Anda di halaman 1dari 7

INOVASI PERAWATAN LANSIA DI ERA NEW NORMAL

Oleh : Biben Fikriana , S.Kep, Ns, M.Kep

Rangkuman Materi :

Latar belakang :

1. WHO dan kementrian kesehatan telah mengeluarkan panduan untuk menangani Covid-19
termasuk di lansia.
2. Dampak Covid-19 terhadap lanjut usia cukup berat dari berbagai aspek legal kehipuan.
3. Perawatan lansia secara utuh dalam 7 dimensi kesejahteraan bagi lansia.
4. Lansia membutuhkan Solusi Perawatan di Era New Normal (dengan segala potensi
maupun keterbatasannya).
Profil lansia di Indonesia bahwasannya jumlah lansia semakin hari semakin
meningkat tidak lepas dengan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya. Semakin
tua lansia akan semakin banyak permasalahaj yang dialaminya termasuk penyakit
degenerative diantaranya yang paling tinggi adalah hipertensi. Lansi adalah golongan
yang paling rawan yang terdampak virus Covid-19. Faktor umur menjadi faktor risiko
yang paling tinggi terjadinya kematian pada kasus Covid-19. Hipertensi adalah penyakit
bawaan yang paling banyak ditemukan pada penderita covid-19 diikuti dengan diabetes
mellitus, penyakit jantung dan penyakit paru osbtruktif kronis.

Panduan dari WHO dan Kemenkes, bahwasannya WHO membuat Strategi Penanganan Covid-
19 di masyarakat , 2020 :

1. Kenali tanda dan gejala non-spesifik COVID-19 pada lansia.


2. Jangkaulah lansia yang memiliki risiko berkembangnya penyakit parah ke COVID-19.
3. Anjurkan lansia untuk di rumah saja, jika mungkin, setidaknya selama 2 minggu.
4. Diskusikan rencana perawatan lanjutan dan kemungkinan perawatan paliatif, termasuk
perawatan akhir hayat.
5. Hubungi lansia melalui telepon atau kunjungan rumah jika lansia tidak bisa datang untuk
berobat.
6. Harap diketahui bahwa lansia, khusunya mereka yang terisolasi dan dengan ganggua
(seperti gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, penurunan kognitif atau amnesia),
dapat menjadi lebih cemas, marah dan stress.
7. Sesuaikan komunikasi (verbal dan tertulis) dengan lansia yang memiliki keterbatasan
sehingga inormasi dapat diakses dan dipahami dengan jelas.
8. Berikan saran praktis secara jelas, singkat, bermartabat dan tenang, serta ulangi lagi
dengan sederhana sesering yang diperlukan.
9. Ingatlah bahwa memakain masker dapat mencegah lansia
10. Pastikan alat bantu tersedia, seperti kursi roda dan alat bantu lainnya.
11. Pastikan lansia yang tinggal sendiri atau tinggal di panti memiliki akses pada makanan
bergizi.
12. Libatkan tenaga kesehatan masyarakat untuk membantu lansia yang bergantung pada
perawatan.
13. Diskusikan dengan lansia alternative untuk memastikan kesinambungan perawatan jika
pendamping/caregivers tidak tersedia.
14. Identifikasi pendamping/caregivers alternative untuk menyiapkan rencana perawatan
yang tersedia.
15. Bila diperlukan fasilitas perawatan sementara, cobalah identifikasi tersedianya fasilitas
perawatan di masyarakat (misalnya fasilitas perawatan jangka panjang).

Sedangkan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada Era Pandemik Covid 19, Kemenkes, 2020
antara lain berisi :

Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan
masyarakat, serta langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi :

 Menjauhi kerumunan atau keramaian.


 Menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
atau menggunakan hand sanitizer.
 Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
 Menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu membuang tisu ke tempat sampah tertutup.
 Memakai masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
tangan setelah membuang masker, memakai masker kain untuk yang tidak memiliki
gejala apapun.
 Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.

Dampak Covid 19 khusus pada lansia (WHO, 2020)

 Dampaknya pada kesehatan lansia berdasarkan status sosial ekonomi.


 Kesehatan Mental terkait dengan jarak fisik maupun sosial yang amat dibutuhkan
mereka terutama yang mengalami disabilitas dan demensia.
 Berdasarkan gender lansia perempuan lebih rentan.
 Berdasarkan pola tinggal lansia yang tinggal sendiri paling menderita.
 Angka kematian paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain.
 Sering terjadi abuse/perlakuan kasar terhadap lansia apalagi kalau mereka terkena
Covid 19, kekerasan bisa makin tinggi.
 Banyak lansia yang masih bekerja dan atau merawat anggota keluarga, Masyarakat,
bahkan sesame lansia.

Saat pademi berlangsung selama 1-2 bulan masih bisa untuk memenuhi kebutuhann, jika
berkepanjangan akan mempengaruhi ekonomi lansia. Keluarga menjadi salah satu faktor penentu
atau faktor yang bisa mempengaruhi suatu ketaatan lansia terhadap suatu kondisi. Tugas
keluarga memberikan edukasi pada anak dan remaja agar meningkat pengetahuan , sikap dan
praktek (kognitif, afektif dan psikomotor) dalam ketaatan perilaku positif. Semakin tinggi usia
responden dalam berperilaku memehuni himbauan (masker, cuci tangan, physical distancing,dll).
Hal ini diduga karena semakin tinggi usia responden, maka semakin tinggi kekhawatiran
terhadap dampak pandemic pada dirinya. Survey kecemasan pasa lanjut usia di era pandemic
Covid 19 yaitu 89% lansia mengatakan bahwa meraka takut tertular corona virus. 54 lansia
menyatakan bahwa mereka khawatir dengan pandemi coronavirus.82% lansia melakukan
pencegahan penularan Covid-19 dengan memakai masker, mencuci tangan, diikuti dengan
berjemur, minum jamu dan minum vitamin. Untuk menghilngkan kecemasan, 70% lansia
memilih menghabiskan waktu dengan bercengkerama dengan keluarga, 15% berkomunikasi
dengan teman di media sosial, 12% menonton TV, dan 3% melakukan ibadah mendekatkan
diri kepada Tuhan. New normal : perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal
namun tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Seorang
perawat bisa melibatkan keluarga karena pasien tidak bisa datang ke RS atau klinik, maka
seorang perawat bisa membuat suatu sistem dengan cara mengedukasi keluarga dengan menjadi
seorang pendamping, fasilitator,sahabat dan konselor dan komunikator seorang lansia.

Solusi perawatan bagi lansia di Era New Normal :

 Mendidik, melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup di bawah new


normal.
 Hidup berdamai dengan Covid-19 : masyarakat diperbolehkan kembali beraktivitas
dengan tetap mentaati aturan kesehatan yang berlaku.
 Hidup bersih dan sehat, bukan pelonggaran PSBB.
 Patuhi protokol kesehatan untuk Covid-19.

7 dimensi untuk menjalankan new normal pada lansia :

1. Hindari kerumunan, selalu menjaga jarak minimal 1 meter


2. Lakukan latihan fisik dan mental dan hindari stress.
3. Istirahat yang cukup dan makan dengan gizi seimbang.
4. Selalu gunakan masker saat keluar rumah
5. Lakukan adaptasi kebiasaan hidup sehat, dengan berperan aktif.
6. Tetap berhubungan dengan teman/keluarga, melalui Televisi, Handphine,dan internet.

Dukungan keluarga dalam menjaga kesehatan lansia dalam situasi new normal :

1. Keluarga yang merupakan dukungan informasi menjadi pihak yang paling penting dan
diandalkan ketika dukungan formal.
2. Keluarga sebagai tempat untuk bertahan menghadapi berbagai krisis akibat tekanan-
tekanan yang datang.
3. Penguatan keluarga dapat dilakukan melalui berbagai cara untuk membangun ketahanan
keluarga agar dapat melewati situasi pandemic Covid-19.
4. Keluarga yang memiliki lansia atau hidup bersama lansia, hal pertama yang harus
dilakukan adalah berupaya agar lansia tidak terpapar Covid-19.
5. Anggota keluarga perlu memperhatikan protokol kesehatan agar mencegah lansia
terpapar Covid-19.

Peran perawat dalam perawatan Lansia di Era New Normal yaitu :

1. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering memberikan kegiatan


dimasyarakat untuk masalah hipertensi.
2. Memonitor kesehatan lansia yang pada umumnya masih tinggal bersama keluarga.
3. Mendampingi, memberi supervise kepada keluarga untuk memperoleh sumber-sumber
informasi&layanan yang berkaitan dengan pengelolaan penyakit kronik : kader posbindu,
kelompok posbindu.

Perawat dalam merawat lansia dibutuhkan multidisiplin dan multisektor dan bahkan lintas
instansi, dan juga bekerja sama dengan puskesmas, ahli gizi, dokter dan lambaga-lembaga
pemerintahan lainnya. Perawat memberi dukungan kepada keluarga secara utuh agar lansia tetap
tangguh dalam 7 dimensi kesejahteraan (spiritual, intelektual,emosional,sosial, vokasional dan
dukungan lingkungan), sesuai dengan tingkat kemandirian/ketergantungan dan pola penyakit
termasuk Covid-19.

7 dimensi kesejahteraan :

1. Dimensi Spiritual
2. Dimensi emosional
3. Dimensi Sosial Kemasyarakatan dan Ekonomi
4. Dimensi Fisik sesuai dengan kondisinya
5. Dimensi intelektual
6. Dimensi professional vokasional
7. Dimensi lingkungan

Sekolah Lansia-selama Pandemi Covid-19, Best Practice Yogyakarta :

 Sekolah lansia online dilaksanakan 2 minggu sekali, 1-2 jam.


 Peserta diberi PR dari materi yang telah di berikan.
 Tidak semua peserta memiliki HP (40%).
 Kami membuat kelompok belajar berdasarkan rumah peserta yang berdekatan dipimpin
oleh ketua RT (kelompok di lingkungan masyarakat).
 Sebelum sekolah melalui online, lansia diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh
instruktur.

Best Practice di Jawa Barat

 Home Visit, kunjungan ke rumah lansia (cek kesehatan & penkes) secara rutin 1x/bulan.
 Memberikan pengarahan dan refreshing keilmuan pada kader/sahabat.
 Melaksanakan pertemuan secara online, walaupun tidak semua peserta memiliki
HP/gaptek.
 Melibatkan keluarga dalam memberikan perawatan Lansia di Rumah.

Kesimpulan :

 Kasus Covid-19 secara global maupun di Indonesia terus meningkat, diperkirakan akan
menurun, namun WHO meningkatkan adanya endemic di setiap Negara.
 Angka kesakitan maupun kematian tertinggi pada lanjut usia.
 Hipertensi adalah penyakit komorbid yang paling banyak ditemukan pada penderita
Covid-19, diikuti Diabetes Melitus, penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis.
 Kecemasan lansia tentang Covid-19 cukup tinggi.
 Dampak Covid-19 terhadap perekonomian keluarga, tingkat kecemasan lansia dan peran
keluarga nerupakan acuan untuk penanganan di era new normal.
 Diperlukan endekatan khusus kepada lansia dengan memberikan akses informasi yang
benar dan tepat agar lansia dapat terhindar dari kecemasan berlebihan.
 Upaya perlindungan lansia, dukungan di masa Pandemi Covid dapat dilakukan melalui
pendekatan 7 dimensi lansia tanggug oleh perawat dengan melibatkan kaluarga maupun
caregiver.
 Lakukan sistem”Jemput Bola” dalam pemberian Layanan Keperawatan pada Lansia
terutama di Masyarakat.
 Pemanfaatn IT untuk berbagai layanan termasuk inovasi produk pelayanan Kesehatan
harus ditingkatkan.
 Pendekatan New Normal untuk lansia harus benar-benar dilaksanakan dengan protokol
kesehatan yang ketat.

ASUHAN KOMPREHENSIF PADA PASIEN GERIATRI


Oleh : Indera Aini, S.kep, Ns, M.Kep

Pasien geriatri adalah pasien yang berusia 60 tahun dan sakit lebih dari 1 penyakit baik itu
biosikososial maupun spiritual atau usia 70 tahun dengan 1 penyakit.

tim geriatric terpadu, meliputi : sosio medic, gizi, rehabilitasi, dokter ,psikolog/psikiater,
farmasi/obat, ulama/agama, keluarga dan yang paling utama adalah perawat.

Case conferences merupakan salah satu upaya untuk menyatukan semua pendapat dari PPA yang
ada agar mejadi satu kesatuan tujuan satu kata. Family conferens merupaka pertemuan antara
keluarga pasien (decision maker) dengan PPA ([rofesional pemberi asuhan ) untuk
mendiskusikan permasalahan pasien. Tujuannya memberi kesempatan keluarga untuk :
mendiskusikan kebutuhan dan harapan mereka untuk pasien, untuk memungkinkan tim
perawatan kesehatan memberika “gambaran besar” kepada keluarga.

Manfaat Family Conference :

1. Peningkatan pemahaman keluarga


2. Peningkatan kepuasan pelanggan
3. Mendukung pengendalian program
4. Terjalin hubungan terapeutik
5. Peningkatan kolaborasi
6. Komunikasi dua arah
7. Keterlibatan decision maker
8. Peningkatan support sistem
9. apresiasi

Anda mungkin juga menyukai