang-Undang Pokok Kesehatan telah dibentuk
Lembaga Farmasi Nasional (LFN) (SK Menkes tanggal 11 Juli 1963 nomor
39521/Kab/199). Dengan demikian pada waktu itu, ada dua instansi Pemerintah dibidang
kefarmasian yakni Direktorat Urusan Farmasi dan LFN. Direktorat Urusan Farmasi
(semula Inspektorat Farmasi) pada tahun 1967 mengalami pemekaran organisasi menjadi
Direktorat Jenderal Farmasi. Pada periode 1958-1967 tenaga farmasi baik apoteker
maupun asisten apoteker semakin meningkat jumlahnya. Pada periode ini telah didirikan
lagi 5 jurusan/Fakultas Farmasi Negeri dan beberapa Fakultas Farmasi Swasta. Pada
tahun 1966 setelah pecah pemberontakan G.30.SPKI jumlah apoteker diseluruh Indonesia
tercatat 1011 orang, AA sebanyak 5180 orang, apotek 585 dan Industri Farmasi 109
pabrik.
D. Periode Zaman Orde Baru
Pada masa pemerintahan Orde Baru stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan yang telah
semakin mantap sehingga pembangunan di segala bidang telah dapat dilaksanakan
dengan lebih terarah dan terencana. Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral
pembangunan Nasional, secara bertahap dapat ditingkatkan sejak Repelita I hingga
Repelita III dengan hasil yang cukup menggembirakan. Keberhasilan pembangunan
ekonomi dan pembangunan kesehatan pada sisi lain mempunyai dampak positif terhadap
perkembangan kefarmasian di Indonesia. Industri farmasi secara bertahap sejak Repelita I
sampai sekarang ini telah dapat tumbuh dan berkembang secara mantap dengan jaringan
distribusi yang cukup luas. Pada periode Orde Baru pula, pengaturan pengendalian dan
pengawasan dibidang kefarmasian telah ditata dan dilaksanakan dengan baik.
Sampai tahun pertama Repelita, sebagian bsear (80%) kebutuhan obat nasional kita masih
sangat tergantung pada impor. Keadaan ini jelas tidak menguntungkan dan mempunyai
dampak negatif terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan rakyak. Oleh karena itu,
kebijakan obat pada Repelita I dititikberatkan pada produksi obat jadi dalam negeri
dengan membuka kesempatan investasi, baik modal dalam negeri maupun modal asing.
Dengan adanya kebijakan ini maka pada akhir Repelita I industri farmasi dalam negeri
dapat tumbuh dengan peningkatan produksi yang cukup besar sehingga ketergantungan
akan impor dapat dikurangi.
Periode Jaman Reformasi sampai saat ini Setelah runtuhnya pemerintahan jaman orde
baru digantikan oleh era Reformasi, kondisi dunia farmasi di Era Reformasi banyak
mengalami perkembangan seiring dengan peningkatan dan perluasan bidang pekerjaan
kefarmasian di luar negeri. Sejak di gaungkan istilah Pharmaceutical Care di luar negeri
pada tahun 1980, namun baru mulai disuarakan pada awal tahun 2000 di Indonesia.
Maka, pembenahan dimulai pada sistem pendidikan dimana kurikulum mulai di arahkan
ke arah patient-orienteddengan menambah mata kuliah terapan/aplikasi terkait pelayanan
kefarmasian. Pengembangan kurikulum berbasis pharmacy practice juga semakin
berkembang dengan adanya beberapa lembaga pendidikan yang membuka program studi
farmasi klinik mulai dari level sarjana farmasi maupu sampai level pascasarjana. Selain
itu, dengan dibentuknya asosiasi pendidikan tinggi farmasi indonesia disingkat APTFI
yang mulai dibentuk pada tahun 2000 oleh wakil-wakil institusi pendidikan tinggi pada
Kongres Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia atau disingkat ISFI (yang sekarang berubah
menjadi ikatan apoteker indonesia atau disingkat IAI). Dengan harapan bahwa melalui
asosiasi ini dapat terjalin komunikasi antara institusi pendidikan tinggi terutama dalam
hal keseragaman standar minimal lulusan yang dihasilkan dan sekaligus sebagai wadah
pembinaan bagi institusi yang masih tertinggal atau berkembang.
Pada bidang pemerintahan, sejak tahun 2005, sistem keuangan dan pasokan sistem publik
untuk obat-obatan telah mengalami perubahan besar dimana faktor utamanya adalah
desentralisasi sistem pemerintahan. Ini termasuk desentralisasi pelayanan kesehatan
masyarakat yang berada dibawah sistem pemerintahan tingkat pemerintah kabupaten
sejak tahun 2001, pembentukan skema Askeskin/Jamkesmas untuk orang miskin,
pemisahan Badan Pengawas Obat dan Makanan dari kementerian kesehatan sebagai
lembaga independen. Menyebabkan kebutuhan tenaga farmasi semakin meningkat dari
berbagai instansi (dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan
daerah, dan instansi lain yang terkait). Pada tahun 2013, sejak diberlakukan sistem
Jaminan Kesehatan Nasional melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih
menyisakan banyak masalah terkait peran dan fungsi apoteker secara professional. Pada
sektor swasta, terutama apotek dan PBF juga mengalami banyak perubahan signifikan
terkait peran apoteker dimana mulai diterapkan no pharmacist no services.
Telah mulai diberlakukan sistem uji kompetensi apoteker sebagaimana diatur dalam
peraturan pemerintah No. 51/2009 tentang pekerjaan kefarmasian yang bertujuan untuk
menjamin kompetensi minimal apoteker siap bekerja, menyiapkan apoteker siap
teregister, sebagai pegangan bagi apoteker, dan perlindungan hukum bagi masyarakat dan
apoteker. Sertifikasi kompetensi profesi apoteker (disingkat SKPA) yang merupakan
proses pemberian keterangan sebagai pengakuan oleh Ikatan Apoteker Indonesia sebagai
organisasi profesi apoteker bahwa seorang apoteker dinilai telah memenuhi standar
kompetensi yang telah ditetapkan dan diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI),
berdasarkan Permenkes No. 889/2011 yang menyebutkan bahwa sertifikat kompetensi
dikeluarkan oleh organisasi profesi. Sertifikat kompetensi berlaku selama 5 tahun, setelah
itu dapat diperpanjang apabila apoteker masih ingin melakukan praktek sebagai apoteker.
Selain itu, sertifikat kompetensi akan digunakan sebagai syarat untuk menerbitkan surat
tanda registrasi apoteker (STRA) yang dikeluarkan oleh Komite Farmasi Nasional (KFN)
yang juga baru dibentuk oleh pemerintah dibawah kementerian kesehatan pada era
reformasi ini.
Setelah memperoleh sertifikat kompetensi dan surat tanda registrasi apoteker (STRA),
seorang apoteker sudah dinyatakan layak dan legal secara hukum untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia. Selain itu, juga bertujuan untuk keseragaman
kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh lulusan apoteker dari berbagai perguruan
tinggi sebelum melakukan pekerjaan kefarmasian dan juga yang terpenting adalah
sebagai alat proteksi bagi serbuan tenaga-tenaga kefarmasian dari luar negeri untuk
masuk bekerja di Indonesia. Pada institusi pendidikan farmasi, hingga tahun 2016
terdapat sejumlah 28 perguruan tinggi yang berhak menyelenggarakan pendidikan
apoteker. Pada tiap semester, tiap institusi menerima sebanyak 100 orang mahasiswa
calon apoteker maka jumlah total apoteker baru setiap tahun adalah 5800. Dari total 127
prodi farmasi, terdapat total 46 program studi farmasi yang telah berakreditasi A dan B.
DIKTI mempersyaratkan akreditasi minimal B pada program S1 untuk penyelenggara
pendidikan apoteker. Dengan demikian pada akhir tahun 2017 jika ijin penyelenggaraan
selesai akan ada tambahan 17 institusi baru penghasil apoteker. Maka sejumlah 9200
apoteker baru akan lahir tiap tahun mulai tahun 2018. Sehingga rasio 1:2000 akan
dipenuhi oleh 46 institusi pada 6-8 tahun ke depan termasuk dengan asumsi 10% apoteker
memasuki masa pensiun. Dengan demikian jumlah apoteker setelah tahun 2025 mulai
mengalami kejenuhan. Sehingga jumlah progdi S1 farmasi saat ini akan menjadi masalah
pada dekade mendatang dan berpotensi melahirkan pengangguran. Dengan demikian
kebutuhan apoteker sudah tidak mendesak dari aspek kuantitas. Namun jaminan kualitas
pendidikan farmasi dan pemenuhan tuntutan kompetensi terkini adalah isu besar saat ini.
UU tenaga kesehatan, peraturan standar pelayanan farmasi, peraturan pekerjaan
kefarmasian mengindikasikan apoteker adalah mitra tenaga medis.
Apoteker di klinik memiliki tuntutan kompetensi pemilihan obat terbaik untuk pasien
termasuk dimungkinkan interaksi dengan pasien bersama klinisi. Adapun masalah-
masalah pada sebaran bisa ditanggulangi jika pemerintah betul-betul memberlakukan
masa bakti apoteker (PTT apoteker) di seluruh Indonesia. Sedangkan kebutuhan apoteker
di sektor produksi juga tidak terlalu besar. Di Indonesia terdapat 241 industri farmasi, 465
industri obat tradisional (termasuk usaha mikro dan makro), dan 605 industri kosmetik
(berdasarkan data dari Binfar Kemenkes, 2016) sehingga jumlah total apoteker yang
bekerja di level produksi maksimal 4640 orang saja.
E. Sejarah Perkembangan Pendidikan Farmasi di Indonesia
Perkembangan pendidikan tinggi kefarmasian di Indonesia dapat dibagi dalam era pra
Perang Dunia II, Zaman Pendudukan Jepang dan pasca Proklamasi Kemerdekaan R.I.
Sebelum Perang Dunia II, selama penjajahan Belanda hanya terdapat beberapa Apoteker
yang berasal dari Denmark, Austria, Jerman dan Belanda. Tenaga kefarmasian yang
dididik di Indonesia hanya setingkat Asisten Apoteker (AA), yang mulai dihasilkan tahun
1906. Pelaksanaan pendidikan A.A. ini dilakukan secara magang, ada apotek yang ada
Apotekernya dan setelah periode tertentu seorang calon menjalani ujian negara. Pada
tahun 1918 dibuka sekolah Asisten Apoteker yang pertama dengan penerimaan murid
lulusan MULO Bagian B (Setingkat SMP).
Pada tahun 1937 jumlah Apotek di seluruh Indonesia hanya 37. Pada awal Perang Dunia
ke-2 (1941) banyak Apoteker warga negara asing meninggalkan Indonesia sehingga
terdapat kekosongan Apotek. Untuk mengisi kekosongan itu diberi izin kepada dokter
untuk mengisi jabatan di Apotek, juga diberi izin kepada dokter untuk membuka
ApotekDokter (Dokters-Apotheek) di daerah yang belum ada Apoteknya. Pada zaman
pendudukan Jepang mulai dirintis pendidikan tinggi Farmasi dengan nama Yukagaku
sebagai bagian dari Jakarta Ika Daigaku. Pada tahun 1944 Yakugaku diubah menjadi
Yaku Daigaku. Pada tahun 1946 dibuka Perguruan Tinggi Ahli Obat di Klaten yang
kemudian pindah dan berubah menjadi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di
Yogyakarta. Tahun 1947 diresmikan Jurusan Farmasi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan
Ilmu Alam (FIPIA), Bandung sebagai bagian dari Universitas Indonesia, Jakarta, yang
kemudian berubah menjadi Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2
Mei 1959.
Lulusan Apoteker pertama di UGM sebanyak 2 orang dihasilkan pada tahun 1953. Pada
masa/periode ini di Indonesia terdapat 8 perguruan tinggi farmasi negeri dan belasan
perguruan tinggi swasta. Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola
perkembangan teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi
persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun
lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjangn keberhasilan para anak
didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya. Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di
Indonesia mayoritas farmasi pada awalnya belum merupakan bidang tersendiri melainkan
termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang
merupakan kelompok ilmu murni (Basic Science) sehingga lulusan S1-nya pun bukan
disebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains. Namun, sejak akhir tahun 1990-an dan
awal tahun 2000-an beberapa perguruan mulai berdiri sendiri dan terpisah dengan
fakultas MIPA menjadi Fakultas Farmasi, dan gelarnya pun berubah menjadi Sarjana
Farmasi, meskipun sampai saat ini beberapa perguruan tinggi masih belum memisahkan
fakultas farmasi dengan fakultas MIPA maupun dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (dibawah naungan perguruan tinggi Departemen Agama).
Sejak tahun 2011, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat dan
membagi program sarjana farmasi kedalam empat minat yaitu minat ilmu farmasi,
farmasi industri, farmasi klinik dan komunitas, dan farmasi bahan alam. Sedangkan
Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) membagi dua program studi yaitu
farmasi sains dan teknologi, dan farmasi klinik dan komunitas. Selain itu, sebagian besar
institusi pendidikan tinggi diseluruh Indonesia membukan prorgam studi sarjana farmasi
dan diploma farmasi. Sampai saat ini, jumlah lembaga pendidikan tinggi termasuk
akademi dimana institusi/lembaga pendidikan yang membuka program diploma tiga
farmasi dan analis farmasi baik dari lembaga negeri maupun swasta sebanyak 79 institusi,
institusi pendidikan yang membuka program sarjana farmasi baik negeri maupun swasta
sebanyak 67 institusi, institusi pendidikan yang membuka program profesi apoteker baik
negeri maupun swasta sebanyak 28 institusi, institusi pendidikan yang membuka program
magister farmasi baik swasta maupun negeri sebanyak 12 institusi (khusus ITB membuka
2 program magister), sedangkan untuk program Doktor ilmu farmasi sebanyak 5 institusi
yang semuanya berstatus negeri. Jumlah tersebut diatas kemungkinan besar akan terus
bertambah melihat animo masyarakat tentang ketertarikan untuk belajar ilmu farmasi
terus meningkat dan ditambah lagi kebutuhan tenaga kefarmasian di berbagai sektor
diseluruh wilayah Indonesia semakin meningkat. Belum lagi, peluang lulusan farmasi
untuk bekerja di negara tetangga di era globalisasi sekarang ini.
BAB V
KONSEP HALALNYA ALKOHOL DI SEDIAAN FARMASI

A. Pengertian Alkohol
Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus
fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Rumus
umum senyawa alkohol tersebut adalah R-OH atau Ar-OH di mana R adalah gugus alkil
dan Ar adalah gugus aril. Alkohol yang umum adalah berbetuk etanol (C ₂H ₅OH) .
Secara alami etanol terdapat pada buah matang, seperti durian, nanas, jeruk, dan lainnya.
Dalam Ilmu Kimia yang dimaksud dengan alkohal adalah senyawa organic yang dalam
struktur molekulnya memiliki gugus hidroksi .(OH). Namun, yang dimaksud dengan
alkohol dalarn kehidupan keseharian (juga dalarn tulisan ini) adalah etanol atau etil
akohol dengan rurnus kimia C,HSOH. Alkohol berupa zat cair jemih, lebih ringan dari
air, mudah terbakar, campur
dengan air, mudah menguap, titik didih 78"C, dapat melarutkan lemak dan berbagai
senyawa organik. Sifat yang terakhir ini memunglankan alkohol digunakan sebagai
pelarut bahan obat dan kosmetika. Alkohol dapat dibuat dengan cara sintesis dan cara
fermentasi, tetapi kebanyakan alkohol yang banyak digunakan dalam perobatan, dibuat
dengan cara fermentasi. Pada prinsipnya fennentasi dapat dilakukan terhadap bahan
pangan Obat didefinisikan sebagai zat yang digunakan dalam pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan kesehatan bagi penggunanya.
Banyak sekali di pasaran obat yang mengandung Alkohol terutama obat cair untuk batuk
dan flu. Sebenarnya alkohol dalam farmasi sangat umum digunakan untuk pelarut dalam
berbagai pembuatan obat baik obat tradisonal, obat tablet dan obat sirup. yang
mengandung karbohidrat (sari pati gula) misalnya beras, ubi, jagung, gandum, kurma,
dan berbagai jenis buah, utarnanya yang berasa manis. Dalam proses fermentasi,
karbohidrat diubah menjadi alcohol dan gas karbondioksida oleh mikroba tertentu.
Pada proses fermentasi ini kadar alkohol tertinggi hanya 13% karena pada kadar lebih
tinggi lagi, enzim fermentasi akan menjadi inaktif. Pada makanan tradisional (tape) kadar
alkohol biasanya berkisar antara 4% hingga 6%, sedangkan pada anggur (table wine)
biasanya sekitar
10%. Untuk mendapatkan kadar alcohol lebih tinggi lagi (go%, 95%, atau 100%) mesti
dilakukan distilasi alkohol hasil fermentasi. Satu ha1 yang patut dicatat ialah bahwa
secara medis alkohol yang "boleh" digunakan dalam sediaan obat hanya alkohol yang
diperoleh dari hasil fermentasi. Sebagai bahan kimia, penggunaan alkohol sangat luas.
Alkohol digunakan
sebagai pelarut untuk melarutkan berbagai bahan organik (obat) di laboratorium, menyari
zat berkhasiat (alkaloid, glikosid, flavanoid) dalam tumbuhan yang dikenal sebagai
sediaan galenik, bahan sintesis pembuatan eter dan ester di laboratoriun dan industri
kimia, desinfektans, dan bahan bakar. Kalau diminum, alkohol sangat cepat diserap oleh
darah, diedarkan ke seluruh tubuh dan "dibakar' (dioksidasi) di jaringan perifer
(permukaan tubuh) menghasilkan air karbondioksida, dan kalori. Oleh sifat ini minuman
beralkohol sering dikomumsi dengan alasan untuk menghangatkan tubuh. Sementara itu
alkohol banyak mendatangkan pengaruh buruk pada berbagai organ tubuh. Bayi sangat
peka terhadap alkohol, oleh karena itu kadar alkohol dalam sediaan pediatrik (untuk
anak-anak) sangat dibatasi, di bawah 1%.
B. Manfaat Alkohol dalam Obat
Alkohol sangat luas digunakan dalarn pembualan sediaan obat dan sediaan kosmetika.
Pada dasarnya penggunaan itu meliputi beberapa fungsi, yakni sebagai (i) bahan
berkhasiat, (ii) pelarut, (iii) pengawet (preservatif), dan (iv) penyegar rasa (flavourant).
a. Alkohol sebagai bahan berkhasiat
Penggunaan alkohol sebagai bahan berkhasiat umumnya untuk obat luar (obat yang
pemakaiannya di luar badan). Beberapa contoh misalnya:
 Alkohol 25% digunakan untuk kompres (menurunkan suhu badan)
 Alkohot 50% digunakan untuk mencegah biang keringat (dalam lotion astringent)
 Alkohol70% digunakan sebagai desinfektans, dioleskan pada kulit sebelum
diinjeksi untuk mencegah infeksi
 Alkohol juga digunakan untuk membersihkan kulit dan mencegah luka akibat
berbaring terlalu lama bagi pasien di rumah sakit.
 Alkohol juga digunakan dalarn bentuk injeksi untuk men~langkanra sa nyeri
yang bersangatan, misalnya dehydrated alcohol injection USP dan alcohol and dextrose
injection USP. Berbagai jenis obat di mana alcohol berfungsi sebagai bahan berkhasiat
(active substance) umumnya bukan obat dalarn (tidak ditelan melalui mulut). Sementara
alkohol yang digunakan dalam bentuk injeksi (parenteral) jumlahnya sangat sedikit
(hanya beberapa mililiter) dan langsung diinjeksikan ke bagian yang sakit.
b. Alkohol sebagai pelarut
Alkohol merupakan pelarut pilihan berbagai senyawa orgamk, termasuk obat. Sifat lain
yang menguntungkan ialah bahwa alkohol mudah menguap sehingga mudah dihilangkan
kalau dikehendaki, yakni dengan pemanasan. Kedua sifat istimewa tersebut
memungkmkan alcohol digunakan secara luas dalam pembuatan beragam jenis sediaan
obat (dosage forms) yakni tablet, larutan, dan injeksi. Pada sediaan tablet, alkohol
digunakan untuk melarutkan zat aktif dan berbagai bahan tambahan, misalnya bahan
pengikat, dan bahan penyalut (coating). Dengan cara ini zat aktif dapat tercarnpur
homogen sehingga keajegan kadar dapat dijamin. Selanjutnya alkohol dihilangkan pada
proses pengeringan. Pada bentuk sediaan larutan oral (obat minum), alkohol digunakan
untuk meningkatkan kelarutan obat (kosolven) dengan pelarut utama air. Bentuk
sediaanlarutan yang menggunakan kosolven dengan kadar alkohol cukup tinggi (20%)
disebut eliksir, misalnya eliksir Pamsetamol, eliksir Teofilin Natrium Glisinat, dan eliksir
Batugen (sediaan obat tradisional). Selain itu alkohol juga digunakan sebagai pelarut
larutan injeksi, misalnya injeksi siklosporin.
Alkohol banyak digunakan untuk menyari zat aktif dari tumbuhan hingga dipleh bentuk
ekstrak (sari) dengan kadar alkohol sekitar 5%. Dalarn hanyak ha1 ekstrak semacam itu
diproses lebih lanjut untuk mendapatkan ekstrak kering yang lebih stabil dan lebih mudah
mengemasnya. Selain dalam obat, alkohol banyak digunakan dalam sediaan kosmetika,
utamanya sediaan parfum (eadu de colognette, eadu de toilette, dsb). Hal ini diiarenakan
"zat wangi" yang berupa minyak atsiri (minyak menguap) tidak larut dalam air tetapi
mudah larut dalarn alkohol. Ada ikhtiar mengganh alcohol dengan amil-alkohol atau
dengan menarnbahkan surfhktans (solubilizer) tetapi setelah diaplikasikan memberikan
residu yang menempel pada kulit (Sticky) atau kain sehingga kurang nyaman dan tidak
disukai.
c. Alkohol sebagai pengawet
Agar alkohol dapat behgsi sebagai preservatif (pengawet) kadar alkohol harus mencapai
18% atau lebih. Karena kadar alkohol ini cukup tinggi dan kurang menguntungkan
sebagai sediaan obat, fungsi preservatif ini sering digantikan senyawa lam, misalnya
natrium benzoate metilpambm, dan sebagainya. Dengan perkataan lain kadar alkohol
yang lazim terdapat dalam sediaan obat tidak dapat berfbgsi sebagai preservative
d. Alkohol sebagai flavourant
Alkohol tidak jarang digunakan sebagai flavourant (penyegar rasa) di samping sebagai
pelarut flavourant agar rasa sediaan obat larutan lebih disukai pasien. Kebanyakan
flavourant berupa minyak atsiri yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol.
Untuk maksud ini biasanya kadar alkohol yang diperlukan relatif kecil (1% - 5%).
Beberapa sediaan obat, utamanya obat batuk dan obat influenza yang mengandung
alkohol dapat disebutkan antara lain: Benadryl, Domeryl, Eksedryl, Inadryl, Kemodryl,
Niriton, Panadrop, Reskof, Rhinodin, Sanaflu.

C. Alkohol dan Khamr


Di muka telah disebutkan bahwa persoalan alkohol sering dikaitkan dengan khamr. Hal
ini mudah dipahami karena (i) khamr tegas-tegas dinyatakan haram (Quran clan Hadits),
(ii) keharaman kharnr terkait dengan mabuk, dan (iii) zat penyebab mabuk dalam khamr
adalah alkohol. Sebagaimana dimaklumi ummat Islam, pengharaman kharnr melalui tiga
tahap yakni (i) informasi bahwa khamr itu ada manfaat tetapi dosa (mudhorot)- nya lebih
besar dibanding manfaatnya, (Al-Baqarah, 21 9), (ii) larangan melakukan shalat sewaktu
mabuk, (AnNisaa', 43), dan (iii) perintah meninggalkan khamr karena ia kotor (rijsun)
dan merupakan perbuatan syaitan, (Al Maidah, 90). Pengharaman khamr dipertegas
dengan pernyataan Nabi: " Setiap yang memabukkan itu khamr dun setiap khamr itu
haram" (HR Muslim). Pertanyaannya kemudian, bagaimana halnya dengan alkohol?
Telah disebutkan di muka bahwa dalam khamr hasil fermentasi terdapat gula, air, alkohol
dengan kadar lebih rendah dari 13%, dan karbon dioksida. Dari empat komponen tersebut
diketahui hanya alkohol yang menyebabkan mabuk. Oleh karena itu dapat dipahami
kalau keharaman khamr dikaitkan dengan alkohol, bahkan alkohol diidentikkan dengan
khamr, yang dalam bahasa keseharian dikenal sebagai minuman keras. Lebih lanjut
muncul pertanyaan (i) karena khamr itu haram, apakah alkohol juga haram, (ii) kalau
alkohol haram, bagaimana dengan minuman yang mengandung alkohol; padahal tidak
memabukkan kalau diminum sesuai takaran? (iii) kalau khamr yang diharamkan itu
kandungan alkoholnya maksimum 13%, berapa % kadar alkohol dalam minuman yang
diharamkan? Kalau diperhatikan jenis khamr (minuman keras) jaman Rasulullah (dan
sebelumnya) pastilah relatif masih sederhana, dilakukan dengan proses fermentasi biasa.
Dengan demikian kandungan alkohol pasti di bawah 13%. Kalau khamr dengan
kandungan alkohol sebesar 13% saja haram karena memabukkan (kalau diminum
sebagaimana lazimnya orang minum), maka dapat dipastikan kalau khamr atau minuman
keras dengan kandungan alkohol di atas 13%, haram meminurnnya karena pasti
memabukkan. Apalagi kalaarkadar alkoholnya 95% atau alkohol murni (1 00%). Perlu
dicatat bahwa kalau ada minuman keras dengan kadar alkohol di atas 13%, dapat
dipastikan telah terjadi penambahan alkohol murni atau alkohol kadar tinggi (95%) dari
luar. Padahal Rasulullah pernah bersabda bahwa "(minuman) apapun kalau banyaknya
memabukkan, maka sedikitnyapun haram ". Sabda ini mengisyaiat kan bahwa kalau
seseorang meminum minuman yang haram karena rnemabukkan, sekalipun tidak mabuk
(karena hanya sedikit), tetap haram.
Oleh karena itu, orang dapat mabuk jika meminum khamr (minuman keras) dengan kadar
alkohol rendah (5%) tetapi jumlah yang diminum cukup besar. Sebaliknya, sekalipun
kadar alkohol dalarn minuman kems cukup tinggi (40%, vodka), tetapi jikalau yang
diminum hanya sedikit ( 20 rnL), orang tidak akan mabuk! Penelitian fmakologis
menunjukkan bahwa seseorang akan mabuk kalau kadar alkohol murni dalam 'darah
mencapai 0,15 % (0,15 GI 100 mL) atau lebih. Kadar ini dapat dicapai kalau seseorang
meminum alkohol murni sebanyak 60 mL atau lebih dalam waktu 1 jam. Secara
sederhana dapat dihitung, kalau seseorang minum 150 mL (315 gelas biasa) minuman
keras dengan kadar alkohol40% (vodka) akan mabuk karena ke dalarn tubuh akan masuk
alkohol mumi sebanyak 40% x 150 mL = 60 mL. Sementara kalau seseorang minum
minuman lain (teh, kopi, sari buah, dsb) sebanyak itu tidak akan mabuk dan tidak akan
menimbulkan efek yang merugikan. Secara teoretis, kadar alkohol darah 0,15% juga
dapat dicapai kalau seseorang minum bir dengan kadar alkohol 5% sebanyak 1.200 rnL
(5 gelas biasa) dalam rentang waktu 1 jam. lni sangat lazim terjadi di tempat mereka
minum (pub). Dengan perhitungan yang sama, orang dapat mabuk kalau makan tape
(kadar alkohol4-5%) sebanyak 1,5 KG. Ini tidak lazim karena sebelum mabuk sudah
terlalu kenyang.

D. Efek Alkohol dalam Tubuh


Allah Yang Maha Bijak telah mengisyaratkan bahwa khamr (alkohol) ada gunanya bagi
manusia tetapi mudhorot (dosa)-nya lebih besar dibanding manfaatnya. Secara
farmakologis alkohol berpengaruh buruk bagi manusia sccara rnenyeluruh kalau masuk
tubuh. Hampir semua organ utama terpengaruh oleh alkohol, utarnanya susunan saraf
sentral (otak). Oleh pengaruh alkohol, secara bertahap bergantung kadar alkohol dalarn
darah, mulai dari berkurangnya keseimbangan, menurunnya kontrol refleks dan motorik,
penglihatan menjadi kabur, jalan sempoyongan, bicara ngelantur talc terkendali. Kondisi
inilah yang dikenal sebagai mabuk: kesadaran akalnya hilang hingga tidak sadar apa yang
dikatakan dan dilakukan. Padahal kelebihan dari kemuliaan manusia atas makhluq lain
(hewan) pada hakekatnya adalah pada akalnya. Tertutupnya aka1 akibat minuman
beralkohol (khamr) sehingga hilang kesadaran akan diri dan perbuatannya, sungguh telah
menjatuhkan martabat kemanusiaannya menjadi lebih rendah daripada binatang. Itulah
sebabnya, sekalipun alkohol memberi manfaat bagi manusia kalau digunakan di luar
tubuh, tetapi kemanfaatan itu tidak sepadan bila dibanding hilangnya martabat
kemanuasiaan sebagai makliluh yang dimuliakan Allah. Selain itu sudah luas diketahui
bahwa alkohol menimbukan toleransi, ketergantungan fisik, dan ketergantungan psikis
(addiksi atau habituasi) yang berakhir dengan alkoholisme, suatu penyakit sosial yang
sulit diobati dan menelan banyak korban. Selain itu alkohol juga diketahui berpengaruh
buruk pada: (i) Hati (lever), menyebabkan pinbunan lemak, peradangan, dan sirosis (ii)
Jantung, mengurangi kontraktilitas otot jantung, menurunkan tekanan darah (iii) Janin,
menyebabkan pertumbuhan talc normal: wanita hamil mesti berhati-hati dengan produk
beralkohol (iv) Nutrisi, berkurangnya nafsu makan sehingga te rjadi kurang gizi (v)
Interaksi dengan obat. Hampir semua ohat berinteraksi dengan alkohol dan dapat te rjadi
potensiasi. Ini sangat berbahaya kalau diminum bersama obat penekan saraf pusat (obat
tidur, penenang, dsb.) dengan akibat kematian. (vi) Anak, sangat peka terhadap alkohol,
oleh karenanya hams sangat hatihati penggunaan obat beralkohal bagi anak. Kenyataan di
atas membuktikan kebenaran sabda Nabi yang menyatakan bahwa "khamr (alkohol) itu
bukan obat, tetappenyakit '" Muslun, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi). Bahkan Nabi juga
menegaskan bahwa "Khamr (alkohol) itu induknya perbuatan keji dan dosa terbesar".
(HR Ahmad, Muslim, AthThabamni). Berat atau ringannya efek alkohol, utamanya
terhadap susunan saraf sentral, sangat bergantung pada kadar alkohol dalam darah, yang
berarti juga bergantung pada jumlah alkohol murni yang diminum seseorang. Kalau kadar
alkohol dalam darah rnencapai 0,30% orang akan benar-benar mabuk (intoksikasi), tidak
mampu mengendalikan fisik dan kesadarannya, dan selanjutnya akan mengalami koma
(pingsan) kalau kadar alkohol darah mencapai 0,40%. Akibat paling fatal adalah
kematian karena pusat kendali pemafasan terganggu. Ini te rjadi pada kadar alkohol darah
0,60%.
E. Fatwa MUI Tentang Alkohol
Islam adalah agama yang bertujuan memelihara keselamatan mulai dari agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta ini sesuai dengan konsep maqasid syariah. Untuk itu, segala
sesuatu yang memberi manfaat bagi tercapainya tujuan tersebut diperintahkan, dianjurkan
atau diizinkan untuk dilakukan, sedang yang merugikan bagi tercapainya tujuan tersebut
dilarang atau dianjurkan untuk dijauhi. Saat ini alkohol adalah sebuah polemik dalam
ruang lingkup masyarakat. Pasalnya alkohol banyak digunakan sebagai bahan baku,
bahan tambahan, ataupun bahan penolong dalam pembuatan makanan, minuman, obat-
obatan, dan kosmetika, serta kepentingan lainnya. Alkohol merupakan senyawa yang
banyak mempunyai dampak buruk yang ditimbulkan yaitu:
1) Dapat mengakibatkan lupa kepada Allah swt dan merupakan sumber segala kejahatan,
karena alkohol dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi
Muhammad saw, khamar itu sumber kejahatan).
2) Dapat merusak kesehatan, karena alkohol dapat merusak organ hati, saluran
pencernaan, sistem peredaran darah, dan pada gilirannya dapat mengakibatkan
kematian. Dengan hal ini Allah swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah 2/195 : Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.
3) Dapat menghancurkan potensi sosial ekonomi, karena peminum alkohol
produktivitasnya akan menurun.
4) Dapat merusak keamanan dan ketertiban masyarakat, karena peminum minuman
beralkohol sering melakukan perbuatan kriminalitas yang meresahkan dan
menggelisahkan masyarakat serta sering terjadi kecelakaan lalu lintas karena
mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
5) Dapat membahayakan kehidupan bangsa dan negara karena minuman beralkohol
dapat mengakibatkan rusaknya persatuan dan kesatuan yang pada gilirannya merusak
stabilitas nasional, mentalitas, dan moralitas manusia Indonesia masa depan. Berkenan
dengan hal ini.
Memperhatikan hal itu, LPPOM MUI menjelaskan dalam rapat tim gabungan komisi
fatwa dan LPPOM bahwa :
1) Secara kimiawi, alkohol tidak hanya terdiri dari etanol, melainkan juga mencakup
senyawa lain, seperti metanol, propanol, butanol, dan sebagainya. Hanya saja etanol
(dengan rumus kimia C2H5OH) banyak digunakan untuk produksi produk pangan,
obat-obatan dan kosmetika. Namun etanol (etil alkohol) di dunia perdagangan dikenal
dengan nama dagang alkohol.
2) Dilihat dari proses pembuatannya, etanol dapat dibedakan menjadi etanol hasil
samping industri khamar dan etanol hasil industri non-khamar (baik merupakan hasil
sintesis kimiawi dari petrokimia ataupun hasil industri fermentasi non-khamar).
Maka dalam fatwa MUI dalam hal ketentuan umum menetapkan, khamar adalah setiap
minuman yang memabukkan, baik dari anggur atau yang lainnya, baik yang dimaksud
ataupun tidak. Sedangkan alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) yang terikat
pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol tersebut adalah R-OH atau Ar-OH
dimana R adalah gugus alkil dan Ar adalah gugus aril. Dalam ketetapan umum fatwa
MUI juga menjelaskan bahwa minuman beralkohol adalah:
1. Minuman yang mengandung etanol dan senyawa lain diantaranya metanol,
asetaldehida, dan etilasetat yang dibuat secara fermentasi dengan rekayasa dari
berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat.
2. Minuman yang mengandung etanol atau metanol yang ditambahkan dengan sengaja.
Dari ketentuan umum diatas MUI dalam fatwanya hukum alkohol adalah sebagai berikut:
a. Meminum minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum
hukumnya haram.
b. Khamar sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum adalah najis.
c. Alkohol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum yang berasal dari khamar
adalah najis. Sedangkan alkohol yang tidak berasal dari khamar tidak najis.
d. Minuman beralkohol adalah najis jika alkohol/etanolnya berasal dari khamar, dan
minuman beralkohol adalah tidak najis jika alkohol/etanolnya berasal dari bukan
khamar.
e. Penggunaan alkohol/etanol hasil industri khamar untuk produk makanan, minuman,
kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya haram.
f. Penggunaan alkohol/etanol hasil industri non-khamar (baik merupakan hasil sintesis
kimiawi dari petrokimia ataupun hasil industri fermentasi nonkhamar) untuk proses
produksi makanan, minuman, kosmetika dan obatobatan, hukumnya mubah apabila
secara medis tidak membahayakan.
g. Produk-produk makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan tidak mengandung
alkohol lebih dari satu persen penggunaannya.
h. Penggunaan alkohol/etanol hasil industri non-khamar (baik merupakan hasil sintesis
kimiawi dari petrokimia ataupun hasil industri fermentasi non-khmar) untuk proses
produksi produk makanan, minuman, kosmetika, dan obatobatan, hukumnya haram
apabila secara medis membahayakan.
BAB VI
KONSEP HALALNYA VAKSIN DI SEDIAAN FARMASI
BAB VII
KONSEP HALALNYA GELATIN PADA KAPSUL DI
SEDIAAN FARMASI
BAB VIII
TANAMAN HERBAL YANG TERTUANG DI AL QURAN
DAN SUNNAH
Allah SWT menciptakan alam semesta dalam sebuah proses yang sangat sistematis. Tahap
demi tahap, ukuran demi ukuran, proporsi demi proporsi senantiasa dapat kita jumpai dalam
setiap sistem di alam semesta. Kita lihat bagaimana keagungan, kesempurnaan dan
keMahakuasaan Illahi dalam proses penciptaan alam semesta yang tiada tara. Alam semesta
berawal dari kesatuan yang padu, lalu dikembangkan dengan “kekuatan” serta “energi” yang
maha dahsyat (QS. Al-Anbiya‟ [21]: 30). Dari sanalah tercipta semua materi, ruang dan
waktu dalam ukuran yang menakjubkan. Dari fenomena tersebut bermunculanlah berbagai
tanaman hijau yang indah dan sangat bermanfaat. Al-Qur‟an bukanlah kitab sains. Tetapi ia
memberikan prinsip-prinsip sains yang selalu dikaitkannnya dengan metafisik dan spiritual.
Allah tidak menjelaskan secara detail tentang segala sesuatu di dalam Al-Qur‟an, tetapi Allah
memberikan gambaran besar, pemantik dan juga petunjuk agar manusia menggunakan akal
mereka. Seperti penggambaran tentang permulaan alam semesta dalam Q.S. al-Anbiya‟ [21]:
30, anatomi tumbuhan pada Q.S. alMukminun (23): 19-203 dan lain-lain. Allah SWT, dalam
wahyu yang di turunkan-Nya tidak membuat pernyataan yang saintifik, tetapi menunjukkan
tanda-tanda(ayat-ayat) berupa fenomena alam dan ciptaan. Jika dipahami secara benar akan
mengantarkan kepada kebenaran tertinggi, yaitu Allah SWT. Al-Qur‟an juga sering
menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai bukti kekuasaan Allah dan perumpamaan untuk
menyampaikan suatu hikmah. Selain itu, ada beberapa tumbuh-tumbuhan dan juga buah-
buahan yang disebutkan secara jelas namanya dalam Al-Qur‟an. Penyebutan nama tumbuh-
tumbuhan dan buahbuahan dalam Al-Qur‟an tentu bukan tanpa maksud, pasti ada sebab dan
tujuan dalam penyebutan tersebut. Bahkan tidak hanya sekedar disebutkan, melainkan Allah
juga menjelaskan fungsi dan manfaat dari tumbuhan-tumbuhan yang berguna bagi manusia
seperti halnya tumbuhan sebagai ṣifa‟ (obat). Hal ini mengukuhkan kembali apa yang menjadi
fungsi Al-Qur‟an, sebagaimana yang terungkap dalam QS. Al-Isra‟ [17]: 82
“Dan kami turunkan dari al-Qur‟an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al-Qur‟an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang ẓalim
selain kerugian.”
Selain pada itu, manfaat penyebutan tumbuhan tersebut juga berimplikasi pada pengetahuan
manusia dalam memperhatikan serta menjaga kesehatan jiwa dan raganya. Bahwasannya
penyebutan tumbuhan yang mempunyai posisi sebagai obat dapat diketahui identitas dan zat
yang terkandung didalamnya sehingga manusia dapat memanfaatkannya secara cerdas.
Dimana hal tersebut tentu sangat berguna bagi keberlangsungan hidup manusia. isadari atau
tidak, kesehatan memang merupakan hal terpenting dalam hidup ini sehingga memiliki badan
yang sehat merupakan dambaan setiap orang. Segala aktivitas akan terasa mudah dikerjakan
apabila kesehatan terjaga dengan baik. Terlebih di zaman modern seperti sekarang ini.
Tingkat persaingan hidup begitu tinggi dan terus berkembang. Bila kesehatan kita menurun
atau bahkan jatuh sakit maka kita akan tersisih dari persaingan.

A. Pengertian Tumbuhan Obat


Al-Qur‟an menegaskan bahwasannya tumbuhan adalah anugerah khusus yang Allah
berikan kepada manusia. Surga yang berupa taman, menurut Al-Qur‟an, adalah dunia
dalam kualitas terbaiknya, sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut,
          
          
       
       
           
Allah berfirman, “aku bersamamu”. Sungguh, jika kamu melaksanakan sholat, dan
menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku, dan kamu bantu mereka, dan
kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan aku hapus kesalahan-
kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. Tapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia
telah tersesat dari jalan yang lurus. QS. Al-Maidah[5]: 12.
Banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup di di bumi ini dengan adanya air hujan, ada
tumbuhan yang tergolong tumbuhan tingkat rendah yaitu tumbuhan yang tidak jelas
bagian akar, batang dan daunnya, dan tumbuhan tingkat tinggi yakni tumbuhan yang bisa
dibedakan akar, batang dan daunnya secara jelas. Bagian tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah dan
bijinya. Tercantum dalam QS. Al-Syu‘ara[26]: 7.

           
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi
itu berbagai macam pasangan (tumbuh-tumbuhan) yang baik?
Tumbuhan yang baik dalam hal ini adalah tumbuhan yang bermanfaat bagi makhluk
hidup, termasuk tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan tumbuhan yang
bermacam-macam jenisnya dapat dipilah dan digunakan sebagai obat dari berbagai
penyakit, dan ini merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus dipelajari dan
dimanfaatkan sesuai perintah yang tertulis dalam Firman-Nya.
B. Ayat-Ayat Tumbuhan Berkhasiat Obat Dalam Al-Quran
1. Anggur
Allah SWT juga telah menyebut-nyebut anggur dalam Al-Qur‟an tentang sejumlah
kenikmatan yang Allah berikan kepada para HambaNya di dunia dan juga di surga nanti.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nahl[16]: 67

       


        
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki
yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”
Ayat mengenai anggur juaga disebut dalam QS. Al-Kahfi[18]: 32
         
     

“Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang laki-
laki, yang seorang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi
kedua kebun itu dengan pohonpohon kurma dan diantara keduanya (kebun itu) Kami
buatkan ladang.”
Diketahui ada banyak manfaat anggur bagi kesehatan antara lain sebagai berikut:
Mencegah penyakit kronis 
Melansir Healthline, buah anggur mengandung antioksidan penting seperti antosianin,
polifenol, vitamin C, beta-karoten, quercetin, lutein, likopen, dan asam ellagic yang
bermanfaat untuk mencegah penyakit kronis. Kandungan antioksidan buah anggur merah
lebih banyak ketimbang anggur hijau atau warna lainnya. Senyawa penting ini paling
banyak ditemukan di kulit atau biji anggur. Seperti diketahui, antioksidan memainkan
peran penting dalam memperbaiki sel yang rusak karena radikal bebas pemicu stres
oksidatif.  Stres oksidatif selama ini menjadi biang sejumlah penyakit kronis seperti
diabetes, kanker, sampai penyakit jantung. 
Potensial melawan kanker 
Kombinasi senyawa antioksidan resveratrol, quercetin, antosianin, dan katekin potensial
untuk membantu mencegah sekaligus mendukung pengobatan penyakit
kanker. Antioksidan ini bisa membantu melawan kanker dengan cara mengurangi
peradangan, menghalangi pertumbuhan, dan penyebaran sel kanker. Beberapa penelitian
terbatas maupun laboratorium membuktikan manfaat anggur ini potensial melawan
penyakit kanker usus dan kanker payudara. 
Menurunkan tekanan darah 
Satu cangkir buah anggur mengandung 288 miligram kalium, atau bisa mencukupi enam
persen kebutuhan kalium harian tubuh. Mineral ini diperlukan untuk mengontrol kadar
tekanan darah. Kurangnya asupan kalium rentan meningkatkan risiko tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, dan stroke. 
Membantu mengurangi kolesterol tinggi 
Kandungan senyawa resveratrol juga dapat membantu mengurangi kolesterol tinggi
dengan mengikat kolesterol. Penelitian kecil yang melibatkan 69 penderita kolesterol
tinggi menunjukkan, penderita yang makan tiga porsi anggur merah sehari selama
delapan minggu terbukti memiliki kadar kolesterol jahat (LDL) lebih rendah. 
Menurunkan gula darah tinggi 
Kendati punya cita rasa yang manis, anggur termasuk buah yang baik dikonsumsi
penderita diabetes karena kadar indeks glikemiknya rendah. Selain itu, manfaat anggur
terbukti dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Dalam studi terkontrol pada 38
pria selama 16 minggu, pria yang mengonsumsi 20 gram ekstrak anggur per hari terbukti
memiliki kadar gula darah lebih rendah. Anggur juga bisa membantu mengontrol gula
darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin. 
Menjaga kesehatan mata 
Beberapa penelitian terkontrol maupun riset laboratorium menunjukkan, anggur bisa
membantu menjaga kesehatan mata. Buah ini bisa mencegah kerusakan retina,
menurunkan risiko gangguan penglihatan degenerasi makula terkait usia, mencegah
katarak dan glaukoma, serta melindungi mata dari kerusakan akibat paparan sinar biru.
Meningkatkan daya ingat, fokus, dan suasana hati 
Rutin makan buah anggur juga bisa membantu meningkatkan daya ingat dan kesehatan
otak. Selain itu, anggur juga potensial untuk meningkatkan suasana hati lebih positif,
meningkatkan fokus, serta mencegah alzheimer dan demensia. 
Mendukung diet sehat 
Manfaat anggur untuk diet sehat yakni bisa untuk mendukung program manajemen berat
badan. Anggur termasuk jenis makanan rendah kalori, bebas lemak, dan punya indeks
glikemik yang rendah. Untuk mendukung diet sehat, rajin-rajinlah makan anggur, jaga
pola makan sehat, minimalkan asupan gula, dan rutin olahraga. Baca juga: 9. Menjaga
daya tahan tubuh.Senyawa antioksidan anggur membantu melindungi kesehatan dan
fungsi sel penunjang sistem daya tahan tubuh. Buah ini juga terbukti bisa melindungi
tubuh dari serangan bakteri, virus, atau jamur tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan
khasiat anggur berguna untuk melawan penyakit flu, menghentikan penyebaran virus
herpes, cacar air, infeksi jamur, dan mencegah perkembangan bakteri E.coli. 
Menunjang kesehatan kulit 
Selain sederet khasiat anggur di atas, anggur juga bisa melindungi tubuh dari efek buruk
paparan sinar matahari. Selain itu, manfaat anggur untuk kulit yang sayang dilewatkan
yakni membuat tampilan terlihat lebih awet muda.

2. Bawang merah
Disebutkan dalam QS. Al-Baqarah [2] :61
          
        
        
           
        
       
      

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan
satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami dari apa yang
ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang
adasnya dan bawang merahnya”. Musa berkata, “Maukah kamu mengambil yang
rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu
memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan
kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka
selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak
dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas.”
Manfaat bawang merah bagi kesehatan antara lain:
a) Mendukung kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah.
b) suplementasi oral bawang merah dikombinasikan dengan obat cetirizine memberikan
efek penyembuhan yang lebih baik dibandingkan dengan obat tunggal.
c) Menghilangkan radikal bebas berarti bisa membantu meningkatkan dan menjaga daya
tahan dan kekebalan tubuh. 
d) Bawang merah mengandung serat sehingga membantu proses pencernaan. 
e) berpotensi membantu penderita diabetes.
f) mengonsumsi bawang setiap hari berpotensi meningkatkan kepadatan tulang pada
wanita menopause.
3. Bawang Putih
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah[2]: 61, seperti yang telah tersebut diatas.
Bagi kesehatan, antara menurunkan tekanan darah dan kolesterol, menjaga
kesehatan jantung, mencegah flu, menurunkan risiko osteoarthritis, mengurangi
risiko kanker paru, mencegah alzheimer dan demensia ,memberikan efek
detoksifikasi, meningkatkan kesehatan tulang, mencegah kerusakan hati,mencegah
kelahiran premature.
4. Buah Tin
Buah Tin disebut dalam QS. At-Tin[95]: 1,
  
“Dan Demi (buah) Ṭin dan (buah) Zaitun,”
Menurut hasil penelitian medis, buah yang besarnya seperti buah kelengkeng itu selain
kaya akan kalsium dan potasium juga mengandung zat benzaldehyde yang bermanfaat
melawan sel-sel kanker. Di dalam buah tin yang rasanya manis itu juga mengandung zat
yang sangat penting bagi tubuh manusia karena dapat mengurangi kolesterol jahat,
menguatkan jantung dan menormalkan pernafasan bagi penderita sesak nafas. Buah yang
juga dikenal dengan nama Ara atau Figs itu banyak dijumpai di negara-negara Arab.
Buah ini mudah dicerna oleh alat pencernaan, bermanfaat untuk mengobati sulit buang air
besar, bermanfaat untuk hati dan limpa. Buah yang rasanya manis seperti korma ini juga
lebih mirip sebagai makanan biasa karena mengenyangkan seperti buah korma sehingga
warga Arab jarang memasukkannya dalam daftar buah-buahan. Penelitian tentang
kandungan benzaldehyde dalam buah Tin sebenarnya telah diungkap dalam jurnal yang
dimuat website Cancer Cure Foundation. Website ini menyebutkan bahwa riset yang
dilakukan para ahli dari Institute of Physical and Chemical Research di Tokyo
menunjukkan benzaldehyde terbukti efektif dalam menghambat tumor. Selain itu,
Departemen Pertanian Amerika Serikat mengungkapkan bahwa buah Tin mengandung
beragam nutrisi mulai dari vitamin A, C, kalsium, magnesium hingga potasium. Buah ini
juga baik untuk mengendalikan nafsu makan dan membantu usaha penurunan berat
badan. Jus buah Tin pun merupakan minuman yang baik untuk membunuh bakteri
merugikan dalam sebuah peneltian.
5. Jahe
Allah berfirman dalam QS. Al-Insan[76]: 17,
      

“Dan disana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe.”


Jahe dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal karena mengandung minyak atsiri dengan
senyawa kimia aktif, seperti: zingiberin, kamfer, lemonin, borneol, shogaol, sineol,
fellandren, zingiberol, gingerol, dan zingeron yang berkhasiat dalam mencegah dan
mengobati berbagai penyakit. Senyawa kimia aktif yang juga terkandung dalam jahe
yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, adalah gingerol, beta-caroten, capsaicin,
asam cafeic, curcumin dan salicilat. Jahe dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
vertigo, mual-mual, mabuk perjalanan, demam, batuk, gangguan saat menstruasi, kanker,
dan penyakit jantung. Jahe berkhasiat untuk mengobati penyakit impoten, batuk, pegal-
pegal, kepala pusing, rematik, sakit pinggang, dan masuk angin. Jahe berkhasiat untuk
mengatasi gangguan pencernaan yang berisiko terhadap kanker usus besar dan sembelit,
menyembuhkan penyakit flu, meredakan mual-mual pada wanita yang sedang hamil,
mengurangi rasa sakit saat siklus menstruasi, mengurangi risiko serangan kanker
colorectal, dan membantu meningkatkan kesehatan jantung. Jahe sangat efektif untuk
mencegah atau menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung gingerol yang
bersifat antiinflamasi dan antioksidan yang sangat kuat. Lebih lanjut dinyatakan bahwa
jahe berkhasiat untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti mual-mual pada saat wanita
sedang hamil, mengurangi rasa sakit dan nyeri otot, membantu menyembuhkan penyakit
osteoarthritis, menurunkan kadar gula darah pada pasien yang menderita diabetes tipe 2
yang sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung, membantu mengatasi gangguan
pencernaan kronis, mengurangi rasa sakit saat wanita sedang menstruasi, menurunkan
kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, membantu mencegah penyakit
kanker (karena aktivitas 6-gingerol) terutama kanker pancreas, payudara dan kanker
ovarium, meningkatkan fungsi otak dan mengatasi penyakit Alzheimer, dan membantu
mengatasi risiko serangan berbagai penyakit infeksi.

6. Kurma
Allah berfirman dalam QS. Ar-Rahman[55]: 11,

     


“Didalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang”
Allah juga berfirman pada ayat lain, QS. Ar-Ra‟du[13]: 4,
       
           
“Dan dibumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebunkebun anggur,
tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, disirami dengan air yang sama, tetapi
kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orangorang yang
mengerti.”
Berdasarkan kajian kimia dan fisiologi Dr Ahmad Abdul Ra’ouf Hisyam dan Dr. Ali
Ahmad Syahhat, data berikut diperoleh ². Memakan ruthab dan atau tamar ketika berbuka
puasa akan menambahkan peratus kandungan glukosa dan sukrosa dalam badan. Penyakit
anemia (kurang darah) akan berkurangan dan tubuh tidak pucat. Ketika perut kosong, saat
itulah makanan yang mengandungi nutrien glukosa dan sukrosa akan mudah dicerna dan
diserap secara cepat dan maksimum. Jadi, kandungan glukosa dan sukrosa dalam ruthab
dan tamar yang banyak itu menjadikan proses mencerna dan menyerap di dalam badan
sangat mudah. Kurma berserat tinggi, mengandung kalisum, potassium, folat, vitamin A,
B, B1, B2, B3 C dan E, bebas lemak dan bebas kolestrol yang membantu dalam
mencegah penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis. “Dari segi perubatan,
amalan memakan kurma setiap hari boleh mengurangkan risiko seseorang itu diserang
penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis kerana mengandungi zat galian seperti
potasium, kalsium dan zat besi yang boleh menyihatkan sel darah merah”. Prof. Madya
Aslah Zain.
Manfaat Kurma Sangat Baik untuk Membantu Proses Persalinan Penelitian yang terbaru
menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju
gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke
pembuluh nadi). Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti
Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma
mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga
Maryam dengan mudah melahirkan anaknya. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah
membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya : “Tidak ada sesuatu yang
lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah (Tafsir Ibni Katsir
(V/168), Tahqiq : Hani AlHaj, cet. Al-Maktabah At-Tauqifiyah, Mesir). Dokter Muhammad An-
Nasimi dalam kitabnya, AthThibb An-Nabawy wal Ilmil Hadits (II/293-294) mengatakan, “Hikmah
dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat
membutuh kan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi
otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang
lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan
menambah masa sistolenya (kontraksi jantung ketika darah dippompa ke pembuluh nadi). Dan kedua
unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat
mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh” Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan
bagi perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim
seperti sedia kala sebelum waktu hamil yang berikutnya. Hal ini karena dalam kurma segar
terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kalahiran.
Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan
betina melahirkan dan menyusui. Sedangkan Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel
usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang
bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.
Manfaat kedua adalah Menetralisir Asam. Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang
menetralisasi asam, seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk
menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam
setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.
Manfaat lainnya adalah kandungan glukosa sangat tinggi sehingga baik untuk makanan pertama buka
puasa. Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, serat sebanyak 2.0 – 4.0 persen
dan gula sebesar 50 – 70 persen glukosa. Dengan kandung gula seperti itu, kurma mampu memberi
tambahan tenaga bagi orang yang berbuka puasa hingga ia akan merasa segar dan bertenaga uuntuk
beribadah tanpa rasa letih ataupun mengantuk. Biasany, bagi yang merasa letih dan mengantuk disaat
melaksanakan shalat tarawih disebabkan karena makanan yang dikosumsi kebanyakan mengandung
karbohidrat yang tidak menyediakan tenaga instant (tambahan). Oleh karena itu, untuk menghindari
hal tersebut, buah kurma adalah jawabannya.
Selanjutnya adalah mengatasi Sembelit Serat pangan yang terkandung dalam kurma cukup besar,
sekitar 2,2 gram per 100 gram. Serat bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan
menghambat penyerapan lemak atau kolesterol di dalam usus besar, sehingga kolesterol dalam darah
tidak meningkat.
7. Zaitun
Allah berfirman dalam QS. An-Nuur[24]: 3,
            
      
“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti
sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tidak tumbuh di
timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki,
dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”

Dalam dunia ilmiah, buah zaitun memilliki nama ilmia Olea europaea yang masih
tergolong dalam famili Oleaceae. Pohon Zaitun merupakan pohon yang berumur panjang
untuk masa yang lebih dari seratus tahun bahkan ribuan tahun. Ia menghasilkan buah
secara terus-menerus tanpa harus menguras tenaga manusia, sebagaimana ia akan selalu
nampak indah bila dipandang. Zaitun dalam berbagai penelitian diyakini memiliki banyak
khasiat dan keistimewaan, dari batang, daun hingga buahnya. Kandungan yang ada di
dalam buah zaitun bagitu kompleks antara lain terdapat kadar protein, gizi dan anti
oxidan yang besar, sebagaimana ia memiliki kadar garam yang mengand ung kalsium, zat
besi, dan fosfat. Ini merupakan zat-zat penting dan vital yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Di samping itu buah/daun/minyak/juice Zaitun,dapat digunakan sebagai anti
infeksi organ dalam, seperti, ginjal ,empedu dan mengandung senyawa koloid yang dapat
membunuh sel-sel kangker. Kandungan senyawa yang terdapat dalam zaitun seperti
fenol, tokoferol, sterol, pigan dan squalene memegang peranan penting dalam kesehatan
dan penyembuhan beberapa penyakit. Senyawa fenol diyakini berfungsi sebagi
antioksidan yang sangat kuat. Kesemua senyawa yang bermanfaat itu tadi terkandung di
dalam eksrtak buah zaitun yang berupa minyak
Daun zaitun sudah lama dimanfaatkan masyarakat kuno Yunani sebagai pembasuh luka.
Daun zaitun juga dipakai sebagai obat kandung kemih dan riset menunjukkan daun zaitun
memiliki kemampuan membantu penurunan kadar gula dalam darah sebagaimana juga
bermanfaat menurunkan tekanan darah tinggi. Daun tersebut juga mengandung zat anti
mikroba dan sangat efektif memerangi sejumlah jamur, virus, dan bakteri.
Minyak zaitun, yang diperoleh dari estrak buahnya berfungsi melindungi sistem
pencernaan. Jika dioleskan pada bagian luar, minyak zaitun bisa melembabkan kulit dan
berfungsi sebagai penghantar bagi minyak-minyak penting lainnya. Jika dipakai sebagai
minyak goreng atau suplemen makanan, minyak zaitun dapat menjaga jantung dan
pembuluh arteri tetap lentur. Konsumsi minyak zaitun secara teratur terbukti menghindari
penimbunan kolesterol di pembuluh arteri. Dalam Al Qur’an diterangkan bahwa minyak
zaitun dipakai untuk melembutkan dan menjaga elastisitas kulit serta kerap dioleskan
untuk mempercepat penyembuhan kulit yang luka atau iritasi.
BAB IX
THIBBUN NABAWI
(PENGOBATAN NABI MUHAMMAD SAW)

A. Pengobatan Dengan Air


Dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum bahwa pengobatan itu digolong- kan menjadi
dua yakni pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang didapat secara alami dan
pengobatan dengan cara pendekatan psikologis. Bahan-bahan yang dapat digolongkan
sebagai bahan untuk pengobatan telah dapat digambarkan secara gamblang dalam Al-
Qur’an, baik yang berasal dari air hujan, segala sesuatu yang muncul dari tanah seperti
buah-buahan ataupun mata air dan sumur yang atas petunjuk Allah swt., manusia mampu
mencari dan dapat mempergunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep Air dalam
Al-Qur’n dan Kelebihannya. Dalam QS Al-Anbiya,21: 30
          
         

Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada
juga beriman?
DI Jepang, Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan
penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara
agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lalu difoto dengan
mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk
kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato
(terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk
sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal
membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal
terbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga.
Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur. Ketika 500 orang
berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi
mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa
Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Emoto akhirnya
berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina,
dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan
temuannya pada bulan Maret 2005 lalu.Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa
“membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in
Water.
 Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita
magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam
pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain.
 Mungkin ini pulalah jawaban dari pertanyaan, mengapa air putih yang didoakan bisa
menyembuhkan si sakit?. Sesuatu yang dulu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil,
bahkan musyrik, atau dianggap sekedar sugesti. Akan tetapi ternyata molekul air itu
menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada
molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.
 Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang
yang keras pun mengandung 22% air. Air putih galon di rumah, bisa setiap hari
didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminum- nya saleh, sehat,
dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di
tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Pesan tadi akan
dilaksanakan oleh tubuh tanpa disadari. Bila air minum di suatu kota didoakan dengan
keikhlasan, maka semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak
beringas. Rasulullah saw. bersabda: Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat
yang meminumnya’.
 Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barang siapa minum untuk
menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat
karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi
Ibrahim a.s.
 Bila direnungkan, berpuluh ayat Al-Qur’an tentang air, ternyata Allah selalu menarik
perhatian manusia kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan
kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat lainnya yang belum diungkap
manusia.
 Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5
kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan.
Tidak ada agama lain yang menyuruh umatnya memandikan jenazah, malahan ada
yang dibakar.
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya. Dalam tiap katanya, Allah
senantiasa mengajarkan manusia, salah satunya dengan benda-benda yang berada di
sekitar manusia. Air adalah sumber kehidupan dan dengannya manusia dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, air menjadi sumber daya yang
esensial. Firman Allah dalam QS al-Anbiya, 21: 30 di atas. Salah satu cara untuk menjaga
kesehatan secara alami dan Islami sekaligus adalah memperbanyak minum air. Hal
disebabkan karena air merupakan komponen terbanyak dalam tubuh manusia. Bahkan
ketika masih janin, kandungan air dalam tubuh hampir mendekati 100 persen, kemudian
setelah lahir kandungan air dalam tubuh mulai berkurang menjadi 80 persen, kemudian
ketika dewasa menjadi 70 persen, dan ketika sudah lanjut usia bisa menjadi 50 persen.
Hal yang lebih penting untuk diketahui adalah bumi ini memiliki komponen air
terbanyak, yaitu lautan yang luasnya 3 kali lipat dari daratan. Sebagaimana telah
dikemukakan dalam QS al-Anbiya’, 21: 30. Ayat di atas mengisyaratkan jikalau ingin
hidup yang lebih sempurna dan lebih sehat, hendaknya mengkomsumsi air dalam jumlah
yang cukup, baik untuk diminum, atau untuk membersihkan diri dan lingkungan, maupun
untuk bersuci. Para ahli menjelaskan bahwa air merupakan komponen utama sel,
jaringan, dan organ manusia. Penurunan total cairan tubuh bisa menyebabkan penurunan
volume cairan, baik intrasel maupun ekstrasel, yang dapat berimbas pada kegagalan
organ, bahkan kematian. Selain itu, air diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit
seperti penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran nafas, usus, penyakit
kewanitaan, bahkan bisa mengobati penyakit stroke. Seseorang yang mandi pada pagi
hari dengan air, maka peredaran darahnya akan membaik sehingga tubuh terasa lebih
bugar, produksi sel darah putih dalam tubuh akan meningkat, begitu juga produksi
hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita ikut meningkat juga,
serta memberikan kekebalan terhadap virus. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa
seseorang dapat bertahan hidup selama 45-65 hari hanya dengan minum air (tanpa
makan). Bahkan tidak sampai itu saja, Al-Qur’an telah memilihkan suatu cairan yang
paling berkualitas, yaitu air yang berfungsi untuk membersihkan segala sesuatu.

B. Pengobatan Dengan Madu


Beberapa manfaat madu, antara lain:
Meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan serta menghambat bakteri
yang merugikan. Madu membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri bifido yang
merupakan bakteri yang sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan. Membantu
menghambat bakteri yang merugikan seperti Helicobacter pylori, yang dapat
menyebabkan tukak pada lambung.
Memperbaiki dan melindungi sistem pencernaan
(1)Efektif dalam mengatasi diare, dengan cara membantu penyerapan elektrolit dan air,
serta dapat menghambat bakteri E.coli yang menyebabkan diare. (2) Membantu
memperlancar buang air besar, sehingga dapat membantu mengatasi konstipasi/sembelit.
(3) Beberapa penelitian membuktikan bahwa madu dapat membantu mengatasi tukak
(luka) pada lambung serta membantu melindungi lambung dari risiko terjadinya iritasi
yang disebabkan karena mengonsumsi minuman beralkohol dan obat- obatan tertentu.
Membantu penyerapan kalsium
Kandungan asam glukonat dalam madu dapat membantu meningkatkan penyerapan
kalsium.
Sebagai antioksidan
Kandungan nutrisi dalam madu seperti vitamin C, asam organik, enzim, asam fenolik dan
flavonoid bermanfaat sebagai antioksidan tinggi.
Sebagai sumber energi yang baik.
Madu terdiri dari fruktosa dan glukosa yang mudah diubah menjadi energi glukosa oleh
tubuh.
Aman untuk penderita diabetes
Madu dapat digunakan sebagai pengganti gula, dan aman untuk penderita diabetes. Hal
ini disebabkan oleh karena rasa manis yang terdapat dalam madu merupakan zat yang
mudah larut dalam tubuh manusia.
Mempercepat penyembuhan luka
 Madu memiliki sifat higroskopis yang tinggi (mudah menyerap air). Ketika dioleskan
pada luka yang terbuka, madu menarik kandungan air dari luka tersebut, membuat
luka cepat kering, sehingga dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.
 Madu juga dapat mengurangi pembengkakan pada luka sehingga luka dapat sembuh
lebih cepat.
 Sifat anti mikroba dari madu dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri dan
jamur penyebab infeksi pada luka.

C. Pengobatan Dengan Kurma


Kurma tak hanya nikmat dijadikan menu berbuka puasa. Selain merupakan sunah Nabi
saw. dengan berbuka puasa dengan kurma, ternyata kurma mengandung banyak manfaat
dan khasiat yang baik bagi kesehatan. Dalam buah kurma yang telah matang banyak
mengandung gula kurang lebih sekitar 80%, kandungan zat lainnya adalah protein,
lemak, mineral, zat besi, zat magnesium serta zat asam folat. Selain itu buah kurma juga
sangat kaya akan serat dan menjadi sumber kalium yang sangat baik sekali. Dalam 5 butir
buah kurma (sekitar 45 gram) kurang lebih berisi kandungan zat 115 kalori, dan hampir
semuanya adalah zat karbohidrat. Manfaat dan khasiat buah kurma antara lain:
a) Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu
melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas
mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai
pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi
jantung ketika darah di pompa ke pembuluh nadi). Bahkan Allah swt. memerintahkan
Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan
buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah
teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya. Buah kurma matang
sangat kaya dengan unsur Kalsium dan besi. Kadar besi dan kalsium yang dikandung
buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan
air susu ibu. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma dapat
menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan
kalsium merupakan dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya ,
dua unsur ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah
dan tulang sumsum.
b) Rut}ab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-perempuan
ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti semula.
Hal ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon
oxytocine yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oxytocine adalah hormon
yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan
dan menyusui.
c) Buah kurma juga menjadi sumber zat besi yang sangat baik sekali. Zat besi merupakan
satu komponen dari hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah yang bisa
menentukan daya dukung oksigen darah.
d) Pada buah kurma ini banyak sekali mengandung serat dan dapat mencegah penyerapan
kolesterol LDL yang terjadi dalam usus. Selain itu kandungan serat yang terdapat
dalam buah kurma juga dapat membantu melindungi selaput lendir pada usus dengan
mengurangi paparan dan dapat mengikat bahan kimia yang dapat menyebabkan
terjadinya kanker usus besar.
e) Kandungan zat kalium yang terdapat di dalam buah kurma merupakan komponen
sangat penting dari sel dan cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu
mengendalikan denyut jantung dan tekanan darah, hali ini akan memberikan
perlindungan terhadap serangan penyakit jantung koroner dan penyakit stroke.
f) Kurma sebagai makanan laksatif (laxative food), buah kurma sangat bermanfaat untuk
melancarkan buang air besar serta dapat mencegah konstipasi. 7. Kurma juga
mengandung zat antioksidan yang dikenal juga sebagai tanin. Tanin ini berfungsi
sebagai anti-infeksi, anti-inflamasi serta anti-hemoragik.
g) Kandungan zat kalsium yang ada dalam buah kurma merupakan mineral yang sangat
penting untuk pembentukan tulang dan gigi, dan sangat dibutuhkan sekali oleh tubuh
untuk kontraksi otot, penggumpalan pada darah serta konduksi impuls saraf.
h) Zat tembaga pada kurma diperlukan oleh tubuh dalam memproduksi sel darah merah.
i) Zat magnesium dalam buah kurma sangat penting sekali untuk pertumbuhan tulang.
j) Kandungan mangan dalam kurma digunakan oleh tubuh sebagai bagian dari unsur
pendukung untuk enzim antioksidan superoksida dismutase.
k) Memudahkan persalinan dan membantu keselamatan ibu dan bayinya.
l) Menenangkan sel-sel saraf. Buah kurma, baik tamr maupun rut}ab dapat
menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh
karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi
hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih
baik.
m)Buah kurma yang direbus dapat memperlancar saluran kencing. 15. Buah kurma ajwah
dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah dari ganguan jin.
n) Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium
dan potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang
ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetrali- sasi asam setelah
dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.
o) Buah kurma merupakan sumber vitamin A, dan telah dikenal memiliki sifat
antioksidan sehingga sangat penting sekali dan bermanfaat untuk kesehatan mata.
Vitamin A ini juga sangat diperlukan untuk menjaga kulit agar selalu tetap sehat.
Apabila sering mengkonsumsi buah-buahan alami yang banyak mengan- dung vitamin
A diketahui bisa untuk membantu melindungi terjadinya penyakit kanker paru-paru
dan rongga mulut.

D. Pengobatan dengan habbatussauda’


Adapun manfaat Habbatussauda’ antara lain:
a) Menguatkan sistem kekebalan
Habbatussauda dapat meningkatkan jumlah se-sel T, yang baik untuk meningkatkan sel-
sel pembunuh alami. Evektifitasnya hingga 72 % jika dibandingkan dengan plasebo
hanya 7 %. Jadi, Habbatussauda dapat dijadikan sebagai obat untuk penyakit yang
menyerang kekebalan tubuh seperti kanker dan AIDS.
b) Meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan Kewaspadaan
Dengan kandungan asam linoleat (omega 6 dan asam linoleat (Omega 3),Habbatusssauda
merupakan nutrisi bagi sel otak berguna untuk meningkatkan daya ingat dan kecerdasan.
Habbatussauda juga memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan sangat cocok
diberikan pada anak usia pertumbuhan dan lansia.
c) Meningkatkan Bioaktivitas Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin, yang masuk dalam
peredaran darah. Salah satu kandungan habbatussauda adalah sterol yang berfungsi
sintesa dan bioaktivitas hormon.
d) Menetralkan Racun dalam Tubuh
Racun dapat mengganggu metabolisma dan menurunkan fungsi organ penting seperti
hati, paru-paru dan otak. Gejala ringan seperti keracunan dapat berupa diare, pusing,
gangguan pernafasan dan menurunkan daya konsentrasi. Habbatussauda mengandung
saponin yang dapat menetralkan dan membersihkan racun dalam tubuh.

E. Pengobatan Dengan Ruqyah


Ruqyah secara bahasa artinya jampi-jampi atau mantera. Ruqyah sacara syar’i adalah
jampi-jampi atau mantera yang dibacakan oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau
menghilangkan ganguan jin atau sihir atau untuk perlin- dungan dan lain sebagainya
dengan hanya menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan atau doa-doa yang bersumber dari
hadis-hadis dari Rasulullah saw. dan atau doa-doa yang bisa dipahami maknanya selama
tidak mengandung kesyirikan. Ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan yang
telah dikenal sejak lama, bahkan sebelum Nabi Muhammad saw diutus. Dalam Islam
ditemukan beberapa dalil yang membolehkan penggunaan ruqyah sebagai pengobatan
penyakit. Seluruh ulama sepakat bahwa jenis ruqyah yang disebutkan dalam hadis (terapi
ruqyah syar’iyyah) maka mengamalkannya adalah sunnah. Sedangkan ruqyah yang
berbau syirik (Ruqyah Syirkiyyah), seperti dengan menyebut nama seorang wali untuk
menyembuhkan gangguan jin, atau dengan menggunakan hal-hal yang tak ada
tuntunannya dalam syariat adalah terlarang dan haram hukumnya.
BAB X
KONSEP LABEL SERTIFIKASI HALAL SEDIAAN FARMASI
Kehadiran Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal masih
menimbulkan keberatan bagi sebagian kelompok terutama dari kalangan pengusaha farmasi.
Menurut International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) aturan yang terdapat
dalam UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal sulit diterapkan. Jika
pemerintah bersikeras menerapkannya, pembisnis farmasi tak berani lagi memproduksi obat
karena takut terkena sanksi. Dalam pasal 4 Undang-Undang No. 33 tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal menyebutkan bahwa : “Menetapkan produk yang masuk, beredar dan
diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.” Namun kewajiban
bersertifikat halal bagi produk yang di perdagangkan di wilayah Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 4 mulai berlaku 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang No. 33
Tahun 2014 diundangkan. Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 33 tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal, dijelaskan bahwa produk yang wajib bersertifikat halal ialah berupa
barang dan/atau jasa yang berkaitan dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk
kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetika, serta baranggunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Bagi kalangan farmasi, untuk memperoleh
sertifikasi halal, mereka harus menata ulang seluruh rantai pasokannya, mulai dari pengadaan
bahan baku sampai penjualan ditingkat eceran. Hal ini dianggap menambah beban
administfatif karena penataan ulang akan menghambat produksi dan ketersediaan obat. Belum
lagi bila ada bahan yang diragukan kehalalannya, tetapi terpaksa harus digunakan karena
merupakan bahan obat yang esensial yang tidak subtitusinya. Kalangan farmasi juga
beralasan, jenis obat yang tidak memiliki substitusi, misalnya karena masih dilindungi paten,
jumlahnya sangat banyak. Bahkan obat yang sudah habis masa patennya juga belum tentu ada
substitusi yang tepat sama dalam hal efektifitas, keamanan, maupun harganya. Untuk kasus
yang terpaksa menggunakan bahan obat yang diragukan kehalalannya tersebut, seluruh proses
bisnis atau setidaknya dari penyimpanan bahan baku sampai proses produksi dan pengemasan
harus menggunakan fasilitas terpisah agar tidak menyebabkan kontaminasi pada bahan yang
memenuhi kriteria halal. Penyediaan fasilitas khusus (ruangan, peralatan, sumber daya
manusia) tersebut akan sangat meningkatkan biaya, sehingga harga jual obat lebih mahal dan
mengurangi akses masyarakat terhadap produk yang sangat mereka perlukan untuk
pemeliaharaaan kesehatan tersebut. Saat ini, untuk memproduksi sekitar 30.000 jenis obat di
dalam negeri, industri farmasi masih harus mengimpor 95% atau lebih bahan baku yang
jumlahnya mencapai 150.000 item. Hal ini selalu menjadi alasan utama dunia farmasi di
Indonesia untuk menolak pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal. Para pelaku farmasi
menilai, hanya untuk pengadaan bahan baku saja, kewajiban sertifikasi halal sudah membuat
persyaratan admistratif menjadi sangat memberatkan.
A. Sertifikasi Halal
Sertifikat halal merupakan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Dimana di dalamnya tertulis fatwa
MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam dan menjadi
syarat pencantuman label halal dalam setiap produk pangan, obat-obatan, dan kosmetika.
Tujuan pelaksanaan sertifikat halal pada produk pangan termasuk produk farmasi seperti
obat-obatan dan kosmetik adalah untuk memberikan kepastian kehalalan suatu produk
sehingga dapat mententramkan batin yang mengkonsumsinya. Sertifikat halal MUI
diberikan oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI
sebagai lembaga otonom bentukan MUI yang bertugas untuk meneliti, mengkaji,
menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baiki pangan dan turunannya, obat-
obatan dan kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari segi kesehatan dan dari sisi
agama Islam yakni halal atau baik dikonsumsi umat Muslim khususnya di wilayah
Indonesia, selain itu juga memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan
bimbingan kepada masyarakat. Label halal yang sah secara hukum adalah label halal
yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI, bukan label halal yang dikeluarkan sendiri oleh
produsen.Sertifikasi Halal yang dikeluarkan LPPOM MUI menyatakan kehalalan suatu
produk sesuai syariat Islam. Yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang
memenuhi kehalalan sesuai syari’at Islam, yaitu;
 Tidak mengandung babi atau produk-produk turunannya serta tidak
menggunakan alkohol sebgai bahan dengan sengaja.
 Daging dari hewan halal yang disembelih menurut syariat Islam.
 Minuman yang tidak beralkohol.
 Semua tempat penyimpanan, penjualan, pengolahan dan pengelolaan tidak
digunakan untuk babi atau barang haram lainnya. Semuanya harus lebih dahulu
dibersihkan (disucikan) dengan tata cara menurut syari’at Islam.
Sertifikat halal berlaku selama setahun, kecuali untuk daging impor sertifikasi halal
hanya berlaku selama pengapalan. Dua bulan sebelum berakhir masa kadaluarsa setifikat,
LPPOM MUI akan mengirim surat pembertahuan kepada produsen. Satu bulan sebelum
berakhir masa berlakunya sertifikat, produsen harus mendaftar kembali untuk
mendapatkan sertifikat tahun berikutnya. Bagi produsen yang tidak memperbarui
sertifikat halal, untuk tahun berikutnya tidak diizinkan lagi menggunakan label halal dan
akan diumumkan di berita berkala LPPOM MUI. Pada saat berakhir masa berlakunya
sertifikat, produsen harus segera mengembalikan sertifikat halal kepada LPPOM MUI.
Adapun regulasi farmasi yang halal di Indonesia sebagai berikut:
 Menurut UU no 7/ 1996 tentang Pangan, dalam Bab Label dan Iklan Pangan pasal 30
ayat 1 : “Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah
Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label
pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan”
 Dalam Kepmenkes RI No. 924/ Menkes/ SK/VIII/ 1996 tentang perubahan atas
Kepmenkes RI No. 82/ Menkes/ SK/ I/ 1996 tentang pencantuman tulisan “Halal”
diberikan berdasarkan Fatwa dari Komisi Fatwa MUI.
 UU tersebut menjadi landasan LPPOM MUI untuk ‘memaksa’ produsen
mensertifikasi halal produknya melalui pengawasan Tim Auditor Internal LPPOM
MUI.
 Tetapi penjelasan lanjutan dari UU di atas mengandung keanehan yang mementahkan
konsep ‘pemaksaan’ dalam UU pasal 30 ayat 2 (e). Penjelasan itu berbunyi; “ …
Namun, pencantumannya pada label pangan baru merupakan kewajiban apabila
setiap orang yang memproduksi pangan dan atau memasukkan pangan ke wilayah
Indonesia untuk diperdagangkan menyatakan bahwa pangan yang bersangkutan
adalah halal bagi umat islam…”
 Karena dalam penjelasan di atas pelabelan halal hukumnya tidak wajib, maka
sertifikasi halal pun menjadi tidak wajib pula.
 Sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan perundang-undangan tegas yang
mengatur kehalalan obat dan kosmetik.
 Pada tahun 1996 Depkes, Depag, dan MUI membuat kesepakatan tentang labelisasi
halal.
 Agrement Tripartit (kesepakatan tiga pihak) menyatakan bahwa permintaan Sertifikasi
dan Label Halal dilakukan melalui satu pintu pemeriksaan yang dilakukan tim
gabungan dari unsur-unsur ketiga pihak.
 Hasil pemeriksaan kemudian disidangkan oleh tim Pakar MUI untuk selanjutnya
dibahas dalam Komisi Fatwa MUI.
 Berdasarkan Fatwa MUI yang dituangkan dalam Sertifikasi Halal, Depkes
memberikan izin pencantuman label halal atas produk yang bersangkutan.
Adapun kendala sertifikasi halal adalah sebagai berikut:
 Industri farmasi besar dan menengah belum melakukan sertifikasi halal karena kurang
adanya desakan dari konsumen akan pentingnya jaminan produk halal karena
sertifikasi halal itu belum wajib untuk di berlakukan dan akan dilakukan sertifikasi
halal bila ada permintaan dari produsen tersebut.
 Untuk industri kecil diakibatkan oleh ketidak tahuan mereka disamping masalah biaya
dan kesulitan berkomunikasi dengan LPPOM MUI Daerah maupun Pusat.
 Selain faktor rendahnya kesadaran praktisi kesehatan terhadap obat dan kosmetika
halal, tantangan terbesar dalam mencanangkan regulasi halal obat dan kosmetika di
Indonesia adalah minimnya bahan baku lokal untuk obat dan kosmetik.
 Ketergantungan industri farmasi di Indonesia pada bahan baku impor, mempersulit
pengawasan yang dilakukan oleh LPPOM MUI.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai