Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Alfian Noor. D1A114232. Implementasi Pembinaan Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan


Kelas II A Banjarmasin. Dibawah bimbingan Dr.Taufik Arbain,M.Si. dan Enly
Hadiyanor,S.Ip.,M.Si.

Permasalahan Lembaga Pemasyarakatan atau yang dulu disebut penjara adalah tempat akhir dari
proses peradilan pidana di Indonesia. Warga Binaan melalui program pembinaan yang terbagi
dalam pendidikan, rehabilitasi, dan reintegrasi agar Warga Binaan dapat diterima di tengah-
tengah masyarakat dan tidak mengulang kesalahannya. Karenanya penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Implementasi Pembinaan Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
A Banjarmasin dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Banjarmasin dalam pelaksanaan pembinaan Warga Binaan.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian yang
digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dalam memperoleh informasi atau data
data-data dilakukan wawancara dengan; (1) Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II A
Banjarmasin., (2) Petugas Lembaga Perrmasyarakatan Kelas II A Banjarmasin., (3) Warga
Binaan Lembaga Perrmasyarakatan Kelas II A Banjarmasin. Pengumpulan data juga
menggunakan; (a) wawancara, (b) observasi dan (c) dokumentasi. Selanjutnya data dianalisa
secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan (1) Implementasi Pembinaan Warga Binaan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Banjarmasin tidak optimal sebagaimana yang diharapkan oleh
ketentuan perundang-undangan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai permasalahan
bahkan hingga masih adanya terjadi pengulangan tindak pidana yang dilakukan oleh Warga
Binaan padahal telah menjalani pembinaan sebelumnya; optimalitas pembinaan yang diberikan
akan dikembalikan lagi kepada Warga Binaan itu sendiri. Pihak Lapas tidak dapat memberikan
jaminan pembinaan yang telah diberikan kepada para Warga Binaan akan dipergunakan dalam
kehidupan di luar Lapas. Agar lebih baik, (2) Kendala yang dihadapi oleh Lapas Kelas IIA
Banjarmasin dalam implementasi pembinaan Warga Binaan tidak optimal adalah: (1) Faktor
internal yang meliputi kurangnya anggaran dana dalam proses pembinaan Warga Binaan,
kurangnya sarana dan prasarana dalam pembinaan maupun pengawasan Warga Binaan,
kurangnya petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banjarmasin, kurangnya daya tampung
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banjarmasin., (2) Faktor eksternal yang meliputi kurangnya
kerjasama antara lembaga pemasyarakatan dengan instansi lain, dan kurangnya peran masyarakat
dalam proses pembinaan Warga Binaana.

Kata Kunci : Implementas dan Pembinaan Warga Binaan

Anda mungkin juga menyukai