A. TUJUAN ACARA
Mempelajari budidaya tanaman kacang tana dengan jagung secara
tumpangsari
B. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung (Zea mays) berpotensi diperas sebagai bio etanol. Sebagai biji dan
kulitnya, batang jagung juga bisa dijadikan bahan baku bioetanol. Unsur itu
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan atau untuk pencampur bensin
sehingga dihasilkan gashol. Selama ini jagung lebih banyak digunakan untuk
pakan ternak. Padahal jagung juga bisa dijadikan bioetanol seperti yang
dilakukan di Amerika Serikat (Budiman, 2012).
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan dunia yang
terpenting selain gandum. Sebagai sumber karbohidrat utama di amerika
tengah dan selatan, jagung juga menjadi sumber alternative bahan pangan
amerika serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan nusa tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan pokok (Aulia,
2010).
Sebagai tanaman serealia, jagung bisa tumbuh hampir diseluruh dunia.
Jagung termasuk bahan pangan penting penting karena merupakan sumber
karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan,
jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras. Bahkan, dibeberapa
daerah Indonesia, jagung dijadikan sebagai bahan pangan ternak dan industri
(Purwono, 2011). Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput
rumputan dengan spesies Zea mays L, Secara umum klasifikasi dan
sisitematika tanaman jagung sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyte
21
22
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Family : Graminaceae
Genus : Zae
Spesies : Zea mays L.
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe
akar,yaitu akar seminal,akar adventif dan akar udara. Akar seminal tumbuh
dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunggang,akar ini
tumbuh dari buku paling bawah yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan
tanah .Batang jagung tidak bercabang,berbentuk selinder dan terdiri dari
berbagai ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Tinggi batang jagung varietas dan tempat penanaman umumnya
berkisar 60-300cm.Daun jagung memanjang dan keluar dari buku buku
batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian. Daun terdiri dari 3 bagian yaitu
kelopak daun,lidah daun dan helaian daun. Kelopak daun umumnya
membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang
disebut ligula. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak
daun dan batang (Purwono, 2011)
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuikan diri
dengan lingkungan luar derah tersebut. Derah yang di kehendaki oleh
sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga daerah
beriklim subtropis/tropis basah.Jgung dapat tumbuh di daerah yang terletak
antara 50°LU-40° LS. Pada lahan yang tidak beririgasi,pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200mm/ bulan selama masa
pertumbuhan (Purwono, 2008)
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (bersal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah tanah dengan
bertekstur berat (grumosol) masih dapat di Tanami jagung dengan produksi
yang baik dengan pengolahan tanah yang baik. Sedangkan tanah dengan
tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk
pertumbuhammya (Timkaryatani, 2010)
23
E. Tabel Pengamatan
6 - - - - - - - - - - - -
1 - - - - - - - - - - - -
F. Pembahasan
Teknologi tumpag sari adalah menanam lebih dari satu macam tanaman
serentak di lahan yang sama yang di atur dalam baris yang berselang seling.
Teknologi ini dilakukan untuk meningkatkan devisitas produk tanaman dan
stabilitas hasil taman
Pada praktikum ini digunakan tanaman jagung dan kacang tanah sebagai
tanaman yang akan di tumpang sarikan, hal ini dapat dilakukan karena jagung
termasuk tanaman C3 yang serasi dengan tanaman kacang tanah yang
termasuk golongan C4. Terdapat 6 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan
pertama menggunakan 100% tanaman jagung, perlakuan ke dua meggunakan
28
75% tanaman jagung dan 25% tanaman kacang tanah, Perlakuan ke tiga dan
empat menggunakan 50% tanaman jagung dan 50% tanaman
kacang,perlakuan ke lima menggunakan 25% tanaman jagung dan 75%
tanaman kacang, Perlakuan ke enam menggunakan 100% kacang tanah.
Parameter yang diamati adalah selisih berat basah (BB)
dan berat kering tanaman (BK),tinggi tanaman,jumlah daun pada tanaman
jagung, jumlah polong untuk kacang tanah dan presentase hidup.
Berdasarkan hasil perhitungan RYT pada perlakuan 2 (75% jagung, 25%
kacang tanah), perlakuan 3 (50% jagung, 50% kacang tanah), dan perlakuan 5
(25% jagung dan 75% kacang tanah) didapat hasil RYT lebih dari 1 hal
tersebut menunjukkan bahwa system penanaman tumpang sari lebih
menguntungkan jika di terapkan daripada sistem penanaman monokultur.
Pada penanaman menggunakan 25% jagung dan 75% kacang tanah
paling optimal karena tanaman jagung yang ditanam tidak terlalu banyak
sehingga cahaya yang diterima kacang tanah lebih optimal, karena tanaman
jagung tidak menaungi kacang tanah sehingga proses-proses metaboisme
tanaman meningkat yang menyebabkan hasil tanaman meningkat.
Tumbuhan kacang tanah menerima cahaya matahari yang cukup sehingga
efektivitas fiksasi N dalam bakteroid bintil akar optimal, hal tersebut
disebabkan suplai fotosintat ke akar meningkat karena aktifitas fotosintesis
tanaman yang baik. Tercukupi nya N dalam tanah menyebabkan tanah
menjadi subur dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanama jagung pada
sistem tumpang sari.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dan data di atas dapat
disimpulakn bahwa budidaya tanaman dengan metode tumpang sari
dilakukan dengan menggnakan 2 tanaman yaitu tanaman jagung dan kacang
tanah dengan hasil yang paling baik pada perlakuan 25% jagung dan 25%
tanaman kacang tanah.
29
DAFTAR PUSTAKA
Balel et.,al, 2014. Respon tumpangsari tanaman jagung dan kacang hijau
terhadap sistem olah tanah dan pemberian pupuk organik. Jurnal
Agronomika 1: 13-18.
Budiman. 200. Introduksi Teknologi Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah.
Tabloid Sinar Tani, 25 Februari 2009.