Perkembangan strata sosial kemasyarakatan disuatu daerah akan
mempengaruhi organisasi perusahaan. Perkembangan politik Negara yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Organisasi perusahaan akan cenderung mengikuti perkembangan sosial politik yang terjadi guna antisipasi terhadap berlangsungnya stabilitas dan kebijakan di dalam organisasi perusahaan (Anonim, 2011). Suatu usaha juga dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankan, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas. Dengan demikian dalam suatu studi kelayakan usaha akan menyangkut tiga aspek, yaitu: 1. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi usaha itu sendiri (sering disebut sebagai manfaat finansial). Yang berarti apakah usaha tersebut dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut. 2. Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu dilaksanakan (sering disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaat usaha tersebut bagi ekonomi makro suatu negara. 3. Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha (Ibrahim, 2003). Kepastian hukum di dalam suatu Negara merupakan moment yang sangat mempengaruhi pelaku pasar. Kebijakan Negara yang dituangkan dalam Peraturan Perundang-Undangan secara tidak langsung akan menentukan arah strategi perusahaan. Kepastian hukum merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dan pasti akan sangat mempengaruhi sebuah perusahaan (Anonim, 2011). Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan (Anonim, 2009). Menurut Gittinger (1986), aspek finansial dan ekonomi merupakan pelengkap (complementary) - analisa finansial meninjau dari sudut peserta proyek secara individu sedangkan analisa ekonomi dari sudut masyarakat. Terdapat tiga perbedaan penting yang harus diingat antara kedua analisa tersebut. Pertama, dalam analisa ekonomi, pajak dan subsidi akan diperlakukan sebagai pembayaran transfer, sedangkan dalam analisa finansial, pajak biasanya dianggap sebagai biaya dan subsidi sebagai hasil (return). Kedua, dalam analisa finansial, harga yang biasanya digunakan adalah harga pasar, akan tetapi dalam analisa ekonomi, harga yang digunakan adalah harga yang disesuaikan yang mencerminkan secara tepat nilai-nilai sosial ekonomi. Harga yang disesuaikan tersebut disebut harga bayangan (shadow price) atau harga buku (accounting price) dan dalam analisa yang disarankan adalah harga efisiensi (efficiency price). Ketiga, dalam analisa ekonomi bunga terhadap modal tidak pernah dipisahkan dan dikurangkan dari hasil bruto (gross return) karena bunga modal merupakan bagian dari hasil keseluruhan (total return) terhadap modal yang tersedia untuk masyarakat keseluruhan dan karena hasil keseluruhan termasuk bunga merupakan hal yang diperkirakan dalam analisa ekonomi. Pada analisa finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia dana dari luar dapat dikurangkan untuk memperoleh gambaran arus manfaat/hasil yang tersedia bagi si pemilik modal, akan tetapi bunga yang dibayar kepada entity bukan merupakan biaya tetapi merupakan bagian dari hasil finansial yang diterima oleh badan usaha. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Kewirausahaan. www.wimanudin.com. Diakses pada tanggal 28
April 2012 pukul 20.00 WIB. Anonim . 2011. ekonomi.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 28 April 2012 pukul 20.00 WIB. Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (Terjemahan). Edisi Kedua. Jakarta. UI-Press. Ibrahim. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta, Rineka Cipta.